Anda di halaman 1dari 6

NAMA : FATAHILLAH

NIM : 1908109010045
KELAS : B

PERCOBAAN 3 TEGANGAN PERMUKAAN


Judul Percobaan
Judul dari percobaan adalah tegangan permukaan

Tujuan Percobaan
Menentukan tegangan permukaan beberapa cairan

Data Hasil Pengamatan

Kerapata Tinggi Tegangan


No Nam n Kenaikan Permukaaan
a (g/cm3) (cm) (dyne/cm)
1 Aquadest 1 3.2 156.896
2 Na Lauril Sulfat 0.01 % 1.05 2.5 128.704
3 Na Lauril Sulfat 0.05 % 1.05 1.9 97.815
4 Na Lauril Sulfat 0.1 % 1.05 1.5 77.222
5 Parafin Cair 0.8 0.5 19.612

Perhitungan tegangan permukaan terhadap setiap zat

1. Aquadest
Diketahui : kerapatan (p) = 1 g/cm3
Tinggi kenaikan (h) = 3,2 cm
Jari – jari kapiler (r) = 0,1 cm
Gaya Gravitasi (g) = 980,6 cm/s2

Ditanya : Tegangan Permukaan (Y) ?

Y = ½ rhpg
Y = ½ 0,1 cm x 3,2 cm x 1 g/cm3 x 980,6 cm/s2
Y = 156,896 dyne/cm

2. Na Lauril Sulfat 0,01 %


Diketahui : kerapatan (p) = 1,05 g/cm3
Tinggi kenaikan (h) = 2,5 cm
Jari – jari kapiler (r) = 0,1
Gaya gravitasi (g) = 980,6 cm/s2
Ditanya : Tegangan Permukaan (Y) ?
Y = ½ rhpg
Y = ½ 0,1 cm x 2,5 cm x 1,05 g/cm3 x 980,6 cm/s2
Y = 128,704 dyne/cm

3. Na Lauril Sulfat 0,05%


Diketahui : Kerapatan (p) = 1,05 g/cm3
Tinggi kenaikan (h) = 1,9 cm
Jari – jari kapiler (r) = 0,1 cm
Gaya gravitasi (g) = 980,6 cm/s2

Ditanya : Tegangan Permukaan (Y) ?

Y = ½ rhpg
Y = ½ 0,1 cm x 1,9 cm x 1,05 g/cm3 x 980,6 cm/s2
Y = 97, 815 dyne/cm

4. Na Lauril Sulfat 0,1 %


Diketahui : Kerapatan (p) = 1,05 g/cm3
Tinggi kenaikan (h) = 1,5 cm
Jari – jari kapiler (r) = 0,1 cm
Gaya gravitasi = 980,6 cm/s2

Ditanya : Tegangan Permukaan (Y) ?

Y = ½ rhpg
Y = ½ 0,1 cm x 1,5 cm x 1,05 g/cm3 x 980,6 cm/s2
Y = 77,222 dyne/cm

5. Parafin Cair
Diketahui : Kerapatan (p) = 0,8 g/cm3
Tinggi kenaikan (h) = 0,5
Jari – jari kapiler (r) = 0,1 cm
Gaya gravitasi = 980,6 cm/s2

Ditanya : Tegangan permukaan (Y) ?

Y = ½ rhph
Y = ½ 0,1 cm x 0,5 cm x 0,8 g/cm3 x 980,6 cm/s2
Y = 19,612 dyne/cm

Pembahasan
Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus dikerjakan sejajar
permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada cairan. Hal tersebut terjadi karena pada
permukaan, gaya adhesi (antara cairan dan udara) lebih kecil dari pada gaya kohesi antara molekul
cairan sehingga menyebabkan terjadinya gaya kedalam pada permukaan cairan (Douglas, 2001).
Tegangan antar muka (interfacial) merupakan gaya per satuan panjang yang terjadi pada
antar muka antar 2 fase cair yang tidak dapat tercampur. Tegangan antar muka selalu lebih kecil
dari tegangan muka, sebab gaya adhesif antara 2 fase cair yang membentuk antar muka lebih besar
dari gaya adhesif antara fase cair dan fasa gas yang membentuk antar muka (Moechtar, 1990).
Metode untuk mengukur tegangan muka dan tegangan antar muka, antara lain ialah metode
kenaikan kapiler dan metode cincin Du Nouy. Zat cair pada tegangan muka kebanyakan berkurang
hampir linier terhadap kenaikan temperatur atau terhadap pertambahan energi kinetik molekul –
molekulnya. Metode Kenaikan Kapiler, cairan itu akan naik ke pipa sampai ketinggian tertentu bila
suatu tabung kapiler diletakkan dalam cairan di sebuah beaker glass, hal ini disebabkan bilamana
kekuatan adhesi antara molekul –molekul cairan dan dinding kapiler lebih besar daripada kohesi
antara molekul – molekul cairan. Cairan itu membasahi dinding kapiler, menyebar dan meninggi
dalam pipa. Metode Cincin Du Nouy / Tensimeter Du Nouy, prinsip kerja dari alat tersebut
bergantung pada gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina – iridium yang
dicelupkan pada permukaaan antar muka adalah sebanding dengan tegangan permukaan / tegangan
antar muka (Martin, 1993).

Tegangan muka = ½ r h d g

Keterangan :

r : jari – jari kapiler


h : tinggi kenaikan
d : kerapatan cairan
g : gaya gravitasi
Manfaat Fenomena antar muka dalam farmasi:
1. Dalam mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat pada sediaan obat
2. penetrasi molekul melalui membrane biologis
3. pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel tidak larut dalam media cair untuk
membentuk sediaan suspensi
Tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya suhu dan
zat terlarut. Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi besarnya tegangan
permukaan terutama molekul zat yang berada pada permukaan cairan berbentuk lapisan
monomolecular yang disebut dengan molekul surfaktan (Giancoli,2001).
Percobaan kali ini membahas mengenai cara menentukan tegangan permukaan pada suatu
zat cair. Zat cair yang digunakan disini yaitu Aquadest, Na Lauril Sulfat 0.01 %, Na Lauril Sulfat
0.05 % , Na Lauril Sulfat 0.1 %, dan Parafin Cair. Na Lauril Sulfat berperan sebagai surfaktan
dimana ia berfungsi di dalam menurunkan tegangan permukaan 2 zat yang tak dapat bercampur
sehingga kedua zat tersebut dapat bercampur. Sedangkan paraffin cair berfungsi sebagai laksativa.
Metode yang dilakukan pada percobaan kali ini yaitu metode kenaikan pipa kapiler untuk
menentukan tegangan permukaan. Meskipun untuk mengukur tegangan permukaan terdapat dua
metode yaitu metode kenaikan pipa kapiler dan metode cincin Du Nuoy, metode kenaikan pipa
kapiler lebih dipilih karena metode ini sangat sederhana di dalam pengerjaannya.
Metode kenaikan pipa kapiler diukur dengan melihat ketinggian zat cair yang naik melalui
pipa kapiler. Salah satu ujung pipa tersebut dicelupkan ke dalam permukaan zat cair tersebut akan
naik sampai ketinggian tertentu. Prinsip kerja dari pipa kapiler ini adalah gaya adhesive antara
molekul zat cair dan dinding kapiler itu lebih besar daripada gaya kohesif antara molekul-molekul
zat cair, sehingga cairan dapat membasahi dinding kapiler dan dapat mengalir naik di dalam pipa
kapiler. Selain pengaruh dari gaya adhesi, zat cair dapat naikdi dalam pipa kapiler juga disebabkan
oleh tegangan muka yang dimiliki zat aktif. Kenaikan zat cair pada pipa kapiler akan berhenti naik
jika gaya tekan ke atas sama dengan gaya gravitasi. Penggunaan metode kenaikan pipa kapiler
memiliki sisi positif dan sisi negatif. Sisi positif dari kenaikan pipa kapiler ialah waktu yang
dibutuhkan dalam melakukan percobaan relative singkat disertai cara kerjanya yang praktis.
Sedangkan sisi negatif dari penggunaan metode kenaikan pipa kapiler ialah presentasi hasil
pengukuran tinggi yang tidak begitu valid disebabkan oleh pengaruh tekanan saat pipa dimasukkan
ke dalam larutan. Singkatnya metode kenaikan pipa kapiler ini hanya dapat mengukur tingkat
tegangan permukaan suatu zat dan tidak dapat mengukur tingkat tegangan antar muka suatu zat.
Dari tabel data hasil pengamatan, dapat dilihat bahwa kerapatan dan tinggi kenaikan
sangat berpengaruh terhadap hasil tegangan permukaan. Menurut literatur, semakin tinggi nilai
kerapatan suatu zat, maka akan semakin besar pula tegangan permukaan yang di dapat. Begitu
halnya terhadap jari-jari pipa kapiler dan ketinggian pipa yang dimiliki. Hal ini dikarenakan
ketiga komponen tersebut (Jari-jari pipa kapiler, ketinggian pipa, dan kerapatan suatu zat)
berbanding lurus terhadap nilai tegangan permukaannya. Gravitasi tidak dapat menjadi tolak
ukur besarnya tegangan permukaan dikarenakan sifatnya yang konstan (tetap). Konsep tersebut
sesuai dengan rumus dari tegangan permukaan itu sendiri yaitu γ = ½ rhpg. Hal ini sesuai data
hasil pengamatan yang telah didapat seperti berikut.

Tegangan
Kerapatan Tinggi Kenaikan
No Nama Permukaaan
(g/cm3) (cm)
(dyne/cm)
1 Aquadest 1 3.2 156.896
2 Na Lauril Sulfat 0.01 % 1.05 2.5 128.704
3 Na Lauril Sulfat 0.05 % 1.05 1.9 97.815
4 Na Lauril Sulfat 0.1 % 1.05 1.5 77.222
5 Parafin Cair 0.8 0.5 19.612

Khusus pada percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa tegangan permukaan semakin
besar dikarenakan tinggi kenaikan pipa kapiler (h) itu sendiri. Semakin tinggi kenaikan pipa kapiler,
semakin besar pula tegangan permukaan yang di dapat. Sedangkan kerapatan masing- masing zat
pada percobaan ini tidak dapat dijadikan acuan terhadap hasil tegangan permukaan karena nilainya
yang tak terlalu terlihat pengaruhnya. Tegangan permukaan juga dipengaruhi oleh faktor eksternal
dan internal. Jika dilihat dari faktor internal tegangan permukaan dipengaruhi oleh volume,
diameter atau jari-jari pipa kapiler, kadar dari zat, kerapatan cairan, dan tinggi kenaikan zat cair
dalam pipa kapiler. Sedangkan faktor eksternal dapat dilihat dari suhu dan kemurnian zat yang
digunakan. Namun pengaruh faktor dilihat dari percobaan ini ialah dari faktor internalnya sendiri
yaitu volume, diameter atau jari-jari pipa kapiler, kadar dari zat, kerapatan cairan, dan tinggi
kenaikan zat cair dalam pipa kapiler.
Berbicara hubungan tegangan permukaan di bidang farmasi, tegangan permukaan ini juga
memiliki peran di dalam bidang farmasi salah satunya berperan di dalam terbentuknya emulsi.
Emulsi merupakan sediaan cair yang terdiri dari dua fasa yaitu fasa air dan fasa minyak. Untuk
menyatukan mereka perlu dilakukan perlakuan yaitu dengan penggojokan. Disinilah terdapat peran
tegangan permukaan dan tegangan antar muka itu sendiri dimana mempengaruhi adsorbsi obat,
stabilitas obat, dan dispersi partikel yang tidak larut dalam suspensi obat tersebut.

Daftar Pustaka
Douglas, C., 2001. Fisika Jilid I. Erlangga, Jakarta.
Dekpes RI., 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Giancoli, Douglas C.,2001. Fisika Jilid I (terjemahan). Erlangga, Jakarta
Martin.A, 1993. Farmasi Fisika. Edisi III Jilid 2. Indonesia University Press, Jakarta.
Moechtar, 1990. Farmasi Fisika : Bagian Larutan dan Sistem Dispersi. Gadjah Mada University
Press, Jogjakarta.

Anda mungkin juga menyukai