Anda di halaman 1dari 4

Gejala yang terjadi:

Batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)


Sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan
Sering menderita infeksi pernafasan misalnya flu
Bengek
Lelah
Pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan
Wajah, telinga tangan atau selaput lender yang berwarna kemerahan
Pipi tampak kemerahan
Sakit kepala
Gangguan penglihatan

Batuk biasanya merupakan tanda dimulainya bronchitis. Pada awalnya batuk tidak berdahak, tetapi 1-2
hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih atau kuning. Selanjutnya dahak akan
bertambah banyak, berwarna kuning atau hijau.

Pada bronchitis berat, setelah sebagian besar gejala lainnya membaik, kadang terjadi demam tinggi
selama 3-5 hari dan batuk bias menetap selama beberapa minggu.

Sesak nafas terjadi jika saluran nafas tersumbat. Sering ditemukan bayi nafas mengi, terutama setelah
batuk, bias terjadi pneumonia.

Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan gejala, terutama dari adanya lender. Pada pemeriksaan
dengan menggunakan stetoskop atau terdengar bunyi ronki atau bunyi pernafasan yang abnormal.

Pemeriksaan lain yang biasa dilakukan:

Tes fungi paru-paru


Gas darah arteri
Rontgen dada
Untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan, kepada penderita dewasa bias diberikan
aspirin atau acetaminophen. Dianjurkan untuk beristirahat dan minum banyak cairan.

Antibiotic diberikan kepada penderita yang gejalanya menunjukkan bahwa penyebabnya adalah infeksi
bakteri (dahaknya berwarna kuning atau hijau dan demamnya tetap tinggi).

Kepada penderita dewasa diberikan trimethoprim-sulfametoksazol, tetraciclyn atau ampicillin.


Erythromycin diberikan walaupun dicurigai penyebabnya adalah mycoplasma pneumonia. Kepada
penderita anak-anak diberikan amoxicillin. Jika penyebabnya virus tidsk diberikan antibiotic.

Untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan, kepada penderita dewasa bias diberikan
aspirin atau acetaminophen, kepada anak-anak sebaiknya hanya diberikan acetaminophen.
Dianjurkan untuk beristirahat dan minum banyak cairan.
Antibiotik diberikan pada penderita yang menunjukkan bahwa penyebabnya adalah infeksi
bakteri (dahaknya berwarna kuning atau hijau dan demamnya tetap tinggi) dan penderita yang
sebelumnya memiliki penyait paru-paru. Kepada penderita dewasa diberikan trimetoprim-
sulfametoksazol, tetracyclin aau ampicillin. Erytromicin diberikan walaupun dicurigai
penyebabnya adalah mycoplasma pneumonia. Kepada penderita anak-anak debrikan
amoxicillin. Jika penyebabnya virus tidak diberikan antibiotic.
Jika gejalanya menetap atau berulang atau jika bronchitisnya sangat berat maka dilakukan
pemeriksaan biakan dari dahak untuk membantu menentukan apakah perlu dilakukan
penggantian antibiotic.
There are two types of bronchitis; acute (begin suddenly and clears up quickly) and chronic
(long-term and recurrent). Chronic bronchitis is one of several diseases collectively known as
chronic obstructive pulmonary disease, or COPD. Other disease is this category include;
asthmatic bronchitis, chronic obstructive bronchitis, bullous disease, and emphysema.

In chronic bronchitis, the airway (bronchi) become inflamed, congested, and narrowed.
HIPERTENSI adalah peningkatan tekanan darah sehingga tekanan sistolik > 140 mmhg dan tekanan
diastolic > 90 mmHg (Kee & Hayes) tekanan darah (TD) didistribusikan terus menerus, tidak ada definisi
absolut untuk hipertensi (Davey) terapi biasanya bermanfaat untuk TD > 140 mmHg.

INSIDEN
Meningkat dengan bertambahnya usia. Prevalensi ipertensi ringan 2% pada usia 25 tahun atau
kurang, 25% usia 50 tahun dan 50% usia 70 tahun.
PATOFISIOLOGI
Sebagian besar (95%) adalah hipertensi esensial atau kombinasi antara berbagai factor genetic
dan lingkungan dan sebagian kecil adalah hipertensi sekunder yang penyebabnya tidak
diketahui.
GAMBARAN KLINIS
Biasanya asimtomatik, sampai terjadi kerusakan organ target. Sebagian besar nyeri kepala pada
hipertensi tidak berhubungan dengan TD. Fase hipertensi yang berbahaya bias ditandai dengan
nyeri kepala dan hilangnya penglihatan.
REGULAIS TEKANAN DARAH
Menurut persamaan hidrolik, tekanan darah arteri (Blood-Pressure=BP) berbanding langsung
dengan produk aliran darah (curah jantung, Cardiac Output = CO) dan tahan aliran darah melalui
arteriol prakapiler (tahanan vascular perifer, Peripheral Vaskular Resistance = PVR).
GAYA HIDUP
Overweight dan obesitas mengakibatkan volume darah dan perluasan system sirkulasi
Inaktivitas fisik meningkatkan stress sehingga memacu pelepasan hormone stress (adrenalin dan
nonadrenalin) yang mengakibatkan vasokontriktif.
Factor makanan dan minuman, alcohol (40g/hari) dapat mengakibatkan TD diastole 0,55
mmHg/10 g alcohol
Makanan dengan kolesterol tinggi dan kopi lebih dari 3 cangkir perhari dalam jangka waktu lama
dan rutin.
Kelainan GEN: hipertensi yang terjadi pada orang tua (keturunan)
Penyebab sekunder: penyakit ginjal dengan gangguan endokrin oabat-obatan (steroid, NSAID,
Pil KB)
TERAPI NON FARMAKOLOGIS
Modifikasi gaya hidup mungkin cukup untuk hipertensi ringan dimana TD tidak terlalu tinggi
pada beberapa kali pencatatan
1. Penurunan berat badan
2. Diet garam
3. Olahraga teratur

Diet kolesterol

1. Berhenti merokok
2. Membatasi minum kopi
3. Cukup istirahat
TERAPI FARMAKOLOGIS
Pengobatan dengan obat anti hipertensi (OAH) menunjukkan penurunan mortalitas, terutama
strok, jantung mendadak dan infark miokard. Manfaat OAH berhubungan dengan derajat
hipertensi, semakin berat hipertensi, semakin besar dampak pengobatan. Tidak ada bukti yang
menunjukkan bahwa obat tertentu lebih baik daripada obat lain, walaupun pemilihan obat
disesuaikan dengan pasien secara individu (Davey)

AKIBAT HIPERTENSI

Obat anti hipertensi

Semua obat anti hipertensi pada astu atau lebih tempat control anatomis dan efek tersebut terjadi
dengan mempengaruhi mekanisme normal regulasi tekanan darah.

Klasifikasi obat anti hipertensi di dasarkan pada tempat regulasi utama atau titik tangkap kerjanya.
1. Diuretik
2. Penghambat Reseptor Beta dan Alfa
3. Antagonis kalsium
4. Ace Inhibitor
5. Vasodilatator
6. Obat simpatoplegik

DIURETIK

Mekanisme Kerja: mendeplesi (mengosongkan) simpanan natrium sehingga volume darah, curah
jantung dan tahanan vaskuler perifer menurun, Dosis : 25 50 mg/hari,, efek samping: hypokalemia

ANTAGONIS ADRENOSEPTOR BETA

Obat: Inderal, farmadral (propranolol 10 mg, 40 mg); Lopresor(Metoprolol 100mg); Sectral (Asebutol
200mg); Tenormin (Atenolol 50 mg, 100mg)

Mekanisme Kerja: Mengantagonis Catecholamin pada adrenoseptor B1 dan B2 sehingga dapat


menurunkan curah jantung dan tahan vascular perifer diberikan dengan penderita dengan plasma renin
yang tinggi, Waktu Paruh: 3-6 jam, Toksisitas: Pasen penurunan cadangan miokard, asma, diabetes,
kegugupan, Dosis: 80mg/hari/dosis terbagi, Efek Samping: Mual, muntah, diare.

ANTAGONIS ADRENOSEPTOR ALFA

Obat: Prazosin (Minipres 1mg, 2mg), Pinacidil, urapidil, cromakalim, pentolamin, phrnoxybenzamin,
Mekanisme Kerja: Mengantagonis adrenoseptor a1 di arteriol dan venula, menurunkan tekanan arteri
dengan dilatasi pembuluh darah resistan dan kapasitan. Lebih baik dikombinasi dengan adrenoseptor b
atau diuretic daripada tunggal. Dosis: 3 x 1 mg (dosis rendah). Efek samping: Pusing, lesu, palpitasi.

ANTAGONIS KALSIUM (CALCIUM CHANNEL BLOCKER)

OBAT: verapamil (isoptin 40, 80, 240mg, inj), diltiazem (herbesser 30, 60, 90, 180mg, inj), nifedipin
(adalat 5, 10, 20, 30, 60mg), amlodipine (norvask 2, 5, 10,mg). mekanisme Kerja: menghambat aliran
masuk kalsium ke dalam sel oto polos arteri. Nifedipin merupakan OAH untuk kedaruratan hipertensi
parah, mempunyai kerja singkat dan cepat. Waktu PAruh: 4 jam. Toksisitas : Pusing, mual, hipotensi,
sembelit, Dosis : 20 40 mg/8 jam (nifedipin), Efek Samping : mual muntah dan diare

ACE INHIBITOR (ANGIOTENZIN CONVERSE ENZIM)

Obat : Captopril (capoten 12, 25, 50 mg), Lisinopril (Zestril 2, 5, 10, 20 mg), Quinapril (Accupril 4, 10, 20,
40 mg), Enalapril, Ramipril, Trandorapril, Moexipril, yang selektif losartan, valsartan. Mekanisme Kerja :
menghambat enzim pengonversi peptidyl dipeptidase yang menghidrolik angiotensin I ke angiotensin II,
menyebabkan brandikinin inaktif dan menjadi vasodilatator. Penghambat angiotensin II menurunkan
tekanan darah dengan menurunkan tahanan vaskuler perifer. Paruh Waktu: 3 jam. Toksisitas :
GAngguan nafas disertai batuk kering, hyperkalemia. Dosis: 2-3 x 25 mg (captopril) sebelum makan (BA
menurun dengan adanya makanan). Interkasi Obat: suplemen kalium, diuretic hemat-kalium.

VASODILATATOR

Obat : Hidralazin (Apresolin 10, 25, 50, 100mg), Minoxidil (Loniten 2, 5, 10mg), Nitroprusside (nitropress
inj). Mekanisme kerja : Merelaksasi otot polos arteriol sehingga dapat menurunkan tahanan vaskuler
sistemik, digunakan untuk kedaruratan hipertensi. Pwruh Waktu : 2 4 jam. Dosis: 20 200mg/hari.
Toksisitas: sakit kepala, mual, anoreksia, palpitasi, berkeringat dan flushing

SIMPATOPLEGIK

Obat : Clonidine (Catapres 0,075, 0,15mg inj). Mekanisme Kerja: Menurunkan aliran keluar simpatis dari
pusat vasopressor di dalam batang otak, Clonidine (reseptor imidazoline) dan methyldopa dapat
menurunkan curah jantung yang disebabkan oleh penurunan denyut jantung dan relaksasi pembuluh
darah, tahanan vaskuler perifer. Waktu Paruh: 4 6 jam (methyldopa), 0,2 1,2 mg/hari (clonidine).
Toksisitas: sedasi, mulut kering. Tidak diberikan kepada pasien depresi mental.
PENYAKIT ASMA DAN OBATNYA

ASMA merupakan penyakit pernafasan obstruktif yang ditandai oleh spasme akut otot polos bronkiolus
sehingga menyebabkan obstruksi aliran udara dan penurunan ventilasi alveolus. Penyakit ini adalah
penyakit saluran nafas kronik (menahun).

Asma adalah penyakit yang dapat terjadi pada siapa saja dan dapat timbul disegala usia, meskipun
demikian, umumnya asma lebih sering terjadi pada anak-anak usia dibawah 5 tahun dan oaring dewasa
pada usia sekitar 30 tahun.

Penyebab asma sebenarnya kurang tepat karena sampai saat ini penyebab asma belum diketahui. Telah
banyak penelitian yang dilakukan oleh para ahli di bidang asma untuk menerangkan sebab terjadinya
asma, namun belum satu pun teori atau hipotesis yang dapat diterima atau disepakati semua para ahli.

Namun saluran pernafasan penderita asma memiliki sifat yang khas yaitu sangat peka terhadap berbagai
rangsangan (bronchial hyperactivity = hiperaktivitas saluran nafas).

Asap rokok, tekanan jiwa, allergen (pada orang normal tidak menimbulkan asma tetapi pada penderita
asma rangsangan tadi dapat menimbulkan serangan.

Orang dewasa menderita asma tanpa riwayat asma pada saat anak-anak. Tercetusnya asma pada orang
dewasa mungkin berkaitan dengan semakin parahnya alergi yang sudah ada. ISPA yang berulang-ulang
juga dapat mencetuskan asma pada orang dewasa, demikian juga pajanan debu dan iritan di lingkungan
kerja.

Pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan merupakan respon terhadap rangsangan yang
pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi saluran pernafasan. Penyempitan ini dapat dipicu
oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga.

Anda mungkin juga menyukai