Anda di halaman 1dari 5

MATERI PENYULUHAN

UNIT PKRS
SEMEN PADANG HOSPITAL

TAHUN 2016

TAHUN 2022
INTERAKSI OBAT-OBAT DAN OBAT-MAKANAN

Dua atau lebih obat yang diberikan pada waktu bersamaan dapat memberikan efek
masing-masing atau saling berinteraksi. Interaksi tersebut dapat bersifat potensiasi atau
antagonis satu obat oleh obat lainnya, atau kadang dapat memberikan efek yang lain.
Interaksi obat yang merugikan sebaiknya dilaporkan kepada Badan/Balai/Balai Besar POM
seperti halnya dengan reaksi obat merugikan lainnya.

Interaksi obat dapat bersifat farmakodinamik atau farmakokinetik. Interaksi


farmakodinamik adalah interaksi antara obat-obat yang mempunyai efek farmakologi atau
efek samping yang serupa atau yang berlawanan. Interaksi ini dapat disebabkan karena
kompetisi pada reseptor yang sama, atau terjadi antara obat-obat yang bekerja pada sistem
fisiologik yang sama. Interaksi ini biasanya dapat diperkirakan berdasarkan sifat
farmakologi obat-obat yang berinteraksi. Pada umumnya, interaksi yang terjadi dengan
suatu obat akan terjadi juga dengan obat sejenisnya. Interaksi ini terjadi dengan intensitas
yang berbeda pada kebanyakan pasien yang mendapat obat-obat yang saling berinteraksi.

Interaksi farmakokinetik yaitu interaksi yang terjadi apabila satu obat mengubah
absorpsi, distribusi, metabolisme, atau ekskresi obat lain. Dengan demikian interaksi ini
meningkatkan atau mengurangi jumlah obat yang tersedia (dalam tubuh) untuk dapat
menimbulkan efek farmakologinya. Tidak mudah untuk memperkirakan interaksi jenis ini
dan banyak diantaranya hanya mempengaruhi pada sebagian kecil pasien yang mendapat
kombinasi obat-obat tersebut. Interaksi farmakokinetik yang terjadi pada satu obat belum
tentu akan terjadi pula dengan obat lain yang sejenis, kecuali jika memiliki sifat-sifat
farmakokinetik yang sama

Beberapa jenis makanan dan minuman juga berpotensi menyebabkan interaksi dengan
obat yang dikonsumsi. Interaksi yang terjadi dapat berpengaruh terhadap kecepatan
penyerapan maupun metabolisme obat di dalam tubuh.

Perhatikan hal berikut untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan :

 Baca label obat dengan teliti


 Baca semua aturan pakai, peringatan dan pencegahan interaksi obat yang tercantum
pada label obat dan kemasan
 Minum obat dengan air putih kecuali mendapat rekomendasi cara pakai lainnya dari
Dokter atau Apoteker

Sumber : Noviani, Nita. 2017. Farmakologi. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
 Jangan mencampur obat dengan makanan atau membuka cangkang kapsul kecuali
atas petunjuk Dokter
 Jangan mencampur obat dengan air panas ataupun minuman berperisa
 Langkah berikutnya adalah memberitahu dokter dan mendiskusikan berbagai
langkah yang dapat diambil untuk meminimalkan berbagai efek samping obat yang mungkin
terjadi. Strategi dalam penataan obat ini meliputi:
1. Menghindari kombinasi obat yang berinteraksi. Jika risiko interaksi obat lebih besar
daripada manfaatnya, maka harus dipertimbangkan untuk memakai obat pengganti.
2. Menyesuaikan dosis. Jika hasil interaksi obat meningkatkan atau mengurangi efek
obat, maka perlu dilaksanakan modifikasi dosis salah satu atau kedua obat untuk
mengimbangi kenaikan atau penurunan efek obat tersebut.
3. Memantau pasien. Jika kombinasi obat yang saling berinteraksi diberikan,
pemantauan diperlukan.
4. Melanjutkan pengobatan seperti sebelumnya. Jika interaksi obat tidak bermakna
klinis, atau jika kombinasi obat yang berinteraksi tersebut merupakan pengobatan yang
optimal, pengobatan pasien dapat diteruskan tanpa perubahan.

Berikut beberapa interaksi obat dengan obat:


a. Interaksi Pada Proses Absorpsi.
Interaksi dalam absorbsi pada saluran cerna dapat disebabkan karena interaksi
langsung, perubahan pH, dan motilitas saluran cerna. Interaksi tetrasiklin dengan ion Ca2+,
Mg2+, Al3+ dalam metabolisme yang menyebabkan baik jumlah absorpsi tetrasiklin maupun
ketiga ion tersebut turun. Pemberian antasida bersama penisilin G dapat meningkatkan
jumlah absorpsi penisilin G menurun.
b. Interaksi Pada Proses Distribusi
Di dalam darah senyawa obat berinteraksi dengan protein plasma. Senyawa yang asam
akan berikatan dengan albumin dan yang basa akan berikatan dengan α1-glikoprotein.
Contoh: pemberian klorpropamid dengan fenilbutazon, akan meningkatkan distribusi
klorpropamid.
c. Interaksi Pada Proses Metabolisme
Interaksi pada proses metabolisme obat dapat menimbulkan hambatan metabolisme
dan dan munculnya induktor enzim. Contoh pemberian estradiol bersamaan denagn
rifampisin akan menyebabkan kadar estradiol menurun sehingga menyebabkan efektifitas

Sumber : Noviani, Nita. 2017. Farmakologi. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
kontrasepsi oral estradiol menurun.
d. Interaksi Pada Proses Eliminasi
Interaksi obat yang terjadi pada proses eliminasi dapat menimbulkan gangguan
ekskresi dan kompetisi sekresi oleh tubulus pada organ ginjal serta penurunan pH urine.
Contohnya digoksin diberikan bersamaan dengan obat yang dapat merusak ginjal seperti
aminoglikosida atau siklosporin akan mengakibatkan kadar digoksin naik sehingga timbul
efek toksik.

Berikut beberapa ontoh interaksi obat dengan makanan :


 Antibiotik (Ciprofloksasin, Tetrasiklin, Azitromisin) tidak boleh diminum bersama
susu maupun produk susu karena menyebabkan terbentuknya senyawa khelat yang
membuat Antibiotik sulit diserap dalam tubuh.
 Reaksi antara zat besi (misalnya dalam daging / bayam) dengan Antibiotik golongan
Fluorokuinolon akan menurunkan kinerja Antibiotik.
 Meminum kopi bersamaan dengan obat pemacu Susunan Syaraf Pusat misalnya
Metilfenidat akan meningkatkan denyut jantung, menimbulkan rasa cemas dan
gangguan tidur.
 Konsumsi obat lambung Antasida bersamaan dengan makanan yang mengandung
vitamin A dan B akan menurunkan penyerapan vitamin.
 Kandungan zat tanin dalam teh akan menghambat penyerapan obat yang
mengandung zat besi maupun senyawa aktif lainnya.
 Jangan minum Alkohol bila sedang mengonsumsi obat penurun panas seperti
Paracetamol karena dapat mengakibatkan kerusakan hati dan perdarahan saluran
cerna.
 Obat asma (Teofilin, Albuterol, Ephinephrine) bila berinteraksi dengan makanan
berlemak tinggi dapat meningkatkan kadar obat dalam darah sehingga efek samping
yang timbul semakin besar.
 Konsumsi bawang dan makanan bervitamin E bersamaan dengan obat Warfarin
dapat menimbulkan efek pengenceran darah yang berlebihan.
 Makanan atau minuman yang mengandung tiramin seperti alkohol, keju dan daging
olahan tidak boleh dikonsumsi bersama-sama dengan obat antidepresan, karena dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah
Saran Cara Minum Obat Antihopglikemia :

Sumber : Noviani, Nita. 2017. Farmakologi. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Klorpropamid Dapat menyebabkan interaksi obat perut
atas.
Diminum dengan susu atau makanan.
Hindari minuman beralkohol.
Glipizid Diminum 1/2 jam sebelum makan
Nateglinide Diminum 1/2 jam sebelum makan
Glyburide, Metformin, Glimepiride Diminum dengan makanan/bersama
makanan
Acarbose Diminum setelah suapan pertama
Rosiglitason, Pioglitason Diminum dengan atau tanpa makanan

Sumber : Noviani, Nita. 2017. Farmakologi. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai