kardiovaskular
02 Aritmia
03 Hipertensi
04 Hiperlidemia
Sistem Kardiovaskular
Penyebab
Obat-obat
karena ketidakseimbangan antara aliran
darah koroner dengan kebutuhan oksigen - golongan β-bloker,
miokard yang menyebabkan iskemia - kalsium bloker
- golongan nitrat.
.
Keterangan Tambahan :
Kontra indikasi
bradikardi berat, gagal jantung kongesti (denyut
jantung di bawah 50 denyut/menit); gagal ventrikel
kiri dengan kongesti paru, blokade AV derajat dua
atau tiga (kecuali jika digunakan pacu jantung),
sindrom penyakit sinus (sinus bradikardi, sinus ares,
sinus atrial); kehamilan; menyusui, hipersensitif
terhadap obat golongan anti angina
Peringatan :
kurangi dosis pada pasien gangguan fungsi hati dan
ginjal; gagal jantung atau gangguan bermakna
fungsi ventrikel kiri yang bermakna , bradikardi
(hindarkan jika berat), blokade AV derajat satu, atau
perpanjangan interval PR
Aritmia
1. Aritmia
Yaitu keadaan dimana denyut jantung tidak normal, dapat
berupa bradikardi (lemah/kurang dari 60 kali/menit) atau
takhikardi (lebih dari 120 kali/menit).
.
2. Obat – obatan
Yaitu Obat-obat antiaritmia mempengaruhi signal listrik pada
jantung dengan mekanisme yang berbeda- beda. Obat-obat
yang digunakan untuk antiaritmia adalah β-bloker,Easy
CCB, digoksin
dan yang 01 lainnya (disopramid,
03
to change
02 lidokain, kuinidin,
colors.
dan
Text Here
prokainamid).
Easy to change .
colors. Text Here
Keterangan
Efek samping
mual, muntah, konstipasi, diare, bradikardi, hipotensi fibrilasi
atrium, palpitasi, gangguan konduksi, eksaserbasi
aritmia, torsades de pointes; mengantuk, bingung, konvulsi,
gangguan kejiwaan, disartria, ataksia, kesemutan, nistagmus,
tremor; jaundice, hepatitis, rash, sindrom Stevens-Johnsons,
gangguan darah
Kontraindikasi
bradikardi, syok kardiogenik, blok AV derajat tinggi (kecuali bila
digunakan pacu jantung).
10%
40% Peringatan
20%
Efek inotropik negatif obat-obat antiaritmia cenderung saling
memperkuat. Oleh karena itu perlu perhatian khusus bila obat
30% yang digunakan dua atau lebih, terutama bila fungsi miokard
terganggu. Sebagian besar atau semua obat yang efektif
dalam mengatasi aritmia dapat juga membuat aritmia semakin
memburuk pada beberapa kondisi tertentu; selain itu,
hipokalemia meningkatkan efek aritmogenik beberapa obat.
Penyakit Hipertensi:
• Hipertensi
adalah peningkatan tekanan darah,
dimana tekanan darah sistol lebih dari
140 mmHg dan/atau diastol lebih dari 90
mmHg. Diagnosis ditegakkan bila
pengukuran minimal 3 kali pada situasi
dan waktu yang berbeda.
Efek samping :
Penghambat ACE dapat menyebabkan hipotensi yang parah
(lihat peringatan) dan gangguan fungsi ginjal (lihat efek pada
ginjal di atas), dan batuk kering yang menetap. Penghambat
ACE juga menyebabkan angioedema (mula kerja dapat
tertunda), ruam kulit (pruritus dan urtikaria), pankreatitis dan
gejala pada saluran pernafasan atas seperti sinusitis, rinitis,
dan sakit tenggorok. Efek gangguan saluran cerna yang
dilaporkan meliputi mual, muntah, dispepsia, diare, konstipasi,
dan nyeri abdomen
Kontra indikasi :
Penghambat ACE dikontraindikasikan pada pasien yang
hipersensitif terhadap penghambat ACE (termasuk
angioedema) dan pada pasien yang diduga atau
dipastikan menderita penyakit renovaskuler
Penghambat ACE tidak boleh digunakan pada wanita
hamil
Interaksi :
Penggunaan bersama dengan diuretikaP enghambat
ACE dapat menyebabkan penurunan tekanan darah
yang sangat cepat pada pasien dengan kekurangan
cairan; oleh karena itu pengobatan sebaiknya dimulai
dengan dosis yang sangat rendah.
Peringatan :
Tidak boleh digunakan pada pasien yanga mengalami
gangguan fungsi hati, pada ibu hamil .
Golongan Beta Bloker :
Efek samping :
hipotensi postural, pusing, sakit kepala, letih, bradikardi,
gangguan saluran cerna; kadang-kadang penurunan sirkulasi
perifer; gejala-gejala mirip influenza, edema perifer dan nyeri
pada anggota gerak, mulut kering, mata kering, iritasi mata
atau gangguan pandangan,
Kontra indikasi :
gagal hati kronik yang berat, kerusakan hati.
Interaksi :
Penggunaan bersama beta bloker, diltiazem, digoksin, klonidin,
insulin, hipoglikemi oral.
Peringatan :
sebelum meningkatkan dosis, pastikan bahwa fungsi ginjal
dan gagal janin tidak memburuk: gagal jantung parah,
hindarkan pada gagal jantung akut atau terdekompensasi
yang memerlukan obat inotropik secara intravena.
Golongan Alfa Bloker :
Efek samping :
hipotensi postural, mengantuk, lemah, pusing, sakit kepala, tidak
bertenaga, mual, palpitasi, sering kencing, inkontinesia dan
priapismus
Kontra Indikasi :
tidak disarankan untuk gagal jantung kongestif akibat obstruksi
mekanik (misal stenosis aortik).
Peringatan :
dosis pertama dapat menyebabkan kolaps karena hipotensi
(karena itu harus diminum sebelum tidur); usia lanjut; kurangi
dosis awal pada gangguan ginjal; gangguan hati; kehamilan
dan menyusui.
Golongan Angotensi II Antagonis :
Efek samping :
biasanya ringan. Hipotensi simtomatik termasuk pusing
dapat terjadi, terutama pada pasien dengan kekurangan
cairan intravaskular (misal yang mendapat diuretika dosis
tinggi). Hiperkalemia kadang-kadang terjadi; angioedema
juga dapat terjadi pada beberapa antagonis reseptor
angiotensin II.
Kontra indikasi :
kehamilan (sama dengan penghambat ACE).
Peringatan :
Pasien yang menggunakan diuretik, diet rendah natrium,
atau dehidrasi (dosis pertama terjadi hipotensi); renal arteri
stenosis; pasien dengan risiko kerusakan ginjal; monitor
secara rutin kadar kalium dalam plasma dan fungsi ginjal,
diabetes mellitus dan gagal jantung, angioedema kepala
dan leher.
Golongan Calcium chanel bloker :
Efek samping :
gangguan elektrolit, dehidrasi, hipovolemia, hipotensi,
peningkatan kreatinin darah. Umum: hemokonsentrasi,
hiponatremia, hipokloremia, hipokalemia, peningkatan
kolesterol darah, peningkatan asam urat darah, gout,
enselopati hepatik pada pasien dengan penurunan fungsi
hati, peningkatan volume urin.
Efek samping :
mulut kering, sedasi, depresi, retensi cairan, bradikardia,
fenomena Raynaud, sakit kepala, pusing, eforia, tidak bisa tidur,
ruam kulit, mual, konstipasi, impotensi (jarang)
Kontra Indikasi :
depresi, penyakit hati aktif.
Peringatan :
Penghentian harus dilakukan bertahap untuk menghindari
hipertensif krisis; sindrom Raynaud atau penyakit penyumbatan
vaskular periferal oklusif lainnya; riwayat depresi; hindari pada
porfiria; kehamilan, menyusui.
Golongan glikosida jantung dan nitrat serta
vasodilator :
Efek samping : perdarahan, syok, pneumonia interstisial,
gangguan fungsi hati, angina pektoris, infark miokard, reaksi
hipersensitivitas, sakit kepala, pusing, hot flushes, diare,
mual, nyeri abdomen, anoreksia, peningkatan bilirubin, AST,
ALT, LDH, trigliserida