Anda di halaman 1dari 13

Calcium Channel Blockers Non

dihidropiridin

Asrianti, S.Ked
10542047213
CCB
 CCB merupakan sekumpulan obat yang
berbeda dalam struktur kimia, sifat
farmakologis dan efek terapeutik, namum
memiliki efek yang sama yaitu
memblokade kanal kalsium pada membran
sehingga menghambat kalsium masuk ke
dalam sel.
CCB
Semua antagonis kalsium dimetabolisme
dihati sedangkan sangat sedikit sekali di
eksresikan di ginjal dalam bentuk utuh
dalam ginjal sehingga tidak perlu
penyesuaian dosis pada gangguan fungsi
ginjal
Calcium Channel Blockers Non dihidropiridin

Non dehidropiridin bekerja mempengaruhi


sistem konduksi jantung sehingga
menurunkan denyut jantung
Calcium Channel Blockers Non dihidropiridin

 Golongan benzotiazepin dan verapamil


memiliki efek antiaritmia( terutama
takiaritmia). Sedangkan veramil merupakan
obat yang memiliki sifat seperti b-blocker
yaitu efek kronotropik negatif dan inotropik
negatif
Calcium Channel Blockers Non dihidropiridin

 Fenilalkilamin
Prototip dari golongan ini adalah verapamil (Isoptin).
merupakan obat yang memiliki afinitas besar terhadap
kanal kalsium di jantung sehingga sifat seperti b-blocker
yaitu efek kronotropik negatif dan inotropik negatif, jadi
indikasi pemberian obat ini seperti pada b-blocker yaitu
sebagai obat anti aritmia, antihipertensi, Supra Ventricular
Tachycardi (SVT)
Verapamil Dosis:
Verapamil merupakan obat yang termasuk
kelompok calcium channel blocker yang bekerja
Pemberian reguler:Dosis diberikan
dengan cara mengendurkan otot jantung dan melalui mulut (per oral) sebesar 40-80 mg ,
pembuluh darah. 3-4 kali sehari.
Dosis maksimum: 480 mg/hari
Pemberian lanjutan:Dosis diberikan
Indikasi:
Digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi
melalui mulut (per oral) sebesar 120-360
(hipertensi), angina, dan gangguan irama jantung mg, sehari 1 kali.
tertentu.

Instruksi Khusus
Efek Samping:
Berkontra-indikasi pada pasien yang
 Efek CV (depresi dari fungsi kardiak, hipotensi, jelas-jelas mengalami kerugian gagal
gagal jantung yang memburuk,
jantung, meskipunvasoselective
edema, bradycardia); Efek GI (konstipasi); Efek
CNS (sakit kepala, pening). dihydropyridine (seperti Amlodipine,
Felodipine) dapat bertahan pada pasien
 HR mengatur kalsium antagonist
(seperti Diltiazem, Gallopamil & Verapamil);
penderita penurunan LVEF.
penguraian AV, AV block, bradycardia & HR yang mengatur kalsium antagonist
gangguan batang sinus. berkontra-indikasi dengan pasien
 Interaksi singkat agen dihydropyridine harus penderita bradycardia, gangguan batang
dihindari karena memiliki potensi sinus & AV nodal block.
mempertinggi risiko memburuknya keadaan
jantung.
Isoptin tersedia dallam bentuk oral
(80mg/tab) dan injeksi (10mg/vial). Untuk
pengobatan HT biasa 2-3 80mg sehari.
Efek samping verapamil biasanya bradikardi,
AV block derajat 2 dan 3, Hipotensi dan
konstipasi.
Calcium Channel Blockers Non dihidropiridin

 Bensotiazepin
Protip dari golongan diltiazem (Herbesser) adalah
CCB non dehidropiridin yang menyebabkan
dilatasi vas afferen dan efferen glomerulus sehingga
memiliki efek lebih baik pada pasien nefropati.
Diltiazem diberikan terutama pada pasien HT yang
disertai dengan angina pectoris, takiaritmia, diabetik
nefropati.
DILTIAZEM

FARMAKOLOGI
Diltiazem adalah turunan benzodiazepin yang
merupakan prototip dari antagonis kalsium.
Mekanisme kerja Diltiazem adalah mendepresi fungsi
nodus SA dan AV, juga vasodilatasi arteri dan arteriol
koroner serta perifer. Dengan demikian maka
diltiazem akan menurunkan denyut jantung dan
kontraktilitas otot jantung, sehingga terjadi
keseimbangan antara persediaan dan pemakaian
oksigen pada iskhemik jantung.
INDIKASI DOSIS DAN ATURAN PAKAI
 Penderita angina pektoris,  Dosis untuk orang dewasa adalah 4 x 30 mg
menurunkan serangan angina pada sehari, bila perlu dapat ditingkatkan sampai
penderita variant angina. 360 mg sehari.
 Aritmia. Diltiazem sebaiknya diberikan sebelum
makan dan waktu hendak tidur.
KONTRAINDIKASI
 Penderita blok AV tingkat 2 – 3, EFEK SAMPING
hipotensi (tekanan sistole kurang Efek samping Diltiazem jarang terjadi, hanya
dari 90 mmHg) dan syok 2 – 10 % pasien yang mengalami nyeri kepala,
kardiogenik.
pusing, gangguan saluran cerna dan
 Pasien dengan gejala gangguan
irama sinus, kecuali bila ada alat bradikardia.
pacu jantung ventikuler yang Kadang-kadang dapat meningkatkan enzim
berfungsi. fungsi hati seperti SGOT, SGPT dan fosfatase
 Wanita hamil, wanita yang diduga alkalin.
usia subur. Reaksi hipersensitivitas atau alergi seperti
 Penderita yang hipersensitif atau erupsi, eritemat multiforme (dalam kasus
alergi terhadap diltiazem. demikian pengobatan harus dihentikan).
 Penderita dengan infark miokardial Pernah dilaporkan : rash, pruritus
akut dan kongesti paru-paru yang
dibuktikan dengan sinar X.
Herbesser tersedia tersedia dalam beberapa bentuk
yaitu 30mg/tab, diberikan 2-3 kai sehari, dan herbesser
CD 100mg dan 200mg di berikan sehari sekali.
Herbersser injeksi (ampls 10mg dan 50 mg) dengan dosis
5-10 ug/kgBb/menit efektif menurunkan TD pada pasien
dengan krisis hipertensi.

Efek samping antara lain : pusing dan bradikardi. Flushing,


sakit kepala, peningkatan SGOT dan SGPT dan gatal-gatal
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai