Anda di halaman 1dari 3

Nama : Karen Lee Mei Fong

Nim : B9404211801 Periode 1 2021/2022


Tajuk : Protokol Pembedahan Ovariohysterectomy

Persiapan Pre-Operasi

1.Persiapan Ruang Operasi


Persiapan ruang operasi dilakukan dengan cara membersihkan ruangan dari kotoran
(disapu dan dibersihkan dari debu) terlebih dahulu. Ruangan disterilisasi dengan radiasi atau
dengan disinfektan (campuran kalium permanganate 5% dengan formalin 10% perbandingan 1:2
selama 15 menit atau dengan formalin tablet yang diletakkan di ruangan atau senyawa chlorine).

2.Persiapan Peralatan Operasi


Sterilisasi peralatan operator dan asisten 2 dilakukan dengan menggunakan
autoclave pada temperature 100° C selama 30 menit. Urutan penataan peralatan operator untuk
disterilisasi dari yang paling bawah dimulai dari glove, baju operasi, handuk, sikat, masker dan
hair cap. Kemudian dibungkus dengan 2 lapis kain yang dilipat sedemikian rupa sehingga
memudahkan saat pembukaan
Selanjutnya alat-alat operasi disterilisasi dengan cara pemanasan pada oven
selama 15 menit dengan suhu 121° C. Penyusunan alat di meja operasi juga perlu diperhatikan.
Satu set peralatan operasi minor terdiri dari 4 Towel Clamp, 1 Scalpel Holder, Pisau Blade, 1 Rat
Tooth Thumb Tissue Forceps, 2 Dressing Thumb Tissue Forceps, 1 Straight Sharp-Sharp Mayo
Scissor, 1 Straight Sharp-Blunt Mayo Scissor, 1 Straight Blunt-Blunt Mayo Scissor, 1 Curve
Sharp-Sharp Mayo Scissor, 1 Curve Sharp-Blunt Mayo Scissor, 1 Curve Blunt-Blunt Mayo
Scissor, 4 Straight Haemostat Tissue Forceps, 2 Curve Haemostat Tissue Forceps, 2 Straight
Rat Tooth Tissue Forceps, 2 Curve Rat Tooth Haemostat Tissue Forceps, 1 Needle Holder dan
1 Straight Rat Tooth Allis Forceps.

3. Persiapan Hewan
Sebelum pembedahan, dilakukan pencatatan data fisiologi, anamneses dan signalment.
Hewan dilakukan pengukuran suhu tubuh, frekuensi jantung, frekuensi nafas serta pemeriksaan
limfonodus dan selaput lendir. Setelah itu hewan direstraint dengan restraint kimia yaitu
pembiusan secara umum. Obat-obat yang digunakan dalam pembiusan di antaranya Atropine
Sulfat 0.025mg/kg BB sebagai premedikasi yang diaplikasikan secara subkutan, induksi dengan
Xylazine 2% dengan dosis 2mg/kg BB ditambah Ketamin 10% dengan dosis mg/kg BB yang
diaplikasikan secara intramuscular, maintenance diberikan sebelum hewan sadar dengan
setengah odsis anaestesi.
Dosis penggunaan= Dosis Obat X Bobot Badan
Konsentrasi

Hewan dicukur didaerah orientasi minimal 5 sentimeter di sekitar sayatan. Kemudian,


dibersihkan dengan sabun dan dibilas dengan air. Setelah itu dikeringkan dengan handuk dan
diolesi dengan desinfektan, yaitu alcohol 70% kemudian diolesi dengan Betadine atau Povidone
Iodine 3%.

4. Persiapan Tim Bedah


Satu tim bedah terdiri dari beberapa orang yaitu operator yang melakukan operasi, asisten 1 yang
membantu langsung proses operasi, asisten 2 bertugas menangani anestesi, asisten 3 memonitor
frekuensi jantung, asisten 4 memonitor frekuensi nafas dan aisisten 5 bertugas menjaga
kebersihan. Preparasi operator dan asisten 1 sebelum melakukan operasi adalah mencuci tangan
kemudian memakai tutup kepala dan masker. Kemudian mencuci tangan lebih teliti lagi dengan
menggunakan sikat, lalu dikeringkan dengan handuk steril. Setelah itu mengenakan baju operasi
dan gloves dan siap melakukan operasi. Hal yang perlu diperhatikan adalah asisten yang berada
diareal yang bersentuhan langsung dengan pasien harus selalu bersih dan asisten yang berada
pada bagian kotor jangan memasuki areal bersih untuk menghindari kontaminasi silang.

Protokol Pembedahan:
1. Setelah dianestasi, hewan diposisikan dorsal recumbency dengan keempat kaki di restrain
menggunakan simpul tompool.
2. Duk difiksasi menggunakan towel clamp, pembedahan dilakukan dibagian ventral
abdomen dari xiphoid- pubis.
3. Kulit dan subkutan diinsisi. Berorientasi pada umbilical, sayatan berjarak 2cm dari
posterior umbilical sepanjang 4-6cm.
4. Subkutan dipreparir menggunakan gunting, hingga menemukan linea alba, kemudian
linea alba dan peritoenium disayat. Penyayatan dilakukan dengan sedikit mengangkat
linea alba, agar organ dan omentum didalam abdomen tidak terluka.
5. Kulit dan otot difiksasi menggunakan silk untuk mempermudahkan eksplorasi uterus.
6. Eksplorasi uterus dilakukan dengan berorientasi pada vesika urinaria untuk
mempermudah menjangkau bifurcatio.
7. Setelah menemukan bifurcatio, kornua uteri ditelusuri hingga menemukan ovarium
,buluh darah dan mesovarium.
8. Buluh darah dan mesovarium di ligase dengan pola angka 8 menggunakan cat gut
chromic. Meminimalisi penggunaan needle dalam proses ligasi, hal tersebut bertujuan
agar tidak merusak buluh darah. Simpul yang digunakan berpola 2-1-1,double ligase.
9. Klem mesovarium dan buluh darah, lakukan sebanyak 2 kali menggunakan hemostat.
Posissi klem pertama di caudal ligase dan yang kedua di cranial ovari.
10. Dilakukan penyayatan untuk mempreparir ovarium,penyayatan dilakukan diantara 2
hemostat menggunakan scalpel yang menghadap keatas ataupun jantung.
11. Dilakukan pengecekan terhadap pembuluh darah dengan menggunakan forceps untuk
menjepit. Hemostat dilepaskan secara perlahan, jika tidak ada darah yang keluar, maka
kemudian diberikan antibiotik . Jika terjadi pendarahan maka diligasi ulang. Sebaiknya
forcep tidak dilepaskan terlebih dahulu untuk mempermudah proses selanjutnya.
12. Hal yang sama dilakukan terhadap kornua dan ovarium pada sisi lainnya.
13. Corpus uteri diligasi dengan pola angka 8 pada bagian cranial, tepat dari cincin terakhir
serviks, dengan pola simpul 2-1-1,kemudian diligasi kembali dengan teknik yang sama
dengan jarak 1-2cm dari ligase awal.
14. Corpus uteri di klem menggunakan hemostat sebanyak 2 kali, kemudian dipotong
diantara 2 hemostat menggunakan gunting.
15. Dicek kembali untuk memastikan tidak ada pendarahan dengan cara dijepit menggunakan
forceps dan hemostat dilepas perlahan. Segera hentikan pendarahan jika terjadi
pendarahan dengan meligasi ulang, ataupun memberikan vitamin K.
16. Organ yang tertinggal diberikan antibiotik.
17. Organ direposisikan seperti semula.
18. Lapisan peritoneum dijahit menggunakan cat gut chromic dengan pola simple suture.
19. Apabila lapisan lemak tebal, dapat dijahit dengan cat gut chromic dengan pola simple
continues suture.
20. Kulit dijahit menggunakan silk dengan pola simple suture.
21. Luka jahitan diberikan perubalsem kemudian dibalut dengan kasa dan kemudian gurita.

Perhitungan Dosis Obat:

PREMEDIKASI
Atropine sulfat: Dosis Obat X Bobot Badan
Konsentrasi
= 0.25mg/ml X Bobot Badan kg
0.025mg/kg
=

INDUKSI
Ketamine 10%: Dosis Obat X Bobot Badan
Konsentrasi
= 10mg/kg X Bobot Badan kg
100mg/ml
=

Xylazine 2%: Dosis Obat X Bobot Badan


Konsentrasi
=2mg/kg X Bobot Badan kg
20mg/ml
=

MAINTENANCE
Ketamine: 1/2Dosis Obat X Bobot Badan
Konsentrasi
= 5mg/kg X Bobot Badan kg
100mg/ml
=

Anda mungkin juga menyukai