Kontraksi jantung normal dimulai dari impuls listrik di atrium kanan. Impuls ini
berasal dari daerah atrium disebut nodus sinoatrial atau sinus “alat pacu jantung
alami”.
a. Sewaktu impuls bergerak melalui atrium menghasilkan gelombang kontraksi otot.
Hal ini menyebabkan atrium berkontraksi.
b. Impuls mencapai nodus atriolventrikuler didalam dinding otot antara 2 ventrikel.
Lalu terjadi jedah untuk memberikan waktu masuk darah dari atrium ke ventrikel.
c. Impuls kemudian berlanjut ke ventrikel menyebabkan kontras ventrikel yang
mendorong darah keluar dari jantung dalam satu detak jantung.
Pada orang dengan detak jantung dan irama jantung normal berdetak 50-
100x/menit. Jika jantung berdetak >100x/menit, denyut jantung dianggap cepat
(takikardi). Jika jantung berdetak <50x/menit, denyut jantung dianggap lambat
(bradikardi).
Pada fibrilasi atrium, beberapa impuls berjalan melalui atrium pada saat yang sama.
a. Karena kontraksi tidak terkoordinasi, kotraksi atrium tidak teratur, kacau dan
sangat cepat. Atrium dapat berkontraksi 400-600/menit.
b. Impuls yang tidak teratur ini mencapai nodus AV dengan sangat cepat, tetapi tidak
semuanya melewati nodus AV, sehingga ventrikel berdetak lebih lambat, sering
kali rata-rata 110-180 detak/menit dengan irama yang tidak teratur.
c. Dengan hasil yang cepat, detak jantung yang tidak teratur menyebabkan
gelombang yang tidak teratur dan kadang-kadang terjadi sensasi berdebar pada
dada.
d. Fibrilasi atrium semakin umum dengan usia lanjut. Selama fibrilasi atrium, dua
kamar jantung bagian atas (atrium) mengalahkan berantakan dan tidak teratur
keluar dari koordinasi dengan dua kamar bawah (ventrikel) jantung. Hasilnya
adalah denyut jantung tidak teratur dan sering cepat yang menyebabkan aliran
darah yang buruk ke tubuh dan gejala jantung berdebar, sesak napas dan
kelemahan. Kebanyakan orang dengan atrial fibrilasi memiliki peningkatan risiko
terjadinya pembekuan darah yang dapat menyebabkan stroke.
2. Etiologi
Penyebab paling sering adalah hipertensi, cardiomyopathy, kelainan katup mitral
dan trikuspid, hyperthyroidism, kebiasaan konsumsi alkohol (holiday heart). Penyebab
yang jarang meliputi pulmonary embolism, atrial septal defect (ASD), dan penyakit
jantung defect kongenital lainnya, COPD, myocarditis, dan pericarditis.
Penyebab dari abnormalitas irama jantung biasanya satu atau gabungan dari
kelainan berikut ini dalam sistem irama-konduksi jantung :
a. Irama abnormal dari pacu jantung.
b. Pergeseran pacu jantung dari nodus sinus ke bagian lain dari jantung.
c. Blok pada tempat-tempat yang berbeda sewktu menghantarkan impuls melalui
jantung.
d. Jalur hantaran impuls yang abnormal melalui jantung.
e. Pembentukan yang spontan dari impuls abnormal pada hampir semua bagian
jantung.
4. Patofisiolgi
Aktivasi fokal fokus diawali biasanya dari daerah vena pulmonalis timbulnya
gelombang yang menetap dariàMultiple wavelet reentry depolarisasi atrial atau
wavelets yang dipicu oleh depolarisasi atrial premature atau aktivitas aritmogenik dari
fokus yang tercetus secara cepat. Mekanisme fibrilasi atrium identik dengan
mekanisme fibrilasi ventrikel kecuali bila prosesnya ternyata hanya di massa otot
atrium dan bukan di massa otot ventrikel. Penyebab yang sering menimbulkan fibrilasi
atrium adalah pembesaran atrium akibat lesi katup jantung yang mencegah atrium
mengosongkan isinya secara adekuat ke dalam ventrikel, atau akibat kegagalan
ventrikel dengan pembendungan darah yang banyak di dalam atrium. Dinding atrium
yang berdilatasi akan menyediakan kondisi yang tepat untuk sebuah jalur konduksi
yang panjang demikian juga konduksi lambat, yang keduanya merupakan faktor
predisposisi bagi fibrilasi atrium.
Karakteristik Pemompaan Atrium Selama Fibrilasi Atrium.
Atrium tidak akan memompa darah selama AF berlangsung. Oleh karena itu atrium
tidak berguna sebagai pompa primer bagi ventrikel. Walaupun demikian, darah akan
mengalir secara pasif melalui atrium ke dalam ventrikel, dan efisiensi pompa ventrikel
akan menurun hanya sebanyak 20 – 30 %. Oleh karena itu, dibanding dengan sifat
yang mematikan dari fibrilasi ventrikel, orang dapat hidup selama beberapa bulan
bahkan bertahun-tahun dengan fibrilasi atrium, walaupun timbul penurunan efisiensi
dari seluruh daya pompa jantung.
Patofisiologi Pembentukan Trombus pada AF.
Pada AF aktivitas sitolik pada atrium kiri tidak teratur, terjadi penurunan atrial flow
velocities yang menyebabkan statis pada atrium kiri dan memudahkan terbentuknya
trombus. Pada pemeriksaan TEE, trombus pada atrium kiri lebih banyak dijumpai pada
pasien AF dengan stroke emboli dibandingkan dengan AF tanpa stroke emboli. 2/3
sampai ¾ stroke iskemik yang terjadi pada pasien dengan AF non valvular karena
stroke emboli. Beberapa penelitian menghubungkan AF dengan gangguan hemostasis
dan thrombosis. Kelainan tersebut mungkin akibat dari statis atrial tetapi mungkin juga
sebgai kofaktor terjadinya tromboemboli pada AF. Kelainan-kelainan tersebut adalah
peningkatan faktor von Willebrand ( faktor VII ), fibrinogen, D-dimer, dan fragmen
protrombin 1,2. Sohaya melaporkan AF akan meningkatkan agregasi trombosit,
koagulasi dan hal ini dipengaruhi oleh lamanya AF.
Fibrilasi atrium
a. Frekwensi : frekwensi atrium antara 350 sampai 600 denyut permenit; respons
ventrikuler biasanya 120 sampai 200 denyut per menit.
b. Gelombang P : tidak terdapat gelombang P yang jelas; tampak indulasi yang
iereguler, dinamakan gelombang fibrilasi atau gelombang F, interval PR tidak
dapat diukur.
c. Kompleks QRS : Biasanya normal .
d. Hantaran : Biasanya normal melalui ventrikel. Ditandai oleh respons ventrikuler
ireguler, karena nodus AV tidak berespon terhadap frekwensi atrium yang cepat,
maka impuls yang dihantarkan menyebabkan ventrikel berespon ireguler.
e. · Irama : ireguler dan biasanya cepat, kecuali bila terkontrol. Ireguleritas irama
diakibatkan oleh perbedaan hantaran pada nodus AV.
I. PENGKAJIAN
Waktu Pengkajian : 08.00
Ruang / kelas : mirah 7
Diagnosa Medis : Atrial Fibrilasi, Oedema Paru, Dan Status Asmatikus
Waktu MRS : 4 November 2013
1. Identitas
Pasien bernama Ny. T usia 45 tahun, jenis kelamin perempuan, sudah menikah,
beragama islam, alamat di bangkalan, suku bangsa Madura, pendidikan terakhir
sarjana, sehari – hari pasien mempunyai profesi sebagai guru,
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluh masih terasa sesak, karena mempunyai riwayat asma, sesak
terasa berat di dada sebelah kiri, timbul pada saat beraktivitas.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dari ICU tanggal 4 November 2013 pukul 12.45 dengan keluhan
sesak, pasien dirawat di ICU selama 5 hari, di ruangan pasien menggunakan
oksigen nasal 2 lpm, pasien terpasang kateter, badan pasien terasa lemas, suara
pasien terdengar berat ketika berkomunikasi. Pada saat pengkajian tanggal 6
november 2013 pasien mengatakan masih sesak karena mempunyai riwayat asma,
sesak terasa berat di dada sebelah kiri, timbul pada saat beraktivitas. TD : 128/80
mmHg, Suhu : 36,20C, Nadi : 82 x permenit, RR: 20 x permenit, SPO 2: 99%. Pasien
nafas spontan tidak menggunakan oksigen nasal, pada pemeriksaan auskultasi
paru terdengar suara wheezing pada lobus kiri atas.
c.Riwayat penyakit Dahulu
Pasien pernah dirawat di RS Bangkalan dengan keluhan nyeri abdomen, pasien
memiliki riwayat alergi debu, asma sejak SMP, memiliki riwayat penyakit jantung.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang
sama dengan pasien seperti asma dan jantung, serta tidak memiliki riwayat DM
dan Hipertensi.
e. Genogram
Pasien adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, orang tua pasien sudah meninggal,
pasien tinggal bersama suami dan kedua orang anak perempuannya.
3. Observasi dan Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan kepala, tidak ada benjolan, rambut berwarna hitam. Pada
pemeriksaan di hidung, bentuk hidung simetris, septum berada di tengah, tidak
ada polip. Pada pemeriksaan mata tampak anemis, pupil isokor, reflek cahaya
normal, konjungtiva berwarna merah muda, sclera putih.
e. Pencernaan (Bowel)
Keadaan mulut bersih, membran mukosa lembab, gigi lengkap, tidak ada gigi
palsu, SMRS pasien mengkonsumsi makanan sembarangan, tapi saat diruangan
(MRS) pasien mendapat diet jantung non ayam, non telor, non daging, porsi diet
hanya habis separuh, tidak terdapat mual, ataupun muntah, perut tidak buncit,
pasien hanya makan diet dari rs , peristaltik usus 15 x permenit, tidak terdapat
nyeri abdomen. Eliminasi alvi SMRS pasien BAB 2 hari sekali dengan frekuensi
banyak dan konsistensi lunak, sedangkan pada saat MRS pasien belum BAB
Masalah : tidak ada masalah keperawatan
f. Muskuluskeletal (Bone)
Pada pasien tidak terjadi masalah pada system muskuluskletal, pasien mampu
melakukan ROM bebas kekuatan otot 5555, tidak ada kelainan pada tulang
ataupun fraktur, terpasang plug infuse ditangan sebelah kiri.
Masalah : tidak ada masalah
g. Endokrin
pada pemeriksaan tyroid tidak terdapat kelainan/abnormalitas tidak ada
hiperglikemia dan hipoglikemi
4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal
31/10/13
Hasil Normal Hasil Normal
Hb 10,9 g/dl 11,5 – 16,0 g/dl Kalium 3,43 mEg/l 3,6 – 5,5
mEg/l
Leukosit 9,40 K/Ul 4,0 – 11 K/Ul Clorida 107,8 107,8
mMol/l mMol/l
Trombosit 223 K/Ul 150-450 K/Ul
PCV/HCT 33% 37-47%
SGOT 12 u/l 1-22 u/l
SGPT 11 u/l 1-22 u/l
Albumin 4,25 g% 3-5 g%
BUN 4,35 mg% 8-20 mg%
Kreatinin 0,55 mg% 0,6 – 1,2 mg%
Natrium 142,3 mEg/dl 136-144 mEg/dl
b. Pemeriksaan EKG
Tanggal 5 November 2013
Interpretasi : normal sinus Rhythm, left atrial enlargement, prolonged QT,
abnormal ECG
c. Pemeriksaan Thorak
Tanggal 31 Oktober 2013
COR : ukuran kesan membesar
Pulmo : tampak perselubungan di parahylar kanan kiri sinus phernicocostalis
kanan kiri tajam, tulang – tulang dan soft tissue normal
5. Terapi
Sekoted MD 1 2x1
Obat oral
Valsartan 80 mg 1x½
Fasorbid 5 mg 2x½
Indikasi:
Untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi).
Dosis:
Efek Samping:
Instruksi Khusus:
1. Pasien yang kekurangan volume (misalnya terapi diuretik dosis tinggi)
mungkin mengalami hipotensi dan harus dimulai dengan dosis rendah.
2. Gunakan dengan hati-hati pada pasien renal artery stenosis, kerusakan ginjal
atau kerusakan hati.
3. Periksa tekanan darah (BP), fungsi ginjal dan elektrolit 1-2 minggu setelah
penambahan tiap dosis, pada waktu 3 bulan kemudian lakukan setiap 6
bulan. (Diperlukan lebih banyak pengawasan pada pasien yang pernah atau
yang baru mengalami disfungsi ginjal)
Brand: : Fahrenheit
Product
G
Code::
Komposisi: Isosorbide dinitrate
Indikasi: Terapi dan profilaksis angina pektoris.
1-2 tablet letakkan di bawah lidah (sublingual) setiap 2-3 jam selama
Dosis:
diperlukan.
Pemberian
Diberikan pada saat perut kosong 1/2 jam sebelum makan.
Obat:
Kontra
Glaukoma, anemia, hipertiroid, peningkatan TIK, infark miokardium.
Indikasi:
Perhatian: Toleransi dan toleransi silang dengan nitrat dan nitrit lainnya.
Sakit kepala, hipotensi ortostatik, wajah/leher panas dan kemerahan,
Efek Samping:
gangguan GI, denyut nadi cepat, ruam kulit(jarang).
Interaksi Simpatomimetik menurunkan efek anti angina. Alkohol
Obat: meningkatkan efek hipotensi ortostatik secara intensif.
Kemasan: Tablet sublingual 5 mg x 10 x 10
II. ANALISA DATA