Anda di halaman 1dari 3

DISOPIRAMID

Indikasi:
Aritmia ventrikel, terutama setelah infark miokard; aritmia supraventrikel
Peringatan:
Hentikan bila terjadi hipotensi, hipoglikemia, takikardia atau fibrilasi ventrikel
atau torsades de pointes; fluter atau takikardia atrium dengan blok parsial, blok
cabang bundel His, gagal jantung (hindari bila berat); pembesaran prostat;
glaukoma; gangguan hati atau ginjal; kehamilan dan menyusui.
Interaksi:
Lihat lampiran 1 (Disopiramid).
Kontraindikasi:
Blok jantung derajat 2 atau 3 dan disfungsi SA (kecuali bila dipakai pacu
jantung); syok kardiogenik; gagal jantung berat yang tidak terkompensasi.
Efek Samping:
Takikardia ventrikel, fibrilasi ventrikel atau torsades de pointes (biasanya
disertai dengan pemanjangan kompleks QRS atau interval QT), depresi miokard,
hipotensi, blok AV; efek antimuskarinik (mulut kering, penglihatan kabur,
retensi urin); iritasi saluran cerna; psikosis, penyakit kuning kolestatik,
hipoglikemi.
Dosis:
Oral, 300-800 mg sehari dalam dosis terbagi.
Injeksi intravena lambat, 2 mg/kg bb selama paling sedikit 5 menit sampai
maksimal 150 mg, dengan pantauan EKG, segera diikuti dengan 200 mg oral,
kemudian 200 mg tiap 8 jam selama 24 jam atau infus intravena 400 mcg/kg
bb/jam, maksimal 300 mg dalam jam pertama dan 800 mg sehari.

KINIDIN
Indikasi:
supresi takikardia supraventrikel dan aritmia ventrikel (lihat di atas).
Peringatan:
dosis uji 200 mg untuk mendeteksi reaksi hipersensitivitas, penanganan khusus
pada gagal jantung tidak terkompensasi, blok jantung derajat pertama tau kedua,
miokarditis, kerusakan miokard berat dan pada miastenia gravis; kehamilan.
Interaksi:
lampiran 1 (Kinidin).
Kontraindikasi:
blok jantung.
Efek Samping:
lihat Prokainamid HCl; juga aritmia ventrikel, trombositopenia, anemia
hemolitik; jarang hepatitis granuloma; juga sinkonisme.
Dosis:
oral, kinidin sulfat 200-400 mg 3-4 kali sehari.
Catatan: kinidin sulfat 200 mg = kinidin bisulfat 250 mg.

PROKAINAMID HIDROKLORIDA
Indikasi:
aritmia ventrikel, terutama setelah infark miokard, takikardia atrium.
Peringatan:
usia lanjut, gangguan hati atau ginjal, asma, miastenia gravis; kehamilan.
Interaksi:
lihat lampiran 1 (Prokainamid).
Kontraindikasi:
blok jantung, gagal jantung, hipotensi; SLE; tidak diindikasikan untuk torsades de
pointes (dapat memperburuk); menyusui.
Efek Samping:
mual, diare, ruam kulit, demam, depresi miokard, gagal jantung, sindrom seperti
SLE (Syndrome resembling systemic lupus erythematosus), agranulositosis setelah
pemakaian lama; psikosis dan angioedema.
Dosis:
Injeksi intravena lambat, kecepatan tidak melebihi 50 mg/menit, 100 mg dengan
pantauan EKG, diulang dengan interval 5 menit sampai aritmia teratasi;
maksimum 1 g.
Infus intravena, 500-600 mg selama 25-30 menit dengan pantauan EKG, diikuti
dengan penunjang dengan kecepatan 2-6 mg/menit, kemudian bila perlu secara
oral seperti di atas, dimulai 3-4 jam setelah infus.

PROPAFENON HIDROKLORIDA
Indikasi:
aritimia ventrikel, takiaritmia supraventrikel paroksismal, termasuk fluter atau
fibrilasi atrium paroksismal dan takikardia berulang paroksismal yang
melibatkan AV node atau jalur tambahan, yang tidak memberikan respons
terhadap terapi standar atau dikontraindikasikan.
Peringatan:
gagal jantung, lansia, pasien yang menggunakan pacu jantung, sangat hati-hati
pada pasien obstruksi pernafasan akibat penggunaan beta bloker
(dikontraindikasikan jika berat), gangguan fungsi hati (lampiran 2), gangguan
fungsi ginjal (lampiran 3), kehamilan (lampiran 4), menyusui (lampiran 5).
Interaksi:
lampiran 1 (propafenon).
Kontraindikasi:
gagal jantung kongestif yang tidak terkontrol, syok kardiogenik (kecuali jika
terinduksi karena aritmia), bradikardia berat, gangguan keseimbangan elektrolit,
penyakit obstruksi paru berat, hipotensi berat, miastenia gravis, gangguan
konduksi atrium, disfungsi nodus sinus (kecuali yang dapat dihindari dengan
pacu jantung), AV block derajat dua atau yang lebih berat, bundle branch block or
distal block.
Efek Samping:
efek antimuskarinik termasuk konstipasi, pandangan kabur, dan mulut kering;
telah dilaporkan pusing, mual dan muntah, letih, mulut terasa pahit, diare, sakit
kepala, dan reaksi alergi kulit; hipotensi postural, terutama pada lansia;
bradikardi, sino-atrial, penghambatan atrioventrikel atau intraventrikel, efek
aritmogenik (pro-aritmia), jarang terjadi: reaksi hipersensitivitas (kolestasis,
gangguan darah, sindrom lupus), kejang; juga dilaporkan mioklonik.
Dosis:
Berat badan lebih dari atau sama dengan 70 kg, dosis awal 150 mg 3 kali sehari
sesudah makan, di rumah sakit, yang langsung diikuti dengan monitoring EKG
dan tekanan darah (jika perpanjangan interval QRS lebih dari 20%, dosis
dikurangi atau dihentikan hingga EKG kembali ke normal); dosis dapat
ditingkatkan menjadi 300 mg 2 kali sehari, dengan interval waktu sekurangnya 3
hari dan jika diperlukan, ditingkatkan menjadi maksimal 300 mg 3 kali sehari;
Berat badan di bawah 70 kg, dosis dikurangi; Lansia, dapat merespons dosis
yang lebih rendah.

Anda mungkin juga menyukai