Anda di halaman 1dari 19

59 nama-nama alat laboratorium dan fungsinya

1. Erlenmeyer

Fungsinya:
Tempat membuat larutan.
Dalam membuat larutan erlenmeyer yang selalu digunakan.

2. Labu destilasi

Fungsinya:
Untuk destilasi larutan.
Pada bagian atas terdapat karet penutup dengan sebuah lubang sebagai tempat termometer.

3. Gelas beaker

Fungsinya:
Tempat untuk menyimpan dan membuat larutan.
Gelas beaker memiliki takaran namun jarang bahkan tidak diperbolehkan untuk mengukur
volume suatu zat cair.
4. Corong gelas

Fungsinya:
Corong dibagi menjadi dua jenis yakni corong yang menggunakan karet atau plastik dan corong
yang menggunakan gelas. Corong digunakan untuk memasukan atau memindah larutan dari satu
tempat ke tempat lain dan digunakan pula untuk proses penyaringan setelah diberi kertas saing
pada bagian atas.

5. Corong bucher

Fungsinya:
Menyaring larutan dengan dengan bantuan pompa vakum.

6. Buret

Fungsinya:
Digunakan untuk titrasi, tapi pada keadaan tertentu dapat pula digunakan untuk mengukut
volume suatu larutan.
7. Corong Pisah

Fungsinya:
Untuk memisahkan dua larutan yang tidak bercampur karena adanya perbedaan massa jenis.
Corong pisah biasa digunakan pada proses ekstraksi.

8. Labu ukur leher panjang

Fungsinya:
Untuk membuat dan atau mengencerkan larutan dengan ketelitian yang tinggi.

9. Gelas ukur

Fungsinya:
Untuk mengukur volume larutan. Pada saat praktikum dengan ketelitian tinggi gelas ukur tidak
diperbolehkan untuk mengukur volume larutan. Pengukuran dengan ketelitian tinggi dilakukan
menggunakan pipet volume.
10. Kondensor

Fungsinya:
Untuk destilasi larutan.
Lubang lubang bawah tempat air masuk, lubang atas tempat air keluar.

11. Filler (karet pengisap)

Fungsinya:
Untuk menghisap larutan yang akan dari botol larutan.
Untuk larutan selain air sebaiknya digunakan karet pengisat yang telah disambungkan pada pipet
ukur.

12. Pipet Ukur

Fungsinya:
Untuk mengukur volume larutan
13. Pipet volume atau pipet gondok atau volumetrik

Fungsinya:
Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu sesuai dengan label yang tertera
pada bagian pada bagian yang menggembung.
 
14. Pipet Tetes

Fungsinya:
Untuk meneteskan atau mengambil larutan dengan jumlah kecil.

15. Pengaduk

Fungsinya:
Untuk mengocok atau mengaduk suatu baik akan direaksikan mapun ketika reaksi sementara
berlangsung.

16. Tabung reaksi

Fungsinya:
Untuk mereaksikan dua atau lebih zat.
17. Spatula

Fungsinya:
Untuk mengambil bahan-bahan kimia dalam bentuk padatan, misalnya dalam bentuk kristal.
Untuk zat-zat yang bereaksi dengan logam digunakan spatula plastik sedangkan zat-zat yang
tidak bereaksi dengan dengan logam dapat digunakan spatula logam.

18. Kawat Nikrom

Fungsinya:
untuk uji nyala dari beberapa zat.

19. Pipa kapiler atau kaca kapiler

Fungsinya:
Untuk mengalirkam gas ke tempat tertentu dan digunakan pula dalam penentuan titik lebur suatu
zat.

20. Desikator 

Fungsinya:
Untuk menyimpan bahan-bahan yang harus bebas air dan mengeringkan zat-zat
dalam laboratorium. Dikenal dua jenis desikator yaitu desikator biasa dan desikator vakum.
21. Indikator universal

Fungsinya:
Untuk identifikasi keasamaan larutan/zat.
Caranya: setelah kertas indikator universal dicelupkan di cocokan warna yang ada pada kotak
kertas universal.

22. Gelas arloji

  
Fungsinya:

 Sebagai penutup saat melakukan pemanasan terhadap suatu bahan kimia


 Untuk menimbang bahan-bahan kimia
 Untuk mengeringkan suatu bahan dalam desikator.

23. Hot hands

Fungsinya:
Untuk memegang peralatan gelas yang masih dalam kondisi panas.
24. Klem dan statif

Fungsinya:
Sebagai penjepit, misalnya:
• Untuk menjepit soklet pada proses ekstraksi
• Menjepit buret dalam proses titrasi
• Untuk menjepit kondensor pada proses destilasi

25. Ring 

Fungsinya:
Untuk menjepit corong pemisah dalam proses pemisahan dan untuk meletakan corong pada
proses penyaringan.

26. Clay triangle

Fungsinya:
Untuk menahan wadah, misalnya krus pada saat pemanasan ataau corong pada waktu
penyaringan.
27. Kaca mata pengaman

Fungsinya:
Untuk melindungi mata dari bahan yang menyebabkan iritasi. Dan melindungi dari percikan api,
uap logam, serbuk debu, kabut dan zat-zat kimia yang meletup ketika dilakukan pemanasan,
misalnya H2SO4.

28. Pemanas spiritus

Fungsinya:
Untuk membakar zat atau memmanaskan larutan.

29. Pemanas atau pembakar bunsen

Fungsinya:
Untuk memanaskan larutan dan dapat pula digunakan untuk sterilisasi dalam proses suatu proses.
30. Hot plate

Fungsinya:
Untuk memanaskan larutan. Biasanya untuk larutan yang mudah terbakar.

31. Oven 

Fungsinya:
Untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan dan digunakan untuk mengeringkan bahan
yang dalam keadaan basah.

32. Tanur 

Fungsinya:
Digunakan sebagai pemanas pada suhu tinggi, sekitar 1000 °C.
33. Inkubator 

Fungsinya:
Digunakan untuk fermentasi dan menumbuhkan media pada pengujian secara mikrobiologi.

34. Rotavapor

Fungsinya:
Untuk memisahkan zat dari suatu campuran. Misalnya untuk memisahkan pelarut n-heksana
yang digunakan untuk megektraksi minyak dari suatu bahan.

35. Cawan petri

Fungsinya:
digunakan untuk membiakkan sel. Cawan petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil
sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya

36. PH meter

Fungsinya:
Digunakan untuk mengukur tingkat keasaman dari suatu zat.
37. Multimeter 

Fungsinya:
Untuk mengukur kuat arus listrik atau hambatan. Misalnya untuk mengukur kuat arus yang
dihasilkan dari reaksi redoks dalam sel galvani.

38. Ozon Generator

Fungsinya:
Untuk membuat ozon dalam laboratorium dengan bahan dasar oksigen (O2) murni

39. Lup

Fungsinya:
Kaca pembesar. Dapat digunakan untuk mengamati kenaikan atau penurunan suhu pada
termometer terutama termometer raksa yang tidak berwarna.
40. Botol reagen atau botol pereaksi

Fungsinya:
Digunakan untuk menyimpan larutan bahan kimia atau sering juga di gunakan untuk menyimpan
indikator asam basa seperti fenolftalin.

41. Kertas saring

Fungsinya:
Untuk menyaring larutan.

42. Kaki tiga

Fungsinya:
Kaki tiga sebagai penyangga pembakar spirtus.
43. Kawat kasa

Fungsinya:
Sebagai alas atau untuk menahan labu atau beaker pada waktu pemanasan menggunakan
pemanas spiritus atau pemanas bunsen

44. Rak tabung reaksi

Fungsinya:
Tempat tabung reaksi. Biasanya digunakan pada saat melakukan percobaan yang membutuhkan
banyak tabung reaksi. Numun dalam mereaksikan zat yang menggunakan tabung reaksi
sebaiknya menggunakan rak tabung reaksi demi keamanan diri sendiri maupun orang lain.

45. Penjepit
 

Fungsinya:
Untuk menjepit tabung reaksi.
46. Stirer 

Fungsinya:
Pengaduk magnetik. Untuk mengaduk larutan. Batang-batang magnet diletakan di dalam larutan
kemudian disambungkan arus listrik maka secara otomatis batang magnetik dari stirer akan
berputar.

47. Mortal dan pastle

Fungsinya:
Menghaluskan zat yang masing bersifat padat/kristal.

48. Krusibel 

Fungsinya:
Terbuat dari persolen dan bersifat inert, digunakan untuk memanaskan logam-logam.
49. Evaporating dish

Fungsinya:
Digunakan sebagai wadah. Misalnya penguapan larutan dari suatu bahan yang tidak mudah
menguap.

50. Botol semprot

Fungsinya:
menyimpan aquadest dan digunakan untuk mencuci atau membilas alat-alat dan bahan

51. Plat tetes

Fungsinya:
Tempat untuk mereaksikan zat dalam jumlah kecil
52. Lemari asam

Fungsinya:
Menyimpan larutan yang bersifat asam

53. Naraca analitic

Fungsinya:
Untuk menimbang massa suatu zat. Tingkat ketelitian lebih tinggi dari neraca timbangan.

54. Centrifuge 

Fungsinya:
Memisahkan dan mengendapkan padatan dari larutan
55. Eksikator 

Fungsinya:
Mendinginkan zat

56. Mikropipet 

Fungsinya:
Memindahkan cairan dengan volume yang sangat kecil

57. Piknometer

Fungsinya:
Piknometer berguna untuk mengukur nilai massa jenis atau densitas fluida.
58. Mikroskop

Fungsinya:
untuk melihat, atau mengenali benda-benda renik yang terlihat sangat kecil menjadi lebih besar
dari aslinya, sehingga kita bisa meng-identifikasi benda tersebut dengan lebih tepat.

59. Neraca atau timbangan

Fungsinya:
Untuk menimbang massa suatu zat

Anda mungkin juga menyukai