LAPORAN PENDAHULUAN
Oleh:
Nuryantri Puspitasari
170070301111079
1. DEFINISI
Aritmia Cordis adalah gangguan pembentukan impuls (rangsangan) dan atau
konduksi di setiap bagian di dalam jantung.
Premature Ventricular Contraction (Extrasistole ventrikel / Ventrikel Premature Beats)
adalah gangguan irama jantung dimana timbul denyut jantung prematur yang berasal
dari fokus yang terletak di ventrikel.
3. ETIOLOGI
Penyebab dari prematur ventrikel contraction diantaranya adalah:
Hipoksia
Ischemia dan irritability
Stimulasi simpatis : Hipertiroidisme
Obat – obatan : Kuinidin, intoksikasi digitalis
Gangguan elektrolit : Hipokalemia, hipokalsemia, hipomagnesemia
Bradicardia
Hipertrofi atrium dan ventrikel
4. FAKTOR RESIKO
Ada beberapa faktor resiko dari prematur ventrikel contraction diantaranya adalah:
Usia
Jenis kelamin
Kebiasaan minum kopi, merokok , alkohol
Stres
Adanya penyakit jantung organik
5. KLASIFIKASI
a. Berdasarkan frekuensi
Frequent : 10 atau lebih VPCs/ jam(dengan holter monitor), 6 atau lebih/ menit
Occasional : < dari 10 VPCs/ jam atau kurang dari 6 / menit
b. Berdasarkan hubungan dengan irama jantung yang normal
Bigemini kompleks yang berpasangan ,VPCs setiap 1 irama normal
Trigemini setelah 2 irama normal
Quadrigemini setelah 3 irama normal
Couplet 2 VPC yang berurutan
Nonsustained 3 atau lebih VPC yang berurutan( kurang dari 30 detik)
c. Berdasarkan fokus
Banyaknya fokus
1. Unifokal/ unimorfik – irama berasal dari satu focus, semua VPCs punya
morfologi yang sama
2. Multifokal/ multimorfik – VPCs memiliki lebih dari 1 morfologi dan mungkin
berasal dari lebih dari satu sisi
Tempat asal fokus
1. Ventrikel kiri
2. Ventrikel kanan
Berhubungan dengan penyakit jantung
1. Tidak ada (idiopathic)
2. Adanya penyakit jantung structural
6. PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI
Secara umum ada 3 mekanisme terjadinya aritmia, termasuk aritmia ventrikel, yaitu :
Automaticity
Terjadi karena adanya percepatan aktivitas fase 4 dari potensial aksi jantung
Aritmia ventrikel karena automaticity biasanya terjadi pada keadaan akut dan
kritis seperti infark miokard akut, gangguan elektrolit, gangguan keseimbangan
asam basa dan juga tonus simpatis yang meningkat
Reentry
Mekanisme aritmia ventrikel yang paling sering
Biasanya disebabkan oleh kelainan kronis seperti infark miokard lama atau
kardiomiopati dilatasi, pada keadaan ini dapat terjadi kematian mendadak
Kondisi – kondisi yang dapat menyebabkan reentry :
a. Panjang jarak yang harus ditempuh impuls mengelilingi lingkaran reentry
b. Kecepatan konduksi impuls yang berkurang
c. Periode refrakter otot berkurang banyak
Triggered activity
Adanya kebocoran ion positif ke dalam sel sehingga terjadi lonjakan potensial
pada akhir fase 3 atau awal fase 4 dari aksi potensial jantung. Bila lonjakan
cukup bermakna, maka dapat terjadi aksi potensial baru. Keadaan ini disebut
juga after depolarization. Triggered activity terjadi jika keadaan depolarisasi
sebelumnya belum mengalami repolarisasi sempurna sebelum terjadi
depolarisasi lagi.
7. GEJALA KLINIK
Keluhan – keluhan yang sering timbul :
a. Palpitasi, detak jantung sering berhenti / meloncat, letih, lemas, cepat lelah,
kesadaran menurun, kejang, dsb
b. Keluhan lain sesuai penyakit dasar, komplikasi dan faktor presipitasi (sesak,
nyeri dada, stroke, dll)
c. Palpitasi dapat ditandai oleh heart rate yang irregular dan cepat, umumnya
disebabkan oleh adanya ektopik beats ( denyut ektopik ), seperti pada PAC
dan PVC
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. EKG
Pada PVC: morfologi QRS bizzare, lebar > 0,12 second, gel T berlawanan arah
dengan QRS
b. Ambulatory monitoring
Untuk memonitor EKG dalam jangka waktu yang lama
c. Holter monitor
Menggunakan media digital / tape untuk merekam 3 -5 lead dari EKG secara
kontinous selama 24 – 48 jam
d. Berguna untuk mendiagnosis gejala yang bersifat frekuen, dan juga untuk
diagnosis disfungsi SA node ( mis : Sick Sinus Syndrome) atau juga AV block
yang intermittent
9. PENATALAKSANAAN
Tujuan Terapi Aritmia secara umum :
Menurunkan aktivitas pacemaker ektopik
Memodifikasi konduksi atau kerefrakteran pada sirkuit re-entry untuk
menggagalkan terjadinya gerakan sirkus
Pada PVC , indikasi utama terapi adalah untuk mengurangi keluhan pasien
Non Farmakologi
Hentikan / kurangi minum kopi
Psikoterapi
Hentikan obat diet ( Amfetamin )
Amfetamin: obat adrenergik, berefek anoreksik, efek samping dapat berupa
sakit kepala, palpitasi, pusing, gangguan vasomotor
Hindari merokok dan juga alkohol
Terapi ablasi . Menurut ACC/AHA/ESC 2006 dapat dilakukan pada :
Pasien dengan frekuen, simptomatis, monomorfik PVC yang refrakter
dengan terapi medikamentosa
Pasien yang menghindari /menolak terapi medikamentosa jangka panjang
Pemasangan Implantable Cardioverter Defibrilator ( ICD )
Indikasi pemasangan ICD adalah pasien dengan resiko sudden death
yang tinggi, misalnya pasien dengan PVC yang frekuen , muncul pasca
infark dengan penurunan fungsi fraksi ejeksi ( < 35%) atau kardiomiopati
dilatasi
Vagal Manuver
Farmakologi
Beta Blocker
Meningkatkan arus masuk ion K, dan pada dosis tinggi menekan arus masuk ion
Na, dikenal sebagai efek stabilisasi membran
Penggunaan terapi :
Propranolol terutama digunakan untuk pengobatan takiaritmia supraventrikel.
Propranolol merupakan obat pilihan yang paling baik untuk pengobatan
depolarisasi prematur ventrikel yang simptomatis pada pasien yang tidak
berpenyakit jantung organik
Prolong Repolarisation
Mempunyai efek memperpanjang lama potensial aksi dan masa refrakter efektif
serabut purkinje juga serabut otot ventrikel.
Penggunaan terapi :
Bretilium : untuk pengobatan aritmia ventrikel yang mengancam jiwa yang gagal
diobati dengan obat antiaritmia lini pertama seperti lidokain atau prokainamid.
Amiodaron : sangat efektif untuk berbagai aritmia. Namun efek samping sering
terjadi dan meningkat secara nyata setelah 1 tahun pengobatan, dapat
mengenai berbagai organ dan dapat membawa kematian
Pasien dengan PVC yang simptomatis dan tanpa kelainan jantung organik dapat
diberikan beta blocker. Misalnya Atenolol ( 25 – 100 mg/ hari ) atau metoprolol ( 50 –
200 mg/hari ). Selain itu pada pasien tanpa kelainan jantung organik ini, terapi
ditujukan pada yang non farmakologi, seperti menghentikan kebiasaan minum kopi,
merokok, stres, dll. Pada pasien PVC yang simptomatis, selain dapat diberi Beta
blocker, dapat juga diberi CCB ( Verapamil, diltiazem ).
10. KOMPLIKASI
Ventricular Tachycardi
Ventricular Fibrilation
Sudden Cardiac Death
11. PENCEGAHAN
Hindari faktor – faktor pemicu misalnya kopi , merokok , alkohol , stres
DAFTAR PUSTAKA
Hudak, C.M, Gallo B.M. Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik. Jakarta : EGC.1997
Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Alih bahasa Peter
Anugrah. Editor Caroline Wijaya. Ed. 4. Jakarta : EGC ; 1994.
Santoso Karo karo. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 1996
Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih bahasa
Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC; 2001.
Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan
pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC;1999
Hanafi B. Trisnohadi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Ed. 3. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI ; 2001
http://asuhankeperawatans.blogspot.com/2010/11/asuhan-keperawatan-aritmia-gangguan.html