Persiapan Pre-Operasi
3. Persiapan Hewan
Sebelum pembedahan, dilakukan pencatatan data fisiologi, anamneses dan signalment.
Hewan dilakukan pengukuran suhu tubuh, frekuensi jantung, frekuensi nafas serta pemeriksaan
limfonodus dan selaput lendir. Setelah itu hewan direstraint dengan restraint kimia yaitu
pembiusan secara umum. Obat-obat yang digunakan dalam pembiusan di antaranya Atropine
Sulfat 0.025mg/kg BB sebagai premedikasi yang diaplikasikan secara subkutan, induksi dengan
Xylazine 2% dengan dosis 2mg/kg BB ditambah Ketamin 10% dengan dosis mg/kg BB yang
diaplikasikan secara intramuscular, maintenance diberikan sebelum hewan sadar dengan
setengah odsis anaestesi.
Dosis penggunaan= Dosis Obat X Bobot Badan
Konsentrasi
Protokol Pembedahan:
1. Setelah dianestasi, hewan diposisikan dorsal recumbency dengan keempat kaki di restrain
menggunakan simpul tompool.
2. Duk difiksasi menggunakan towel clamp, pembedahan dilakukan dibagian ventral
abdomen dari xiphoid- pubis.
3. Kulit dan subkutan diinsisi. Berorientasi pada umbilical, sayatan berjarak 2cm dari
posterior umbilical sepanjang 4-6cm.
4. Subkutan dipreparir menggunakan gunting, hingga menemukan linea alba, kemudian
linea alba dan peritoenium disayat. Penyayatan dilakukan dengan sedikit mengangkat
linea alba, agar organ dan omentum didalam abdomen tidak terluka.
5. Kulit dan otot difiksasi menggunakan silk untuk mempermudahkan eksplorasi uterus.
6. Eksplorasi uterus dilakukan dengan berorientasi pada vesika urinaria untuk
mempermudah menjangkau bifurcatio.
7. Setelah menemukan bifurcatio, kornua uteri ditelusuri hingga menemukan ovarium
,buluh darah dan mesovarium.
8. Buluh darah dan mesovarium di ligase dengan pola angka 8 menggunakan cat gut
chromic. Meminimalisi penggunaan needle dalam proses ligasi, hal tersebut bertujuan
agar tidak merusak buluh darah. Simpul yang digunakan berpola 2-1-1,double ligase.
9. Klem mesovarium dan buluh darah, lakukan sebanyak 2 kali menggunakan hemostat.
Posissi klem pertama di caudal ligase dan yang kedua di cranial ovari.
10. Dilakukan penyayatan untuk mempreparir ovarium,penyayatan dilakukan diantara 2
hemostat menggunakan scalpel yang menghadap keatas ataupun jantung.
11. Dilakukan pengecekan terhadap pembuluh darah dengan menggunakan forceps untuk
menjepit. Hemostat dilepaskan secara perlahan, jika tidak ada darah yang keluar, maka
kemudian diberikan antibiotik . Jika terjadi pendarahan maka diligasi ulang. Sebaiknya
forcep tidak dilepaskan terlebih dahulu untuk mempermudah proses selanjutnya.
12. Hal yang sama dilakukan terhadap kornua dan ovarium pada sisi lainnya.
13. Corpus uteri diligasi dengan pola angka 8 pada bagian cranial, tepat dari cincin terakhir
serviks, dengan pola simpul 2-1-1,kemudian diligasi kembali dengan teknik yang sama
dengan jarak 1-2cm dari ligase awal.
14. Corpus uteri di klem menggunakan hemostat sebanyak 2 kali, kemudian dipotong
diantara 2 hemostat menggunakan gunting.
15. Dicek kembali untuk memastikan tidak ada pendarahan dengan cara dijepit menggunakan
forceps dan hemostat dilepas perlahan. Segera hentikan pendarahan jika terjadi
pendarahan dengan meligasi ulang, ataupun memberikan vitamin K.
16. Organ yang tertinggal diberikan antibiotik.
17. Organ direposisikan seperti semula.
18. Lapisan peritoneum dijahit menggunakan cat gut chromic dengan pola simple suture.
19. Apabila lapisan lemak tebal, dapat dijahit dengan cat gut chromic dengan pola simple
continues suture.
20. Kulit dijahit menggunakan silk dengan pola simple suture.
21. Luka jahitan diberikan perubalsem kemudian dibalut dengan kasa dan kemudian gurita.
PREMEDIKASI
Atropine sulfat: Dosis Obat X Bobot Badan
Konsentrasi
= 0.25mg/ml X Bobot Badan kg
0.025mg/kg
=
INDUKSI
Ketamine 10%: Dosis Obat X Bobot Badan
Konsentrasi
= 10mg/kg X Bobot Badan kg
100mg/ml
=
MAINTENANCE
Ketamine: 1/2Dosis Obat X Bobot Badan
Konsentrasi
= 5mg/kg X Bobot Badan kg
100mg/ml
=