hasil penelitian mengenai efek dari kombinasi antara Phyllanthus niruri L. (sejenis obat
aureus. Berikut penjelasan lebih rinci dan lengkap tentang isi dokumen ini:
1. Tujuan Penelitian:
Dokumen ini bertujuan untuk mengeksplorasi efek kombinasi antara Phyllanthus niruri L.
Penelitian ini mencermati penggunaan obat herbal sebagai pendamping bagi obat-obatan
sintetik. Ini disebabkan oleh kepercayaan bahwa obat herbal telah memenuhi standar
kualitas dan telah diuji secara praklinik. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha untuk
menguji apakah obat herbal Phyllanthus niruri L. dapat berinteraksi secara positif dengan
3. Metodologi Penelitian:
Penelitian ini menggunakan berbagai metode untuk mencapai tujuannya. Salah satu
metode Kirby-Bauer. Selain itu, dosis obat herbal Phyllanthus niruri L. diberikan sesuai
anjuran minum tertentu, seperti dosis penuh dan setengah dosis. Metode fitokimia
S. aureus yang lebih besar dibandingkan dengan dosis lainnya. Selain itu, obat herbal
Phyllanthus niruri L. terbukti mengandung senyawa aktif seperti flavonoid dan saponin
5. Kesimpulan:
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa interaksi antara zona hambatan
dapat dibedakan (Not Distinguishable). Ini berarti bahwa kombinasi ini memiliki efek
yang hampir sama dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus, tidak ada
Dokumen ini juga mencatat pentingnya penggunaan obat herbal sebagai alternatif bagi
termasuk harga yang lebih terjangkau, kemudahan dalam mendapatkan produk, dan efek
samping yang minimal. Ini mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap obat herbal
Penelitian ini didasarkan pada fakta bahwa sebagian besar masyarakat memilih obat
1. Simvastatin
Interaksi dengan Jus Jeruk:
• Penurunan Penyerapan: Jus jeruk, terutama jus jeruk segar, mengandung senyawa
kimia yang dikenal sebagai flavonoid. Salah satu flavonoid yang penting dalam
jus jeruk adalah bergamottin. Bergamottin dapat mempengaruhi enzim sitokrom
P450 3A4 dalam hati, yang berperan dalam pemecahan obat-obatan dalam tubuh.
• Efek pada Metabolisme: Simvastatin dimetabolisme di hati melalui enzim
CYP3A4. Konsumsi jus jeruk dapat menghambat aktivitas enzim ini, sehingga
penyerapan dan metabolisme simvastatin dalam tubuh dapat terpengaruh.
• Risiko Efek Samping: Interaksi antara simvastatin dan jus jeruk dapat
meningkatkan kadar obat dalam darah Anda. Ini dapat meningkatkan risiko efek
samping, terutama efek samping yang terkait dengan toksisitas obat, seperti
kerusakan otot yang parah.
2. Captopril
Interaksi dengan Makanan Kaya Kalium:
• Penjelasan: Captopril dapat menyebabkan peningkatan kadar kalium dalam darah
(hiperkalemia). Makanan yang mengandung kalium tinggi dapat memperburuk
kondisi ini. Kadar kalium yang normal dalam tubuh sangat penting, karena
perubahan yang signifikan dapat menyebabkan masalah jantung dan otot.
• Contoh Makanan Kaya Kalium: Beberapa contoh makanan yang kaya kalium
meliputi pisang, jeruk, tomat, kentang, sayuran berdaun hijau, alpukat, dan produk
susu.
• Rekomendasi: Penting untuk menghindari atau membatasi konsumsi makanan
yang kaya kalium saat Anda menggunakan captopril. Dokter Anda mungkin akan
memberikan panduan tentang seberapa banyak kalium yang dapat Anda konsumsi
setiap hari. Dalam beberapa kasus, dokter juga dapat meresepkan diuretik (obat
penurun tekanan darah) bersamaan dengan captopril untuk membantu mengontrol
kadar kalium dalam darah.
3. Amlodipine
Interaksi Amlodipine dengan Jus Grapefruit:
Farmakoterapi
Pengaruh pada Kondisi Medis yang Diterapkan: Penggunaan bawang putih secara bersamaan
dengan metilprednisolon mungkin mengurangi efektivitas kortikosteroid dalam mengobati
kondisi medis tertentu, seperti peradan
eJKI│ Vol. 9, No. 1, Maret 2020
Jurnal Kesehatan Islam e-ISSN : 2615-8345
Publikasi oleh Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Malang Pages: 9-17
Email: jkesislam@unisma.ac.id
Home Page : http://riset.unisma.ac.id/index.php/jki
ABSTRAK
Pendahuluan: Kombinasi Phyllanthus niruri L. dan Chloramphenicol diketahui memiliki interaksi yang aditif
terhadap daya hambat S.aureus. Penggunaan obat tradisional jenis OHT digunakan karena bahan telah memenuhi
standar kualitas dan mutu yang telah di uji secara praklinik, namun belum ada penelitian mengenai kombinasi
OHT P.niruri dan Chloramphenicol terhadap pertumbuhan S.aureus. Penggunaan obat herbal sebagai pendamping
obat sintetik di masyarakat menjadikan landasan dilakukan pengujian untuk mengetahui daya hambat dan interaksi
OHT P.niruri dengan Chloramphenicol terhadap S.aureus.
Metode: Untuk mengetahui daya hambat dlilakukan pengukuran zone of inhibition dengan menggunakan metode
Kirby-Bauer antara kombinasi OHT P.niruri dan Chloramphenicol, penggunaan dosis OHT P.niruri berdasarkan
anjuran minum (183.3ppm) dan dosis setengah anjuran minum (91.65 ppm). Dilakukan pengujian fitokimia untuk
mengetahui kandungan senyawa aktif yang terdapat pada OHT P.niruri. Dilakukan pengukuran zona bening untuk
mengetahui efek penghambatan antibiotik yang diukur menggunakan jangka sorong. Interaksi antibiotik
diinterpretasikan menggunakan metode Ameri-Ziaei Double Antibiotic Synergism Test (AZDAST) dan
berdasarkan data statistik (p<0.05).
Hasil: Uji fitokimia OHT P.niruri didapatkan adanya kandungan senyawa aktif berupa flavonoid dan saponin.
Kombinasi OHT P.niruri dan Chloramphenicol pada penggunaan dosis 183.3ppm menghasilkan zona bening
15.17±0.09 mm lebih besar dibandingkan pada dosis 91.65 ppm yang menghasilkan zona bening 14.09±2.18 mm.
Kesimpulan: Penentuan interaksi ZOI kombinasi OHT P.niruri dan Chloramphenicol memiliki interaksi yang
tidak dapat dibedakan (Not Distinguishable).
Kata Kunci: Chloramphenicol, Phyllanthus niruri L., Kombinasi OHT dan antibiotik, Zone of Inhibition, hasil
interaksi
*Korespondensi penulis.
Rio Risandiansyah, S.Ked., MP., Ph.D
Jl, MT. Haryono 193 Malang, Jawa Timur, Indonesia, 65144
email : riorisandiansyah@unisma.ac.id Tel. (0341) 558959
ABSTRACT
Introduction: The combination Phyllanthus niruri L. and Chloramphenicol which is known to have additive
interactions on the inhibition of S.aureus. The use of Standardized Herbal Medicine traditional medicines is used
because the ingredients have standardized and that have been tested in preclinical terms, but there has been no
research on SHM combination P.niruri and Chloramphenicol on growth S.aureus.The use of herbal medicines as
a companion to synthetic drugs in the community is the basis for testing to determine inhibition and SHM
interactions P.niruri with Chloramphenicol against S.aureus.
Method: To determine the inhibitory potential, a zone of inhibition was measured using the method Kirby-Bauer
between the SHM combination of P.niruri and Chloramphenicol, the use of SHM doses P.niruri based on
recommended dose (183.3ppm) and half the recommended drinking dose (91.65 ppm). Phytochemical testing was
carried out to determine the content of active compounds contained in SHM P.niruri. Clear zone measurements
were taken to determine the inhibitory effect of antibiotics measured using a caliper. Antibiotic interactions were
interpreted using the Ameri-Ziaei Double Antibiotic Synergism Test (AZDAST) method and based on statistical
data (p <0.05).
Result: : Phytochemical test SHM P.niruri obtained the content of active compounds in the form of flavonoids and
saponins. Combination of SHM P.niruri and Chloramphenicol at a dose of 183.3ppm produce clear zone
15.17±0.09 mm greatter than at a dose of 91.65 ppm which produces a clear zone of 14.09 ± 2.18 mm.
Conclusion: Determination of interaction ZOI combination SHM P.niruri and Chloramphenicol has an interaction
that cannot be distinguished (Not Distinguishable).
Keywords:Chloramphenicol, Phyllanthus niruri L., Combination of SHM and antibiotics, Zone of Inhibition,
interaction results.
*Corresponden author.
Page | 9
Jurnal Kesehatan Islam e-ISSN : 2615-8345
Rio Risandiansyah, S.Ked., MP., Ph.D
Jl, MT. Haryono 193 Malang, Jawa Timur, Indonesia, 65144
email : riorisandiansyah@unisma.ac.id Tel. (0341) 558959
analitik laboratorik. Penelitian dilakukan untuk
mengetahui ZOI serta efek interaksi OHT P.niruri
PENDAHULUAN secara tunggal dan kombinasinya dengan
Chloramphenicol terhadap bakteri S.aureus.
Indonesia merupakan salah satu negara
Proses Pembiaakkan Bakteri Dengan Metode
dengan pemanfaatan dan budidaya bahan baku obat
Streaking
herbal di dunia hingga mencapai 1.200 jenis1.
Peremajaan bakteri dilakukan dengan
Penggunaan obat herbal di yakini oleh masyarakat
membuat stok bakteri baru menggunakan media
memiliki banyak keunggulan dibanding obat sintetik
Nutrient Agar yang di tanami bakteri S.aureus
diantaranya harga yang relatif murah, kemudahan
dengan inokulasi meggunakan media Nutrient Broth
dalam memperoleh produk, serta efek samping
merck KgaA dengan komposisi peptone dari daging
minimal sehingga banyak dikalangan masyarakat
5.0; ekstrak daging 3.0. Satu koloni atau lebih
menjadikan obat herbal sebagai pengobatan utama
suspensi bakteri diambil menggunakan oshe kolong
maupun dikombinasikan dengan obat sintetik 1.
kemudian dicelupkan ke dalam 10 ml Nutrient
Adanya kekhawatiran terhadap efek samping
Broth, diinkubasi dengan suhu 37ºC selama 18-24
dari konsumsi obat-obatan sintetik jangka panjang
jam. Bakteri diencerkan dengan NS hingga
mengakibatkan banyak individu yang memilih
mencapai nilai absorbansi 0,2. Dilanjutkan
menggunakan obat tradisional sebagai alternatif
penggoresan pada media NA baru dengan
pengganti obat sintetik, ataupun dikonsumsi secara
menggunakan oshe kolong, dilakukan inkubasi
bersamaan2. Salah satu jenis obat tradisional telah
selama 18 – 24 jam dengan suhu 37ºC sehingga
banyak dipasarkan yaitu obat herbal terstandar
didapatkan bakteri baru.
berbasis meniran yang diketahui memiliki aktivitas
antibakteri 2. Berdasarkan presentase data statistik
Pembuatan Inokulum Bakteri
penduduk Indonesia yang melakukan pengobatan
Koloni bakteri S.aureus diambil
dengan menggunakan obat tradisional yaitu
menggunakan oshe, dicelupkan kedalam erlenmeyer
sebanyak 24,24% pada tahun 2019, dan mengalami
berisi 30 ml larutan NS. Larutan tersuspensi diambil
sedikit peningkatan menjadi 24,33% pada tahun
menggunakan mikropipet 1 ml dimasukkan kedalam
2012 3.
kuvet, selanjutnya 1 ml larutan NS dimasukkan
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan
kedalam kuvet yang digunakan sebagai kontrol.
menunjukkan ekstrak meniran memiliki interaksi
Spektrofotometri diatur panjang gelombang
hambat bakteri yang aditif terhadap bakteri
625 nm, Larutan NS kontrol dimasukkan terlebih
S.aureus4. Penelitian fraksi semi polar (F14-18) dari
dahulu kedalam spektrofotometri untuk dijadikan
ekstrak metanolik meniran didapatkan adanya daya
kontrol. Kuvet berisi suspensi bakteri kemudian
hambat bersifat sinergis pada fraksi 16 ekstrak
dimasukkan kedalam spektrofotometri dengan hasil
metanolik meniran dengan antibiotik
absorbansi yang di inginkan yaitu 0,2 nm.
Chlormphenicol terhadap bakteri S.aureus5.
Penelitian yang dilakukan Iswary 2019, diketahui Melakukan Pengujian ZOI OHT P.niruri
efek kombinasi ekstrak metanolik meniran memiliki Pengujian ZOI OHT diawali dengan
interaksi yang not distinguishable terhadap S.aureus penentuan dosis OHT. Satu kapsul OHT (550 mg) di
6
. larutkan kedalam 1000 ml aquadest, kemudian
Penggunaan obat herbal sebagai pendamping larutan dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak
obat sintetik saat ini diduga banyak dilakukan di 1 ml dan ditambahkan 9 ml aquadest sehingga
masyarakat. Hal in karena kurangnya informasi dan didapatkan konsentrasi larutan OHT 550 ppm.
penelitian yang membahas secara spesifik mengenai Larutan diencerkan hingga diperoleh konsentrasi
keamaan dan interaksi dari kombinasi obat herbal larutan uji 100 ppm, 50 ppm, 25 ppm, 12.5 ppm, dan
dengan obat sintetik. Penelitian yang sudah 6.25 ppm7. Larutan disimpan dalam tabung ependorf
dilakukan hanya sebatas pengujian ekstrak dengan dan perendaman cakram kosong selama ± 20 menit
menggunakan simplisia. Berdasarkan fakta tersebut, agar larutan dapat meresap kedalam cakram.
pada penelitian ini akan dilakukan pengujian untuk Pembuatan media uji dilakukan dengan
mengetahui daya hambat Chloramphenicol yang mencampur 10,5 gr MHA dan 7,5 gr agar yang
dikombinasikan dengan obat herbal terstandar dilarutkan kedalam 500 ml aquadest dengan
berbasis meniran terhadap bakteri S.aureus, serta menggunakan schott bottle, memasukan media uji
mengetahui jenis interaksinya dengan metode kedalam auotoclave pada suhu 121ºC selama 20
AZDAST. menit untuk dilakukan pemanasan. Cakram OHT
P.niruri dan cakram antibiotik Chloramphenicol
METODE disusun kedalam cawan petri dengan ketentuan
metode AZDAST. Cakram direkatkan pada
Pendekatan Penelitian
permukaan cawan petri menggunakan media agar
Penelitian ini merupakan penelitian
dengan mikropipet hingga menutupi permukaan
eksperimental dilakukan secara in vitro dan bersifat
Page | 10
Jurnal Kesehatan Islam e-ISSN : 2615-8345
cakram, media agar dituangkan kedalam cawan petri (AZDAST). Cakram direkatkan pada permukaan
sebanyak 3-4 mm dan diamkan media hingga solid. cawan petri menggunakan media agar dengan
Bakteri S.aureus diinokulasikan pada media mikropipet hingga menutupi permukaan cakram,
agar dengan metode spread plate. Spreader kaca
dicelupkan kedalam alkohol kemudian ujung
spreader dibakar menggunakan api bunsen ± 1-2
menit, bakteri S.aureus yang telah diinokulasi media agar dituangkan kedalam cawan petri
diambi menggunakan mikropipet sebanyak 0.25 ml sebanyak 3-4 mm dan diamkan media hingga solid.
diletakkan ditengah cawan petri, kemudian Bakteri S.aureus diinokulasikan pada media
inokulum bakteri disebarkan pada permukaan media agar dengan metode spread plate. Spreader
menggunakan spreader dengan gerakan memutar aluminium dicelupkan kedalam alkohol kemudian
180º sebanyak empat putaran. Dilakukan inkubasi ujung spreader dibakar menggunakan api bunsen ±
pada media inokulasi selama 18-24 jam dengan suhu 1-2 menit atau hingga ujung spreader kemerahan,
37 ºC, kemudian ZOI dapat diukur dengan bakteri S.aureus yang telah diinokulasi diambi
menggunakan penggaris atau jangka sorong. menggunakan mikropipet sebanyak 0.25 ml dan
diletakkan ditengah cawan petri, kemudian
Penentuan Dosis dan Pembuatan Cakram Herbal inokulum bakteri disebarkan pada permukaan media
Penentuan dosis dilakuakan setelah menggunakan spreader dengan gerakan memutar
didapatkan hasil zona bening yang terbentuk dan 180º sebanyak empat putaran. Dilakukan inkubasi
dapat diamati secara jelas dari dosis yang digunakan pada media inokulasi selama 18-24 jam dengan suhu
pada saat melakukan eksplorasi dosis. Apabila pada 37 ºC, kemudian dilakukan pengukuran ZOI.
uji ZOI OHT tidak dapat ditentukan, maka dilakukan Pengukuran ZOI dilakukan sebanyak tiga kali
perubahan konsentrasi dengan mengikuti dosis dengan menggunakan penggaris atau jangka sorong
anjuran minum pada OHT. Pengunaan dosis anjuran dengan ketelitian mm.
minum dan dosis setengahnya disesuaikan dengan
mengikuti volume distribusi obat yang akan Pengujian Fitokimia
menggambarkan konsentrasi obat yang ada dalam Uji fitokimia betujuan sebagai screening
darah dengan jumlah total obat yang terdapat dalam untuk megetahui senyawa yang terkandung dalam
tubuh 8. herbal yang akan diteliti. Metode screening
Dosis disesuaikan dengan dosis anjuran dilakukan dengan pengujian warna dengan suatu
minum pada OHT dikarenakan tidak ditemukannya pereaksi atau reagen tertentu dan melihat interaksi
zona bening yang terbentuk pada saat eksplorasi perubahan warna larutan 10.
dosis. Dilakukan penghitungan dosis OHT sesuai Uji fitokimia yang pertama dilakukan yaitu
dengan volume distribusi obat yaitu jumlah obat per dengan menggunakan reagen Meyer atau
konsentrasi obat dalam plasma8. Dilarutkan 1100 mg Dragendrof, dimasukkan kedalam tabung reaksi
sediaan ke dalam 6 L aqudest yang menggambarkan berisi ekstrak yang sudah ditambahkan amonia 0.05
volume darah manusia9, Sehingga didapatkan N dan asam sulfat 2 N untuk mengetahui ada atau
konsentrasi 1833.3 ppm, dilanjutkan 10 kali tidaknya kandungan senyawa alkaloid pada OHT
pengenceran, sehingga didapatkan dosis pertama P.niruri. Hasil positif jika ditemukan endapan putih
yaitu 183.3 ppm. Kemudian dilakukan pengenceran pada penggunaan reagen Meyer, sedangkan
kembali untuk mendapatkan konsentrasi penggunaan reagen Dragendrof akan menunjukkan
setengahnya sehingga didapatkan konsentrasi 91,65 adanya endapan merah coklat apabila terdapat
ppm. senyawa alkaloid pada OHT 11. Selanjutnya yaitu uji
Setelah didapatkan konsentrasi uji, larutan senyawa saponin dengan memasukkan ekstrak
dipindah kedalam tabung ependorf dan dilakukan kedalam tabung reaksi, dan dikocok kuat beberapa
perendaman cakram selama ± 20 menit agar cairan waktu hingga terbentuk busa pada ekstrak, adanya
OHT dapat meresap kedalam cakram, setelah busa yang menetap permanen ± 15 menit dan tidak
dilakukan perendaman cakram OHT dapat langsung hilang dengan penambahan 1 tetes HCL pekat
digunakan untuk pengujian ZOI menunjukkan OHT berbasis meniran memiliki
kandungan senyawa saponin 11.
Pembuatan Media dan Uji ZOI Tunggal dan Pengujian senyawa fenolik menggunakan
Kombinasi Dengan Metode Spread Plate reagen FeCl3 yang diteteskan kedalam tabung reaksi
berisi larutan OHT berbasis meniran. Apabila
Uji ZOI dilakukan dengan metode terbentuk warna biru sampai biru keunguan pada
penyebaran bakteri pada media agar. Pembuatan larutan menjukkan adanya kandungan senyawa
media uji dilakukan dengan mencampur 10,5 gr fenolik pada OHT berbasis meniran 12. Uji terakhir
MHA dan 7,5 gr agar yang dilarutkan kedalam 500 yang dilakukan yaitu larutan sebanyak 4 ml masing-
ml aquadest dengan menggunakan scot bottle, masing dimasukkan kedalam dua tabung reaksi.
kemudian media uji dimasukkan kedalam aotoclave Tabung reaksi pertama diteteskan 1ml amoniak
untuk dilakukan pemanasan. encer dan dikocok perlahan, dilakukan perbandingan
Cakram OHT dan cakram kloramfenikol dengan larutan kontrol pada tabung reaksi kedua.
disusun kedalam cawan petri dengan ketentuan Terbentuknya pewarnaan kuning pada larutan
metode Ameri-Ziaei double antibiotic synergism test
Page | 11
Jurnal Kesehatan Islam e-ISSN : 2615-8345
menunjukkan adanya senyawa flavonoid pada OHT
P.niruri 12.
Tabel 4. Hasil Interaksi ZOI Kombinasi OHT Meniran (Phyllanthus niruri L.) dengan Chlormphenicol dengan
Metode AZDAST
Rata – rata ± Jenis Interaksi
Konsentrasi Sampel Signifikansi Interaksi
SD (mm) Metode AZDAST
Dosis OHT H 4.81±8.33c 0.58 ↑
anjuran HC C 14.83±0.91a 0.94 ↑
Not Distinguishable
minum (183.3 15.17±0.09a HH 5.91±10.23a 0.08 ↑
ppm) CC 16.43±0.52 b
0.79 ↓
Setengah dosis H 0±0a 0.00 ↑
OHT anjuran C 15.02±1.23 b
0.36 ↑
HC
minum (91.65 Not Distinguishable
14.09±2.18b HH 0±0 a
0.00 ↓
ppm)
CC 17.39±0.94c 0.00 ↓
Keterangan: HH= OHT double disk; H= OHT single disk; C= Chloramphenicol single disk; CC=
Chloramphenicol double disk; HC= Kombinasi OHT P.niruri dan Chloramphenicol
Pada Tabel 4 dapat dilihat pada dosis anjuran jari – jari zona bening yang didapatkan pada C
minum OHT P.niruri dengan konsentrasi (183,3 (15.02 ± 1.23), dan tidak didapatkan hasil
ppm) didapatkan HC memiliki jari-jari zona bening peningkatan atau penurunan pada perbandingan
lebih besar (15.17 ± 0.09) dibandingkan dengan C antara HC dan H (0 ± 0) dikarenakan tidak
(14.83 ± 0.91), maupun H (4.81 ± 8.33). Pada ditemukan zona bening yang terbentuk pada herbal
perbandingan kombinasai OHT (183,3 ppm) dosis single disk. Pada uji statistik yang dilakukan pada
anjuran minum dan Chlormphenicol (30µ) setengah dosis anjuran minum perbandingan HC dan
didapatkan adanya peningkatan rata – rata zona C terdapat penurunan dengan hasil yang tidak
bening, dengan hasil yang tidak signifikan pada uji signifikan (p>0.05), sedangkan perbandingan HC
statistik one way ANOVA (p>0.05). dan H beradasarkan uji statistik memiliki hasil yang
20 signifikan (p<0.05).
b
ZOI S.aureus (mm)
a a 20 c
b b
ZOI S.aureus (mm)
15
15
10
c a 10
5
5
a a
0
0
H C HH CC HC
H C HH CC HC
Kelompok n=3 Kelomok n= 3
Gambar 1. ZOI kombinasi OHT P.niruri dengan Gambar 2. ZOI kombinasi OHT P.niruri dengan
Chloramphenicol menggunakan dosis anjuran Chloramphenicol menggunakan setengah dosis
minum (183.3 ppm) anjuran minum (91.65 ppm) HC 91.65 ppm
Keterangan: Data dalam mean ± SD. Uji statistik berbanding C 30µ (p>0.05)
menggunakan One Way Anova dan Post Hoc LSD Keterangan: Data dalam mean ± SD. Uji statistik
test, (p>0.05) perbedaan huruf menyatakan berbeda menggunakan One Way Anova dan Post Hoc LSD
signifikan test, (p>0.05) perbedaan huruf menyatakan berbeda
Sedangkan pada setengah dosis anjuran signifikan
minum (91,65 ppm) didapatkan hasil jari-jari zona
bening HC (14.09 ± 2.18) lebih kecil dibandingkan
Page | 13
Jurnal Kesehatan Islam e-ISSN : 2615-8345
CC CC H
CC
H HH
HH H H
H
C
HC C C
HC HC
CC H H CC H
HH
CC C HH
HH HC
C
H C
HC
C
Gambar 2: Hasil ZOI kombinasi OHT P.niruri dengan Chloramphenicol; AD1, BD1, CD1. ZOI yang
dihasilkan dengan penggunaan dosis anjuran minum; AD2, BD2, CD2. ZOI yang dihasilkan dengan
penggunaan setengah dosis anjuran minum.
Page | 15
Jurnal Kesehatan Islam e-ISSN : 2615-8345
Berdasarkan uji fitokimia dapat dikaitkan Pengembangan Perdagangan Kementerian
dengan adanya kandungan senyawa flavonoid dan Perdagangan Republik Indonesia, 2017, 1-2.
saponin yang dikatahui memiliki aktivitas 2. Sumayyah, Shofiah; Salsabila, Nada. Obat
antibakteri dengan mendenaturasi dinding sel bakteri Tradisional: Antara Khasiat dan Efek
dan menghambat proses pertumbuhan bakteri 29. Sampingnya. Majalah Farmasetika, 2017, 2.5:
Sedangkan pada Chloramphenicol bekerja 1-4.
menghambat sintesi protein bakteri dengan mengikat 3. Badan Pusat Statistik. Persentase Penduduk yang
subunit 50s dari ribosom 22. Sehingga dapat Mempunyai Keluhan Kesehatan dan Penggunaan
disimpulkan baik OHT P.niruri maupun pada Obat menurut Provinsi dan Jenis Kelamin
Chloramphenicol memiliki aktivitas antibakteri. Periode2009-2014. 2016
Namun, memiliki mekanisme yang berbeda 4. Putri, Ira Adelia. Rio Risandiansyah, Faisal.A.
sehingga tidak saling berinteraksi. Tidak ditemukan Efek Daya Hambat Kombinasi Ekstrak Meniran
adanya zona bening yang terbentuk pada OHT (Phyllanthus niruri) dengan Antibiotik
P.niruri dapat disebabkan dosis yang kurang untuk Amoksisilin, Kloramfenikol dan Kotrimoksazol
menghasilkan aktivitas antibakteri, maupun pada terhadap Bakteri Escherichia coli dan
proses pelarutan OHT P.niruri yang tidak Staphylococcus aureus. Jurnal Kedokteran
menggunakan larutan polar hanya menggunakan air Komunitas, 2019, 6.3.
sehingga tidak banyak senyawa yang dihasilkan. 5. Susilo, Wigdio Almadany. M.Zainul Fadli, Rio
Hasil uji kombinasi OHT P.niruri setengah Risandiansyah Efek Penambahan Fraksi Semi
dosis minum (91.65 ppm) dan Chloramphenicol Polar Ekstrak Metanolik Herba Phyllanthus
berdasarkan rerata dan standar deviasi memiliki niruri, L. terhadap Daya Hambat Amoxicillin dan
interaksi Not Distinguishable sehingga di duga Chloramphenicol pada Staphylococcus aureus
aktivitas hambat bakteri diperankan oleh dan Escherichia coli. Jurnal Kedokteran
Chloramphenicol. Komunitas, 2019, 7.1.
6. Iswary, Daan Anisa Fadilah. Faisal.A, Rio
KESIMPULAN Risandiansyah. Efek Penambahan Fraksi Polar
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini F24-F28 Ekstrak Metanol Meniran (Phyllanthus
adalah: niruri) Terhadap Daya Hambat Amoksisilin dan
1. OHT P.niruri didapatkan kandungan senyawa Kloramfenikol Pada Staphylococcus aureus dan
saponin dan flavonoid. Escherichia coli. Jurnal Bio Komplementer
2. OHT P.niruri tidak memiliki daya hambat Medicine, 2019, 6.3.
terhadap S.aureus. 7. Terrie K. Boguski, P.E. Understanding Units of
3. Kombinasi OHT P.niruri dan Chloramphenicol Measurement. Center for Hazardous Substance
memiliki daya hambat terhadap S.aureus. Resesarch (CHSR). 2006. 2. pp. 1-2
4. Kombinasi OHT P.niruri dan Chloramphenicol 8. Sani, Aluwi. Kliren dan Volume
memiliki interaksi yang tidak dapat dibedakan Distribusi. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia,
(Not Distinguishable). 2003, 1.2: 78-81.
9. Andriyanto, nastiti k.; fitri, Y. Potensi ekstrak
SARAN etanol buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi)
Adapun saran untuk meningkatkan dan sebagai alternatif sediaan diuretik alami. Jurnal
mengembangkan penelitian ini lebih lanjut adalah: Ilmu Kefarmasian Indonesia, 2011, 9.2: 78-84.
1. Melakukan penyusunan cakram pada cawan petri 10. Simaremare, Eva Susanty. Skrining fitokimia
tidak lebih dari lima cakram untuk menghindari ekstrak etanol daun gatal (Laportea decumana
pelebaran zona inhibisi antar cakram. (Roxb.) Wedd). PHARMACY: Jurnal Farmasi
2. Membuat kontrol negatif sebagai perbandingan Indonesia (Pharmaceutical Journal of
ZOI OHT P.niruri dan Chloramphenicol yang di Indonesia), 2014, 11.1.
uji. 11. Asmara, Anjar Purba. Uji Fitokimia Senyawa
3. Melakukan uji farmakokinetik untuk mengetahui Metabolit Sekunder Dalam Ekstrak Metanol
keamanan dalam mengkonsumsi OHT P.niruri Bunga Turi Merah (Sesbania Grandiflora L.
Pers). Al-Kimia, 2017, 5.1: 48-59.
UCAPAN TERIMAKASIH 12. Safitri, Intan Rakhma. Analisis Penggunaan
Antibiotik Pada Pasien Demam Tifoid Di
Terimakasih disampaikan kepada Ikatan Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit PKU
Orangtua Mahasiswa (IOM) dan Fakultas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2009. 2010.
Kedokteran Universitas Islam Malang karena telah Phd Thesis. Universitas Muhammadiyah
membantu pendanaan dalam penelitian ini. Surakarta.
13. Ziaei-darounkalaei, Navid, et al. AZDAST the
DAFTAR PUSTAKA new horizon in antimicrobial synergism
detection. MethodsX, 2016, 3: 43-52.
1. Salim, zamroni, et al. Info komoditi tanaman 14. Romadanu, Hanggita, Siti; Lestari, Shanti Dwita.
obat. Jakarta: Badan Pengkajian dan Pengujian Aktivitas Antioksidan Ekstrak Bunga
Page | 16
Jurnal Kesehatan Islam e-ISSN : 2615-8345
Lotus (Nelumbo nucifera). Jurnal FishtecH,
2014, 3.1: 1-7.
15. Rivai, Harrizul; Septika, Refilia; Boestari,
Agusri. Karakterisasi ekstrak herba meniran
(Phyllanthus niruri Linn) dengan analisa
fluoresensi. Jurnal Farmasi Higea, 2017, 5.2:
127-136. 23. Soleha, Tri Umiana. Uji kepekaan terhadap
16. Kardinan, A., & Kusuma, F.R. Meniran antibiotik. Juke Unila, 2015, 5.9: 119-123.
Penambah Daya Tahan Tubuh Alami . Jakarta : 24. Alang, Hasria, et al. Potensi Staphylococcus
Agromedia Pustaka. 2004.121-173 Hominis K1a Dari Susu Kerbau Belang Toraja
17. Surahmaida, Surahmaida; Umarudin, Umarudin. Sulawesi Selatan Sebagai Kandidat
Studi Fitokimia Ekstrak Daun Kemangi Dan Probiotik. Bioma: Jurnal Biologi Makassar,
Daun Kumis Kucing Menggunakan Pelarut 2019, 5.1: 18-26.
Metanol. Indonesian Chemistry and Application 25. Desiana KH et al. Daya Antibakteri
Journal, 2019, 3.1: 1-6. EkstrakMeniran (Phyllanthus niruri linn)
18. Badan Pemeriksaan Obat dan Makanan Republik Terhadap BakteriEnterococcus faecalis.
Indonesia. Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Conservative Dentistry Journal Vol.6 No.2 Juli-
Indonesia.(Volume I) .Jakarta : Badan Desember 2016
Pemeriksaan Obat dan Makanan Republika 26. Friambodo, Bambang, Purnomo, Y., Dewi,
Indonesia. 2004. Ariani R. Efek Kombinasi Amoksisilin dan
19. Leono, Lie Vanny; Edyson, Edyson; Budiarti, Kloramfenikol terhadap pertumbuhan bakteri
Lia Yulia. Perbandingan Aktivitas Daya Hambat Salmonella typhi. Journal of Islamic Medicine
Sediaan Tunggal dengan Kombinasi Infus Research. Vol. 1. p.12-20. 2017.
Phyllanthus niruri dan Peperomia pellucida 27. Fitri, Inayah. Efektivitas antibakteri ekstrak
terhadap Staphylococcus aureus. Homeostasis, herba meniran (Phylanthus niruni) terhadap
2020, 3.1: 75-82. pertumbuhan bakteri Salmonella sp. dan
20. Noor, S. M.; Poeloengan, M. Daya anti bakteri Propionibacterium acnes. JST (Jurnal Sains dan
temu kunci (Kampferia Pandurta Roxb) dan Teknologi), 2017, 6.2: 300-310.
meniran (Phyllanthus Niruni L) terhadap 28. Pelczar, M.J. & Chan, E.C.S. Dasar-Dasar
beberapa isolat bakteri secara In Vitro. Media Mikrobiologi. Universitas Indonesia: Jakarta.
Peternakan, 2016, 24.3: 37-41. 2005.231-245.
21. Mangunwardoyo, Wibowo; Cahyaningsih, Eni; 29. Jawetz, Adelberg, Melnick. Medical
USIA, Tepy. Ekstraksi dan identifikasi senyawa Microbiology, Edisi 23, Jakarta: Penerbit Buku
antimikroba herba meniran (Phyllanthus niruri Kedokteran EGC. 2008.225-230
L.). Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 2009,
7.2: 57-63.
22. Dinos, George P., et al. Chloramphenicol
derivatives as antibacterial and anticancer agents:
historic problems and current
solutions. Antibiotics, 2016, 5.2: 20.
Page | 17