Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 3

Interaksi Obat
dan Makanan
1. Amniyatul Auliya Amimi
2. Nur Jamilah
3.Selviana Rais
4.Siti Rahayu
5. Widia Ratna Sari
Pengertian Interaksi Obat
interaksi obat meruapakan satu dari delapan kategori masalah
terkait obat (drug-related problem) yang dapat mempengaruhi
outcome klinis pasien. Interaksi obat tidak hanya terjadi antar
obat namun jamun dapat terjadi antar obat dengan makanan.

Pengaruh Interaksi Obat Pada


Makanan

MENIMBULKAN BERKURANGNYA
EFEK MERUGIKAN EFEK SAMPING EFEK OBAT

Secara umum makanan dapat berinteraksi dengan : Obat,


Lemak, Karbohidrat, Protein, Asam, Alkohol, Dsb.
Makanan dapat mempengaruhi obat pada tahap ADME
Faktor yang Mempengaruhi
Interaksi obat dan makanan

Pengosongan lambung Komponen Makanan

pemberian laksansia atau penggunaan preparat retard, maka di usus


besarpun dapat terjadi absorpsi obat yang cukup besar. Karena besarnya 1/. Protein (daging, dan produk susu)
peranan usus halus dalam hal ini, tentu saja cepatnya makanan masuk ke Sebagai contoh, dalam penggunaan
dalam usus akan amat mempengaruhi kecepatan dan jumlah obat yang Levadopa untuk mngendalikan tremor
diabsorpsi. Peranan jenis makanan juga berpengaruh besar di sini. Jika pada penderita Parkinson. Akibatnya,
makanan yang dimakan mengandung komposisi 40% karbohidrat, 40% kondisi yang diobati mungkin tidak
lemak dan 20% protein maka walaupun pengosongan lambung akan mulai terkendali dengan baik. Hindari atau
terjadi setelah sekitar 10 menit. Proses pengosongan ini baru berakhir makanlah sesedikit mungkin makanan
setelah 3 sampai 4 jam. berprotein tinggi (Harknoss, 1989).
Dengan ini selama 1 sampai 1,5 jam volume lambung tetap konstan karena
adanya prosesproses sekresi.
2/. Lemak
Keseluruhan dari pengaruh makan lemak pada metabolisme obat adalah bahwa apa saja yang dapat
mempengaruhi jumlah atau komposisi asam lemak dari fosfatidilkolin mikrosom hati dapat mempengaruhi
kapasitas hati untuk memetabolisasi obat. Kenaikan fosfatidilkolin atau kandungan asam lemak tidak jenuh
dari fosfatidilkolin cenderung meningkatkan metabolism obat (Gibson, 1991). Contohnya : Efek Griseofulvin
dapat meningkat.interaksi yang terjadi adalah interaksi yang menguntungkan dan grieseofluvin sebaiknya
dimakan pada saat makan makanan berlemak seperti daging sapi, mentega, kue, selada ayam, dan
kentang goreng (Harkness, 1989).

3. Karbohidrat
Karbohidrat tampaknya mempunyai efek sedikit pada metabolism obat, walaupun banyak makan glukosa,
terutama sekali dapat menghambat metabolism barbiturate, dan dengan demikian memperpanjang waktu
tidur. Kelebihan glukosa ternyata juga mengakibatkan berkurangnya kandungan sitokrom P-450 hati dan
memperendah aktivitas bifenil-4-hidroksilase (Gibson, 1991). Sumber karbohidrat:roti,biscuit, kurma, jelli,
dan lain.

4. Vitamin
Vitamin merupakan bagian penting dari makanan dan dibutuhkan untuk sintesis protein dan lemak,
keduanya merupakan komponen vital dari system enzim yang memetabolisasi obat. Oleh karena itu tidak
mengherankan bahwa perubahan dalam level vitamin, terutama defisiensi, menyebabkan perubahan dalam

kapasitas memetabolisasi obat.


Ketersediaan Hayati

Penggunaan obat bersama makanan tidak hanya dapat menyebabkan


perlambatan absorpsi tetapi dapat pula mempengaruhi jumlah yang
diabsorpsi (ketersediaan hayati obat bersangkutan). Penisilamin
yang digunakan sebagai basis terapeutika dalam menangani
reumatik, jika digunakan segera setelah makan, ketersediaan
hayatinya jauh lebih kecil dibandingkan jika tablet tersebut
digunakan dalam keadaan lambung kosong. Ini akibat adanya
pengaruh laju pengosongan lambung terhadap absorpsi obat
(Gibson, 1991).
Fase Dalam Interaksi Obat
dan Makanan
Fase farmasetis

Fase farmasetis merupakan fase awal dari hancur dan terdisolusinya obat. Beberapa makanan dan nutrisi
mempengaruhi hancur dan larutnya obat. Maka dari itu, keasaman makanan dapat mengubah efektifitas dan
solubilitas obat-obat tertentu. Salah satu obat yang dipengaruhi pH lambung adalah saquinavir, inhibitor
protease pada perawatan HIV. Ketersediaan hayatinya meningkat akibat solubilisasi yang diinduksi oleh
perubahan pH lambung. Makanan dapat meningkatkan pH lambung, disisi lain juga dapat mencegah disolusi
beberapa obat seperti isoniazid (INH).

Fase Farmakokinetik

Fase farmakokinetik adalah absorbsi, transport, distribusi, metabolisme dan ekskresi obat. Interaksi obat dan makanan
paling signifikan terlibat dalam proses absorbsi. Usus halus, organ penyerapan primer, berperan penting dalam
absorbsi obat. Fungsi usus halus seperti motilitas atau afinitas obat untuk menahan sistem karier usus halus, dapat
mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorbsi obat. Makanan dan nutrien dalam makanan dapat meningkatkan atau
menurunkan absorbsi obat dan mengubah ketersediaan hayati obat.
Next
Fase FarmaKodinamik

Fase farmakodinamik merupakan respon fisiologis dan psikologis terhadap obat. Mekanisme obat
tergantung pada aktifitas agonis atau antagonis, yang mana akan meningkatkan atau menghambat
metabolisme normal dan fungsi fisiologis dalam tubuh manusia. Obat dapat memproduksi efek yang
diinginkan dan tidak diinginkan. Aspirin dapat menyebabkan defisiensi folat jika diberikan dalam
jangka waktu lama. Methotrexat memiliki struktur yang mirip dengan folat vitamin B, hal ini dapat
memperparah defisiensi folat.
Next
Kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan
dapat terjadinya interaksi obat dengan makanan
adalah :

● Perubahan motilitas lambung dan usus,


terutama kecepatan pengosongan lambung
dari saat masuknya makanan
● Perubahan pH, sekresi asam serta produksi
empedu
● Perubahan suplai darah di daerah
splanchnicus dan di mukosa saluran cerna
● Dipengaruhinya absorpsi obat oleh proses
adsorpsi dan pembentukan kompleks
● Dipengaruhinya proses transport aktif obat
oleh makanan
● Perubahan biotransformasi dan eliminasi.
(Widianto, 1989)
Contoh interaksi obat dan makanan

Makanan Konsumsi Bersama Efek

Meningkatkan absorbsi
Jeruk Antasida (Al)
Al
Meningkatkan efek
Susu Bisakodil (laksatif)
laksatif

Contoh interaksi obat dan makanan


(ANTIBIOTIK)

• Eritromisin 》 Jangan minum bersama jus, buah –


buahan 》 Menurunkan efektifitas obat
• Tetrasiklin 》 Produk susu menurunkan efektifitas obat
Contoh interaksi obat dan makanan
(Jamu)

• Ginseng > hati-hati bila digunakan Bersama obat anti koagualn > resiko
pendarahan

• Ginseng merupakan stimulansia > bila digunakan Bersama kafein > menyebabkan
insomnia

• Garlic bila dikonsumsi Bersama obat DM > menyebabkan Penurunan kadar gula
drastis

• Garlic > mempunyai efek koagulan > hati-hati bila diberikan Bersama anti
koagulan
Kasus klinis
+
Seorang farmasis mendapati istrinya
yang minum parstelin
(tranilsipromin+trifluoroperazin) setelah =
makan keju tua segera wajahnya
memerah, kepala & jantung berdenyut
cepat & nafas tersengal sengal, berulang
kali muntah.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai