NIM : 1908109010045
KELAS : B
Tujuan Percobaan
Menentukan tegangan permukaan beberapa cairan
1. Aquadest
Diketahui : kerapatan (p) = 1 g/cm3
Tinggi kenaikan (h) = 3,2 cm
Jari – jari kapiler (r) = 0,1 cm
Gaya Gravitasi (g) = 980,6 cm/s2
Y = ½ rhpg
Y = ½ 0,1 cm x 3,2 cm x 1 g/cm3 x 980,6 cm/s2
Y = 156,896 dyne/cm
Y = ½ rhpg
Y = ½ 0,1 cm x 1,9 cm x 1,05 g/cm3 x 980,6 cm/s2
Y = 97, 815 dyne/cm
Y = ½ rhpg
Y = ½ 0,1 cm x 1,5 cm x 1,05 g/cm3 x 980,6 cm/s2
Y = 77,222 dyne/cm
5. Parafin Cair
Diketahui : Kerapatan (p) = 0,8 g/cm3
Tinggi kenaikan (h) = 0,5
Jari – jari kapiler (r) = 0,1 cm
Gaya gravitasi = 980,6 cm/s2
Y = ½ rhph
Y = ½ 0,1 cm x 0,5 cm x 0,8 g/cm3 x 980,6 cm/s2
Y = 19,612 dyne/cm
Pembahasan
Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus dikerjakan sejajar
permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada cairan. Hal tersebut terjadi karena pada
permukaan, gaya adhesi (antara cairan dan udara) lebih kecil dari pada gaya kohesi antara molekul
cairan sehingga menyebabkan terjadinya gaya kedalam pada permukaan cairan (Douglas, 2001).
Tegangan antar muka (interfacial) merupakan gaya per satuan panjang yang terjadi pada
antar muka antar 2 fase cair yang tidak dapat tercampur. Tegangan antar muka selalu lebih kecil
dari tegangan muka, sebab gaya adhesif antara 2 fase cair yang membentuk antar muka lebih besar
dari gaya adhesif antara fase cair dan fasa gas yang membentuk antar muka (Moechtar, 1990).
Metode untuk mengukur tegangan muka dan tegangan antar muka, antara lain ialah metode
kenaikan kapiler dan metode cincin Du Nouy. Zat cair pada tegangan muka kebanyakan berkurang
hampir linier terhadap kenaikan temperatur atau terhadap pertambahan energi kinetik molekul –
molekulnya. Metode Kenaikan Kapiler, cairan itu akan naik ke pipa sampai ketinggian tertentu bila
suatu tabung kapiler diletakkan dalam cairan di sebuah beaker glass, hal ini disebabkan bilamana
kekuatan adhesi antara molekul –molekul cairan dan dinding kapiler lebih besar daripada kohesi
antara molekul – molekul cairan. Cairan itu membasahi dinding kapiler, menyebar dan meninggi
dalam pipa. Metode Cincin Du Nouy / Tensimeter Du Nouy, prinsip kerja dari alat tersebut
bergantung pada gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina – iridium yang
dicelupkan pada permukaaan antar muka adalah sebanding dengan tegangan permukaan / tegangan
antar muka (Martin, 1993).
Tegangan muka = ½ r h d g
Keterangan :
Tegangan
Kerapatan Tinggi Kenaikan
No Nama Permukaaan
(g/cm3) (cm)
(dyne/cm)
1 Aquadest 1 3.2 156.896
2 Na Lauril Sulfat 0.01 % 1.05 2.5 128.704
3 Na Lauril Sulfat 0.05 % 1.05 1.9 97.815
4 Na Lauril Sulfat 0.1 % 1.05 1.5 77.222
5 Parafin Cair 0.8 0.5 19.612
Khusus pada percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa tegangan permukaan semakin
besar dikarenakan tinggi kenaikan pipa kapiler (h) itu sendiri. Semakin tinggi kenaikan pipa kapiler,
semakin besar pula tegangan permukaan yang di dapat. Sedangkan kerapatan masing- masing zat
pada percobaan ini tidak dapat dijadikan acuan terhadap hasil tegangan permukaan karena nilainya
yang tak terlalu terlihat pengaruhnya. Tegangan permukaan juga dipengaruhi oleh faktor eksternal
dan internal. Jika dilihat dari faktor internal tegangan permukaan dipengaruhi oleh volume,
diameter atau jari-jari pipa kapiler, kadar dari zat, kerapatan cairan, dan tinggi kenaikan zat cair
dalam pipa kapiler. Sedangkan faktor eksternal dapat dilihat dari suhu dan kemurnian zat yang
digunakan. Namun pengaruh faktor dilihat dari percobaan ini ialah dari faktor internalnya sendiri
yaitu volume, diameter atau jari-jari pipa kapiler, kadar dari zat, kerapatan cairan, dan tinggi
kenaikan zat cair dalam pipa kapiler.
Berbicara hubungan tegangan permukaan di bidang farmasi, tegangan permukaan ini juga
memiliki peran di dalam bidang farmasi salah satunya berperan di dalam terbentuknya emulsi.
Emulsi merupakan sediaan cair yang terdiri dari dua fasa yaitu fasa air dan fasa minyak. Untuk
menyatukan mereka perlu dilakukan perlakuan yaitu dengan penggojokan. Disinilah terdapat peran
tegangan permukaan dan tegangan antar muka itu sendiri dimana mempengaruhi adsorbsi obat,
stabilitas obat, dan dispersi partikel yang tidak larut dalam suspensi obat tersebut.
Daftar Pustaka
Douglas, C., 2001. Fisika Jilid I. Erlangga, Jakarta.
Dekpes RI., 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Giancoli, Douglas C.,2001. Fisika Jilid I (terjemahan). Erlangga, Jakarta
Martin.A, 1993. Farmasi Fisika. Edisi III Jilid 2. Indonesia University Press, Jakarta.
Moechtar, 1990. Farmasi Fisika : Bagian Larutan dan Sistem Dispersi. Gadjah Mada University
Press, Jogjakarta.