FARINGITIS
Adalah peradangan pada mukosa faring.
(Efiaty Arsyad S,Dr,Sp.THT, 2000)
Faringitis adalah radang pada faring yang biasanya disebabkan oleh bakteri dan virus.
(Ngastiyah, 2005)
Faringitis akut adalah menunjukkan pada keadaan dimana keterlibatan utama adalah pada
tenggorokan. (Behrman K, 1999)
Etiologi
1. Virus
Adenovirus, virus epstein barr, herpes simpleks, virus parainfluenza, enterovirus, v.
Sinsitium pernapasan, virus influenza (A & B).
2. Streptokokus-hemolitikus grup A
Adalah satu-satunya agen penyebab infeksi bakteri yang lazim dan kecuali selama
epidemi, infeksi ini mungkin meliputi kurang dari 15 % kasus.
3. Mikoplasma dan arcanobacterium hemolytieum.
4. Infeksi gonokokus faring dapat terjadi akibat felasio (hubungan kelamin melalui
mulut)
5. Pneumokokus, Basilus influenza
Sumber: Behrman, 1999; 1458
Patofisiologi
Organisme yang menghasilkan eksudat saja atau perubahan kataral sampai yang
menyebabkan edema dan bahkan ulserasi dapat mengakibatkan faringitis. Pada
stadium awal, terdapat hiperemia, kemudian edema dan sekresi yang meningkat.
Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi menebal atau berbentuk mukus dan kemudian
cenderung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring.
Dengan hiperemia, pembuluh darah dinding faring menjadi melebar. Bentuk
sumbatan yang berwarna putih, kuning atau abu-abu terdapat dalam folikel atau
jaringan limfoid. Tidak adanya tonsilia, perhatian biasanya difokuskan pada faring
dan tampak bahwa folikel limfoid atau bercak-bercak pada dinding faring posterior
atau terletak lebih ke lateral, menjadi meradang dan membengkak. Tekanan dinding
lateral jika tersendiri disebut faringitis lateral. Hal ini tentu saja mungkin terjadi,
bahkan adanya tonsilia, hanya faring saja yang terkena.
Sumber: Adams, G.L, 1997: 328
manefestasi klinis
Berdasarkan penyebabnya, manifestasi klinis faringitis dapat dibagi dua, tetapi ada
banyak tanda dan gejala yang tumpang tindih dan sulit dibedakan antara satu bentuk
faringitis dengan yang lain.
1. Faringtis Virus
a. Tanda awal: Demam, malaise, anoreksia dengan nyeri tenggorokan sedang
b. Suara parau, batuk dan rinitis
c. Pada kasus berat dapat terbentuk ulkus kecil pada palatum lunak dan dinding
faring posterior.
d. Eksudat.
2. Faringitis Steptokokus
a. Pada anak umur lebih dari 2 tahun: Nyeri kepala, nyeri perut, muntah.
b. Demam 40oC kadang tidak tampak
c. Pembesaran tonsil dan tampak eksudat dan eritema faring
d. Disfagia
e. Kemerahan difus pada tonsil dan dinding penyangga tonsil dengan bintik-bintik
petekie palatum lunak, limfadenitis atau eksudasi folikuler.
Sumber: Behrman, 1999; 1458
Penatalaksanaan
1. Keperawatan
Istirahat di tempat tidur sampai demam hilang
Diet makanan lunak
Banyak minuet
Kompres leher dengan es bisa digunakan meredakan rasa sakit
(Keperawatan Medikal Bedah, Charlene J. Reeves, Gayle Roux, Robin. Lockhart)
2. Medik
F. Pemeriksaan diaqnostik
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Data Dasar
Identitas Pasien (nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku bangsa,
pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan, alamat, diagnosa medis, sumber biaya,
dan sumber informasi).
Identitas Penanggung ((nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku
bangsa, pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan
pasien)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. INTERVENSI
mmHg
Suhu:36,8-37,2 C
anatomi
Faring adalah suatu kantung fibromuskuler yang bentuknya seperti corong, yang besar di
bagian atas dan sempit di bagian bawah. Ke atas, faring berhubungan dengan rongga
hidung melalui koana, ke depan berhubungan dengan rongga mulut melalui isthmus
faucium, sedangkan dengan laring di bawah berhubungan melalui aditus pharyngeus, dan
ke bawah berhubungan esofagus. Faring
atas
Anatomy:
Faring a bag fibromuskuler shaped like a funnel, a large at the top and narrow at the
bottom.
This bag from the skull base to continue to connect esofagus as servikal to-6.
Go up faring in touch with the cavity through the nose koana, to deal with the future
through the mouth cavity ismus orofaring,
while the laring under the related aditus laring through and touch down to the posterior
wall esofagus.
The length in adults faring more than 14 cm; this section is faring the wall that longest.
Faring wall formed by (from the inside out) mucous, fasia faringobasiler, wrapping and
some muscle fasia bukofaringeal.
Relatif kecil, mengandung serta berhubungan dengan erat dengan beberapa struktur
penting, seperti adenoid, jaringan limfoid pada dinding lateral faring, torus tubarius,
kantong Rathke, choanae, foramen jugulare, dan muara tuba Eustachius.
Perjalanan Penyakit
Penularan dapat terjadi melalui udara (air borne disease) maupun sentuhan.
Droplet masuk melalui saluran napas atau mulut kemudian masuk ke lapisan faring.
Faring bereaksi terhadap proses infeksi tersebut, terjadilah radang.
Jenis faringitis