KIMIA MEDICINAL
OBAT KARDIOVASKULAR
DISUSUN OLEH:
NAMA
: FAISAL ABDA
NIM
: F1F1 10 076
KELAS
:B
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
1. HISTORY
Digitalis adalah salah satu obat-obat tertua, dipakai sejak tahun 1200
dan sampai kini masih terus dipakaidalam bentuk yang telah dimurnikan.
Digitalis dihasilkan dari tumbuhan foxglove ungu dan putih, dapat bersifat
racun. Pada tahun 1785 William Withening dari Inggris menggunakan
digitalis untuk menyembuhkan sakit bengkak yaitu edema pada ekstremitas
akibat insufisiensi ginjal dan jantung. Preparat digitalis efektif untuk
mengobati payah jantung kongestif (PJK). (Wihering tidak menyadari bahwa
sakit bengkak merupakan akibat dari payah jantung.) Jika otot jantung
(miokardium) melemah dan membesar, maka otot jantung akan kehilangan
kemampuannya untuk memompa darah dari jantung ke dalam sirkulasi
sistemik (Kee dan Hayes, 1996).
Glikosida jantung telah digunakan selama bertahun-tahun dalam
bentuk daun kering dari pohon foxglove untuk mengobati penyakit yang
disebut dropsy (edema kaki). Glikosida jantung mengandung sebuah inti
steroid yang melekat pada gula, ditambah sebuah cincin lakton tidak jenuh.
Glikosida jantung meningkatkan gaya dan kecepatan kontraksi miokardium
sehingga membalikkan efek patologik gagal jantung kongestif (Anonim,
2009).
2. DEFENISI
Gangguan kardiovaskuler merupakan penyebab banyak kematian di
dunia Barat, dan merupakan akibat gaya hidup dan makanan yang dikonsumsi
juga menjadi tradisi sampai tingkat tertentu. Penyakit ini cendung memberi
respon yang baik terhadap perubahan dalam konsumsi makanan dan
melakukan lebih banyak olahraga, juga pengobatan dengan obat-obat
konfensional atau fitoterapi. Kondisi yang berat seperti gagal jantung harus
diobati hanya dibawah panduan seorang dokter yang berizin, meskipun obatobatnya kemungkinan berasal dari tumbuhan (misalnya digoksin) (Heinrich,
2010).
Obat kardiovaskular adalah obat yang digunakan untuk mencegah atau
mengobati penyakit kardiovaskular. Obat kardiovaskular diklasifikasikan
menjadi:
1. Antiaritmia
2. Vasodilator
3. Antihipertensi
4. Antianginia
5. Antilipemik
A. Antiaritmia
Aritmia adalah gangguan irama jantung, suatu kondisi di mana jantung
berdenyut tidak menentu. Irama jantung mungkin terlalu cepat (takikardia),
terlalu lambat (bradikardia) atau tidak teratur. Aritmia terjadi apabila sumber
pencetus rangsangan bukan berasal dari tempat seharusnya (SA node). Suatu
pemacu jantung yang berasal dari tempat lain di luar SA node disebut pemacu
jantung ektopik. Pemacu jantung ektopik akan menyebabkan urutan kontraksi
abnormal dari berbagai bagian jantung. Apabila SA node tidak mampu
Mekanisme Kerja
Penyakit kanal natrium
Depresi sedang fase 0 dan konduksi lambat (2+),
Obat
Kuinidin, prokainamid
Propanolol, asetobutolol
III
Memanjangkan repolarisasi
IV
Verapamil, ditiazem
Lain-lain
a) Obat kelas IA
Obat aritmia kelas 1A menghambat arus masuk ion Na+, menekan
depolarisasi fase 0, dan memperlambat kecepatan konduksi serabut Purkinje
miokard ketingkat sedang sedang pada nilai Vmaks istirahat normal. Efek ini
diperkuat bila membran sel terdepolarisasi, atau bila frekuensi eksitasi
meningkat. Contoh kuinidin, prokainamid dan disopiramid
Obat kelas IB
Obat antiaritmia kelas IB sedikit sekali mengubah depolarisasi fase 0
dan kecepatan konduksi di serabut Purkinje bila nilai Vm normal. Akan tepai
efek penekanan obat kelas IB terhadap parameter ini sangat diperkuat bila
membran terdepolarisasi abau bila frekuensi eksilasi dinaikkan. Berlawanan
potensial aksi yang Ca2+ dependent dan perlambatan konduksi di nodus AV.
Contoh verapamil dan diltiazem (Tanu, 2007).
B. Vasodialator
Vasodilator adalah zat-zat yang berkhasiat vasodilatasi langsung
terhadap arteriole dan dengan demikian menurunkan tekanan darah yang
tinggi. Menurut Tjay dan Rahardja (2007) vasodilator dibagi menjadi 3
kelompok berdasarkan penggunaannya yaitu:
1) Obat-obat hipertensi : (di) hidralazin dan minoksidil
2) Vasodilator koroner (obat angina pectoris): nitrat dan nitrit
3) Vasodilatasi perifer (obat gangguan sirukulasi): buflomedil,
pentoxifilin, ekstrak Ginko biloba, siklandelat, isoksuprin dan
turunan nikotinat.
C. Antihipertensi
Hipertensi merupakan suatu kelainan, suatu gejala dari gangguan pada
mekanisme regulasi tekanan darah. Tekanan darah sistolis adalah tekanan
pada dinding arteri suatu jantung menguncup (sistole) dan tekanan diastolis
bila jantung sudah mengendur kembali.
Tabel: Klasifikasi tekanan darah orang dewasa
Klasifikasi
Sistolis (mm/Hg)
Normal
<120
Normal tinggi
120-139
Hipertensi tingka I
140-159
Hipertensi tingkat II
160
Penyebab dari hipertensi diketahaui hanya
Diastolis (mm/Hg)
<80
80-89
90-99
100
lebih kurang 10% dari
semua kasus, antara lain akibat penyakit ginjal dan penciutan aorta/anak
ginjal, juga akibat tumor di anak ginjal dengan efek overproduksi hormonhormon tertentu yang berkhasiat meningkatkan tekanan darah (Tjay dan
Rahardja 2007).
4. Antagonis kalsium
Kalsium merupakan elemen esensial bagi pembentukan tulang dan
fungsi otot kerangka dan otot polos jantung/dinding arteriole; untuk kontraksi
semua sel otot tersebut diperlukan ion-Ca intrasel bebas. Kalsium bebas juga
perlu untuk pembentukan dan penyaluran impuls-AV jantung. Kadar ion-Ca
diluar se. adalah beberapa ribu kali lebih besar daripada di dalam sel. Pada
hal-hal tertentu, misalnya akibat rangsangan, terjadilah depolarisasi membran
sel, yang menjadi permeabel bagi ion Ca, hingga banyak ion ini melintasi
membran dan masuk ke dalam sel. Pada kadar Ca intrasel tertentu, sel mulai
berkontraksi: otot jantung dan arteriole menciut.
Antagonis Ca menghambat pemasukan ion Ca ekstrasel ke dalam sel
dan dengan demikian dapat mengurangi penyaluran impuls dan kontraksi
myocard serta dinding pembuluh. Senyawa ini tidak mempengaruhi kadar Ca
di plasma. Penggolongan antagonis Ca secara kimia dapat dibagi menjadi 2
kelompok yakni:
dan isradipin
Obat-obat lain: verapamil, diltiazem dan bepridil.
D. Antiangina
Antiangina adalah obat yang digunakan untuk pencegahan dan
pengobatan gejala angina pektoris yaitu keadaan dengan rasa nyeri hebat di
dada, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara persediaan dan
insufiensi
koroner
menimbulkan
perubahan
biokimiawi,
menyebabkan
defosforisasi
miosin
rantai
pendek
(MCL),
1/10 kali dari nitrogliserin. Kadar puncak nitrogliserin terjadi dalam 4 menit
setelah pemberian sublingual dengan waktu paruh 1-3 menit. Metabolitnya
berefek sepuluh kali lebih lemah, tetapi waktu paruhnya lebih panjang, yaitu
kira-kira 40 menit. Isosorbid dinitrat paling banyak digunakan, tetapi cepat
dimetabolisme oleh hati. Penggunaan isosorbid mononitrat yang merupakan
metabolit aktif utama dari dinitrat bertujuan untuk mencegah variasi absorpsi
dan metabolisme lintas pertama dari dinitrat yang dapat diperkirakan.
Efek samping. Secara umum efek samping yang timbul akibat
penggunaan obat golongan nitrat untuk antiangina, antara lain: dilatasi arteri
akibat nitrat menyebabkan sakit kepala (30-60% dari pasien yang menerima
terapi nitrat), sehingga seringkali dosisnya dibatasi. Efek samping yang lebih
serius adalah hipotensi dan pingsan. Refleks takikardia seringkali terjadi.
Dosis
tinggi
yang
diberikan
jangka
panjang
bisa
menyebabkan
fenildihidropiridin.
Contoh
felodipin,
nikardipin,
alamiah dengan sifat fisik serupa lemak tetapi berumus steroid, seperti banyak
senyawa alamiah lainnya. Kolesterol merupakan bahan bangun esensial bagi
tubuh untuk sintesa zat-zat penting, seperti membran sel dan bahan isolasi
sekitar serat saraf, begitu pula hormon kelamin dan anak ginjal, vitamin D
serta asam empedu (Tjay.
Ateroklorosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan penebalan
dan hilangnya elastisitas dinding arteri. Komplikasi terpenting dari
ateroklorosis adalah penyakit jantung koroner, gangguan pembuluh darah
perifer. Penyakit jantung koroner merupakan merupakan penyebab kematian
utama di negara yang telah maju (Tanu, 2007).
Ada beberapa jenis lipoprotein yang sesuai kandungannya lipidnya
umumnya dibagi dalam beberap komponen yaitu sebagai berikut:
-
trigliserida
HDL (higt densitu lipoprotein) tersusun dari 25% kolesterol dan 50%
protein.
meningkat. Penurunan kadar asam empedu ini oleh pemberian resin akan
menyebabkan meningkatnya produksi asam empedu yang berasal dari
kolesterol. Karena sirkulasi enterohepatik dihambat oleh resin maka
kolesterol yang diabsorpsi lewat saluran cerna akan terhambat dan keluar
bersama tinja.
Efek samping, Obat ini mempunyai rasa tidak enak seperti pasir.
Efek samping tersering ialah mual, muntah, dan konstipasi yang berkurang
setelah beberapa waktu.
4. Penghambat HMG-CoA reduktase
Statin saat ini merupakan hipolipidemik yang paling efektif dan
aman. Obat ini terutama menurunkan kolesterol. Pada dosis tinggi statin juga
dapat menurunkan trigliserida yang disebabkan oleh peniggian VLDL.
Contoh: lovastin, simvastin, mevastin, pravastin fluvastin dan atorvastin.
Mekanisme kerja. Statin bekerja dengan menghambat sintesis
kolesterol dalam hati, dengan menghambat enzim penghambat HMG-CoA
reduktase. Akibat penurunan sintesis kolesterol ini, maka SREBP yang
terdapat pada membran dipecah oleh protease, lalu diangukut ke nukleus.
Farmakokinetik. Semua statin, kecuali lovastatin berada dalam
bentuk -hidroksi. Kedua statin tersebut merupakan prodrug dalam bentuk
lakton dan harus dihidrolisis lebih dahulu menjadi bentuk aktif asam hidroksi. Statin diabsorpsi 40-75%, kecuali fluvastatin yang diabsorpsi
sempurna. Semua obat mengalami metabolisme lintas pertma di hati.
Sebagin besar dieksresi oleh hati ke dalam cairan empedu dan sebagian kecil
lewat ginjal.
kelas
1A,
memiliki
pola
kerja
mirip
kinidin.
Efek
Gambar: nitrogliserin
c. Antihipertensi
Propanolol. Propanolol termaksud beta-bloker yang mudah terlarut
dalam lemak. Propanolol diabsorpsi dengan baik dalam saluran cerna
(>90%), tetapi memiliki bioavaibilitas yang sangat rendaah, yaitu 30-40%.
Hal ini dikarenakan propanolol mengalami first past effect di hati sehingga
dosis pemakain peroral lebih besar dibandingkan pemakain iv. Propanolol
memiliki waktu paruh eliminasi yang pendek yaitu 2-6 jam.
Dosis: hipertensi, angina dan aritmia: oral 2-3 dd 40 mg d.c, bila perlu
dinaikkan dengan interval 1 minggu sampai 320 mg sehari.
Gambar: propanolol
d. Antialipemik
Kolesteramin. Kolesteramin berkhasiat menurunkan LDL dan
kolesterol total, berdasarkan pengikatan asam empedu dalam usus halus
menjadi kompleks yang dikeluarkan melalui tinja. Tanpa asam empedu maka
kolesterol tidak diserap lagi.
Efek sampingnya berupa gangguan lambung usus, terutama obtipasi.
Rasanya tidak enak. Resorpsi dari vitamin A, D, E dan K dapat berkurang
begitu pula obat-obat lain yang diminum pada waktu bersamaan, maka
sebaiknya obat-obat ini diminum 1 jam sebelum kolestiramin.
Dosis: permulaan 4 g setengah jam a.c. dicampur dengan kurang
lebih 150 ml air, berangsur-angsur dinaikkan sampai 1-2 dd 8 g.
Gambar: kolesteramin
4. BIOSINTESIS
a. Propanolol
b. Fenotoin
Fenitoin, 5,5-diphenylimidazolidinedione disintesis dalam dua cara
yang berbeda. Yang pertama melibatkan penambahan katalis basa urea
untuk benzil diikuti dengan penataan ulang asam benzilic (1,2 fenil
migrasi) untuk membentuk produk yang diinginkan. Hal ini dikenal
sebagai Sintesis Biltz fenitoin
Metode kedua melibatkan reaksi benzofenon dengan potasium
sianida dengan adanya amonium karbonat, diikuti dengan siklisasi dari
produk yang dihasilkan (carboxyaminonitrile) dan penataan ulang di
bawah kondisi reaksi untuk membentuk fenitoin.
c. Captopril
5. INTERAKSI OBAT
a. Antiaritmia
Kelas IA: kuinidin , prokainamid dan disopriramid
Obat yang menginduksi enzim hati, seperti fenobarbital atau fenotoin,
dapat memeperpendek lama kerja kuinidin dengan cara mempercepat
eliminasinya. Tetapi karena terdapat banyak perbedaan dalam kepekaan
pasien terhadap induksi enzim, maka sulit untuk meramalkan pasien
mana yang terkena. Bila kuinidin deberikan pada pasien yang
mempunyai kadar deberikan pada pasien yang mempunyai kadar
digoksin plasma yang stabil, kadar digoksin akan meningkat dua kali
karena klirensya menurun. Kadang-kadang pada pasien yang sedang
menerima antikoagulan oral terjadi peningkatan waktu protrombin
setelah pemberian kuinidin. Karena kuinidin berkhasiat sebagai penyekat
adrenoresptor , interaksi aditif dapat terjadi bila diberikan bersama
vasodilator atay obat penurun volume plasma. Misalnya nitrogliserin
dapat menimbulkan hipotensi ortostatik yang berat pada pasien yang
sedang mandapat kuinidin. Peningkatan kadar K+ plasma akan
dosis
lidokain.
Lidokain
dapat
memperkuat
efek
obat tersebut di atas pada orang sakit harus dilakukan secara hati-hati.
Kelas III: bretilium, amiodaron, sotalol, dofetilid dan ibutilid,
Amiodaron meningkatkan kadar dan efek digoksin, warfarin, kuinidin,
prokainamid, fenitoin, enkainid, flekainid dan diltiazem. Amiodaron
meningkatkan kecendrungan bradikardia, henti sinus, dan penghambatan
AV bila diberikan bersama -bloker atau menghambat kalsium. Karena
eliminasinya lambat, gejala interaksi dapat bertahan selam beberapa
sinus.
e. Vasodilator
Tabel: Interaksi obat Vasodilator
No
.
Obat A
Obat B
Mekanisme
Obat A
Mekanisme
Obat B
Efek
1. Hidralazin
Diazoxide
2. Antagonis
Kalsium
(Nifedipin
)
Ergotamin
e
Kaptopril
3. (Kapoten)
Merelaksasi
otot polos
arteriol
sehingga
resistensi
perifer
menurun;
meningkatka
n denyut
jantung,
curah
sekuncup dan
curah
jantung.
Menurunkan
tekanan darah
secara kuat dan
cepat dengan
mempengaruhi
secara langsung
pada otot polos
arterial,sehingga
terjadi penurunan
tekanan perifer
tanpa
mengurangi
curah jantung
atau aliran darah
ke ginjal
Memberikan
efek
yang
sinergis atau
antagonis
karena
mengikat
reseptor yang
sama sehingga
mempengaruh
i
system
fisiologi
Menurunkan
tahanan
perifer
dengan
melemaskan
otot polos
pembuluh
darah, tidak
menimbulkan
depresi pada
miokard dan
tidak
mempunyai
sifat
antiaritmia.
Diuretik
menghambat
kuat
pembentukan
(furosemid, vaso
torasemid, konstriktor
bumetanid yang sangat
dan asam
kuat
etanikrat). (angiotensin
II) dan juga
Menghambat
neuron
serotonergik
sentral yang
memperantaraka
n transmisi nyeri.
Menyebabkan
efek
vasokonstriksi
perifer disertai
iskemia (Efek
sinergis atau
antagonis)
menghambat
perusakan
vasodilator yang
kuat (bradikinin).
menghambat
reabsorpsi
elektrolit Na, K
dan Cl sehingga
ion-ion ini akan
Efek
potensiasi
diekskresikan
bersama dengan
air.
f. Antiangina
Tabel: Interaksi Obat antiangina
Golongan
Contoh Obat
Indikasi
Kontraindikasi
Interaksi
Obat
Produk yang
Beredar
Nitrat
Organik
Nitrogliserin,
Isosorbid
Angina
pectoris,
infarks
jantung,
gagal jantung
kongestif
Efek adiktif
dengan
alkohol, bloker,
CCB, obatobat
antihiperten
si
Lutenyl,
Minitran,
Nitrocine,
Nomegestrol,
Monecto,
vascardin
-bloker oPenghambat
beta
nonselektif
(1
dan
2),
contoh:
propanolol,
pindolol
oPenghambat
1
(selektif),
contoh:
atenolol,
metoprolol
Antiangina,
antidisritmia,
infark
miokardia,
antihipertensi
Hipersensitivit
as, hipotensi
(<80 mmHg),
wanita
hamil,anemia
berat, fase IM
akut,
hipertropik
kardiomiopati
Asma, gagal
jantung
kongestif,
hipotensi,
bradikardia
simptomatik,
DM
dengan
hipoglikemi
CCB
Antiangina
(variant,stabil
kronik, tidak
stabil),
antiaritmia,
antihipertensi
o Nondihydrop
yridin,
contoh:
diltiazem,
verapamil
o Dihydropyrid
Inderal,
Cogard,
Viksen,
Tenormin,
Lopresor.
Bersifat
Cardizem,
aditif: nitrat Calan,
organik
Procardia,
Cardene.
in, contoh: ,
nifedipin,
kardiomiopat
nikardipin
ik hipertopi
g. Antilipemik
1. Golongan Asam Fibrat
- Klofibrat-Rifampisin (Rifampin)
Kadar
plasma
dari
metabolit
aktif
Klofibrat
Klofibrat + Probenesid
Kadar serum klofibrat meningkat oleh adanya Probenesid hal ini
2. Resin
pravastatin, dan
Glukoronil
transferase
Simvastatin,
atrovastatin,
lovastatin
P-glikoprotein
Pravastatin,
rosuvastatin
Antaraktan
Efek
Penghambat
Ketokonazol,
itrakonazol,
eritromisin,
klaritromisin,
diltiazem,
verapamil
Penghambat
Gemfibrozil, asam
nikotinat
Peningkatan
substratmiopati
dan rabdomiolisis)
kadar
(miolisis
Penghambat
Siklosporin
CYP3A4
Fluvastatin,
simvastatin
Kumarin
Penginduksi
rifampisin
simvastatin
Simvastatin
menghambat
enzim
metabolisme
kumarinmemperpanjang
waktu protrombin
Simvastatin
imatinib
Simvastatin
bosentan
4. Asam nikotinat
- Menyebabkan miopati dan rhabdomyolysis dengan penggunaan
bersama inhibitor HMG-CoA (statin). Kombinasi dengan leflunomide
-
h.
6. OBAT PILIHAN
a. Antihipertensi
Pilihan pertama yang dianjurkan adalah diuretika dengan dosis yang
sekecil mungkin. Efek samping hipokalemia dapat diatasi dengan pemberian
suplemen kalium atau pemberian diuretika potassium-sparing seperti
triamteren dan amilorida. Kemungkinan terjadinya hipotensi postural dan
dehidrasi hendaknya selalu diamati. Jika diuretika ternyata kurang efektif,
pilihan selanjutnya adalah obat-obat antagonis beta-adrenoseptor.
b. Antiangina dan antiaritmia
Untuk penderita angina atau aritmia, beta blocker cukup bermanfaat
sebagai obat tunggal, tetapi jangan diberikan pada pasien dengan kegagalan
ginjal kongestif, bronkhospasmus, dan penyakit vaskuler perifer. Pengobatan
dengan beta-1-selektif yang mempunyai waktu paruh pendek seperti
metoprolol 50 mg 1-2x sehari juga cukup efektif bagi pasien yang tidak
mempunyai kontraindikasi terhadap pemakaian beta-blocker. Dosis awal dan
rumat hendaknya ditetapkan secara hati-hati atas dasar respons pasien secara
individual.
c. Vasodilator
Keadaan ischemia jantung pada angina pectoris dapat diobati dengan
vasodilator koroner yang merupakan obat pilihan pertama dan zat-zat yang
mengurangi
kebutuhan
jantung
akan
oksigen.
Vasodilator
koroner
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Kumpulan Kuliah Farmakologi, Edisi II. Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.
Kee, Joyce L dab Hayes, Everlyn R. 1996. Farmakologi Proses Keperawatan.
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Ronny, Setyawan, dan Fatimah, S. 2008. Fisiologi Kardiovaskular: Berbasis
Masalah Keperawatan. Buku kedokteran EGC. Jakarta.
Tanu. 2007. Farmakologi dan Terapi. FKUI. Jakarta.
Tjay, T. H. dan Rahardja, K. 2007. Obat-Obat Penting Edisi VI. Elex Media
Komputindo. Jakarta.