GIZ 336
Materi Pertemuan 5
Interaksi Obat, Makanan, Dan Zat Gizi Pada Lansia
Disusun Oleh:
Prita Dhyani Swamilaksita, S.P. M.Si
Anugrah Novianti, S.Gz, M.Gizi
Universitas Esa
Unggul 1/2
\
Universitas Esa
Unggul 2/2
\
Universitas Esa
Unggul 3/2
\
Universitas Esa
Unggul 4/2
\
Universitas Esa
Unggul 5/2
\
Universitas Esa
Unggul 6/2
\
Universitas Esa
Unggul 7/2
\
Universitas Esa
Unggul 8/2
\
Universitas Esa
Unggul 9/2
\
Penelanan tablet dengan air yang cukup atau cairan lain penting untuk
beberapa obat karena jika ditelan tablet tersebut cenderung merusak saluran
oesophagus. Petunjuk pada pasien untuk mencegah iritasi dan atau ulcer pada
oesophagus, tablet atau kapsul obat harus ditelan dengan segelas air oleh pasien
dengan posisi berdiri, misalnya untuk obat-obat seperti analgesik (contohnya
aspirin), NSAID (contohnya Phenylbutazone, oxyphenbutazone, indometacin),
kloralhidrat, emepromium bromida, kalium klorida, tetracyclin (terutama
Doxycyclin).
Obat diminum dengan atau tanpa makanan, interaksi obat-makanan dalam
saluran gastrointestinal dapat bermacam- macam dan banyak alasan mengapa
makanan dapat berpengaruh pada efek obat. Contohnya obat mungkin terikat pada
komponen makanan, makanan akan mempengaruhi waktu transit obat pada usus
obat dapat mengubah first- pass metabolism obat dalam usus dan dalam hati, dan
makanan dapat meningkatkan aliran empedu yang mampu meningkatkan absorbsi
beberapa obat yang larut lemak. Petunjuk pada pasien untuk mencegah interaksi
tersebut adalah dengan meminum obat dengan segelas air pada saat perut kosong,
misalnya seperti pada obat-obat sefalosporin (kecuali sefradin), dipyridamol,
erythromycin, Isoniazid (INH), lincomycin, penicillamin, pentaerithritel
Universitas Esa
Unggul 10/
\
tetranitrat, rifampicin, penisilin oral dan tetracyclin. Absorbsi semua penisilin oral
optimal jika diminum pada saat perut kosong dengan segelas air. Pivampicillin
harus diminum bersama makanan karena dapat mengiritasi lambung atau perut.
Tetracyclin kadang kalamenyebabkan mual dan muntah jika diminum pada saat
perut kosong. Meskipun makanan mengurangi absorbsi tetracyclin tetapi tidak
terjadi pada doxycyclin dan minocyclin.
Adanya makanan juga dapat meningkatkan perubahan bentuk profil serum
obat tanpa mengubah ketersediaan hayati obat. Hal ini terlihat pada studi sefradin,
makanan tidak memiliki efek signifikan terhadap ekskresi urin antibiotik tetapi
pada nilai t-max. Beberapa obat yang diminum bersama susu atau makanan
berlemak antara lain alafosfalin, griseofulvin dan vitamin Sedangkan obat yang
tidak boleh diminum bersama susu antara lain bisacodyl (dulcolax), garam besi,
tetracyclin (kecuali doxycyclin dan minocyclin). Beberapa obat dapat diminum
bersama makanan seperti yang disajikan pada Tabel 5.
Universitas Esa
Unggul 11/
\
Universitas Esa
Unggul 12/
\
d). Absorbsi
Obat-obatan yang dikenal luas dapat mempengaruhi absorbsi zat gizi
adalah obat-obatan yang memiliki efek merusak terhadap mukosa usus.
Antineoplastik, antiretroviral, NSAID dan sejumlah antibiotik diketahui memiliki
efek tersebut. Mekanisme penghambatan absorbsi tersebut meliputi: pengikatan
antara obat dan zat gizi (drug-nutrient binding) contohnya Fe, Mg, Zn, dapat
berikatan dengan beberapa jenis antibiotik; mengubah keasaman lambung seperti
pada antacid dan antiulcer sehingga dapat mengganggu penyerapan B12, folat dan
besi; serta dengan cara penghambatan langsung pada metabolisme atau
perpindahan saat masuk ke dinding usus.
e). Metabolisme
Obat-obatan dan zat gizi mendapatkan enzim yang sama ketika sampai di
usus dan hati. Akibatnya beberapa obat dapat menghambat aktifitas enzim yang
dibutuhkan untuk memetabolisme zat gizi. Sebagai contohnya penggunaan
metotrexate pada pengobatan kanker menggunakan enzim yang sama yang dipakai
untuk mengaktifkan folat. Sehingga efek samping dari penggunaan obat ini adalah
defisiensi asam folat.
f). Ekskresi
Obat-obatan dapat mempengaruhi dan mengganggu eksresi zat gizi dengan
mengganggu reabsorbsi pada ginjal dan menyebabkan diare atau muntah.
a). ↓ Kalsium
Aminoglycosides, bisphosphonates, corticosteroids, H2 receptor
antagonists, loop diuretics; amphotericin B, antacids, carbamazepine,
cholestyramine, cisplatin, colchicines, digoxin, doxycycline, ethosuximide,
Universitas Esa
Unggul 13/
\
b). ↑ Kalsium
Antiestrogens, estrogens, thiazide diuretics; aluminium intoxication,
aminoiphylline, Ca carbonate, lithium.
c). ↓ Magnesium
Aminoglycosides, corticosteroids, estrogens, loop diuretics, oral
contraceptives, tetracyclines,thiazide diuretics; amphotericin B, cholestyramine,
cisplatin, cyclosporine, digoxin, foscarnet, hydralazine, methsuximide,
pamidronate, penicillamine, raloxifene, Na phosphate, tacrolimus, zoledronic acid.
d). ↑ Magnesium
Usually associated with intake > 6g/day, Mg-containing antacids/enemas.
e). ↓ Fosfor
Thiazide diuretics; alendronate, antacids (Al & Mg-containing),
cholestyramine, digoxin, foscarnet, Mg oxide/sulfate, ,pamidronate, sucralfate,
theophylline, zoledronic acid.
f). ↑ Fosfor
Etidronate, foscarnet, Na phosphate laxatives & enema.
g). ↓Kalium
Aminoglycosides, loop diuretics, penicillins, salicylates, thiazide diuretics,
acetazolamide, amphotericin B, bisacodyl, cisplatin, colchicine, cyclosporine,
enoxacin, foscarnet, hydralazine, levodopa, mannitol, pamidronate, Na
bicarbonate & phosphates.
Universitas Esa
Unggul 14/
\
h). ↑ Kalium
ACE inhibitors, angiotensin, receptor blockers, beta-adrenergic blochers,
NSAIDs, Kalium sparing diuretics ; cyclosporine, heparin, hypertonic solutions,
lithium, pentamidine, succinylcholine.
i). ↓ Natrium
Aminoglicosides, loop diuretics, Kalium sparing diuretics, thiazide
diuretics, salicylates ; acetazolamide, amphotericin B, bisacodyl, captopril,
colchicine, foscarnet.
j). ↑ Natrium
Hypertonic IV solution, mannitol, Na penicillin G, Na phosphate laxative
dan enemas.
k). ↓ Zink
ACE inhibitors, corticosteroids, diuretics, estrogens, oral contraceptives,
H2 receptor antagonists, reverse transcriptase inhibitors ; cholestyramine,
ethambutol, hydralazine, penicillamine.
l). ↓ Klorida
Thiazide diuretics, loop diuretics.
m). ↑ Klorida
Spironolactone, triamterene
Universitas Esa
Unggul 15/
\
Universitas Esa
Unggul 16/
\
C. Latihan Soal
Setelah membaca uraian di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini dengan
benar!
1. Sebutkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya interaksi obat dan
makanan!
2. Bagaimanan peran jenis makanan dalam mempengaruhi interaksi obat
dengan makanan?
3. Apa yang dimaksud fase framakodinamik dalam interaksi obat dan
makanan?
4. Bagaimana pengaruh obat terhadap perubahan gastrointestinal?
5. Sebutkan jenis obat yang dapat meningkatkan kalsium?
D. Kunci Jawaban
1. Faktor yang menyebabkan terjadinya interaksi obat dan makanan yaitu:
Perubahan motilitas lambung dan usus, terutama kecepatan
pengosongan lambung dari saat masuknya makanan
Perubahan pH, sekresi asam serta produksi empedu
Perubahan suplai darah di daerah splanchnicus dan di mukosa
saluran cerna
Dipengaruhinya absorpsi obat oleh proses adsorpsi dan pembentukan
kompleks
Dipengaruhinya proses transport aktif obat oleh makanan
Perubahan biotransformasi dan eliminasi.
2. Peranan jenis makanan juga berpengaruh dalam interaksi obat dan
makanan. Jika makanan yang dimakan mengandung komposisi 40%
karbohidrat, 40% lemak dan 20% protein maka walaupun pengosongan
lambung akan mulai terjadi setelah sekitar 10 menit. Proses pengosongan
ini baru berakhir setelah 3 sampai 4 jam. Dengan ini selama 1 sampai 1,5
jam volume lambung tetap konstan karena adanya prose sekresi.
3. Fase farmakodinamik merupakan respon fisiologis dan psikologis terhadap
obat. Mekanisme obat tergantung pada aktifitas agonis atau antagonis,
yang mana akan meningkatkan atau menghambat metabolisme normal dan
Universitas Esa
Unggul 17/
\
fungsi fisiologis dalam tubuh manusia. Obat dapat memproduksi efek yang
diinginkan dan tidak diinginkan.
4. Obat dapat menyebabkan perubahan pada fungsi usus besar dan hal ini
dapat berdampak pada terjadinya konstipasi atau diare. Obat-obatan
narkosis seperti kodein dan morfin dapat menurunkan produktivitas tonus
otot halus dari dinding usus. Hal ini berdampak pada penurunan peristaltik
yang menyebabkan terjadinya konstipasi.
5. Obat yang dapat meningkatkan kalsium yaitu antiestrogens, estrogens,
thiazide diuretics; aluminium intoxication, aminoiphylline, Ca carbonate,
lithium.
Universitas Esa
Unggul 18/
\
DAFTAR PUSTAKA
Becker M., Caspers P., Kallewaard M., Bruinink R., Kylstra N., Heisterkamp S.,
et al. 2007. Determinants of potential Drug– Drug interaction associated
dispensing in community pharmacies in the Netherlands. Pharm World Sci.
Vol 29(2): 51– 57.
Darmojo B. 2010. Buku ajar geriatri (ilmu kesehatan lanjut usia). Jakarta: FK UI.
Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. : Jakarta: Erlangga.
Harkness Richard, diterjemahkan oleh Goeswin Agoes dan Mathilda B.Widianto.
(1989.).Interaksi obat. Bandung: Penerbit ITB.
Kulkarni, V., Bora, S. S., Sirisha, S., Saji, M., and Sundaran, S. 2013. A study on
Drug–Drug interactions through prescription analysis in a South Indian
teaching hospital. Ther Adv Drug Saf. Vol. 4(4): 141–146.
Rahmawati, F., Handayani, R., Gosal, V. 2006. Kajian Retrospektif Interaksi Obat
Di Rumah Sakit Pendidikan Dr. Sardjito Yogyakarta. Majalah Farmasi
Indonesia. Vol 17(4): 177- 183.
Rahmawati, F., Hidayati, N., Rochmah, W., Sulaiman, S. A. S. 2010. Potentiality
Of Drug-Drug Interactions In Hospitalized Geriatric Patients In A Private
Hospital, Yogyakarta, Indonesia. Asian Journal Of Pharmaceutical And
Clinical Research. Vol. 3(3): 191-194.
Setiawati. 2008. Farmakologi dan Terapi, Edisi Kelima, Balai Penerbit FKUI,
Jakarta.
Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., Setiati, S. 2009. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi V. Interna Publishing, Jakarta.
Universitas Esa
Unggul 19/