Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 4:

Lia mutiara (D1A191805)


Sukmawati (D1A191875)
Dosen Pengampu :
Nur Annisa, S.FARM.,
M.FARM

Cara kerja dan efek obat antiaritmia serta kegunaan dan


pengunaan secara klinis

FARMAKOLOGI I
Definisi

kelompok obat yang


digunakan untuk menangani
kondisi aritmia atau obat yg
dapat memeperbaiki irama
jantung menjadi normal. Kondisi
ini terjadi akibat adanya
gangguan pada impuls listrik
yang mengatur detak jantung. Indikasi

Antiaritmia: Pengobatan aritmia jantung,


takiaritmia dan bradiaritmia
Mekanisme kerja
1. Bekerja secara langsung pada
membran sel miokardial.
2. Mengontrol aliran ion
transmembran miokardial.
Obat-obat antiaritmia
Obat antiaritmia dibagi menjadi 4 tipe dan 1 golongan lain yaitu :

 Tipe I
1a : quinidin, prokainamida, disopiramid
1b : lidokain, meksiletin, tokainid
1c : flekainid: propafenon, moricizine

 Tipe ll
Beta blockers : atenolol, propanolol, bisoprolol, metoprolol

 Tipe lll
Amiodaron, bretilium, sotalol, dofetilide, ibutilide

 Tipe lV
Verapamil, dilitiazem

 Golongan obat aritmia lainnya


Obat
Obatantiaritmia
antiaritmiaTipe
TipeI I
Mekanisme kerja : obat obat antiaritmia kelas 1 bekerja dengan menghambat kanal
Mekanisme kerja : obat obat antiaritmia kelas 1 bekerja dengan menghambat kanal
natrium yang sensitif voltase oleh mekanisme yang sama dengan kerja anestesi lokal.
natrium yang sensitif voltase oleh mekanisme yang sama dengan kerja anestesi lokal.
Penurunan kecepatan masuknya natrium memperlambat kecepatan kenaikan fase nol
Penurunan kecepatan masuknya natrium memperlambat kecepatan kenaikan fase nol
dari potensi yang aksi (catatan : pada dosis terapeutik, obat obat ini mempunyai efek
dari potensi yang aksi (catatan : pada dosis terapeutik, obat obat ini mempunyai efek
yang kecil terhadap membran dalam keadaan istirahat dan membran terpolarisasi
yang kecil terhadap membran dalam keadaan istirahat dan membran terpolarisasi
penuh). Karena itu, obat obat antiaritmia kelas 1 umumnya menyebabkan penurunan
penuh). Karena itu, obat obat antiaritmia kelas 1 umumnya menyebabkan penurunan
aksi eksitabilitas dan kecepatan konduksi. Klasifikasi obat antiaritmia kelas 1:
aksi eksitabilitas dan kecepatan konduksi. Klasifikasi obat antiaritmia kelas 1:
Klasifikasi obat Mekanisme kerja Tanggapan

IA Penyekat kanal Na+ Memperlambat depolarisasi fase 0

IB Penyekat kanal Na+ Memperpendek repolarisasi fase 3

IC Penyekat kanal Na+ Memperlambat depolarisasi fase 0


secara nyata

Contoh : IA : kuinidin, prokainamid, dan disopiramid. IB : Lidokain, fenitoin, tokinid,


meksiletin. IC : Flekainid,enkainid dan pafenon.
Procainmaide
Obat yg bermanfaat untuk mengatasi denyut jantung tdk
beraturan, terutama pada venticular aritmia (bilik jantung
Obat golongan 1A berdetak terlalu cepat). Obat ini tersediadalam bentuk tablet dan
suntikan intravena. Efek samping yg mungkin timbul nyeri perut,
mual dan muntah, pusing, diare, depresi dan sesak napas.

Lidokain
Yg diberikan secara intravena digunakan pd terapi
aritmatik ventrikular, biasanya setelah miokard akut.
Efek samping pusing, kesemutan, atau mengantuk
Obat golongan 1B (terutama bila injeksi terlalu cepat) efek SSP lainnya
(bingung, depresi pernapasan dan konvulsi) hipotensi
dan bradikardia (sampai terjadi henti jantung),
hipersensitivitas.
Mexiletine
Mexiletine adalah obat anti aritmia yang digunakan untuk mengobati
gangguan detak jantung tidak teratur serius seperti takikardia ventrikel.
Obat golongan 1B Mexiletine berfungsi untuk mengembalikan irama jantung yang normal dan
mempertahankan detak jantung yang teratur. Efek samping yang umum
termasuk sakit perut, ketidaknyamanan dada, kantuk, sakit kepala, dan
mual. Ia bekerja sebagai penghambat saluran natrium dengan gerbang
tegangan non-selektif dan termasuk dalam kelompok obat anti-
aritmia golongan 1B.

Flecainide

Obat ini digunakan untuk mencegah atau mengendalikan detak


jantung yang tidak teratur, menjadi kembali ke ritme normal. Efek
Obat golongan 1C samping yg sering dilaporkan adalah Serangan jantung, Mual, sakit
kepala. Efek samping yang membutuhkan pertolongan medis segera
(Sulit dalam bernafas, pusing , atau pingsan, detak jantung cepat tidak
teratur, berdebar-debar atau denyut nadi yang cepat, sesak napas, sesak
di dada
Gambar 1 : Efek aritma serta efek samping dari obat anestesi local
Obat antiaritmia Tipe II
Mekanisme kerja : termasuk antagonis beta – adrenergik. Obat obat ini
mengurangi depolarisasi fase 4, sehingga memerlukan otomatisasi,
memperpanjang konduksi AV, menurunkan denyut jantung dan kontraksi.
Berguna untuk pengobatan takiartimia yang disebabkan oleh karena
peningkatan aktivitas simpatik,. Juga berguna untuk fibrilasi dan futter atrium
dan takikardia reentry nodus AV Contoh : propanolol, metoprolol dan pindolol,
esmolol.
Obat antiaritmia Tipe III
Mekanisme kerja : menghambat kanal kalium dan karenanya mengurangi arus
kalium keluar selama repolarisasi sel jantung. Obat ini memperpanjang lama
potensial aksi tanpa mengganggu depolarisasi fase 0 atau potensial membran
istirahat. Selanjutnya, obat ini memperpanjang periode refrakter efektif. Semua
obat kelas III mempunyai potensi menimbulkan aritmia. Contoh : sotalol,
bretilium, amiodaron.
Obat antiaritmia golongan IV.
Mekanisme kerja : penyekat kanal kalsium. Obat ini mengurangi arus
masukyang dibawa kalsium. Menybabkan penurunan kecepatan depolarisasi
spontan fase 4 dan memperlambat konduksi yang terdapat dalam jaringan
yang bergantung pada arus kalsium seperti nodus AV. Meskipun kanal
kalsium yang sensitif k terdapat di berbagai jaringan, efek utama penyekat
kanal kalsium adalah pada otot polos vaskular dan jantung. Contoh :
verapamil dan diltiazem.
Obat antiaritmia lainnya
Adenosine Magnesium
Digoksin

Memperpanjang siklus sinus,


Memperpendek periode refrakter Adalah nukleosid alamiah, memperlambat konduksi AV,
pada sel sel miokard atium dan tetapi dengan dosis tinggi dan memperlambat konduksi
ventrikel dam memperpanjang menurunkan kecepatan intra atrial dan intra vena. 
perioda refrakter efektif dan konduksi, memperpanjang Efek samping yang mungkin
mengurangi kecepatan konduksi periode refrakter, menurunkan terjadi keracunan
dalam serat purkinje. Digoksin otomatisme nodus AV. menyebabkan hipotensi,
digunakan untuk mengatur kecepatan Kemungkinan efek samping memperpanjang interval PR
respon ventrikel pada fibrilasi atrial yang bisa saja terjadi meliputi dan QRS dan peninggian
dan flutter atrium. kejang, nyeri dada, sesak napas, puncak T, penurunan dosis
Efek samping yang mungkin terjadi sakit kepala, dan mati rasa secara bermakna
setelah Anda menggunakan obat mendadak. menyebabkan kematian
antiaritmia ini antara lain pusing,
(aritmia berat pada infark
detak jantung tidak beraturan,
miokard)
penglihatan terganggu, mual dan
muntah, serta diare.
Penggunaan secara klinis

Obat digoxin biasanya digunakan untuk mengobati gagal jantung dan aritmia. Fungsi dari obat ini adalah
membantu jantung bekerja lebih baik sekaligus mengontrol detak jantung tetap normal.

Disopiramid oral bermanfaat, tetapi efek antimuskariniknya membatasi penggunaannya pada pasien
glaukoma sudut sempit atau hipertrofi prostat.

Flekainid termasuk dalam kelas yang sama dengan lidokain. Obat ini mungkin berguna untuk gejala aritmia
ventrikel yang serius, juga diindikasikan untuk takikardia yang melibatkan nodus AV dan untuk fibrilasi atrium
paroksismal. Sama dengan kuinidin, flekainid dapat menyebabkan aritmia yang serius pada sebagian kecil
pasien (bahkan bisa terjadi pada pasien dengan jantung yang normal).

Prokainamid intravena dapat digunakan untuk mengatasi aritmia ventrikel.

Propafenon digunakan untuk profilaksis dan pengobatan aritmia ventrikel dan juga untuk beberapa aritmia
supraventrikel. Mekanisme kerjanya kompleks, termasuk memiliki aktivitas seperti beta bloker lemah (oleh
karena itu harus hati-hati bila digunakan pada penyakit paru obstruktif–dikontraindikasikan bila berat).

Kinidin dapat mengurangi aritmia supraventrikel dan ventrikel. Kinidin sendiri dapat menyebabkan gangguan
ritme dan harus digunakan di bawah supervisi dokter spesialis jantung. Obat ini sekarang jarang digunakan.
Kesimpulan

1. Obat yang efektif pada aritmia supraventrikular (kanan atas), yaitu: adenosin, digoksin,
verapamil.

2. Obat yang efektif pada aritmia ventrikular (kiri bawah), yaitu: obat golongan 1B yang terdiri dari
lidokain.

3. Obat yang efektif pada kedua jenis aritmia supraventrikular dan ventrikular, yaitu: a) obat
golongan 1A yang terdiri dari disopiramid, kuinidin, b) obat golongan 1C yang terdiri dari flekainid,
c) obat Golongan III yang terdiri dari amiodaron.

4. Masing-masing jenis obat untuk penanganan aritmia mempunyai efek samping dan potensi
terjadinya interaksi obat jika dikonsumsi bersamaan dengan jenis obat lain yang berbeda. Oleh
karena itu perlu diperhatikan penggunaan jenis obat bagi penderita aritmia dengan cara mendeteksi
juga jenis penyakit lain yang diderita selain aritmia.

Anda mungkin juga menyukai