Anda di halaman 1dari 11

ASMA/SESAK NAPAS

Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena
hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan; penyempitan ini
bersifat sementara (Nanda, 2012).
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan
bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. ( Smeltzer, 2002 : 611)
Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi ketika bronkus
mengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif. (Reeves, 2001 : 48)

Etiologi asma
Sebagai pemicu timbulnya serangan serangan dapat berupa infeksi, iklim, inhalan, makanan,
obat-obatan, kegiatan fisik, kecapean, emosi (Nanda, 2012).

Penatalaksaan pengobatan asma menurut perhipunan dokter paru


indonesia

Tujuan penatalaksanaan asma:

1. Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma

2. Mencegah eksaserbasi akut

3. Meningkatkan dan mempertahankan faal paru seoptimal mungkin

4. Mengupayakan aktiviti normal termasuk exercise

5. Menghindari efek samping obat

6. Mencegah terjadi keterbatasan aliran udara (airflow limitation) ireversibel

7. Mencegah kematian karena asma


Program penatalaksanaan asma, yang meliputi 7 komponen :

1. Edukasi

2. Menilai dan monitor berat asma secara berkala

3. Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus

4. Merencanakan dan memberikan pengobatan jangka panjang

5. Menetapkan pengobatan pada serangan akut

6. Kontrol secara teratur

7. Pola hidup sehat

Tujuan penatalaksanaan asma jangka panjang

Tujuan: Asma yang terkontrol Tujuan: Mencapai kondisi sebaik


mungkin
Menghilangkan atau meminimalkan Gejala seminimal mungkin
gejala kronik, termasuk gejala
malam
Membutuhkan bronkodilator
seminimal mungkin
Menghilangkan/ meminimalkan
serangan
Keterbatasan aktiviti fisis
minimal
Meniadakan kunjungan ke darurat
gawat
Efek samping obat sedikit
Meminimalkan penggunaan
bronkodilator

Aktiviti sehari-hari normal,


termasuk latihan fisis (olahraga)

Meminimalkan/ menghilangkan
efek samping obat

Faal paru (mendekati) normal Faal paru terbaik

Variasi diurnal APE < 20% Variasi diurnal APE minimal

APE (mendekati) normal APE sebaik mungkin


Pengobatan sesuai berat asma

Semua tahapan : ditambahkan agonis beta-2 kerja singkat untuk pelega


bila dibutuhkan, tidak melebihi 3-4 kali sehari.

Berat Medikasi Alternatif / Pilihan lain Alternatif lain


Asma pengontrol
harian

Asma Tidak perlu -------- -------


Intermiten

Asma Glukokortikostero Teofilin lepas lambat ------


Persisten id inhalasi
Ringan Kromolin
(200-400 ug
BD/hari atau Leukotriene
ekivalennya) modifiers

Asma Kombinasi Glukokortikosteroid Ditambah


Persisten inhalasi inhalasi (400-800 ug agonis beta-
Sedang glukokortikostero BD atau ekivalennya) 2 kerja lama
id ditambah Teofilin oral, atau
lepas lambat ,atau
(400-800 ug
BD/hari atau
Ditambah
ekivalennya) dan Glukokortikosteroid teofilin
inhalasi (400-800 ug lepas
agonis beta-2 BD atau ekivalennya) lambat
kerja lama ditambah agonis
beta-2 kerja lama
oral, atau

Glukokortikosteroid
inhalasi dosis tinggi
(>800 ug BD atau
ekivalennya) atau

Glukokortikosteroid
inhalasi (400-800 ug
BD atau ekivalennya)
ditambah
leukotriene modifiers

Asma Kombinasi Prednisolon/


Persisten inhalasi metilprednisolon oral
Berat glukokortikostero selang sehari 10 mg
id
ditambah agonis beta-2
(> 800 ug BD kerja lama oral, ditambah
atau teofilin lepas lambat
ekivalennya) dan
agonis beta-2
kerja lama,
ditambah 1 di
bawah ini:

- teofilin lepas
lambat

- leukotriene
modifiers

-
glukokortikostero
id
oral

Semua tahapan : Bila tercapai asma terkontrol, pertahankan terapi


paling tidak 3 bulan, kemudian turunkan bertahap sampai mencapai
terapi seminimal mungkin dengan kondisi asma tetap terkontrol

Pelangi asma

Pelangi Asma, monitoring keadaan asma secara


mandiri

Hijau

Kondisi baik, asma terkontrol

Tidak ada / minimal gejala

APE : 80 - 100 % nilai dugaan/ terbaik

Pengobatan bergantung berat asma, prinsipnya


pengobatan dilanjutkan. Bila tetap berada pada warna
hijau minimal 3 bulan, maka pertimbangkan turunkan
terapi

Kuning

Berarti hati-hati, asma tidak terkontrol, dapat terjadi


serangan akut/ eksaserbasi

Dengan gejala asma (asma malam, aktiviti terhambat,


batuk, mengi, dada terasa berat baik saat aktiviti
maupun istirahat) dan/ atau APE 60 - 80 % prediksi/
nilai terbaik

Membutuhkan peningkatan dosis medikasi atau


perubahan medikasi
Merah

Berbahaya

Gejala asma terus menerus dan membatasi aktiviti


sehari-hari.

APE < 60% nilai dugaan/ terbaik

Penderita membutuhkan pengobatan segera sebagai


rencana pengobatan yang disepakati dokter-penderita
secara tertulis. Bila tetap tidak ada respons, segera
hubungi dokter atau ke rumah sakit.

Menurut kamus kesehatan Takikardia adalah denyut jantung yang cepat, biasanya
didefinisikan sebagai lebih besar dari 100 denyut per menit. Takikardia mencakup
takikardia sinus, takikardia atrium, dan takikardia ventrikel.

Penyebab Takikardia

Irama detak jantung normalnya dikontrol oleh nodus atrioventrikular, yang menghasilkan impuls
elektrik pemicu awal tiap detak jantung. Penyebab takikardia adalah faktor-faktor yang
mengganggu impuls elektrik tersebut, sehingga detak jantung lebih cepat dari normal.

Faktor pengganggu impuls elektrik ini cukup banyak, beberapa di antaranya adalah:

Merokok.

Hipertiroidisme.

Mengonsumsi minuman keras dan kafein terlalu banyak.

Rusaknya jaringan jantung akibat penyakit jantung.


Anemia.

Tekanan darah tinggi.

Latihan fisik.

Demam.

Efek samping pengobatan.

Penyakit atau kelainan jantung dan jalur elektrik jantung bawaan.

Penggunaan narkoba.

Stres yang muncul secara tiba-tiba, misalnya saat ketakutan.

Ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh.

Risiko seseorang mengalami takikardia akan meningkat jika seseorang menderita kerusakan
jaringan jantung dan/atau memberikan terlalu banyak tekanan pada jantung. Bagi Anda yang
berusia di atas 60 tahun atau memiliki keluarga yang mengidap takikardia lebih berisiko terkena
kondisi ini.

Beberapa jenis takikardia yang umum dijumpai adalah:

Fibrilasi atrium, adalah detak jantung di atas normal akibat kacaunya impuls elektrik
pada atrium (serambi) jantung.

Atrial flutter, adalah kondisi di mana atrium jantung berdetak sangat cepat namun
teratur. Hal ini disebabkan rangkaian hantaran sinyal elektrik pada atrium jantung tidak
teratur.

Takikardia supraventrikular, terjadi pada bagian jantung di atas ventrikel atau atrium.
Hal ini disebabkan ketidaknormalan rangkaian hantaran elektrik pada jantung yang
umumnya sudah terjadi ketika lahir.

Takikardia ventrikular, adalah detak jantung di atas normal yang disebabkan sinyal
elektrik yang terbagi dua antara menuju atrium dan menuju ventrikel jantung. Detak
jantung yang terlalu cepat ini membuat ventrikel tidak bisa terisi dan berkontraksi secara
efisien dalam memompa darah.

Fibrilasi ventrikular, akan terjadi apabila impuls elektrik yang kacau dan cepat
menyebabkan ventrikel hanya bergetar saja dan tidak benar-benar memompa darah ke
seluruh tubuh.
Diagnosis Takikardia

Diagnosis merupakan langkah dokter untuk mengidentifikasi penyakit atau kondisi yang
menjelaskan gejala dan tanda-tanda yang dialami oleh pasien. Ada beberapa prosedur diagnosis
yang akan dijalankan dokter jika pasien dicurigai terkena takikardia, yaitu:

Tes darah. Tes ini akan membantu apakah terjadi gangguan dengan tiroid atau unsur lain
yang bisa menjadi penyebab takikardia. Komplikasi takikardia juga akan semakin parah
jika Anda mengalami anemia atau gangguan fungsi ginjal. Tes ini bisa menentukan
apakah Anda mengalami itu.

Tes elektrokardiogram (EKG). Ini merupakan prosedur utama untuk mendiagnosis


takikardia. Beberapa sensor kecil ditempelkan pada dada dan tangan pasien untuk
merekam pola sinyal elektrik saat melewati jantung.

Tes elektrofisiologi. Dokter akan memasukkan selang kecil dengan elektrode diujungnya
pada pembuluh darah lengan, leher, atau pangkal paha pasien, kemudian dokter akan
mengarahkan tabung ke beberapa titik di jantung. Tes ini untuk menilai setiap hantaran
impuls listrik setiap sebelum jantung berdenyut apakah normal atau tidak.

Tes meja miring. Pasien akan diminta mengonsumsi obat yang memicu serangan
takikardia. Setelah itu pasien akan diminta tidur pada meja khusus, yang akan
dimiringkan sehingga posisi pasien seperti sedang berdiri. Dokter akan mengamati
respons sistem saraf dan jantung pasien terhadap perubahan posisi ini.

Sinar X dada. Dokter bisa melihat kondisi jantung dan paru-paru pasien secara
tersendiri. Tes ini juga bisa membantu dokter melihat apakah terdapat penyakit jantung
bawaan.

Pengobatan dan Pencegahan Takikardia

Penanganan takikardia ditujukan untuk memperlambat detak jantung penderita serta mencegah
agar tidak kambuh kembali. Ada beberapa langkah penanganan takikardia, yaitu:

Manuver vagal. Dokter akan meminta penderita untuk melakukan manuver vagal ketika
takikardia sedang menyerang. Manuver ini akan memengaruhi saraf vagus, yang akan
membantu menurunkan detak jantung.

Obat-obatan. Jika manuver vagal tidak bisa menurunkan detak jantung, maka dokter
umumnya akan memberikan obat anti aritmia.

Kardioversi. Dalam prosedur ini, sengatan listrik dikirimkan ke jantung. Aliran listrik ini
akan memengaruhi impuls listrik pada jantung dan menormalkan kembali irama detak
jantung.
Untuk mencegah jantung kembali berdetak dengan kecepatan di atas normal, dokter akan
menjalankan beberapa penanganan yaitu:

Ablasi kateter. Pada prosedur ini, akan dimasukkan kateter ke dalam pangkal paha,
lengan atau leher dan mengarahkannya ke jantung. Elektroda pada ujung kateter akan
mematikan jalur listrik yang tidak normal dari jantung dengan energi panas atau dingin.

Obat-obatan. Konsumsi obat anti aritmia secara rutin bisa mencegah jantung berdetak di
atas kecepatan normal. Dokter juga mungkin akan meresepkan obat pengencer darah,
sebab penderita takikardia berisiko tinggi mengalami penggumpalan darah.

Pacu jantung. Penderita juga bisa memasang alat pacu jantung kecil yang ditanam di
bawah kulit. Alat ini akan memancarkan gelombang elektrik yang membantu jantung
berdetak normal.

Implan defibrilator jantung, di mana implan dipasang pada bagian dada dan bertugas
memonitor detak jantung kemudian mengirimkan gelombang elektrik untuk merangsang
detak jantung normal kembali. Dokter akan menyarankan pemasangan alat ini jika
takikardia mengancam keselamatan jiwanya.

Pembedahan. Pembedahan jantung mungkin diperlukan untuk menghilangkan jalur


listrik yang tidak normal.

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah jantung terkena takikardia yaitu:

Berhentilah merokok.

Kontrol konsumsi minuman beralkohol dan yang mengandung kafein

Menjaga berat badan, tingkat kolesterol dan tekanan darah yang normal.

Selalu berolahraga dan mengonsumsi makanan yang sehat.

Hindari penggunaan narkoba.

Berhati-hati dalam mengonsumsi obat-obatan bebas, dan pastikan disesuaikan dengan


petunjuk pemakaian.

Upayakan agar pikiran tidak stres.

Periksakan kesehatan Anda secara rutin dan laporkan setiap gejala yang timbul pada
dokter Anda.

Anda mungkin juga menyukai