Anda di halaman 1dari 14

BAB III

ANALISIS RESEP DAN PERAN APOTEKER


A. ANALISIS RESEP

1
1. Skrining Resep
Administrasi Ada Tidak ada
Nama dokter √
Nomor Izin Praktek √
Tanggal Penulisan Resep √
Tanda Tangan / Paraf Dokter √
Nama dan Umur Pasien √
Berat Badan Pasien √
Farmasetik
Nama obat √
Bentuk Sediaan √
Dosis Obat √
Kekuatan Obat √
Jumlah obat √
Cara penguunaan obat √
Stabilitas obat √
Inkompabilitas obat √
Klinis
Adanya alergi √
DRP √

2. Deskripsi Obat
Nama Obat Ka-En 1B
Isi natrium, kiorida, glukosida
Kekuatan 500 mL
Indikasi digunakan untuk membantu mengganti cairan dan elektrolit pada
kondisi, seperti: dehidrasi pada pasien yang kekurangan
karbohidrat, penyakit yang belum diketahui penyebabnya, pra dan
pasca operasi.
Kontra indikasi Pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap salah satu
komposisi dari KA-EN 1B.
Efek samping  Hipersensitif (gatal-gatal, terbentuk ruam)
 Nyeri pada tempat injeksi
 Pembengkakan paru-paru dan otak

Peringatan batasi asupannya pada gangguan fungsi ginjal, gagal jantung,


hipertensi, udem perifer dan paru-paru, toksemia kehamilan

2
Nama Obat Cefotaxim
Isi Sefotaksim
Kekuatan 1g
Indikasi Profilaksis infeksi pembedahan, Septicemia, Infeksi tulang dan
sendi, Infeksi sistem saraf pusat, Infeksi Genitourinari, Infeksi
Ginekologis, Infeksi intraabdomen, Infeksi saluran pernapasan,
Infeksi struktur kulit dan kulit, Gonore.
Kontra indikasi Alergi terhadap antibiotik golongan sefalosporin.
Efek samping  diare berair atau berdarah
 ruam, memar, kesemutan, mati rasa, nyeri, otot lemah
 detak jantung tidak teratur
 demam, menggigil, sakit pada tubuh, gejala flu
 mudah memar atau berdarah, lemah lesu tidak biasa
 demam, sakit tenggorokan, dan sakit kepala dengan kulit
melepuh, mengelupas, dan ruam
 Kejang-kejang atau pingsan atau
 mata atau kulit menguning

Interaksi Peningkatan risiko nefrotoksisitas dengan aminoglikosida.


Peningkatan konsentrasi serum dg probenesid
Peringatan Pasien dengan riwayat alergi dan kolitis penisilin. Gangguan
ginjal. Anak Kehamilan dan menyusui.

Nama Obat Paracetamol


Isi Paracetamol
Kekuatan 250 mg
Indikasi Nyeri dan demam ringan hingga sedang
Kontra indikasi gangguan fungsi hati berat, hipersensitivitas
Efek samping jarang terjadi efek samping, tetapi dilaporkan terjadi reaksi
hipersensitivitas, ruam kulit, kelainan darah (termasuk
trombositopenia, leukopenia, neutropenia), hipotensi juga
dilaporkan pada infus, PENTING: Penggunaan jangka panjang dan
dosis berlebihan atau overdosis dapat menyebabkan kerusakan hati,
lihat pengobatan pada keadaan darurat karena keracunan

Interaksi Interaksi Obat :


Mengurangi penyerapan dengan colestyramine. Konsentrasi serum
menurun dengan rifampisin dan beberapa antikonvulsan (mis.
Fenitoin, fenobarbital, karbamazepin, primidon). Meningkatkan
efek antikoagulan warfarin dan kumarin lainnya dengan
penggunaan jangka panjang. Peningkatan penyerapan dengan

3
metoclopramide dan domperidone. Peningkatan konsentrasi serum
dengan probenesid. Dapat meningkatkan konsentrasi serum
kloramfenikol.
Interaksi Makanan:
Peningkatan risiko hepatotoksisitas dengan alkohol. Konsentrasi
serum menurun dengan St. John's wort.
Peringatan gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal, ketergantungan
alkohol.

Nama Obat Fenitoin kapsul


Isi Fenitoin
Kekuatan 100 mg
Indikasi Untuk mengontrol serangan pada psikomotor (epilepsi lobus
temporalis), pencegahan dan serangan yang terjadi selama bedah
saraf.
Kontra indikasi Penderita yang hipersensitif terhadap fenitoin
Efek samping Nistagmus, ataksia, bicara tidak jelas dan konfusi mental, pusing,
tidak dapat tidur dan sakit kepala. Pada terapi jangka panjang,
mual, muntah, konstipasi, keracunan, hepatitis, dan kerusakan
hati, bintik merah, trombositopenia dengan atau tanpa supresi
sumsum tulang.
Interaksi  Meningkatkan kadar phenytoin dalam darah, jika
digunakan dengan amiodarone, ketoconazole,
capecitabine, chloramphenicol, chlordiazepoxide,
diazepam, disulfiram, estrogen, fluorouracil, fluoxetine,
fluvoxamine, cimetidine, isoniazid, omeprazole,
phenothiazine, sertraline, ticlopidine, atau warfarin.
 Mengurangi kadar phenytoin dalam darah, jika digunakan
dengan bleomycin, carbamazepin, asam folat,
reserpin, phenobarbital, natrium divalproex, asam
valproat atau sukralfat.
 Berpotensi mengurangi efektivitas
obat antijamur golongan azole, kortikosteroid,
doxycycline, estrogen, furosemide, irinotecan, paclitaxel,
paroxetine, rifampisin, sertraline, teofilin, dan vitamin D.
 Meningkatkan risiko perdarahan, jika digunakan
dengan warfarin.
 Mengurangi kadar albendazole, efavirenz, quetiapine,
atorvastatin, ciclosporin, digoxin, asam folat, dan
simvastatin di dalam darah.

4
Peringatan  Meningkatkan risiko hipotensi dan gangguan irama
jantung pada penggunaan phenytoin yang diberikan
melalui suntikan secara cepat.
 Penggunaan phenytoin bagi penderita epilepsi kronis
dapat mengurangi kandungan mineral dalam tulang.
 Phenytoin berisiko mengurangi vitamin D dari dalam
tubuh, sehingga menyebabkan rendahnya kadar kalsium
dan fosfat dalam darah.
 Hati-hati bagi penderita aritmia, albumin rendah,
gangguan pada hati, hormon tiroid
rendah, agranulositosis, anemia, trombositopenia,
pansitopenia, diabetes, dan porfiria.
 Phenytoin dapat meningkatkan dorongan untuk bunuh
diri, hati-hati terutama pada awal-awal konsumsi.
 Jangan menghentikan penggunaan obat ini secara
mendadak karena berpotensi memperburuk kondisi.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah
menggunakan phenytoin, segera temui dokter.

Nama Obat Asam Valproat


Isi Asam Valproat
Kekuatan 20 mg/5mL
Indikasi Profilaksis migrain, episode manik akut gangguan bipolar, kejang
absensi yang sederhana dan kompleks, gangguan bipolar, kejang
parsial kompleks; Kejang absen yang sederhana dan kompleks
Kontra indikasi Ada riwayat disfungsi hati, riwayat penyakit hati aktif, porfiria;
gangguan siklus mitokondria dan urea. Pasien dengan kelainan
mitokondria yang diketahui disebabkan oleh mutasi pada
mitokondria DNA polymerase gamma (mis. Alpers-Huttenlocher
Syndrome). Ggn hati. Anak-anak <2 tahun. Kehamilan
Efek samping Sakit kepala, mual, muntah, diare, anoreksia, peningkatan nafsu
makan, kenaikan berat badan, nistagmus, mengantuk, pusing,
kelelahan, ensefalopati hiperammonaemia, hipotermia,
halusinasi. Trombositopenia (terkait dosis), tremor, peningkatan
LFT. Penggunaan kronis dapat menyebabkan defisiensi karnitin.
Berpotensi Fatal: Hepatotoksisitas fatal terutama pada anak <2
tahun, multi-organ dan reaksi hipersensitivitas dermatologis (mis.
Sindrom Stevens-Johnson, erythema multiforme), pankreatitis,
diskrasia darah.

5
Interaksi Meningkatkan risiko toksisitas dg bupropion. Meningkatnya
risiko kejang dg mefloquine. Peningkatan risiko defisiensi
karnitin dg pivmecillinam dan pivampicillin. Peningkatan risiko
hepatotoksisitas dan toksisitas carbamazepine dengan penurunan
kadar asam valproat bersamaan dengan carbamazepine.
Mengurangi asam valproik dan meningkatkan kadar serum
etosuksimida dg etosuksimid. Penurunan kadar asam valproik
dengan karbapenem, rifampisin, fenitoin, fenobarbital (atau
primidon) dan rejimen obat antineoplastik. Peningkatan kadar
asam valproat bersama felbamate dan aspirin. Peningkatan risiko
hepatotoksisitas dengan olanzepine. Penggunaan bersamaan
meningkatkan tingkat fenobarbital, nimodipine, nifedipine,
lamotrigin, AZT, amitriptyline, nortriptyline, dan benzodiazepin.
Penggunaan bersamaan menurunkan tingkat tigabine dan
clozapine. Peningkatan risiko status absen bersama clonazepam.
Peningkatan risiko hiperammonaemia dg topiramate. Peningkatan
konsentrasi asam valproat gratis dengan obat terikat protein
tinggi.
Berpotensi Fatal: Karbapenem bersamaan tidak dianjurkan karena
hal ini dapat menurunkan kadar valproat. Hindari salisilat
bersamaan pada anak <3 tahun karena terlalu beresiko
hepatotoksisitas. Peningkatan risiko hepatotoksisitas dg
cosyntropin. Hindari etanol karena ini dapat meningkatkan
depresi SSP.
Peringatan  Harap berhati-hati dalam menggunakan asam
valproat jika menderita penyakit liver, gangguan
ginjal, pankreatitis, demensia, dehidrasi, kelainan bawaan
(seperti sindrom Alpers-Huttenlocher dan gangguan siklus
urea), perdarahan, serta infeksi HIV.
 Beri tahu dokter jika memiliki riwayat hilangnya
kemampuan berpikir dan memahami sesuatu, koma, sulit
mengoordinasikan gerakan tubuh, atau
infeksi cytomegalovirus.
 Informasikan pada dokter mengenai obat-obatan yang
rutin dikonsumsi, termasuk suplemen dan obat herba.
 Pasien yang sedang menjalani pengobatan dengan asam
valproat berisiko mengalami perubahan kondisi mental,
terutama pada awal pengobatan, misalnya kecenderungan
untuk bunuh diri. Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter
sesuai dengan jadwal kontrol selama mengonsumsi obat
ini.

6
 Jangan mengendarai kendaraan atau mengoperasikan alat-
alat berat ketika sedang mengonsumsi obat ini.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah
mengonsumsi asam valproat, segera temui dokter.
Sumber :Drug Information Handbook 17thedition; IONI 2008, MIMS
139THEdition 2018, Indonesia

3. Perhitungan dan kesesuaian Dosis


Perhitungan Dosis:
Nama Pasien : An. Bedu
Tgl Lahir : 14/10/2011 (Penulisan R/ tahun 2018 , jadi umur pasien 7
thn)
TB / BB : 105 cm / 34 kg
Dosis : 70 % x Dosis Dewasa (Skala Denekam)

1. Cefotaxim intravena 800mg No. III


Anak: 100-150 mg/kg bb/hari dalam 2-4 kali (IONI 2018)
Dosis untuk An. Bedu = 100-150 mg/kg bb/hari X 34kg
1 hari = 3.400mg/hari 2-4 kali
1 x pakai = 850-1.700mg
Dosis dalam Resep = 800 mg
1 x pakai = 800 mg X 1 = 800 mg < 850-1.700 mg
1 hari = 3 x 800 mg = 2.400mg < 3.400 mg

2. Parasetamol 250 mg
6–12 tahun 250– 500 mg setiap 4-6 jam sekali (IONI 2018)
1 x pakai = 250 – 500 mg
1 hari = (250-500) X (3-4) = 750-2.000 mg
DALAM R/
1x pakai = 250 mg
1 hari = 250 mg X 3 = 750 mg (sesuai dosis lazim)

3. Phenitoin 80 mg
Anak: 5-8 mg/kg BB/hari dalam 2-3 kali (IONI 2018)
Dosis untuk An. Bedu = 5-8 mg/kg bb/hari X 34kg
1 hari = 170-272 mg/hari 2-3 kali
1 x pakai = 85-91mg
Dosis dalam Resep = 80 mg
1 x pakai = 80 mg X 1 = 80 mg < 85-91 mg
1 hari = 2 x 80 mg = 160mg < 170-272 mg

7
4. Asam Valproat fls
Sirup Asam Valproat 100mL mengandung asam valproat 250 mg/5mL
(IONI 2018).
Dosis awal 15 mg/kg bb perhari
1 hari = 15 mg / kg x 34 kg = 510mg/hari
Dosis R/ =
1x pakai = 4 mL/5 mL X 250 mg = 200 mg
1 hari = 2 X 200 mg = 400 mg < 510 mg

Kesesuaian Dosis :

Nama Obat Dosis Lazim Dosis R/ Keterangan


1. 1x pakai=
1. 1 x pakai =
850-
800 mg < Dosis
Cefotaxime Inj 1.700mg
2. 1 hari = Lazim
2. 1 hari =
2.400mg
3.400mg
1. 1 x pakai =
250 – 500 1. 1x pakai =
mg 250 mg
Paracetamol Tab Sesuai
2. 1 hari = 2. 1 hari =
750-2.000 250 mg
mg
1. 1 x pakai 1. 1 x pakai =
= 85-91mg 80 mg < Dosis
Fenitoin Kaps
2. 1 hari = 170- 2. 1 hari = Lazim
272 mg 160mg
Asam Valproat < Dosis
1 hari = 510 mg 1 hari = 400 mg
Syr Lazim

Perhitungan Jumlah Bahan:


Nama Pasien : An. Bedu
Tgl Lahir : 14/10/2011 (Penulisan R/ tahun 2018 , jadi umur pasien 7
thn)
TB / BB : 105 cm / 34 kg
Dosis : 70 % x Dosis Dewasa (Skala Denekam)

1. Cefotaxim intravena 800mg No. III


Sediaan Cefotaxim yang berada di pasaran = 500mg/vial dan
1000mg/vial
Jumlah vial untuk An. Bedu = 2.400mg/500mg x 1 vial = 4,8 ~ 5 vial

8
2. Parasetamol 250 mg
Paracetamol yang berada di pasaran = 100mg, 500mg
PCT untuk An. Bedu = 250mg X 10 = 2500mg
Jumlah tablet = 2500mg/500mg X 1 tab = 5 tab

3. Phenitoin 80 mg
Phenitoin yang berada di pasaran = 100mg
Phenitoin untuk An. Bedu = 80mg X 10 = 800mg
Jumlah kapsul = 800mg/100mg X 1 caps = 8 caps

4. Asam Valproat fls


Sirup Asam Valproat 100mL mengandung asam valproat 250 mg/5mL
Sirup Asam Valproat untuk An. Bedu = 1 botol 100mL yang
mengandung Asam Valproat 250mg/5mL

4. Perhitungan Harga
PPn = 10%
Mark Up = 25%
HNA = Harga PBF (diambil dari HET tiap bahan)
HJA = HNA x 1,1 x 1,25
Biaya Racik = Rp 3.000,-
Biaya Non Racik = Rp 1.000,-

Harga R/ yang diambil

Nama Obat HNA HJA Harga Obat

Kaen 1B Rp 29.290,- Rp 40.274,- Rp 80.548,-

Cefotaxim iv Rp 10.285,- Rp 14.142,- Rp 75.710,-

Paracetamol Rp 362,- Rp 498,- Rp 5.980,-

Fenitoin Rp 1.000,- Rp 1.375,- Rp 12.000 ,-

Asam Valproat syr Rp 59.727,- Rp 82.125,- Rp 83.125,-

Total Harga Rp 257.363,-

9
5. Drug Related Problem
6. Pembuatan Resep

Kategori DRP DRP yang DRP yang Penyelesaian Referensi


ditemukan terjadi
pada resep
Terapi obat tidak -
diperlukan
Diperlukan terapi -
obat tambahan
Obat tidak efektif -
Dosis obat terlalu - cefotaxime Dosis terlalu - meningkatkan IONI 2018
rendah - fenitoin rendah dosis
- asam cefotaxime
valproat menjadi 3 gram
/ hari
- meningkatkan
dosis fenitoin
menjadi 200
mg / hari
- meningkatkan
dosis asam
valproat
menjadi 500
mg / hari
Dosis obat terlalu -
tinggi
Reaksi obat yang -
tidak diinginkan
Interaksi obat Paracetamol Konsentrasi Mengganti MIMS
dengan serum menurun paracetamol
fenitoin dengan dengan OAINS
rifampisin dan lain (mis:
beberapa ibuprofen)
antikonvulsan
(mis. Fenitoin,
fenobarbital,
karbamazepin,
primidon).

10
7. Penyiapan Obat dalam Resep
Pencampuran Injeksi :
a. Disiapkan cefotaxime injeksi
b. Dilarutkan dengan aqua pro injeksi, kocok sampai homogen
c. Dimasukkan larutan cefotaxime ke dalam suntikan
d. Disuntikkan ke dalam kaen 1B

Penyiapan obat non racik


a. Disiapkan paracetamol, fenitoin dan depakene syrup
b. Diberi etiket dan untuk Depakene syrup diberi sendok takar
c. Dimasukkan ke dalam wadah/plastik

8. Penyerahan dan Informasi Obat


a. Resep diterima Apoteker
b. Dilakukan pengkajian resep oleh Apoteker
c. Ketersediaan obat yang tertera dalam resep dicek
d. Dilakukan perhitungan harga obat dalam resep
e. Resep dibayar oleh pasien
f. Dilakukan peracikan dan penyiapan obat
g. Penyerahan obat dilakukan dengan Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi yang tepat, yaitu :
1) Penyampaian ke pasien bahwa obat yang digunakan adalah obat
keras berupa tablet dan syrup, dengan aturan pemakaian :
a) Paracetamol = 3 x sehari 1 tablet (30 menit-1 jam sesudah
makan)
b) Fenitoin = 2 x sehari 1 kapsul (30 menit-1 jam sesudah makan)
c) Depakene syrup = 2 x sehari 4 mL (30 menit-1 jam sesudah
makan)
2) Perlu diberikan informasi mengenai hal-hal yang dapat berinteraksi
dengan obat dan efek samping yang akan terjadi
3) Penyimpanan obat harus di tempat yang kering, suhu ruangan yang
tidak panas, dijauhkan dari jangkauan anak-anak
4) Bila ada hal yang ingin ditanyakan kepada apoteker, dapat
menghubungi ke nomor telepon yang tertera

11
5) Bila terjadi efek samping dapat menghubungi apoteker yang ada di
RS.

Etiket Kaen 1B : Etiket Injeksi Cefotaxime :


Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng
Jalan Kamal Raya Bumi Cenngkareng, Jakarta Barat Jalan Kamal Raya Bumi Cenngkareng, Jakarta Barat
Telp. (021) 54372874 Telp. (021) 54372874
Apoteker :Annisa Rose Kurniati, S.Farm., Apt. Apoteker :Annisa Rose Kurniati, S.Farm., Apt.

No. : 03 10-19-2018 No. : 03 10-19-2018


Kaen 1B Injeksi Cefotaxime
An. Bedu An. Bedu

Semoga Lekas Sembuh Semoga Lekas Sembuh

TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER

Etiket Paracetamol : Etiket Fenitoin :


Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng
Jalan Kamal Raya Bumi Cenngkareng, Jakarta Barat Jalan Kamal Raya Bumi Cenngkareng, Jakarta Barat
Telp. (021) 54372874 Telp. (021) 54372874
Apoteker :Annisa Rose Kurniati, S.Farm., Apt. Apoteker :Annisa Rose Kurniati, S.Farm., Apt.

No. : 03 10-19-2018 No. : 03 10-19-2018


Paracetamol Fenitoin
An. Bedu An. Bedu
3 x sehari 1 tablet (30 menit-1 jam 2 x sehari 1 kapsul (30 menit-1 jam
sesudah makan) sesudah makan)
Semoga Lekas Sembuh Semoga Lekas Sembuh

TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER

12
Etiket As. Valproat Syrup :

Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng


Jalan Kamal Raya Bumi Cenngkareng, Jakarta Barat
Telp. (021) 54372874
Apoteker :Annisa Rose Kurniati, S.Farm., Apt.

No. : 03 10-19-2018
As. Valproat Syrup
An. Bedu
2 x sehari 4mL (30 menit-1 jam
sesudah makan)

Semoga Lekas Sembuh

TIDAK BOLEH DIULANG TANPA RESEP DOKTER

B. PERAN APOTEKER DALAM PENATALAKSANAAN

Peran apoteker adalah memberikan rekomendasi dalam pemilihan obat yang


tepat berdasarkan kondisi pasien yang diperoleh dari hasil wawancara dengan
pasien dan hasil diagnosa dokter.
1. Implementasi Pengobatan
a. Menyediakan obat (drug supply management)
b. Pemberian informasi dan edukasi
Edukasi merupakan suatu kegiatan untuk menyampaikan pesan
kesehatan pasien. Tujuan dari edukasi adalah agar pasien mendapatkan
pengetahuan kesehatan yang lebih baik. Adanya pemberian edukasi
dapat merubah perilaku dari sasaran edukasi.

Pedoman pemberian informasi dan edukasi :


a. Apoteker yang melakukan kegiatan ini sebaiknya membekali diri
dengan pengetahuan yang cukup mengenai pengobatan dengan
imunosupresan disamping memiliki rasa empati dan ketrampilan

13
berkomunikasi, sehingga dapat tercipta rasa percaya pasien terhadap
Apoteker dalam mendukung pengobatan mereka.
b. Pemberian informasi dan edukasi ini diberikan kepada pasien dengan
mempertimbangkan latar belakang dan pendidikan agar terjalin
komunikasi yang efektif.
c. Mengumpulkan dan mendokumentasikan data pasien yang meliputi
riwayat penyakit, riwayat pengobatan, makanan atau minuman yang
diberikan yang dapat berpengaruh kepada pengobatan.
d. Kepatuhan pasien dalam pengobatan akan lebih baik apabila :
1) Jumlah obat yang dipergunakan lebih sedikit.
2) Kejadian efek samping obat lebih jarang terjadi.
3) Ada pengertian dan kesepakatan antara dokter, pasien, dan apoteker.
e. Membantu pasien dalam menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapi dalam penggunaan obat, jika perlu dengan melibatkan tenaga
kesehatan lain seperti dokter.

2. Konseling
Untuk pasien yang mendapat resep dokter dapat diberikan konseling
secara terstruktur dengan Tiga Pertanyaan Utama (Three Prime Questions)
kepada pasien sebagai berikut :
1) Apa yang dikatakan dokter tentang peruntukan/kegunaan pengobatan?
2) Bagaimana yang dikatakan dokter tentang cara pakai obat?
3) Apa yang dikatakan dokter tentang harapan terhadap pengobatan?

3. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi perlu dilakukan untuk melihat dan
meningkatkan keberhasilan terapi. Pelaksanakan kegiatan ini memerlukan
pencatatan data pengobatan pasien (medication record).

14

Anda mungkin juga menyukai