0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan3 halaman
Bab ini membahas tentang pentingnya mengenal alat-alat laboratorium untuk melakukan praktikum dengan baik dan aman. Alat harus bersih dan steril untuk mendapatkan hasil yang akurat. Praktikan perlu memahami fungsi dan cara penggunaan alat sebelum melaksanakan praktikum. Kerapian dan ketelitian sangat penting untuk mendapatkan hasil analisis kimia yang baik.
Bab ini membahas tentang pentingnya mengenal alat-alat laboratorium untuk melakukan praktikum dengan baik dan aman. Alat harus bersih dan steril untuk mendapatkan hasil yang akurat. Praktikan perlu memahami fungsi dan cara penggunaan alat sebelum melaksanakan praktikum. Kerapian dan ketelitian sangat penting untuk mendapatkan hasil analisis kimia yang baik.
Bab ini membahas tentang pentingnya mengenal alat-alat laboratorium untuk melakukan praktikum dengan baik dan aman. Alat harus bersih dan steril untuk mendapatkan hasil yang akurat. Praktikan perlu memahami fungsi dan cara penggunaan alat sebelum melaksanakan praktikum. Kerapian dan ketelitian sangat penting untuk mendapatkan hasil analisis kimia yang baik.
Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu kita harus mengenal atau
mengetahui tentang alat-alat yang digunakan dalam melakukan praktikum tersebut. Hal ini berguna untuk mempermudah kita dalam melaksanakan percobaan, sehingga resiko kecelkaan dilaboratorium dapat ditanggulangi. Kebersihan dan kesempurnaan alat sangat penting untuk bekerja dilaboratorium. Alat yang kelihatan secara kasat mata, belum tentu bersih, tergantung pada pemahaman seorang analisis mengenai apa artinya bersih. Alat kaca seperti gelas kaca atau erlenmeyer paing baik dibersihkan dengan sabun atau deterjen sintetik. Pipet, buret, dan labu volumetrik mungkin memerlukan larutan ddeterjen panas untuk bisa bersih benar (Day & Underwood, 1998). Ketetapan hasil analisa kimia sangat tergantung pada mutu bahan kimia dan peralatan yang dipergunakan, disamping pengertian pelaksanaan tentang dasar kimia analisa yang sedang dikerjakan secara kecermatan dan ketelitian kerjanya sendiri. Ketelitian dan kecermatan kerja, selain merupakan sifat pribadi seseorang akan dapat pula diperoleh karena bertambahnya pengamatan kerja seseorang sehingga menjadi kebiasaan yang berguna bagi kelancaran kerjanya. Penanganan bahan kimia dan peralatan pokok yang banyak dipergunakan merupakan persyaratan penting demi keselamatan dan hasilnya pekerjaan analisa kimia (Day & Underwood, 1998). Analisa kimia menentukan macam, struktur, dan jumlah zat, maka setiap cabang kegiatan manusia yang menyangkut materi, langsung atau tidak langsung memerlukan analisa kimia. Yang dimaksud dengan cabang kegiatan adalah segala sesuatu yang manusia, termasuk ilmu pengetahuan, perdagangan, perindustrian, pencegahan penyakit dan penyembuhan si sakit, produksi bahan pangan, penyemaian, pengolahan, peran, olahraga, penyusutan kejahatan, dan sebagainya (Harjadi, 1990). Dalam mengukur suatu zat atau benda hendaknya menggunakan suatu alat, alat yang digunakan untuk mengukur suatu zat dalam kimia adalah gelas ukur, akan tetapi hasil pengukuran dari gelas ukur sangat kurang tepat, sehingga dalam penggunaannya tidaklah terlalu teliti. Salah satu contoh alat pengukuran lain yang mempunyai tingkat ketelitian lebih baik dari pipet isap, namun pengukuran dengan pipet sendiri tidak terlepas dari kesalahan (Rohman, 1998). Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta fungsi dari alat-alat yang ada dilaboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton, 1998). Sebelum melakukan praktikum hal yang paling utama yang harus dipahami oleh praktikan adalah mengetahui terlebih dahulu nama-nama, fungsi, dan cara penggunaan alat-alat yang kita gunakan, agar praktikum yang akn dilakukan berjalan dengan baik (Setiawati, 2002). Dalam praktikum, analisis yang baik biasanya cermat dalam hal kerapian.Mahasiswa dengan meja praktikum yang tertib kecil kemungkinan mencampur adukkan sampel, salah menambah reagensia, menumpahkan larutan dan memecahkan alat kaca. Kerapian dalam laboratorium tentu saja harus melebar mulai dari meja praktikumnya sendiri kerak dimana tersedia bahan-bahan untuk seluruh kelas. Banyak waktu terbuang untuk mecari sebuah benda kecil dalam kumpulan alat kaca yang berantakan atau mencuci suatu botol reagensia tertentu yang salah ditaruh pada rak samping. Kerapian hendaknya mencakup juga pemeliharaan perabotan laboratorium yang permanen seperti oven, lemari asam, bak meja. Bahkan korosif yang tumpah harus segera dikeringkan dari peralatan, bangku ataupun lantai. Penting bahwa saluran pembuangan disterilkan denagn mengguyur asam basa dengan banyak air (Day & Undewood,1999). Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat kaca yang tampaknya bersih belum tentu bersih dari sudut pandang seorang analisis. Permukaan yang tampaknya tak ada kotoran sering masih tercemari oleh lapisan tipis, tak tampak yang berminyak. Bila air dituangkan dari dalam suatu wadah yang tercemar, air tidak terbuang secara seragam dari permukaan kaca, tetapi menyisakan tetesan yang kecil, yang merepotkan atau kadang-kadang mustahil dipulihkan. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat seperti beaker dan erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau detergen sintetik. Pipet, buret atau labu volume mungkin memerlukan larutan detergen panas untuk bisa benar-benar bersih. Jika permukaan kaca itu masih membuang airnya secara seragam, mungkinperlu digunakan larutan pembersih, yang sifat oksidasi kuatnya dapat memastikan kebersihan permukaan kaca keseluruhan. Setelah dibersihkan, alat itu hendaknya dibilas beberapa kali dengan air kran, kemudian dengan sedikit air suling, dana akhirnya mongering sendiri (Day & Underwood, 1999: 577-578). Kebersihan alat-alat yang digunakan dan adanya ketelitian praktikan dalam melakukan pengukuran atau perhitungan yang dilakukan. Penggunaan alat-alat dalam laboratorium diharapkan dalam keadaan steril. Penggunaan alat-alat dalam yang tidak steril dapat menyebabkan kegagalan pada praktikum yang dilakukan (Sumardji, 2005). Metode ilmiah lebih dari hanya sekedar pernyataan resmi dan langkah-langkah yang selalu kita lakukan untuk memecahkan masalah secara logis. Perhatikan misalnya, bagaimana montir mobil berusaha memperbaiki mobil yang tidak mau hidup mesinnya bila distater. Mula-mula, penyebab yang jelas ari masalah ini akan dilokalisir dengan cara mengamati hasil dari satu atau beberapa percobaan. Selanjutnya bagian/alat yang diperkirakan penyebabnya diganti atau dibetulkan dan kemudian dicoba lagi menghidupkan mesin mobil tersebut. Bila montir tersebut tepat memperkirakan penyebab masalah tersebut, maka pekerjaaan ini selesai. Jika tidak, maka dilakukan percobaan lainnya, kemudian mengganti dan membetulkannya lagi sampai akhirnya mobil tersebut dapat berjalan kembali. (Braddy, 1995). Bila kita memecahkan suatu masalah dalam ilmu pengetahuan, kita juga akan melaksanakan langkah-langkah yang hampir sama seperti ini. Oleh sebab itu langkah pertama dalam metode ilmu dapat disebut penelitian dan observasi. Hal ini merupakan tujuan eksperimen yang dibuat dilaboratorium dimana sifat-sifat dapat diteliti dalam keadaan terkontrol, jadi hasil eksperimen itu dapat diulangi atau ditiru kembali (Braddy, 1999).