NIM :B9404211801
PPDH PERIODE 1 2021/2022 KELOMPOK C2
PENTING: Kirimkan jawaban anda paling lambat pukul 08.00wib tanggal 24 November
2021 ke alamat email: ni_luhma@apps.ipb.ac.id
1. Untuk keperluan isolasi virus dari sampel organ, anda harus menyiapkan suspensi organ
10% terlebih dahulu sebelum melakukan inokulasi ke dalam TAB. Jelaskan bagaimana
cara menyiapkan suspensi organ 10% tersebut? (nilai 10)
• Langkah awal yaitu dengan memilihan organ apa yang akan di ambil/uji dan
dilakukan secara aseptis. Pada kasus ND, antara organ yang dapat digunakan adalah
otak, paru-paru, trakea dan limpa. Bagain yang diambil sebaiknya organ yang
mengalami nekorpsi atua lesi. Organ kemudian diambil sebanyak 1gr bagian, lalu
di gerus menggunakan mortar steril sampai halus. Setelah itu, tambahkan NaCl
fisiologis 0,85% atau PBS steril pH7,2 dengan perbandingan 1:9, sehingga 1 gr
organ dilarutkan dalam 9 ml NaCl fisiologis 0,85%. Kemudian dimasukkan
kedalam tabung Eppendorf dan dihomogenkan menggunakan vortex. Suspensi
kemudian disentrifus dengan kecepatan 25000 rpm selama 15 menint. akan vortex.
Supernatan kemudian dipisahkan, lalu ditambahkan antibiotik (penisilin 2.000
IU/ml dan streptomisin 2.000 g/mL). Campuran tersebut selanjutnya dimasukkan
kedalam inkubator pada suhu 37oC selama 30 menit. Suspensi organ 10% siap
untuk diinokulasikan.
2. Jelaskan tahapan kegiatan di laboratorium diagnostik bila anda diminta untuk melakukan
isolasi dan identifikasi virus ND dari kasus lapangan dengan sampel berupa organ hati,
limpa dan proventikulus asal ayam yang diduga terinfeksi virus ND dan anda disediakan
TAB umur 7 hari? (nilai 10)
1.Pembuatan Inokulum
• Kira – kira satu gram jaringan yang diambil tersebut dipotong kecil dengan gunting
atau pisau bedah. Pengerjaan inokulum harus dilakukan secara aseptic. Potongan
jaringan tersebut digerus sambil menambahkan PBS/NaCl fisiologis ke dalamnya
sedikit demi sedikit sampai konsentrasi suspense mencapai 10%-20% .
Penggerusan dilakukan sampai jaringan menjadi halus. Suspensi jaringan
kemudian dipindahkan ke dalam tabung pemusing steril (eppendorf) dan
dipusingkan dengan kecepatan 2500 rpm selama 10 – 15 menit. Pisahkan
supernatant dari endapannya. Kedalam suspensi selanjutnya diberi antibiotika
penisilin dan streptomisin dengan dosis masing – masing 1000 – 5000 IU/ml dan
1000 – 5000 ug/ml. campuran supernatant dan antibiotika tersebut selanjutnya
dieramkan pada suhu 37oC selama 30 menit dan siap diinokulasikan.
3. Anda mendapatkan sampel berupa usap kloka dari ayam yang diduga terkena kasus ND.
Anda harus melakukan peneguhan diagnosa dengan melakukan isolasi dan identifikasi
virus ND. Jelaskan bagaimana anda akan melakukan isolasi dan identifikasi virus tersebut!
(nilai 10)
• Pada tahap isolasi sampel usap kloaka, dibuat suspensi dengan menambahkan NaCl
0.85% kemudian dihomogenkan menggunakan vortex.
• Setelah itu, dilakukan sentrifugasi dengan kecepatan 2500 rpm selama 10-15 menit.
Kemudian dilakukan pemisahan supernatan dengan endapan dan diletakkan pada
tabung eppendorf.
• Supernatan diambil 9 ml dan diletakkan di tabung eppendorf baru, lalu
ditambahkan 1 ml antibiotik yang sudah diencerkan (dengan dosis 1000-5000IU
penicillin dan 1000-5000µg/ml streptomisin). Campuran tersebut selanjunya
disimpan pada inkubator bersuhu 37ºC selama 30 menit.
• Setelah itu, suspensi tersebut sudah dapat digunakan sebagai bahan isolasi virus.
Isolasi virus dapat dilakukan dengan menggunakan telur ayam berembrio (TAB)
umur 9-12 hari. Langkah selanjutnya TAB terlebih dahulu diamati menggunakan
teropong (candling) pada ruangan gelap untuk mengetahui keadaan embrio dan
batas dari daerah kantung udaranya. Kemudian batas kantong udara dan embrio
ditandai dengan menggunakan pensil, Setelah itu, dilakukan penghapushamaan
bagian atas cangkang telur yang berada di atas kantung udara menggunakan kapas
alkohol 70%.
• Kemudian menggunakan bor telur untuk membuat lubang kecil dibagian tersebut
tanpa merusak membrane telur. Suspensi umumnya diinokulasikan sebanyak 0.1-
0.2 ml dan setelah itu lubang tersebut ditutup menggunakan kuteks transparan.
Tidak lupa untuk memberi label pada telur yang berisi inokulum dan waktu
inokulasi.
• Telur diinkubasikan di inkubator bersuhu 37ºC-38ºC selama 4 hari dan diamati
setiap hari (pagi dan sore) dengan cara di candling dan pemanenan dilakukan segera
setelah kematian embrio terjadi. Pada hari keempat telur yang masih hidup
dimasukan kedalam refrigator selama 24 jam untuk mematikan embrionya.
• Pada hari ke 5 semua telur dapat diamati dan diisolasi / dipanen virusnya dari cairan
alantoisnya dan untuk dilakukan identifikasi. Virus pada TAB dipanen dengan cara
bagian atas telur (tempat kantung udara atau bekas inokulasi) dihapushama
menggunakan alkohol 70%, kemudian potong cangkang telur secara melingkar lalu
selaput korioalantois dibuka menggunakan tissue forceps dengan hati-hati. Cairan
alantois diaspirasi menggunakan syringe/pipet dan dimasukkan ke dalam tabung
eppendorf steril. Cairan allantois yang sudah ditampung pada tabung eppendorf
kemudian di sentrifuse dan supernatan diambil lalu ditampung kembali pada tabung
eppendorf yang baru kemudian disimpan dalam refrigetator apabila tidak langsung
diuji.
• Kemudian identifikasi dengan uji hemaglutinasi cepat (rapid test), haemaglutinasi
(HA) dan/atau haemaglutinasi inhibisi (HI).
4. Menurut pendapat anda mengapa untuk menumbuhkan virus ND pada telur ayam
berembrio rute yang digunakan adalah alantois sedangkan menumbuhkan virus IBD anda
melakukan inokulasi ke membran korio alantois? (10 poin)
• Virus tetelo ( Newcastle Disease) merupakan virus hidup yang sel targetnya adalah
sel epitel mukosa saluran pernafasan atau pencernaan sehingga dipilih ruang
alantois sebagai tempat inokulasinya karena pada ruangan tersebut terdapat banyal
sel epitel khorion dan alantois yang bisa menjadi sel target dari virus ND. Manakala
virus IBD inokulasi di membrane korio allantois karena membran korio alantois
penuh akan pembuluh darah cocok sebagai virus IBD yang bersirkulasi dalam darah
sebelum ke organ target berupa busa fabricius untuk bereplikasi.
5. Diduga menderita ND, sampel organ berupa otak memberikan hasil yang positif
berdasarkan hasil uji material genetik dengan PCR tetapi hasil isolasi virus pada TAB tidak
ada virus yang tumbuh. Apa penjelasan yang dapat anda berikan berdasarkan hasil uji
laboratorium yang sudah dilakukan? (10 poin)
• Uji PCR (Polymerase Chain Reaction) dapat mendeteksi material genetik dengan
tingkat sensitivitas yang tinggi dan cepat. Sementara itu, TAB hanya sebagai media
virus untuk melakukan replikasi, dan juga tingkat ke akuratan uji PCR sangatlah
tinggi jika dibandingkan dengan uji TAB, dimana pada uji TAB sendiri rentan
terjadi kesalahan-kesalahan selama proses pengujian terkhusus pada tahap isolasi
dan identifikasi.
6. Hasil titrasi virus ND yang anda peroleh adalah 2560 HAU /ml. Jelaskan bagaimana anda
akan menyiapkan virus standar 4 HAU untuk mikrotitrasi HI? (10 poin)
0 60 15ml akuades
Sehingga untuk menyiapkan virus standar dibutuhkan 1 ml titer virus dan 15ml aquades
7. Anda memerlukan virus ND standar untuk melakukan uji Hambatan Hemaglutinasi metode
beta dengan mikrotitrasi untuk 50 sampel. Apabila anda memiliki virus ND 0.16 × 1010
virus partikel per ml sebanyak 20 ml di laboratorium anda, jelaskan bagaimana cara anda
menyiapkan virus standar yang anda butuhkan! (10 poin)
Jadi :
1
Virus yang diperlukan yaitu 400x15ml = 0.0375 ml
= 37,5 µl
399
Pelarut yang diperlukan yaitu 400x15ml = 14.9625 ml
= 14962.5 µl
8. Sebelum menumbuhkan virus ND dengan menggunakan telur ayam berembrio, titer virus
ND yang anda miliki adalah 256 HAU/25 mikroliter. Pada hari ke-4 setelah inokulasi anda
memperoleh virus ND dengan titer 256 HAU/25 mikroliter. Menurut pendapat anda apa
yang terjadi? Apakah virus ND yang ingin anda tumbuhkan dan perbanyak dalam TAB
tidak tumbuh? Ataukah ada penjelasan lainnya? Jelaskan pendapat anda! (10 poin)
• Jumlah titer virus yang tidak bertambah bisa diakibatkan oleh volume suspensi
virus yang diinokulasikan kedalam telur terlalu kecil sehingga replikasi virus di
dalam TAB tidak maksimal. Jika virus tidak tumbuh maka kemungkinan jumlah
titer virus yang dipanen lebih sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali karena
embrio ayam tidak akan mati. Kemungkinan yang dapat terjadi juga jarak waktu
antara penyiapan suspensi virus hingga inokulasi selanjutnya terlalu lama, maupun
penyimpanan suspensi virus yang dalam suhu kamar dapat menurunkan
kemampuan virus untuk tumbuh dalam TAB yang digunakan. Faktor lain yang
dapat mempengaruhi inokulasi virus diembrio diantaranya adalah rute inokulasi,
strain virus, titer virus, TAB yang digunakan bukan dari ayam Specific Pathogen
Free (SPF) dan tahapan perkembangan embrio dimana umur TAB sudah terlalu tua
atau karena kesalahan-kesalahan selama melakukan uji.
10. Peneguhan diagnosa di laboratorium terdiri atas 2 tahapan yaitu isolasi agen penyakit dan
identifikasi agen penyakit. Jelaskan beberapa cara atau metode yang anda ketahui untuk
melakukan isolasi agen penyakit terutama virus! Untuk identifikasi agen penyakit (virus),
uji apa saja yang dapat anda gunakan? (10 poin)
Terdapat beberapa cara atau metode untuk melakukan isolasi agen penyakit terutama virus
yaitu:
Invitro
• Jaringan, sel, sekresi atau ekskresi yang diduga terdapat virus diisolasi pada sel
kultur yang sesuai dengan lokasi virus didapatkan.
Invivo
• Jaringan, sel, sekresi atau ekskresi yang diduga terdapat virus diisolasi di dalam
tubuh hewan yang kemudian perkembangannya diamati dengan melihat adanya
sakit atau kematian. Contohnya yaitu: Isolasi langsung dari inang asli, isolasi dari
hewan coba atau isolasi dari Telur Ayam Berembrio (TAB).
Tahap selanjutnya setelah isolasi adalah identifikasi agen penyakit (virus), uji yang dapat
digunakan dalam identifikasi adalah:
ELISA
• Adalah salah satu uji serologis yang dapat digunakan untuk mengukur
antigen/antibodi. Prinsip utama teknik ELISA adalah penggunaan indikator enzim
untuk reaksi imunologi.
Immunochromatografi
• Adalah uji yang digunakan untuk mendeteksi molekul secara cepat salah satu
contohnya adalah penggunaan rapid tes pada kasus Covid-19
PCR
• Merupakan proses sintesis enzimatik untuk mengaplifikasi nukleotida yang
difokuskan pada DNA target.
Quantitative polymerase chain reaction (qPCR)
• Merupakan suatu metode biologi molekuler berbasis reaksi rantai polimerase.
Metode ini mendeteksi amplifikasi gen target selama PCR berlangsung.
Reverse-transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR)
• Dilakukan dengan terlebih dahulu mengubah (me-reverse) RNA virus menjadi
DNA virus.
Uji HA dan HI
• Berfungsi untuk mengetahui titer virus yaitu kemampuan virus dalam menginfeksi
yang ditandai dengan adanya hemaglutinasi eritrosit.
-----------------------------------------------AKHIR PERTANYAAN----------------------------------------------------------------