Anda di halaman 1dari 5

1.

Obat-Obat Antiaritmia

Pengelompokan kerja obat anti aritmia yang aling banyak di gunakan secara luas dibagi menjadi empat
kelompok :

a. Golongan 1 adalah penghambat kanal natrium, kerja obat ini menggambarkan efek pada durasi
potensial aksi (action potential duratin [APD]) dan kinetik blokade kanal natrium. Obat yang berkerja
golongan 1A memperpajang APD dan berpisa dengan kanal melalui kinetik intermediat; obat yang
memiliki kerja golongan 1B memperpendek APD pada beberapa jaring jantung dan berpisa dengan kanal
melalui kinetik cepat; dan obat memiliki kerja golonga 1C mempunyai efek inimal pada APD dan berpisa
dengan kanal melalui kinetik lambat.

Golongan 1A

a) Prokainamid

Dengan memblokade kanal natrium, memperlambat upstroke potensial aksi, memperlambat hantaran
dan memper panjang durasi QRS dan EKG.

Efek samping

Dapat menyebabkan hipotensi, terutama pada pemberian intravena. Efek samping jangka panjang
adalah sindrom mirip lupus eritematosa dan biasanya terdiri atas nyeri sendi dan radang sendi, pada
beberapa pasien dapat juga terjai pleuritis, perikarditis, atau penyakit parenkim paru.

b) Kuinidin

Dengan memblokade kanal natrium, emperlambat upstroke potensial aksi, memperlambat hantaran
dan memper panjang durasi QRS dan EKG, dengan memblokade kanal natrium. Obat ini dapat juga
memperpanjang durasi potensial aksi dengan memblokade kanal kalium nonspesifik. Digunakan untuk
mempertahankan irama sinus normal pada pasien yang menderita flutter/fibrialis

Farmakokinetik

Kuinidin segera diserap dalam pemebrian oral, beriakatan dengan albumin dan α1-asam glikorotein, dan
dieliminasi dengan metabolisme melalui hati, kwaktu paruh eliminasi 6-8 jam, diberikan dan formulasi
lepas lambat, misal garam glukonat.

Efek Samping

Pada saluran cerna : diare, mual dan muntah. Sakit kepala, limbung dan tinitus (cinchonism).

c) Disopiramid

Obat yang memperlambat hantaran atreoventrikular harus diberikan bersama dengan disopiramid pada
pengobatan flutter atau fibrilasi atrium .
Farmakokinetik

Biasanya terdapat dalam bentuk oral, dosis 150 mg 3 kali sehari adapula yang diberikan sebanyak 1
gram/hari pada pasien yang memiliki kelainan gijal dosis ini harus dikurangin karena berbahaya dapat
menimbulkan gagal jantung

Efek Samping

Jantung : dapat mengakibatkan gangguan elektrofisiologik, dapat mencetuskan gagal jantung de novo
atau pasien yang sebelumnya menderita kelainan fungsi ventikel kiri.

Luar Jantung : retensi urien, mulut kering, penglihatan kabur, sembelit dan bertambanya beratnya
glukoma yang telah ada efek-efek ini mungkin mengharuskan penghentian obat.

2) Golongan 1B

a) Lidokain

Untuk menekan takikardia ventrikel dan mencegah vibrilasi ventrikel setelah kardioversi pada keadaan
iskemia akut. Pada penggunaan sebagai profilaksis dapat meningkatkan mortalitas karena meningkatnya
kejadian asistol.

Farmakokinetik

Hanya 3% diberikan per oral jadi lidokein harus diberikan secara parenteral. Dewasa ; 150 -200 mg di
berikan lebih dari 15 menit (sebagai infus tunggal atau rangkaian bolus yang lambat) sebaiknya di ikuti
infus dosis pemeliharaan 2- 4 mg/menit untuk mencapai kadar terapi dalam plasma sebesar 2-6 mcg/ml.

Efek Samping

Jantung : proaritmi, termasuk berhentinya nodus sinoatrial, memburuknya hantaran ynag rusak dan
aritmia ventrikel. Pada dosis yang besar, pada pasien yang memiliki gagal jantung dapat menyebabkan
hipotensi sebagian karena penekanan kontak tilitas otot jantung

Luar Jantung : parestesia, tremor, mual karena pengaruh sentral, kepala terasa ringan, kelainan
pendengaran, berbicara seperti menelan, dan kejang.

2) Meksiletin

Digunakan pada pengobatan aritmia ventrikel eleminasi waktu paruh adalah 8-20 jam dan memper
bolehkan pemberian 2/3 kali sehari dosis harian 600- 1200 mg perhari.

Efek Samping
Neurologi meliputi tremor, penglihatan kabur dan lesu, mual merupakan efek yang sering terjadi, nyeri
kronik, terutam nyeri akibat neuropati diabetik dan terauma syaraf dosis oral 450-750 mg per hari

3) Golongan 1 C

a) Flekainid

Menyekat kuat kanal natrium dan kalium yang blokadenya lambat dilepaskan. Di gunakan untuk pasien
yang memiliki aritmia supraventrikel tetapi jantungnya normal , obat ini dapat menyebabkan
eksaserbasi aritmia yang hebat bahkan jika dosis normal diberiakn pada pasien dengan takikardiakardia
ventrikel yang sudah ada sebelumnya dan pasein yang menderita infark miokard serta ektopi ventrikel.
Flekainid di absobsi dengan baik dan memiliki waktu paruh sekitar 20 jam eleminasi melalui metaboisme
di hati dan ginjal. Dosis 100 – 200 mg 2 kali sehari.

b) Propafenon

Untuk meblokade kanal natrium. DDi metabolime dalam hati dengan waktu paruh rata-rata 5- 7 jam
dosis harian 450-900 mg dalam 3 dosis digunakan untuk artitmia supra ventrikel

Efek Samping

Rasa logam dan kostipasi ; dapat terjadi eksaserbasi aritmia.

c) Morisizin

Obat antiaritmia derifat fenotoazine yang di gunakan untuk pengobatan aritmia ventrikel. Obat ini
merupakan penyekat kanal natrium yang relatif poten dan tidak memperpanjang durasi potensial aksi.
Dosis 200 – 300 mg per oral 3 kali sehari.

Efek Samping : Pusing dan mual

b. Kerja golongan 2 adalah simpatolitik. Obat yang memiliki efek ini mengurangi aktivitas adrenergik-
β pada jantung

1) Propanolol

Sebagai antiaritmia karena kemapuannya menyekat reseptor β dan efek langsung pada membran, obat
ini dapat mencegah infark berulang dan kematian mendadak pada pasien yang sedang proses
penyembuhan infark miokar akut.

2) Esmolol

Penyekat β kerja singkat terutama di gunakan sebagai obat antiaritmia intaorprasi dan aritmia akut
lainnya.
3) Sotalol

Obat penyekat β non selektif yang memperpanjang potensial aksi.

c. Kerja golongan obat 3 dalam bermanifestasi sebagai pemanjangan APD. Kebanyakan obat yang
memiliki kerja ini, menghambat komponen cepat penyearah arus kalium yang ditunda, Ikr .

1) Amiodaron

Sebagai obat untuk mengobatkan aritmia ventrikel yang serius obat ini sangat efektif untuk pengobatan
aritmia subraventrikel seperti vibrilasiatrium.

Farmakokinetik

Absobsi berfariasi dan memiliki bioavilabilitas 35-65%, obat mengalami metabolisme di hati, dan
metabolit utamanya desetiamiodaron adalah bioaktif.

Dosis awal total 10 gram biasanya dapat di capai dengan dosis harian 0,8-1,2 gram dosis pemeliharaan
200-400 mg/ hari, efek farmakologi dapat di capai dengan pemberia intara vena. Amiodaron
menghambat enzim lain yang memetabolisme sitokrom hati dan dapat menyebabkan tingginya kadar
obat yang merupakan subtrat untuk enzim tersebut, misalnya : digoksin dan wafarin.

Efek Samping

Jantung : menyebabkan bradikardia simtomatik dan blokade jantung

Luar Jantung : akumulasi amiodaron di banyak jaringan termasuk jantung, paru, hati dan kulit serta
berkonsentrasi di air mata.

2) Bretilium

Sebagai obat anti hipertensi obat ini mempengaruhi pelpasan katekolamin saraf tetapi jika mempunya
sifat sebgai antiaritmia secara langsung.

Faramakokinetik

Hanya tersedia untuk pemberian intra vena pada orang dewasa bolus bretilium tosilat intravena 5 mg /
kilogram di berikan dalam waktu lebih dari 10 menit, dosis ini dapat di ulangi setelah 30 menit. Terapi
pemeliharaan tercapai dengan bolus serupa tiap 4-6 jam atau melalui infus konstan 0,5-2 mg/ menit.

Efek Samping

Memperpanjang durasi potesial aksi ventrikel dan periode refrakter efektif. Hipotensi postural, dapat
terjadi mual dan muntah setelah pemberian bolus bretilium intavena.
d. Kerja golongan 4 adalah memblokade arus kalsium jantung. Krerja obat ini memperlambat
hantaran pada tempat yang upstroke potensial aksinya bergantung kalsium, misalnya nodus sinoatrial
dan atrioventrikular.

1) Verapamil

Memblokade kanal kalsium tipe L baik yang aktif maupun tidak aktif biasanya Verapamil memperlambat
nodus sinoatrial melalui kerja langsungnya tetapi kerja hipotensinya kadang-kadang dapat
menyebabkan refleks kecil yang meningkatkan kecepatan nodus sinoatrial. Verakamil dapat menekan
afterdipolarization baik yang awal atau yang tertunda serta dapat mengantagonisasi respon lambat yang
muncul pada berbagai jaringan yang mengalami depolarisasi berat.

Farmakokinetik

Waktu paru kira-kira 7 jam di metabolisasi di hati pemberian secara oral biovabilitasnya hanya
20 %diberikan secara hati-hati pada pasien yang memiliki kelainan fungsi hati. Dosis bolus awal 5 mg
diberikan selama lebih dari 2-5 menit di ikuti beberapa menit kemuadian dengan pemeberian kedua 5
mg dapat di berikan 4-6 jam atau dapat di gunakan infus konstan 0,4 mcg/kg/menit. Dosis oral efektif
lebih besar dari pada dosis intafena karena metabolisme lintas

Anda mungkin juga menyukai