Disusun Oleh :
Dini Aulia Ramadhanty 1610711109
3. ETIOLOGI
Penyebab dari prematur ventrikel contraction diantaranya adalah:
Hipoksia
Ischemia dan irritability
Stimulasi simpatis : Hipertiroidisme
Obat – obatan : Kuinidin, intoksikasi digitalis
Gangguan elektrolit : Hipokalemia, hipokalsemia, hipomagnesemia
Bradicardia
Hipertrofi atrium dan ventrikel
4. FAKTOR RESIKO
Ada beberapa faktor resiko dari prematur ventrikel contraction diantaranya
adalah :
Usia
Jenis kelamin
Kebiasaan minum kopi, merokok, alkohol
Stres
Adanya penyakit jantung organik
5. KLASIFIKASI
a. Berdasarkan frekuensi
Frequent : 10 atau lebih VPCs/ jam(dengan holter monitor), 6 atau
lebih/ menit
Occasional : < dari 10 VPCs/ jam atau kurang dari 6 / menit
b. Berdasarkan hubungan dengan irama jantung yang normal
Bigemini kompleks yang berpasangan,VPCs setiap 1 irama
normal
Trigemini setelah 2 irama normal
Quadrigemini setelah 3 irama normal
Couplet 2 VPC yang berurutan
Nonsustained 3 atau lebih VPC yang berurutan( kurang dari 30
detik)
c. Berdasarkan fokus
Banyaknya fokus
1. Unifokal/ unimorfik – irama berasal dari satu focus, semua VPCs
punya morfologi yang sama
2. Multifokal/ multimorfik – VPCs memiliki lebih dari 1 morfologi
dan mungkin berasal dari lebih dari satu sisi
Tempat asal fokus
1. Ventrikel kiri
2. Ventrikel kanan
Berhubungan dengan penyakit jantung
1. Tidak ada (idiopathic)
2. Adanya penyakit jantung structural
6. PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI
Secara umum ada 3 mekanisme terjadinya aritmia, termasuk aritmia
ventrikel, yaitu :
Automaticity
Terjadi karena adanya percepatan aktivitas fase 4 dari potensial aksi
jantung
Aritmia ventrikel karena automaticity biasanya terjadi pada keadaan
akut dan kritis seperti infark miokard akut, gangguan elektrolit,
gangguan keseimbangan asam basa dan juga tonus simpatis yang
meningkat
Reentry
Mekanisme aritmia ventrikel yang paling sering
Biasanya disebabkan oleh kelainan kronis seperti infark miokard lama
atau kardiomiopati dilatasi, pada keadaan ini dapat terjadi kematian
mendadak
Kondisi – kondisi yang dapat menyebabkan reentry :
a. Panjang jarak yang harus ditempuh impuls mengelilingi lingkaran
reentry
b. Kecepatan konduksi impuls yang berkurang
c. Periode refrakter otot berkurang banyak
Triggered activity
Adanya kebocoran ion positif ke dalam sel sehingga terjadi lonjakan
potensial pada akhir fase 3 atau awal fase 4 dari aksi potensial jantung.
Bila lonjakan cukup bermakna, maka dapat terjadi aksi potensial baru.
Keadaan ini disebut juga after depolarization. Triggered activity terjadi
jika keadaan depolarisasi sebelumnya belum mengalami repolarisasi
sempurna sebelum terjadi depolarisasi lagi.
7. GEJALA KLINIK
Keluhan – keluhan yang sering timbul :
a. Palpitasi, detak jantung sering berhenti / meloncat, letih, lemas, cepat
lelah, kesadaran menurun, kejang, dsb
b. Keluhan lain sesuai penyakit dasar, komplikasi dan faktor presipitasi
(sesak, nyeri dada, stroke, dll)
c. Palpitasi dapat ditandai oleh heart rate yang irregular dan cepat,
umumnya disebabkan oleh adanya ektopik beats ( denyut ektopik ),
seperti pada PAC dan PVC
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. EKG
Pada PVC : morfologi QRS bizzare, lebar > 0,12 second, gel T
berlawanan arah dengan QRS
b. Ambulatory monitoring
Untuk memonitor EKG dalam jangka waktu yang lama
c. Holter monitor
Menggunakan media digital / tape untuk merekam 3 -5 lead dari EKG
secara kontinous selama 24 – 48 jam
d. Berguna untuk mendiagnosis gejala yang bersifat frekuen, dan juga
untuk diagnosis disfungsi SA node ( mis : Sick Sinus Syndrome) atau
juga AV block yang intermittent
9. PENATALAKSANAAN
Tujuan Terapi Aritmia secara umum :
Menurunkan aktivitas pacemaker ektopik
Memodifikasi konduksi atau kerefrakteran pada sirkuit re-entry
untuk menggagalkan terjadinya gerakan sirkus
Pada PVC , indikasi utama terapi adalah untuk mengurangi keluhan
pasien
Non Farmakologi
Hentikan / kurangi minum kopi
Psikoterapi
Hentikan obat diet ( Amfetamin )
Amfetamin: obat adrenergik, berefek anoreksik, efek samping dapat
berupa sakit kepala, palpitasi, pusing, gangguan vasomotor
Hindari merokok dan juga alkohol
Terapi ablasi . Menurut ACC/AHA/ESC 2006 dapat dilakukan
pada :
Pasien dengan frekuen, simptomatis, monomorfik PVC yang
refrakter dengan terapi medikamentosa
Pasien yang menghindari /menolak terapi medikamentosa
jangka panjang
Pemasangan Implantable Cardioverter Defibrilator ( ICD )
Indikasi pemasangan ICD adalah pasien dengan resiko sudden
death yang tinggi, misalnya pasien dengan PVC yang frekuen ,
muncul pasca infark dengan penurunan fungsi fraksi ejeksi ( <
35%) atau kardiomiopati dilatasi
Vagal Manuver
Farmakologi
Penatalaksanaan untuk keadaan akut
Mencari dan mengobati penyebab ( misalnya hipoksia, hipokalemia,
hipomagnesemia )
Beta Blocker
Meningkatkan arus masuk ion K, dan pada dosis tinggi menekan arus
masuk ion Na, dikenal sebagai efek stabilisasi membran
Penggunaan terapi :
Propranolol terutama digunakan untuk pengobatan takiaritmia
supraventrikel.
Propranolol merupakan obat pilihan yang paling baik untuk
pengobatan depolarisasi prematur ventrikel yang simptomatis pada
pasien yang tidak berpenyakit jantung organik
Prolong Repolarisation
Mempunyai efek memperpanjang lama potensial aksi dan masa
refrakter efektif serabut purkinje juga serabut otot ventrikel.
Penggunaan terapi :
Bretilium : untuk pengobatan aritmia ventrikel yang mengancam
jiwa yang gagal diobati dengan obat antiaritmia lini pertama seperti
lidokain atau prokainamid.
Amiodaron : sangat efektif untuk berbagai aritmia. Namun efek
samping sering terjadi dan meningkat secara nyata setelah 1 tahun
pengobatan, dapat mengenai berbagai organ dan dapat membawa
kematian
Calcium Channel Blocker
Menghambat channel Ca, dan juga perlambatan konduksi di AV node.
Verapamil adalah satu – satunya CCB yang dipasarkan sebagai
antiaritmia sedangkan manfaat diltiazem masih dalam penelitian.
Penggunaan terapi :
Obat pilihan pertama pada serangan akut paroksismal atrial
takikardia.
Dapat berguna untuk aritmia dengan hipertensi
10. KOMPLIKASI
Ventricular Tachycardi
Ventricular Fibrilation
Sudden Cardiac Death
11. PENCEGAHAN
Hindari faktor – faktor pemicu misalnya kopi, merokok, alkohol, stres
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
a. Pengkajian primer :
1. Airway
Apakah ada peningkatan sekret ?
Adakah suara nafas : krekels ?
2. Breathing
Adakah distress pernafasan ?
Adakah hipoksemia berat ?
Adakah retraksi otot interkosta, dispnea, sesak nafas ?
Apakah ada bunyi whezing ?
3. Circulation
Bagaimanakan perubahan tingkat kesadaran ?
Apakah ada takikardi ?
Apakah ada takipnoe ?
Apakah haluaran urin menurun ?
Apakah terjadi penurunan TD ?
Bagaimana kapilery refill ?
Apakah ada sianosis ?
b. Pengkajian sekunder :
1. Riwayat penyakit
Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke, hipertensi
Riwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati, GJK, penyakit katup
jantung, hipertensi
Penggunaan obat digitalis, quinidin dan obat anti aritmia lainnya
kemungkinan untuk terjadinya intoksikasi
Kondisi psikososial
2. Pengkajian fisik
Aktivitas : kelelahan umum
Sirkulasi : perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak
teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut
menurun; kulit warna dan kelembaban berubah misal pucat, sianosis,
berkeringat; edema; haluaran urin menurun bila curah jantung menurun
berat.
Integritas ego : perasaan gugup, perasaan terancam, cemas, takut,
menolak,marah, gelisah, menangis.
Makanan/cairan : hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran terhadap
makanan, mual muntah, peryubahan berat badan, perubahan kelembaban
kulit
Neurosensori : pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung,
letargi, perubahan pupil.
Nyeri/ketidaknyamanan : nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau
tidak dengan obat antiangina, gelisah
Pernafasan : penyakit paru kronis, nafas pendek, batuk, perubahan
kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels, ronki,
mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada
gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal;
hemoptisis.
Keamanan : demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema,
edema (trombosis siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan
Diagnosa keperawatan
1. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan
konduksi elektrikal, penurunan kontraktilitas miokardia.
2. Kurang pengetahuan tentang penyebab atau kondisi pengobatan
berhubungan dengan kurang informasi/salah pengertian kondisi
medis/kebutuhan terapi.
Intervensi Keperawatan
Signatu
Day/dat
DX Outcomes Interventions re/nam
e/time
e
1 Kriteria hasil : Raba nadi (radial,
Mempertahankan/me femoral, dorsalis pedis)
ningkatkan curah jantung catat frekuensi,
adekuat yang dibuktikan keteraturan, amplitudo
oleh TD/nadi dalam dan simetris.
rentang normal, haluaran Auskultasi bunyi
urin adekuat, nadi teraba jantung, catat frekuensi,
sama, status mental biasa irama. Catat adanya
Menunjukkan denyut jantung ekstra,
penurunan frekuensi/tak penurunan nadi.
adanya disritmia Pantau tanda vital dan
Berpartisipasi dalam kaji keadekuatan curah
aktivitas yang jantung/perfusi
menurunkan kerja jaringan.
miokardia. Tentukan tipe disritmia
dan catat irama :
takikardi; bradikardi;
disritmia atrial;
disritmia ventrikel; blok
jantung
Berikan lingkungan
tenang. Kaji alasan
untuk membatasi
aktivitas selama fase
akut.
Demonstrasikan/dorong
penggunaan perilaku
pengaturan stres misal
relaksasi nafas dalam,
bimbingan imajinasi
Selidiki laporan nyeri,
catat lokasi, lamanya,
intensitas dan faktor
penghilang/pemberat.
Catat petunjuk nyeri
non-verbal contoh
wajah mengkerut,
menangis, perubahan
TD
Siapkan/lakukan
resusitasi jantung paru
sesuai indikasi