Anda di halaman 1dari 32

OBAT CARDIO VASCULAR

Termasuk dalam system Cardio Vascular :

1.Jantung
2. Pembuluh darah
3. Darah
Biasanya obat yang bekerja pada salahsatu sistem
tersebut akan mempengaruhi anggota sistem yang lain
Obat yang termasuk dalam Cardiovascular

1. Kardiotonika  Obat yang bekerja meningkatkan


kekuatan kontraksi otot jantung
( mycocardium )
2. Kardio aneleptika  Obat yang bekerja membangkitkan
kembali denyut jantung yang berhenti secara tiba-tiba
3. Kardio Stimulansia  Obat yang bekerja meningkatkan
kekuatan kontraksi dan frekuensi denyut jantung
4. Kardio Depresansia  biasanya disebut Anti arrythmia
yaitu obat yang bekerja menselaraskan denyut jantung
Heart Failure ( Gagal Jantung )

• Penyebab utama gagal jantung, berkurangnya kekuatan kontraksi


mycocardium ( Serabut otot jantung )  berkurang tekanan ventrikel
 tekanan systolik berkurang  ukuran diastolic bertambah 
Cardiac output menurun
GLYCOSIDA DIGITALIS
Asal tanaman

• Digitalis purpurea ( fox glove )


Terdiri dari 3 struktur komponen
• Steroid nucleus
• Gula pada posisi C-3
• 5 atau 6 cincin Lacton pada posisi C17

 Inti steroid dan cincin Lacton  bersamaan


disebut Genin atau Aglycone  efek cardiotonic
 sedangkan glycoside yang berkaitan dengan gula
 mempengaruhi absorbsi, onset dan durasi
STRUKTUR KIMIA DIGITALIS
Tanaman yang mengandung glikosida

Tanaman glikosida gula Aglycon


1. Digitalis purpurea Digitoxin Digitoxose ( 3 ) Digitoxigenin
( daun Gitoxin Digitoxose ( 3 ) Gitoxigenin
Gitalin Digitoxose ( 3 ) Gitoxigenin hydrat

2. Digitalis lanata Digitoxin Digitoxose ( 3 ) Digitoxigenin


( daun ) Digoxin Digitoxose ( 3 ) Digoxigenin
Gitoxin Digitoxose ( 3 ) Gitoxigenin

3.Strophanthus Strophanthin
kombe Glucose cymarose Strophanthidin
( biji )
Ovabain Rhamnose Ovabegenin
4. Strophanthus (strophanthing) (Strophanthidin. G)
gratus ( biji )
Efek Digitalis terhadap Cardiovascular :

Congestive heart failure 


perbaikan haemodinamik –
meningkatkan kontraksi miokardium
Cardiac output meningkat
diuresis pengurangan oedema
Control Cardiak arrythmia
mengurangi – blood volume
- Venous pressume
- Heart size
- Heart rate
meningkatkan tekanan darah karena:
Penghambatan Impuls AV node sehingga masa
istirahat ( resting potential ) bertambah panjang
akibatnya pengisian darah dari atrium ke ventrical
lebih banyak dengan demikian panjang inisial serabut
otot lebih panjang maka akibatnya kekuatan kontraksi
jantung lebih kuat.
Memperbaiki kontraktilitas mycocardium
sebagai efek utama

Efek lain :
Meningkatkan Inotropic action (Inotropic
positif)
Memperlambat Chronotropic action
( Cronotopic negatif)
Karena Digitalis 
Menghambat impuls SA node ke AV node
 Heart rate berkurang
Digitalis menghambat konduksi AV node
 heart rate berkurang
• Efek lain digitalis :
Heart block (partial/complete)
Diarhea
Berkurangnya reflek sympatic
Meningkatnya vagal tone
(Vagus terhambat  frekuensi jantung berkurang )
• diuresis karena renal blood flow meningkat
 filtrasi ginjal meningkat
Penggunaan Klinik (Indikasi)

1. Congestive heart failure


2. Atrial arrythmia
Contra indiksi :
• Shock sirculasi
• Renal failure
• Hepatric failure
• Ventricular premature contraction
• Ventricular tachycardi
Dosis:

• Kucing : digoxin – 0,008 – 0,1 mg/kg/hari dibagi atas 2 hari (oral)


• Anjing : 0,010 – 0,5 mg/kg
• Kuda : 33-66 mg/kg BB (oral) 0,022-0,033 mg/kg BB
• Sapi : 0,031 mg/kg BB
Keracunan digitalis :

 Gangguan GI tract
 Gangguan gambaran EKG
 Gangguan CNS ( depresi, ataxia, gelisah, halusinasi
Penanganan keracunan digitalis :

• Hentikan pemberian digitalis


• Beri KCL ( Potasium chlorida ) (Dosis : 0,6-1 gr )
• Choleramin (Mengikat digitalis di dalam usus)
• EDTA
• Sulfas atropin
• Digoxin spesific Fab fragment
Digitalisasi
• Dilakukan untuk menentukan kebutuhan digitalis yang
sebetulnya untuk setiap individu
• Untuk menghindari keracunan digitalis
Caranya :
1. Digitalisasi lambat
1/5 dosis dari estimasi dosis total selama 48 jam sampai terlihat efek
2. Digitalisasi cepat
1/3 dosis dari estimasi dosis total dengan interval selama 6 jam
3. Digitalisasi intensif
4. ½ dari estimasi dosis, 6 jam kemudian ¼ dari dosis estimasi , selanjutnya
1/8 dari dosis estimasi dengan interval 4-6 jam.
OBAT ANTI ARITHMIA

1. Arythmia adalah keadaan abnormalitas


• Dalam hal :
• heart rate
• keteraturan ( regularity )
• tempat dan asal dari impuls jantung
• atau gangguan konduksi impuls

Phase O: Rapid AP rise due to
fast Na influx
+2 0 mV I t o
Phase 1 : Slight decrease in AP
 I N a+ / C a2 +
transient outward K+ current and 1
closure of some Na+ channels  I K+ - A T P

Phase 2: Plateau phase produced 0 mV


2

by opening of Ca2+ channels 3


 I K+ - d e l a y e d r e c t i f i e r
Phase 3: Repolarization of cardiac
cell back towards original resting O
 IK + - i n w a r d
membrane potential due to
 I Ca 2 +
closure of Ca2+ channels and
opening of several different K+  IN a + 4
channels -9 0 m V
Phase 4: Diastole with slow
0 m sec
depolarization of membrane
4 0 0 m se c
• Depolarisasi dan repolarisasi . A, Sel otot jantung istirahat terpolarisasi,
ia membawa muatan listrik, dengan bagian luar sel bermuatan positif
dan bagian dalam bermuatan negatif. B, Ketika sel distimulasi (S), ia
mulai depolarisasi. C, depolarisasi sel sepenuhnya bermuatan positif di
dalam dan bermuatan negatif di luar. D, repolarisasi terjadi ketika sel
distimulasi kembali ke keadaan istirahat.. Depolarisasi (stimulasi) dari
atrium menghasilkan gelombang P pada EKG, sedangkan depolarisasi
ventrikel menghasilkan kompleks QRS. Repolarisasi ventrikel
menghasilkan kompleks ST – T[6]
Penyebab arythmia

Gangguan automaticity / impuls


Gangguan konduksi impuls ( re entry phenomena )
Kombinasi automaticity dan re entry
Vaughan william ( 1984 )

• Vaughan william ( 1984 ) mengklasifikasikan obat anti arythmia –


berdasarkan efek predominant electro pharmacologic terhadap
action potential of cardiac cell.
Klasifikasi Obat Anti Arythmia

Kelas Predominant Contoh


1a - Memperlambat frekuensi Quinidine
denyut jantung
- Memperlambat konduksi Procainamide
impuls
- Memperpanjang fase Disopyramide
refracter
Klasifikasi Obat Anti Arythmia

Kelas Predominant Contoh

1b - Sedikit memperlambat Lidocaine,Tocainide


konduksi
- Tidak ada perubahan Mexiletine,Phenytoin
repracter
Klasifikasi Obat Anti Arythmia

Kelas Predominant Contoh


1c - Memperlambat Flecainide
konduksi Encainide
- Sedikit
memperpanjang masa
repracter
Klasifikasi Obat Anti Arythmia

Kelas Predominant Contoh

2 Antagonis beta adreno reseptor Beta blocker /


Propanolol

3 Memperpanjang masa action Bretilium


potential dan periode repracter Amiodaron,

4 - Blokade Calcium entry Verapamil


- Mengurangi slope fase 4 Diltiajin
Quinidine sulfat
• R/ Quinidex, R/ Quinicardine
Kimia
• dextro isomer quinine dari kulit pohon kina

Mode of action : Wenckenbach (


1914 )
• Quinine sebagai anti malaria, juga sebagai obat
irregular pulse rate pada pasien penderita Fibrilasi
atrium.
Secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi cardiac rythmicity
• Quinidine pada EKG memperlihatkan slope
spontanius depolarisasi  mempengaruhi SA node
automaticity
Absorpsi : Cepat –> pada pemberian PO / IM
Dosis : Anjing 50 – 100 mg oral
2 – 6 mg / kg setiap 8 jam I
Kuda 5 – 10 gr / hari
• Efek samping : Urticaria
Gangguan G. I tract
Gangguan respirasi
PROCAINAMIDE HYDROCLORIDE
•R/ Pronestyl
Kimia :
Derivat procaine, mengandung gugus
amida
Daya kerjanya mirip quinidine
•Penggunaan Klinik :
Lebih efektif untuk mengatasi ventricular
arithmia dari pada atrial arithmia.
Dosis :
Anjing : 100 mg IM
25 – 50 mg I V
Efek toksik : Pada EKG terlihat gangguan
gelombang QRS.
Arthmia jantung, brady cardi / tachy
cardi
Phenytoine Sodium

•R/ Dilantine R/ Diphenytoine


Sebagai anti convulsan  Epilepsi
Mirip quinidine
Indikasi : untuk mengatasi
Ventricular arithmia
Keracunan digitalis

Anda mungkin juga menyukai