Pembimbing :
Drh. Okti Nadia Poetri, MSi, MSc.
TUJUAN PENGUJIAN
Pengujian dilalukan untuk mendeteksi keberadaan virus ND pada ayam broiler yang
berasal dari peternakan di Leuwiliang.
METODE
Penambahan Antibiotik
Penambahan antibiotik pada suspensi virus bertujuan untuk membunuh bakteri pada
suspensi, sehingga saat disuntikkan ke dalam Telur Embrio Tertunas (TET), kematian embrio
terjadi karena infeksi virus tanpa cemaran bakteri. Antibiotik yang digunakan adalah penisillin
dan streptomisin sebanyak 10.000 IU. Sedian penisilli dan streptomisin yang tersedia adalah
200.000 IU/ mL. Maka volume yang digunakan untuk penisillin dan streptomisin, adalah:
10,000 𝐼𝑈
Volume = 200,000 𝐼𝑈/𝑚𝑙 = 0.05 𝑚𝐿
Sehingga penambahan antibiotik untuk suspensi virus sebanyak 0.05 mL penisillin dan 0.05
mL streptomisin.
Inokulasi Virus ke dalam Telur Embrio Tertunas (TET)
Menurut OIE (2014), rute inokulasi virus ND adalah ruang allantois dengan umur TET
adalah 9-11 hari. Sebelum dilakukan inokulasi, TET yang akan digunakan dicandling terlebih
dahulu untuk mengetahui batas kantung udara dan letak kepala embrio. Kantung udara ditandai
menggunakan pensil, begitu juga dengan bagian atas kepala embrio. Bagian tersebut kemudian
disucihamakan dengan menggunakan alkohol 70%. Lubang inokulasi dibuat pada bagian
kantung udara yang jauh dari kepala embrio dengan menggunakan bor tanpa merusak shell
membrane. Selanjutnya diinokulasikan suspensi virus sebanyak 0.2 mL ke dalam ruang
allantois, seperti pada gambar 1.
Uji Hemaglutinasi
Uji Hemaglutinasi dilakukan dengan menggunakan pelat mikro berdasar V. Sebanyak
25 μL NaCl fisiologis dimasukkan ke dalam sumur A1 sampai A10. Sebanyak 25 μL antigen
dimasukkan ke dalam sumur A1, kemudian 25 μL antigen dipindahkan dari sumur A1 ke sumur
A2 dan dihomogenkan. Prosedur yang sama dilakukan pada sumur A3 sampai sumur A10.
Sebanyak 25 μL SDM 1% ditambahkan ke semua sumur dan digoyang agar semua komponen
yang dimasukkan homogen. Pelat mikro kemudian dibiarkan selama 30 menit pada suhu ruang
(25 °C). Pengamatan dilakukan ketika kontrol negatif (A12) telah mengendap. Pembacaan
dilakukan pada sumur yang menampakkan terjadinya aglutinasi sempurna. Titer HA unit
dihitung berd asarkan pengenceran tertinggi yang memperlihatkan aglutinasi sempurna (OIE
2008).
Antigen A B Antibodi
Antigen Antibodi
Antibodi
Antigen
Gambar 3 Prosedur AGPT dapat dilakukan dengan cara meletakkan antibodi di lubang tengah
(A) ataupun dengan meletakkan antigen di lubang tengah (B)
Telur Embryo Tertunas yang digunakan ada 4 butir, 2 butir telur yang diinokulasikan
suspensi virus, dan 2 butir merupakan kontrol. Telur suspek 1 mengalami kematian pada hari
ketiga, sehingga kontrol 1 dimatikan pada hari yang sama dan diamati bersamaan pada hari ke
empat. Sedangkan TET suspek 2 dan kontrol 2, dimatikan pada hari keempat dan diamati
bersamaan pada hari kelima. Hasil yang didapat dari inokulasi suspensi virus terhadap TET
tidak hanya menghasilkan cairan alantois, melainkan dapat diamati perubahan embryo pada
TET yang diinokulasi dengan TET kontrol sebagai perbandingannya. Hasil pengamatan
perubahan pada embryo dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Hasil pengamatan perubahan yang terjadi pada embryo dibandingkan dengan embryo
kontrol.
Parameter S1 S2 K1 K2
Berat 30.5 34.8 40.7 39.7
Embrio (g)
Panjang 7 9.8 10 11
badan (cm)
Lingkar 4.5 4.8 5.5 5.0
kepala (cm)
Konsistensi lunak keras keras keras
kepala
Hiperemi + - - -
Pertumbuhan - + + +
bulu
Warna Merah Kuning Merah Kuning
Cairan bening bening bening
alantois
Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen
penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang membahayakan
bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang
diinfeksinya (Kusnadi 2014). Kematian yang terjadi pada TET S1 menandakan adanya infeksi
pada TET tersebut. Hasil yang didapat dari pengamatan menunjukkan perubahan embryo, yaitu
embryo mempunyai berat, panjang badan, dan lingkar kepala yang lebih kecil dibanding
kontrol, serta konsistensi kepala yang lunak. Ditemukan pula adanya hiperemi dan vasodilatasi
pada embryo. Cairan alantois pada TET tersebut berwarna merah, berbeda dengan kontrol yang
berwarna kuning bening (Gambar 3). Menurut OIE (2014), perubahan embryo yang telah
diinokulasi virus ND adalah adanya hemoraghi dan vasodilatasi.
A B
D C
Gambar 3 Telur Embryo Tertunas Suspek 1 (A), Kontrol 1(B), Suspek 2 (C), dan Kontrol 2
(D) yang telah dipanen dan diamati.
Cairan alantois dari TET dapat digunakan untuk melakukan uji selanjutnya, yaitu rapid
test, HA test, dan Agar Gel Precipitation test. Rapid test dilakukan untuk mengetahui adanya
virus secara cepat. Hasil dari rapid test terhadap cairan alantois adalah negatif, hal ini ditandai
dengan tidak terjadinya aglutinasi pada RBC 5% (Gambar 4). Setelah dilakukan rapid test,
dilakukan pula uji HA untuk melihat keberadaan virus pada cairan alantois.
A B C
Gambar 4 Hasil rapid test terhadap cairan alantois TET S1 (C) dan S2 (A), serta
dibandingkan dengan kontrol yaitu RBC dengan NaCl fisiologis (B)
Dari hasil HA tidak ditemukan adanya virus atau virus yang ada mempunyai titer yang
sangat kecil sehingga tidak terbaca oleh uji HA (gambar 5). Uji HI atau Haemaglutinasi Inhibisi
tidak dapat dilakukan karena tidak adanya serum ayam. Dengan tidak dilakukkannya uji HI
maka titer antibodi ayam terhadap ND tidak dapat diketahui, sehingga melemahkan peneguhan
diagnosa yang dilakukan.
Gambar 6 Hasil AGPT ditandai dengan adanya gari presipitasi pada agar. A merupakan hasil
AGPT terhadap cairan alantois TET S2 dan B terhadap cairan alantois TET S1.
Dari serangkaian hasil yang didapatkan dari uji-uji tersebut belum dapat disimpulkan
adanya virus ND yang diduga menyerang ayam tersebut. Ayam yang diperiksa merupakan
ayam broiler yang telah melakukan vaksinasi ND, IB, dan IBD. Vaksinasi menyebabkan
adanya titer antibodi pada tubuh ayam pada 2-3 minggu setelah vaksinasi. Hasil dari AGPT
merupakan cerminan dari vaksinasi ayam yang tersebut. Ayam dilakukan vaksin pada saat
berumur 4 hari dan ayam mati saat berumur 27 hari, sehingga pada tubuh ayam masih terdapat
antigen dari virus dan menyebabkan hasil yang positif pada AGPT terhadap antibodi ND, IB,
dan IBD.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA