Anda di halaman 1dari 29

OBAT ANTIARITMIA

Wahyuni (1908109010037)
Fatahillah (1908109010045)
Adinda Salsabila (1908109010057)
Furqan Rizky Ramadhan (190810901009)
Angelyn Marcella (1908109010061)
Khusnul khatimah (1708109010035)
ELEKTROFISIOLOGI JANTUNG
● Potensial istirahat (Vm) = adanya perbedaan muatan p diantara
permukaan luar dan permukaan dalam
● Potensian Aksi = pada miokardium, didapati beberapa jenis sel. Sel yang
terpenting yatu sel jantung yang memiliki fungsi untuk bekerja dari atrium
dn venrikel dan juga sel-sel yang berfungsi di dalam konduksi impuls yaitu
sel pacu yang terdapat di nodus SA dan AV serta serabut purkinje yang
memiliki fungsi untuk menghantarkan impuls listrik ke seluruh jantung
secara cepat. Potensial aksi dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu
berespons cepat dan lambat. Depolarisasi pada respon cepat
dimunculkan oleh ion Na+ yang sangat banyak dan cepat masuk ke dalam
sel. Arus utama depolarisasi untuk respons lambat dihantarkan oleh ion
Ca++ melalui kanal Ca++
A. respon cepat terdiri dari
depolarisasi cepat(0),
repolarisasi(1,2,3), dan depolarisasi
diastolik lambat(4).

B. Respon lambat, dimulai dari


potensial transmembran yang lebih
positif, yang menampilkan
depolarisasi lambat serta
berlangsung lebih lama. Potensial
aksi seperti ini menjalar dengan
sangat lambat dengan masa refrakter
yang panjang.
next
● Ekstrabilitas dan Refractoriness, ekstrabilitas merupakan
kekuatan impuls listrik untuk dapat merangsang jantung.
Refractoriness berujuk pada masa refrakter efektif, yang
berarti pada waktu sekurang kurangnya yang dibutuhkan
antara 2 respons jaringan untuk dapat menimbulkan
penjalaran rangsang.
● Kesigapan dan konduksi, istilah kesigapan dipakai untuk
menerangkan respon serabut jantung terhadap suatu
rangsang. Sedangkan konduksi berunjuk pada derajat
pemulihan kembali setelah inaktivasi.
Definisi Aritmia
Aritmia adalah suatu tanda atau gejala dari gangguan detak jantung atau
irama jantung. Hal ini bisa dirasakan ketika misalnya, jantung berdetak lebih
cepat dari normal yang selanjutnya disebut takikardia atau ketika jantung
berdetak lebih lambat dari normal, yang disebut sebagai bradikardia. Aritmia
timbul bilamana penghantaran listrik pada jantung yang mengontrol detak
jantung mengalami gangguan, ini dapat terjadi bila sel saraf khusus yang
ada pada jantung yang bertugas menghantarkan listrik tersebut tidak
bekerja dengan baik. Aritmia juga dapat terjadi bila bagian lain dari jantung
menghantarkan sinyal listrik yang abnormal.
MEKANISME KERJA OBAT ANTIARITMIA
● Aritmia disebabkan oleh aktivitas pemacu yang abnormal atau
perambatan impuls yang abnormal. Karena itu, tujuan pengobatan
aritmia adalah mengurangi aktivitas pemacu ektopik dan
memodifikasi hantaran atau sifat refrakter pada sirkuit-sirkuit reentry
untuk menghentikan circus movement. Mekanisme farmakologik
utama yang saat ini tersedia untuk melaksanakan tujuan-tujuan di
atas adalah (1) blokade saluran natrium, (2) blokade efek autonom
simpatis di jantung, (3) pemanjangan periode refrakter efektif, dan (4)
blokade saluran kalsium.
GOLONGAN OBAT ANTIARITMIA

01
Antiaritmia
02
Antiaritmia
golongan I: golongan II:
Lidocaine, kuinidin Propanolol

03
Antiaritmia
04
Antiaritmia
05
Antiaritmia
golongan III: golongan IV golongan V
Amiodarone  Diltiazem, Verapamil. Digoxin
01
Antiaritmia
golongan I
OBAT PENGHAMBAT
SALURAN NATRIUM
Aksi kerja golongan I adalah blokade saluran natrium, bekerja
dengan memblokir saluran natrium dengan cepat, sehingga
memperlambat konduksi listrik di jantung. Beberapa cara kerja lain
meliputi :
Dengan aktivitas anestesi lokal yang kuat dan efek stabilisasi
membran miokard, dapat mengurangi arus masuk cepat yang
dibawa oleh ion natrium.
Memperlambat impuls di otak yang menyebabkan kejang.
Mempengaruhi cara jantung berdetak.
Sebagai anestesi lokal (obat mati rasa) yang digunakan untuk
mematikan rasa pada area tubuh untuk mengurangi rasa sakit.
Memperlambat impuls saraf di jantung dan membuat jaringan
jantung kurang sensitif.
Sub-golongan dari obat antiaritmia golongan 1 mencerminkan durasi
potensial aksi (action potential duration, APD) dan kinetika blokade saluran
natrium.

memperpanjang APD dan memperpendek APD di hampir tidak berefek pada


terpisah dari saluran sebagian jaringan jantung APD dan terpisah dari
dengan kinetika dan terpisah dari saluran saluran dengan kinetika
intermediat dengan kinetika cepat lambat

Kelas IA Kelas IB Kelas IC


Obat antiaritmia golongan IA
Kuinidin
Efek
• memperlambat upstroke potensial aksi
• memperlambat hantaran dan memperlama durasi QRS
pada EKG
• memperlama durasi potensial aksi dengan
menghambat beberapa saluran kalium

Toksisitas
• Pemanjangan interval QT yang berlebihan serta
induksi aritmia torsades de pointes.
• Blokade saluran natrium yang berlebihan disertai
perlambatan hantaran di seluruh jantung.
Efek samping
diare, mual, dan muntah dijumpai pada
sepertiga sampai separuh pasien.
Obat antiaritmia golongan IA
Prokainamid
Efek
• perlambat upstroke potensial aksi
• memperlambat hantaran, dan memperpanjang durasi
QRS pada EKG.
• memperpanjang APD melalui blokade nonspesifik
saluran kalium.

Toksisitas
•pemanjangan berlebihan potensial aksi, pemanjangan
interval Q-T

Efek samping
mual dan diare (pada sekitar 10% kasus),
ruam, demam, hepatitis ( <5%)
Obat antiaritmia golongan IA
Disopiramid
Efek
•Efek disopiramid sangat mirip dengan efek prokainamid
dan kuinidin.

Toksisitas
• Konsentrasi toksik disopiramid dapat memicu semua
gangguan elektrofisiologik yang diuraikan di bawah
kuinidin

Efek samping
retensi urin (umumnya, tetapi tidak semata-
mata, pada pasien pria dengan hiperplasia
prostat), mulut kering, pandangan kabur,
konstipasi, dan memburuknya glaukoma
yang sudah ada.
Obat antiaritmia golongan IB
Lidokain
Efek
menghambat saluran natrium aktif dan inaktif dengan
kinetika cepat.

Toksisitas
• memiliki insidens toksisitas yang rendah dan
efektivitas yang tinggi pada aritmia yang berkaitan
dengan infark miokardium akut.
• Dalam dosis besar, khususnya pada pasien yang
mengidap gagal jantung, lidokain dapat menyebabkan
hipotensi.

Efek samping
gangguan neurologik: parestesia, tremor,
mual sentral, kepala terasa ringan, gangguan
pendengaran, berbicara pelo, dan kejang.
Obat antiaritmia golongan IC
Flekainid
Efek
Flekainid adalah suatu penghambat poten saluran
natrium dan kalium dengan kinetika lepas-ikatan yang
lambat. (Perhatikan bahwa meskipun menghambat
saluran kalium tertentu, obat ini tidak memperlama
potensial aksi atau interval QT). Obat ini saat ini
digunakan untuk pasien dengan jantung normal yang
mengalami aritmia supraventrikel

Efek samping
Nyeri di dada, flushing, dan tremor.
Obat antiaritmia golongan IC
Propafenon

Propafenon memiliki kemiripan struktur dengan


propranolol dan memperlihatkan aktivitas β menghambat
yang lemah. Spektrum kerjanya sangat mirip dengan
kuinidin, potential. Perlihatkan flekainid.
Efek samping tersering adalah rasa logam dan
konstipasi; juga dapat terjadi kekambuhan aritmia.

Morisizin
Obat ini merupakan penghambat saluran
natrium yang cukup poten dan
memperlama durasi potensial aksi.
Morisizin telah ditarik dari pasaran di AS.
02
OBAT
ANTIARITMIA
GOLONGAN II
OBAT PENGHAMBAT BETA
(BETA BLOCKER)
Obat antiaritmia golongan II
Propranolol
Mekanisme:
• memblokir aksi epinefrin dan norepinefrin pada reseptor β1 dan β2
• menghambat agonis β secara kompetitif dan berikatan dengan reseptor β1 dan β2
• blokade reseptor β1 menyebabkan penurunan denyut jantung, curah jantung, tekanan darah
• blokade reseptor β2 akan menurunkan aliran portal melalui vasokonstriktor splanknikus
Indikasi:
• mengatasi gangguan irama jantung yang tidak teratur
• mengobati gangguan jantung atau peredaran darah lainnya
• mengobati tekanan darah tinggi

Toksisitas:
• pusing dan mungkin pingsan karena gangguan sirkulasi
akibat bradikardia dan hipotensi
• dapat menyebabkan koma dan konvulsi

Efek samping:
Pusing, kelelahan, dan mual merupakan efek yang umum
terjadi.
03
OBAT
ANTIARITMIA
GOLONGAN
III
AMIODARONE
Amiodarone
definisi dan mekanisme
● Amiodarone adalah obat untuk mengatasi beberapa jenis aritmia
yang berbahaya dan serius, seperti fibrilasi ventrikular atau
takikardia ventrikular. Pengobatan dengan amiodarone merupakan
langkah lanjutan apabila obat antiaritmia lain tidak memberikan
efek pada pasien.

● Amiodarone termasuk dalam obat antiritmia kelas IIIa. Obat


ini bekerja dengan cara menghambat signal elektrik yang
menyebabkan ketidaknormalan denyut jantung. Dengan begitu,
irama jantung bisa teratur kembali
Dosis dan Aturan Pakai Amiodarone
Dosis amiodarone yang diberikan oleh dokter tergantung pada kondisi kesehatan pasien dan
bentuk sediaan obat.
Kondisi: Aritmia ventrikel atau supraventrikel
Bentuk: Tablet
Dewasa: Dosis awal 200 mg, 3 kali sehari, selama 1 minggu. Dosis selanjutnya dapat
dikurangi menjadi 200 mg, 2 kali sehari. Dosis pemeliharaan ≤200 mg per hari, tergantung
respons tubuh pasien.

Bentuk: Suntik
Dewasa: Dosis awal 5 mg/kgBB, melalui infus, selama 20–120 menit. Dosis dapat diulang
hingga 1.200 mg per hari. Untuk kasus darurat, dosisnya 150–300 mg melalui suntikan pelan,
selama ≥3 menit, dosis bisa diulang setidaknya 15 menit setelah dosis pertama.

Kondisi: Pulseless ventricular fibrillation (VF) atau pulseless ventricular tachycardia (VT)


Bentuk: Suntik
Dewasa: Dosis awal 300 mg atau 5 mg/kgBB dengan suntikan cepat. Dosis lanjutan 150 mg
atau 2,5 mg/kgBB jika kondisi berlanjut.
Dosis untuk anak-anak akan ditentukan langsung oleh dokter berdasarkan berat badan dan usia
pasien.
Efek Samping dan Bahaya Amiodarone Lakukan pemeriksaan ke dokter jika keluhan
Beberapa efek samping yang dapat terjadi yang disebutkan di atas tidak kunjung reda atau
setelah menggunakan amiodarone adalah: semakin parah. Segera hubungi dokter jika
-Mual atau muntah Anda mengalami reaksi alergi obat atau
-Konstipasi mengalami efek samping yang lebih serius
-Pusing -Batuk atau sakit saat bernapas
-Nafsu makan hilang -Pusing yang sangat berat, bahkan sampai
-Gemetar atau lelah yang tidak biasa ingin pingsan
-Demam -Kesemutan atau mati rasa di jari kaki atau jari
-tekanan darah rendah tangan
-Penglihatan kabur -Demam tinggi
-Gangguan pencernaan -Denyut jantung tidak teratur
-Kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari
04
OBAT
ANTIARITMIA
GOLONGAN
IV
Pemanjangan APD
Diltiazem
Diltiazem adalahobat anti hipertensi, angina pektoris, dan beberapa jenis aritmia. Diltiazem
biasanya dipilih untuk pasien yang karenakondisimedistertentu, tidakbisadiberikanobat-obat
anti hipertensigolongan beta blocker. Umumnya digunakan dalam bentuk garamnya yaitu,
Diltiazem hidroklorida. Obat ini bekerja dengan menghambat saluran kalsium tipe L
secaranonselektif.
Efek
• Mengurangi influks kalsium.
• Mengurangi curah dan kecepatan jantung
• Mengurangi resistensi vascular.
Toksisitas
Hipotensi, fibrilasi ventrikel, adanya hambatan
atrioventrikel.

Efek samping
Sakit kepala, pusing, rasa panas, batuk, hidung
tersumbat, detak jantung melambat,
konstipasi(diare),mualdanmuntah, bradikardia, lemas,
anoreksia, dan edema padapergelangan kaki.
Verapamil
•Verapamil adalah obat yang dapat digunakan untuk mengobati gangguan irama
jantung, angina, dan tekanan darah tinggi.

Efek
• Mencegah rainfark setelah serangan jantung jika
ada kontra indikasi bagi beta bloker.
• Kombinasi dengan beta-bloker dan antiaritmia
dapat menimbulkan gangguan penayaluran AV-
kuat,hipotensi atau gagaljantung.
Toksisitas
Hipotensi, fibrilasi ventrikel, adanya hambatan atrio
ventrikel.

Efek samping
Hipotensi, bradikardia, daninsufluensijantung, mual,
pusing, sakitkepala, Serta opstipasi.
05
OBAT
ANTIARITMIA
GOLONGAN
LAINNYA
Digitalis
Obat antiaritmia lainnya
Digoksin/digitalis
Mekanisme kerja
• Menghambat pompa Na-K ATPase yang menghasilkan
peningkatan natrium intracellular yang menyebabkan
lemahnya pertukaran natrium/kalium dan meningkatkan 
kalsium intracellular.
• Lambatnya peningkatan kalsium kedalam sel selama
potensial aksi ; akibat dari masuknya kalsium kedalam sel 
saat ini menyebabkan timbulnya plateau pada potensial aksi.
Toksisitas dan efek
samping
Tanda-tanda toksisitas digoxin adalah
• anoreksia,
• mual, muntah,
• gangguan penglihatan, 
• blok jantung (termasuk asistol),
• kontraksi ventrikel prematur,
• takikardia atrium dengan blok, 
• av dissociation, 
• accelerated junctional rhythm,
• takikardia ventrikel, dan
• fibrilasi ventrikel.

Toksisitas sering kali terjadi saat konsentrasi di darah lebih dari 2 ng/mL. Beberapa
faktor risiko untuk toksisitas di konsentrasi yang lebih rendah adalah berat badan
rendah, usia lanjut, gangguan fungsi ginjal, dan hipomagnesemia
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai