Anda di halaman 1dari 36

+

FARMAKOTERAPI
ARITMIA

A. Natalia Prihapsari, M.Sc., Apt


Farmasi UNNES ·
13 November 2020
+
Definisi

Gangguan irama jantung (aritmia) adalah kelainan


dalam kecepatan, irama, tempat asal dari rangsangan
(impuls), atau gangguan penghantaran yang
menyebabkan perubahan dalam urutan normal aktivasi
atrium dan ventrikel
+
Epidemiologi
+ Epidemiologi
+ Etiologi
+ Etiologi
+
Patofisiologi
+
+
Aritmia dapat timbul karena kelainan
dalam :

1. Kelainan kecepatan
Jarak antara dua kompleks QRS yang berturutan di sebuah
rekaman EKG dikalibrasikan ke kecepatan denyut jantung. Kecepatan
denyut jantung yang melebihi 100 denyut per menit di kenal sebagai
takikardia, sedangkan denyut yang lambat yang kurang dari 60 kali per
menit di sebut bradikardia.
+
2. Kelainan Pembentukan Impuls
a.Automatisitas normal berubah (pengaruh perubahan
tonus susunan saraf otonom)

Pada nodus SA, frekuensi impuls dapat di ubah


oleh aktivitas otonomik atau penyakit intrinsik. Aktivitas
vagal yang meningkat dapat memperlambat atau
menghentikan aktivitas sel pacu di nodus SA dengan
cara meningkatkan arus K+ keluar sel yang kemudian
memicu hiperpolarisasi, memperlambat, atau
menghentikan depolarisasi.
Sedangkan peningkatan aktivitas simpatis ke
nodus SA meingkatkan depolarisasi fase 4.
+

b. Pembentukan impuls abnormal


- Early after-depolarization
Depolarsasi sekunder yang terjadi sebelum
repolarisasi selesai, yaitu berawal pada potensial
membran yang dekat pada dataran tinggi potensial aksi.
After depolarization ini dapat terjadi pada serabut
purkinje dengan cara meregang serabut atau karena
hipoksia, dan perubahan kimiawi.
+

- Delayed After-depolarization
Depolarisasi sekunder yang terjadi pada awal diastol, yaitu
setelah repolarisasi penuh di capai.peristiwa ini terjadi bila sel tertentu
terpapar katekolamin, digitalis, atau kadar K+ ekstrasel yang rendah atau
kadar Na+ yang rendah dan Ca++ tinggi. Depolarisasi ini dapat mencapai
ambang dan meimbulkan depolarisasi tunggal yang prematur. Bila
depolarisasi yang prematur ini diikuti oleh depolarisasi berikutnya, maka
akan terjadi sepasang ekstrasisol atau berubah menjadi takiaritmia.
- Aktivitas terpacu
Delayed After-depolarization daat menimbulkan ekstrasistol
tunggal, atau berulang, walaupun tidak dapat timbul dengan sendirinya.
Aktivitas terpicu dapat berlangsung terus menerus
+

3. Kelainan konduksi impuls


Aritmia dapat timbul karena munculnya aktivitas
berulang yang di mulai oleh suatu depolarisasi. Aritmia
seperti itu yang sering juga dinamai aritmia arus balik dapat
berkelanjutan, tetapi tidak tercetus sendiri. Faktor-faktor
yang menentukan terjadinya arus balik adalah adanya
hambatan searah dan rintangan anatomis dan fungsional
terhadap konduksi sehingga terbentuk arus melingkar.
+
+Beberapa contoh aritmia
1. Flutter Atrium
2+. Fibrilasi Ventrikel
+ 3. Blok Jantung
+
Pada blok Jantung
Total
+
Manifestasi klinis
+
Manifestasi klinis
+ Diagnosis

Electrocardiogram
Ambulatory monitors , terdiri dari
Holter monitor
Transtelephonic monitor
Transtelephonic monitor with a memory loop
Event monitor
Stress test
Echocardiogram
Cardiac catheterization
Electrophysiology study (EPS)
Head-up tilt table test
Elektrolit
Pemeriksaan obat
Pemeriksaan tiroid
Laju sedimentasi
GDA/nadi oksimetri
+
Terapi
Non-farmakologi
+
Terapi
Farmakologi
 Penggolongan antiaritmia dilakukan menurut klasifikasi Vaughn
Williams atas dasar sifat-sifat elektrofisiologisnya yang diukur di sel-
sel myocard tertentu dalam 4 tipe sebagai berikut:
+
+
+
Kelas I – Penghambat kanal cepat Na
 Subclass IA
 Memperpanjang depolarisasi
 Meningkatkan durasi potensial aksi
 Meliputi:
 Quinidine – 1 st antiarrhythmic used, untuk aritmia
atrial dan ventricular, meningkatkan periode refraktori
 Procainamide – meningkatkan periode refraktory
 Disopyramide – memperpanjang durasi aksi, hanya
digunakan untuk treatment aritmia ventricular
+
 Subclass IB
 Memperpendek depolarisasi
 Menurunkan durasi potensial aksi
 Meliputi:
 Lidocaine – memblok kanal Na+ terutama di sel
ventricular, juga baik untuk aritmia karena digitalis
 Mexiletine – turunan lidocaine oral, aktivitasnya
sama
 Phenytoin – antikonvulsan yang juga bekerja
sebagai antiaritmia sama seperti lidocane
+ Subclass IC
 Tidak mempunyai efek pada depolarisasi
 Tidak ada efek pada durasi potensial aksi
 Meliputi:
 Flecainide
 Konduksi lambat di semua bagian jantung
 Juga menghambat abnormal automatisitas
 Propafenone
 Konduksi lambat
 β – blocker lemah
 Blokade some Ca2+ channel blockade
+
 Quinidine

 Efek pada jantung:


 Menekan kecepatan pacemaker (terutama dari pacemaker ektopik)
 Menekan konduksi dan eksitabilitas (terutama pada jaringan yg
terdepolarisasi)
 Memperpanjang periode refrakter
 Memperpanjang masa potensial

 Efek pada luar jantung:


 Menyekat adrenoseptor-alfa yg dpt menyebabkan vasodilatasi dan
refleks peningkatan kecepatan nodus sinoatrial
+  Toksisitas

 Jantung:
 Efek antimuskarinik pada jantung yg dapat menghambat efek vagal
peningkatan kecepatan sinus dan peningkatan konduksi atrioventrikular
 1-5 % pasien mengalami syndrom quinidine syncope: nyeri kepala
ringan berulang dan episode pingsan akibat torsade de pointes
 Luar Jantung:
 Gangguan saluran cerna: mual, muntah, diare
 Dapat meningkatkan kadar plasma digoxin dan memicu toksisitas
digitalis
+
Kelas II – β–adrenergic blockers
 Berdasarkan dua aksi:
 1) Blokade reseptor β–adrenergic miokardial
 2) Stabilisasi membran langsung melalui blokade kanal Na+

 Meliputi:

 Propranolol
 Mempunyai efek blokade β–adrenergic miokardial dan stabilisasi membran
 Slows SA node dan ectopic pacemaking
 Dapat memblok aritmia yang diinduksi oleh exercise

 β–adrenergic blockers lain memiliki efek yang mirip:


 Metoprolol, Nadolol, Atenolol, Acebutolol, Pindolol, Stalol, Timolol,
Esmolol
+
Kelas III – Penghambat kanal K+
 Menyebabkan delay repolarisasi dan memperpanjang periode
refractory
 Meliputi
 Amiodarone
 memperpanjang potensial aksi dengan delaying efflux K+
 Ibutilide – pemasukan lambat Na+
 Bretylium – awalnya dikembangkan untuk hypertensi tetapi
juga menekan ventricular fibrillation akibat infark miokard
 Dofetilide – memperpanjang potensial aksi dengan
delaying K+ efflux with no other effects
+
 Bretilium

 Efekpada Jantung
 Memperpanjang periode refrakter efektif dan masa
potensial aksi ventrikuler (tetapi bukan atrial)
 Karena menyebabkan rilis awal katekolamin maka
dapat memberikan efek inotropik positif pada
pemberian awal
 Efek luar jantung: Efek simpatoplegik
 Efek samping utama: Hipotensi postural
+
Kelas IV – Penghambat kanal Ca2+
 memperlambat laju konduksi AV pada atrial fibrillation, Meliputi:
 Verapamil
 Diltiazem

 Verapamil

 Efek pada Jantung:


 Menyekat kanal kalsium baik yang dlm keadaan aktivasi atau inaktivasi
 Memperpanjang konduksi atrioventrikular dan periode refrakter efektif
secara tetap
 Menekan early dan delayed setelah depolarisasi

 Efek Luar Jantung


 Dilatasi perifer, yang dapat bermanfaat pada hipertensi
+

 Toksisitas

 Jantung:
 EfekInotropik Negatif
 Penyakatan atrioventrikular pada dosis besar

 Luar
Jantung:
 Konstipasi, kelelahan, kegelisahan dan edema perifer
+

Anda mungkin juga menyukai