DEFENISI Interaksi Obat : Modifikasi efek suatu obat akibat obat lain yang diberikan pada awalnya atau diberikan bersamaan sehingga keefektifitasnya atau toksisitasnya satu obat atau lebih berubah
Efek yang terjadi :
Meningkatkan aktivitas obat Mengurangi aktivitas obat Menghasilkan efek baru yang tidak dimiliki sebelumnya • interaksi antara obat-makanan, obat-herbal, obat-penyakit, dan obat-hasil laboratorium • Hubungan dan interaksi obat antara makanan, zat gizi yang terkandung dalam makanan dan obat saat ini menarik perhatian bidang pelayanan kesehatan dan medis • Makanan dan zat gizi tertentu yang terkandung dalam makanan jika dikonsumsi secara bersamaan dengan obat-obatan tertertu dapat mempengaruhi bioavaibilitas, farmakikinetika, farmakodinamika, dan efek terapi suatu obat secara menyeluruh • Dengan kata lain, ada atau tidaknya nutrien tertentu di dalam saluran pencernaan dan di dalam sistem fisiologi tubuh seperti di dalam darah dapat meningkatkan atau menganggu kecepatan absorbsi dan metabolisme obat PENDAHULUAN • Interaksi obat dengan makanan bisa terjadi karena obat yang diresepkan atau obat bebas dan bebas terbatas seperti antasida, vitamin dan zat besi • Makanan yang mengandung zat-zat aktif yang berinteraksi dengan obat- obatan tertentu dapat menimbulkan efek buruk yang tidak diharapkan • Zat-zat gizi termasuk makanan, minuman dan supleman makanan bisa mengubah efek obat yang digunakan pasien • Seperti halnya makanan, obat-obatan yang diminum harus diserap melalui mukosa lambung atau usus kecil • Akibatnya, adanya makanan di dalam sistem pencernaan dapat menurunkan absorbsi suatu obat • Biasanya interaksi semacam ini dapat dihindari dengan meminum obat 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan • Serat makanan juga mempengaruhi absorpsi obat • Pektin dan serat lainnya menunjukkan efek yang sama terhadap digoksin yang merupakan obat penghilang sakit yang sangat popular • Vitamin dan mineral tertentu ikut mempengaruhi obat • Brokoli, bayam dan sayuran hijau lainnya yang kaya vitamin K ( yang bisa meingkatkan pembekuan darah) dapat berinteraksi silang dengan efek heparin, warfarin dan obat lainnya yang diberikan untuk mencegah pembekuan darah KARAKTERISTIK OBAT • Karakteristik fisik dan kimia suatu obat adalah faktor yang sangat menentukan potensi interkasinya dengan makanan • Obat yang berbeda di dalam kelompok obat yang sama atau formulasi obat-obatan identik yang berbeda bisa menunjukkan karakteristik kimia yang berbeda sehinggga menghasilkan interaksi obat dengan makanan yang benar-benar berbeda • Namun, hampir tidak mungkin kita bisa memprediksi interaksi makanan dengan obat hanya melalui pengetahuan tentang khasiat fisio-kimia obat • Diperlukan studi tentang interaksi farmakokinetika obat dan efeknya dengan atau tanpa asupan makanan secara bersamaan KARAKTERISTIK MAKANAN • Terjadi interaksi obat dengan makanan tergantung pada ukuran dan komposisi makanan serta waktu pemberian yang tepat dalam kaitannya dengan makan • Misalnya, bioavaibilitas obat-obatan lipofilik biasanya meningkat dengan kandungan lemak yang tinggi atau karena peningkatan daya larut obat (misalnya albendazole, isotretinoin) atau perangsangan seksresi asam lambung (griseofulvin dan halofantrine) • Kandungan serat yang tinggi dapat menurunkan bioavaibilitas obat- obatan tertentu (digoksin dan lovastatin) karena pengikatan terhadap serat • Jika tidak dinyatakan lian istilah puasa dalam hal ini berarti tidak adanya asupan makanan sekurang-kurangnya 1 jam sebelum makan atau setidaknya 2 jam setelah konsumsi obat. Parameter farmakokinetika • Bioavaibilitas dan efek sebagian besar obat saling berkaitan sehingga perubahan bioavaibilitas merupakan suatu parameter efek interaksi obat dengan makanan yang sangat penting • Interaksi farmakokinetik obat dengan makanan yang paling penting disebabkan oleh perubahan absorpsi suatu obat karena reaksi kimia yang terjadi antara obat dengan makanan atau respons fisiologi terhadap makanan, perubahan keasaman lambung, sekresi asam empedu, atau motilitas saluran pencernaan • Interaksi obat dengan makanan yang hanya mempengaruhi tingkat absorpsi obat sering terjadi secara klinis namun jarang signifikan Parameter farmakokinetika ABSORPSI • Absorpsi cepat yang menghasilkan konsentrasi tertinggi obat mungkin tidak dianjurkan karena terjadinya efek negatif yang tergantung konsentrasi (kapsul misoprostol dan nifedipine) • Efek antibiotik tergantung waktu dimana konsentrasi obat melalui konsentrasi ambang batas tertenyu. Konsentrasi ini dikenal dengan kadar hambat minimum (KHM) • Jika absorpsi obat seperti obat antibiotik bertahan lama serta berkurang, maka lamanya efek terapi suatu obat mungkin tidak berubah (fenoksimetil penisilin) DISTRIBUSI, METABOLISME, ELIMINASI • Interaksi yang mempengaruhi metabolisme, distribusi atau eliminasi tidak begitu lazin terjadi, terlepas dari interaksi dengan jus anggur • Jus anggur mengandung inhibitor yang kuat terhadap sistem sitokrom CYP 3A4 dan dapat meningkatkan bioavaibilitas obat yang menjalani metabolisme presistemik signifikan oleh CYP 3A4 PARAMETER FARMAKOKINETIKA • Hubungan antara parameter farmakokinetik dengan efek farmakologi tidak selalu sederhana • Umumnya perubahan-perubahan bioavaibilitas yang terkait makanan hanya bisa digunakan sebagai indikasi interaksi obat dengan makanan • Relevensi klinis interaksi obat dengan makanan tertentu hanya bisa dievaluasi jika dampak asupan makanan terhadap efek farmakologi obat dapat dihitung • Efek parameter yang relevan tergantung pada tipe obat (misalnya antibiotik, antihipertensi, obat penurun lipid atau antikoagulan) • Untuk banyak obat, efek farmakologi tidak bisa dihitung secara langsung Agen-agen yang mempengaruhi saluran pencernaan dan metabolisme MISOPROSTOL • Pemberian analog prostaglandin sintesis misoprostol bersama dengan makanan dapat menurunkan tingkat absorpsinya dan akhirnya menuunkan konsentrasi plasma awal sebesar 63% tanpa mempengaruhi bioavaibilitasnya • Karena efek negatif sistemik terkait misoprostol berkaitan dengan konsentrasi tertinggi obat, maka penggunaan obat bersama makanan dapat menurunkan kejadian efek negatif, smbil mempertahankan efek obat yang diinginkan ONDASETRON • Bioavaibilitas antiemetik ondansenton naik sebesar 14% ketika diberikan setelah makan namun tidak signifikan secara klinis TROGLITAZNE • Konsumsi andidiabetes troglitazon bersamaaan atau segera setelah makan dapat meningkatkan bioavaibilitas • Kondisi ini mungkin terlihat dengan perbaikan efekk peningkatan insulin FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT INTERAKSI OBAT DENGAN MAKANAN • Dampak interaksi obat dengan makanan tergantung pada sejumlah faktor seperti dosis obat, usia, ukuran dan kondisi kesehatan • Terlepas dari faktor-faktor ini, waktu konsumsi makanan dan obat juga memperlihatkan peran penting • Pencegahan interaksi obat bukan berarti menghindari obat atau makanan • Dalam kasus tetrasiklin dan produk susu, keduanya mesti dikonsumsi pada waku yang berbeda tidak harus menghilangkan ala satunya • Informasi yang memadai tentang obat-obatan dan waktu minum obat bisa membantu mencegah masalah interaksi obat FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT INTERAKSI OBAT DENGAN MAKANAN
• Tidak semua obat dapat dipengaruhi makanan, namun banyak
obat yang dapat dipengaruhi oleh makanan dan waktu makan • Misalnya, minum obat bersamaan dengan waktu makanan dapat mempengaruhi absorpsi obat • Itulah sebabnya obat-obatan ini mesti diminum saat perut dalam keadaan kosong • Disisi lain, beberapa obat lebih mudah ditoleransi ketika diminum pada waktu makan • Sebaiknya, dinyatakan kepada dokter atau apoteker apakah obat bisa digunakan bersamaan dengan snack atau makanan utama, atau apakah obat mesti digunakan ketika perut dalam keadaan kosong • Makanan dapat mempengaruhi absorpsi obat di dalam saluran GTI dengan mengubah Ph lambung, sekresi, motilitas saluran pencernaan serta waktu transit • Hal ini dapat menyebabkan perubahan kecepatan absorpsi atau tingkat absorpsi obat • Misalnya absorpsi azitromisin turun ketika diminum saat waktu makan, sehingga bioavaibilitas turun 43% • Pelepasan produk-produk teofilin secara berkepanjangan, jika dikonsumsi bersama makanan yang kaya lemak, dapat menyebabkan pelepasan secara mendadak. Akibatnya konsentrasi teofilin naik dan diikuti toksisitas • Anak-anak lebih rentan terhadap interaksi ini daripada orang dewasa Bahan kajian • Mekanisme kerja obat • Interaksi obat dengan makanan • Faktor yang mempengaruhi interaksi obat dengan makanan • Fase dalam interaksi obat dengan makanan • Interaksi obat dan makanan yang dapat menurunkan kinerja sistem pencernaan 4 fase mekanisme kerja obat secara oral
• Stage 1 : obat dipecah di lambung
• Stage 2 : obat diserap ke darah & dibawa ke sel target • Stage 3 : respon tubuh terhdap obat & fungsi kerja obat • Stage 4 : obat di ekskresi lewat ginjal dan atau hati Defenisi interaksi obat • Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat lain atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa kimia lain • Untuk mencapai tempat kerjanya maka obat harus melalui 3 tahap : fase farmasetik fase farmakokinetika fase farmakodinamika Interaksi obat dan makanan • Obat dan makanan tdak bisa kita pisahkan, • Ketika masuk kedalam tubuh keduanya obat dan mkanan akan mengalami : • Fase farmasetika : terdapat 3 tahap/hal yang bisa mempengaruhi di fase farmasetika: compatibility, solubility, stability • Fase farmakodinamika : effects (kita akan mengetahui seberapa besar efek yang akan diberikan obat dan juga pengaruh efek sampingnya) • Fase Farmakokinetika : obat akan mengalami beberapa reaksi : absroption, distribution, metabolism, exretion • Dari ketiga fase ini kita akan mengetahui outcome physiologic dan dari pasien tsb, • Physiologic outcome : apakah bioavaibilitynya dapat dicerna dg baik, volume distribusnya apakah ada perubahan, dan perubahan dari hasil lab • Jadi dari obat yg diberikan baik itu bersamaan dg makanan atau tidak bersamaan dg makanan, tubuh akan mengalami 3 fase tesebut yg mana hasilnya akan kita lihat dari sisi biavaibilitasnya, volume distibusi dan hasil labnya • Selain itu Patient outcome : yg dpt kita lihat pada pasien tidak muncul efek sampingnya, kerja obat bisa optimal, pasien berangsur-angsur mengalami kesembuhan (ada dampak positifnya) namun bisa juga mengkonsumsi obat itu kurang tepat maka bisa terjadi keracunan/kesalahan