Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena
hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan; penyempitan ini
bersifat sementara (Nanda, 2012).
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan
bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. ( Smeltzer, 2002 : 611)
Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi ketika bronkus
mengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif. (Reeves, 2001 : 48)
Etiologi asma
Sebagai pemicu timbulnya serangan serangan dapat berupa infeksi, iklim, inhalan, makanan,
obat-obatan, kegiatan fisik, kecapean, emosi (Nanda, 2012).
1. Edukasi
Meminimalkan/ menghilangkan
efek samping obat
Glukokortikosteroid
inhalasi dosis tinggi
(>800 ug BD atau
ekivalennya) atau
Glukokortikosteroid
inhalasi (400-800 ug
BD atau ekivalennya)
ditambah
leukotriene modifiers
- teofilin lepas
lambat
- leukotriene
modifiers
-
glukokortikostero
id
oral
Pelangi asma
Hijau
Kuning
Berbahaya
Menurut kamus kesehatan Takikardia adalah denyut jantung yang cepat, biasanya
didefinisikan sebagai lebih besar dari 100 denyut per menit. Takikardia mencakup
takikardia sinus, takikardia atrium, dan takikardia ventrikel.
Penyebab Takikardia
Irama detak jantung normalnya dikontrol oleh nodus atrioventrikular, yang menghasilkan impuls
elektrik pemicu awal tiap detak jantung. Penyebab takikardia adalah faktor-faktor yang
mengganggu impuls elektrik tersebut, sehingga detak jantung lebih cepat dari normal.
Faktor pengganggu impuls elektrik ini cukup banyak, beberapa di antaranya adalah:
Merokok.
Hipertiroidisme.
Latihan fisik.
Demam.
Penggunaan narkoba.
Risiko seseorang mengalami takikardia akan meningkat jika seseorang menderita kerusakan
jaringan jantung dan/atau memberikan terlalu banyak tekanan pada jantung. Bagi Anda yang
berusia di atas 60 tahun atau memiliki keluarga yang mengidap takikardia lebih berisiko terkena
kondisi ini.
Fibrilasi atrium, adalah detak jantung di atas normal akibat kacaunya impuls elektrik
pada atrium (serambi) jantung.
Atrial flutter, adalah kondisi di mana atrium jantung berdetak sangat cepat namun
teratur. Hal ini disebabkan rangkaian hantaran sinyal elektrik pada atrium jantung tidak
teratur.
Takikardia supraventrikular, terjadi pada bagian jantung di atas ventrikel atau atrium.
Hal ini disebabkan ketidaknormalan rangkaian hantaran elektrik pada jantung yang
umumnya sudah terjadi ketika lahir.
Takikardia ventrikular, adalah detak jantung di atas normal yang disebabkan sinyal
elektrik yang terbagi dua antara menuju atrium dan menuju ventrikel jantung. Detak
jantung yang terlalu cepat ini membuat ventrikel tidak bisa terisi dan berkontraksi secara
efisien dalam memompa darah.
Fibrilasi ventrikular, akan terjadi apabila impuls elektrik yang kacau dan cepat
menyebabkan ventrikel hanya bergetar saja dan tidak benar-benar memompa darah ke
seluruh tubuh.
Diagnosis Takikardia
Diagnosis merupakan langkah dokter untuk mengidentifikasi penyakit atau kondisi yang
menjelaskan gejala dan tanda-tanda yang dialami oleh pasien. Ada beberapa prosedur diagnosis
yang akan dijalankan dokter jika pasien dicurigai terkena takikardia, yaitu:
Tes darah. Tes ini akan membantu apakah terjadi gangguan dengan tiroid atau unsur lain
yang bisa menjadi penyebab takikardia. Komplikasi takikardia juga akan semakin parah
jika Anda mengalami anemia atau gangguan fungsi ginjal. Tes ini bisa menentukan
apakah Anda mengalami itu.
Tes elektrofisiologi. Dokter akan memasukkan selang kecil dengan elektrode diujungnya
pada pembuluh darah lengan, leher, atau pangkal paha pasien, kemudian dokter akan
mengarahkan tabung ke beberapa titik di jantung. Tes ini untuk menilai setiap hantaran
impuls listrik setiap sebelum jantung berdenyut apakah normal atau tidak.
Tes meja miring. Pasien akan diminta mengonsumsi obat yang memicu serangan
takikardia. Setelah itu pasien akan diminta tidur pada meja khusus, yang akan
dimiringkan sehingga posisi pasien seperti sedang berdiri. Dokter akan mengamati
respons sistem saraf dan jantung pasien terhadap perubahan posisi ini.
Sinar X dada. Dokter bisa melihat kondisi jantung dan paru-paru pasien secara
tersendiri. Tes ini juga bisa membantu dokter melihat apakah terdapat penyakit jantung
bawaan.
Penanganan takikardia ditujukan untuk memperlambat detak jantung penderita serta mencegah
agar tidak kambuh kembali. Ada beberapa langkah penanganan takikardia, yaitu:
Manuver vagal. Dokter akan meminta penderita untuk melakukan manuver vagal ketika
takikardia sedang menyerang. Manuver ini akan memengaruhi saraf vagus, yang akan
membantu menurunkan detak jantung.
Obat-obatan. Jika manuver vagal tidak bisa menurunkan detak jantung, maka dokter
umumnya akan memberikan obat anti aritmia.
Kardioversi. Dalam prosedur ini, sengatan listrik dikirimkan ke jantung. Aliran listrik ini
akan memengaruhi impuls listrik pada jantung dan menormalkan kembali irama detak
jantung.
Untuk mencegah jantung kembali berdetak dengan kecepatan di atas normal, dokter akan
menjalankan beberapa penanganan yaitu:
Ablasi kateter. Pada prosedur ini, akan dimasukkan kateter ke dalam pangkal paha,
lengan atau leher dan mengarahkannya ke jantung. Elektroda pada ujung kateter akan
mematikan jalur listrik yang tidak normal dari jantung dengan energi panas atau dingin.
Obat-obatan. Konsumsi obat anti aritmia secara rutin bisa mencegah jantung berdetak di
atas kecepatan normal. Dokter juga mungkin akan meresepkan obat pengencer darah,
sebab penderita takikardia berisiko tinggi mengalami penggumpalan darah.
Pacu jantung. Penderita juga bisa memasang alat pacu jantung kecil yang ditanam di
bawah kulit. Alat ini akan memancarkan gelombang elektrik yang membantu jantung
berdetak normal.
Implan defibrilator jantung, di mana implan dipasang pada bagian dada dan bertugas
memonitor detak jantung kemudian mengirimkan gelombang elektrik untuk merangsang
detak jantung normal kembali. Dokter akan menyarankan pemasangan alat ini jika
takikardia mengancam keselamatan jiwanya.
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah jantung terkena takikardia yaitu:
Berhentilah merokok.
Menjaga berat badan, tingkat kolesterol dan tekanan darah yang normal.
Periksakan kesehatan Anda secara rutin dan laporkan setiap gejala yang timbul pada
dokter Anda.