Anda di halaman 1dari 15

INTERAKSI OBAT DAN MAKANAN

PENGARUH OBAT TERHADAP KEBUTUHAN ZAT GIZI

Dosen Pembimbing:
Sajiman, SKM., M.Gizi

Disusun oleh :
Kelompok 4

Amaruli P07131216093
Marsina Bayuni P07131216113
Nurwita P07131216126
Rizqia Sri Indah Alina P07131216129

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia


Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banjarmasin
Program Studi Diploma IV Jurusan Gizi
2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT.atas segala rahmat-Nya,


sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah Interaksi Obat dengan
materi Pengaruh Interaksi Obat dengan Kebutuhan Zat Gizi.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat penilaian tugas dalam
matakuliah Interaksi Obat . Dengan adanya makalah ini, diharapkan mahasiswa
akan mengerti lebih dalam tentang Pengaruh Interaksi Obat dengan Kebutuhan
Zat Gizi..
Kami menyadari makalah ini masih memerlukan perbaikan, untuk itu tim
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
meningkatkan kualitas makalah ini dan kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Banjarbaru, Maret 2019

Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengobatan dengan obat – obatan dapat memberikan pengaruh terhadap
status gizi seseorang dengan mempengaruhi makanan yang masuk atau
absorpsi, metabolism dan ekskresi dari zat – zat gizi sehingga dapat
menyebabkan terjadinya peningkatkan atau penurunan kebutuhan gizi dalam
tubuh (Moore, 1994). Kebutuhan gizi adalah jumlah zat gizi minimal yg
diperlukan seseorang untuk hidup sehat. Interaksi antara obat dengan
kebutuhan gizi dapat berdampak pada berbagai macam hal. Misalnya
penggunaan obat tertentu, maka akan mengurangi nutrisi dalam tubuh
sehingga regulasi tubuh akan menurun, Kebutuhan gizi atau nutrisi yang
paling berpengaruh terhadap obat adalah vitamin dan mineral.
Beberapa tipe individu mempunyai resiko terhadap interaksi obat dan
makanan. Individu – individu ini adalah orang dengan pemasukan gizi yang
tidak cukup atau terbatas, orang dengan kebutuhan gizi yang meningkat
akibat penyakit katabolic (contoh: kanker), baru dioperasi atau infeksi,
mereka yang mengalami gangguan kemampuan untuk mengabsorpsi ,
memetabolisme atau mengekskresikan obat dan zat – zat gizi (contohnya
individu dengan penyakit gagal ginjal kronis, atau penyakit saluran
pencernaan, lanjut usia) dan individu yang memerlukan pengobatan jangka
panjang (contohnya individu dengan transplantasi organ, hipertensi, atau
artritis rheumatoid). (Moore, 1997).
Obat dapat meningkatkan atau menurunkan bioavailabilitas zat gizi
makanan. Perubahan status zat gizi seseorang dapat mempengaruhi intake
makanan, absorpsi, metabolisme, ekskresi dari zat gizi makanan. Beberapa
zat gizi yang dapat dipengaruhi obat antara lain folat, piridoksin, Vitamin C,
Vitamin D, Vitamin A, kalsium, dan seng. Obat seperti aspirin, babiturat,
primidon, etinil estradiol, sikloserin, metotreksat berpengaruh terhadap
metabolisme folat fenitoin sehingga dapat menyebabkan defisiensi folat dan
anemia megaloblastik. Hal yang patut diwaspadai adalah efek perubahan zat
gizi akibat penggunaan obat pada lansia, bayi, anak-anak, wanita hamil dan
menyusui (Swandari, 2014).
Kewaspadaan akan potensi terjadinya interkasi ini dapat membantu
mencegah kekurangan zat gizi dan mengurangi atau memperkuat efek obat.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh obat terhadap kebutuhan zat gizi
1.2.2 Tujuan Khusus
Mengetahui berbagai jenis obat yang dapat mempengaruhi kebutuhan
zat gizi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Interkasi Antara Obat dan Zat Gizi


Secara singkat dikatakan interaksi obat terjadi jika suatu obat mengubah
efek obat yang lainnya. Kerja obat yang diubah dapat menjadi lebih atau
kurang efektif (Harknoss, 1989). Untuk mendapatkan efek obat harus
berinteraksi dengan reseptor tetapi adakalanya obat berinteraksi dengan faktor
lain yang dapat meningkatkan atau mengurangi efek dari obat tersebut, antara
lain: faktor lingkungan, kondisi fisiologi tubuh, metabolisme tubuh,
farmakodinamik, farmakokinetik, dan makanan.
Makanan dan obat dapat berinteraksi dalam banyak cara yang berbeda. Zat
tertentu di dalam makanan dapat memberikan efek berupa enzim. Salah satu
cara yang paling umum makanan mempengaruhi efek obat adalah dengan
memetabolisme obat. Jika makanan mempercepat enzim, obat akan lebih
singkat berada di dalam tubuh dan dapat menjadi kurang efektif jika makanan
memperlambat enzim, obat akan berada lebih lama dalam tubuh dan dapat
menyebabkan efek samping yang tidak dikehendaki,. Akibatnya kebutuhan zat
gizi tertentu di dalam tubuh dapat berubah dari kebutuhannya agar mampu
menstabilkan kondisi seseorang.
Kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan dapat terjadinya interaksi
obat dengan makanan adalah :
1. Perubahan motilitas lambung dan usus, terutama kecepatan pengosongan
lambung dari saat masuknya makanan
2. Perubahan pH, sekresi asam serta produksi empedu
3. Perubahan suplai darah di daerah splanchnicus dan di mukosa saluran
cerna
4. Dipengaruhinya absorpsi obat oleh proses adsorpsi dan pembentukan
kompleks
5. Dipengaruhinya proses transport aktif obat oleh makanan
6. Perubahan biotransformasi dan eliminasi. (Widianto, 1989)
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Obat dengan Zat Gizi
Ada beberapa factor yang mempengaruhi interaksi obat dan makanan
antara lain:
2.2.1 Pengosongan Lambung
Pada kasus tertentu misalnya setelah pemberian laksansia atau
penggunaan preparat retard, maka di usus besarpun dapat terjadi
absorpsi obat yang cukup besar. Karena besarnya peranan usus halus
dalam hal ini, tentu saja cepatnya makanan masuk ke dalam usus akan
amat mempengaruhi kecepatan dan jumlah obat yang diabsorpsi.
Peranan jenis makanan juga berpengaruh besar di sini. Jika makanan
yang dimakan mengandung komposisi 40% karbohidrat, 40% lemak
dan 20% protein maka walaupun pengosongan lambung akan mulai
terjadi setelah sekitar 10 menit. Proses pengosongan ini baru berakhir
setelah 3 sampai 4 jam. Dengan ini selama 1 sampai 1,5 jam volume
lambung tetap konstan karena adanya proses-proses sekresi.
Tidak saja komposisi makanan, suhu makanan yang dimakanpun
berpengaruh pada kecepatan pengosongan lambung ini. Sebagai
contoh makanan yang amat hangat atau amat dingin akan
memperlambat pengosongan lambung. Ada pula peneliti yang
menyatakan pasien yang gemuk akan mempunyai laju pengosongan
lambung yang lebih lambat daripada pasien normal. Nyeri yang hebat
misalnya migren atau rasa takut, juga obat-obat seperti antikolinergika
(missal atropin, propantelin), antidepresiva trisiklik (misal amitriptilin,
imipramin) dan opioida (misal petidin, morfin) akan memperlambat
pengosongan lambung. Sedangkan percepatan pengosongan lambung
diamati setelah minum cairan dalam jumlah besar, jika tidur pada sisi
kanan (berbaning pada sisi kiri akan mempunyai efek sebaliknya,)
atau pada penggunaan obat seperti metokiopramida atau khinidin.
Jelaslah di sini bahwa makanan mempengaruhi kecepatan
pengosongan lambung, maka adanya gangguan pada absorpsi obat
karenanya tidak dapat diabaikan.
2.2.2 Komponen Zat Gizi
Efek perubahan dalam komponen-komponen zat gizi :
a. Protein (daging, dan produk susu)
Sebagai contoh, dalam penggunaan Levadopa untuk
mngendalikan tremor pada penderita Parkinson. Akibatnya,
kondisi yang diobati mungkin tidak terkendali dengan baik.
Hindari atau makanlah sesedikit mungkin makanan berprotein
tinggi (Harknoss, 1989).
b. Lemak
Keseluruhan dari pengaruh makan lemak pada metabolisme
obat adalah bahwa apa saja yang dapat mempengaruhi jumlah atau
komposisi asam lemak dari fosfatidilkolin mikrosom hati dapat
mempengaruhi kapasitas hati untuk memetabolisasi obat.
Kenaikan fosfatidilkolin atau kandungan asam lemak tidak jenuh
dari fosfatidilkolin cenderung meningkatkan metabolism obat
(Gibson, 1991). Contohnya : Efek Griseofulvin dapat
meningkat.interaksi yang terjadi adalah interaksi yang
menguntungkan dan grieseofluvin sebaiknya dimakan pada saat
makan makanan berlemak seperti daging sapi, mentega, kue,
selada ayam, dan kentang goreng (Harkness, 1989).
c. Karbohidrat
Karbohidrat tampaknya mempunyai efek sedikit pada
metabolism obat, walaupun banyak makan glukosa, terutama
sekali dapat menghambat metabolism barbiturate, dan dengan
demikian memperpanjang waktu tidur. Kelebihan glukosa ternyata
juga mengakibatkan berkurangnya kandungan sitokrom P-450 hati
dan memperendah aktivitas bifenil-4-hidroksilase (Gibson, 1991).
Sumber karbohidrat: roti, biscuit, kurma, jelli, dan lain-lain
(Harkness, 1989).
d. Vitamin
Vitamin merupakan bagian penting dari makanan dan
dibutuhkan untuk sintesis protein dan lemak, keduanya merupakan
komponen vital dari system enzim yang memetabolisasi obat.
Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa perubahan dalam level
vitamin, terutama defisiensi, menyebabkan perubahan dalam
kapasitas memetabolisasi obat. Contohnya :
1. Vit A dan vit B dengan antacid, menyebabkan penyerapan
vitamin berkurang.
2. Vit C dengan besi, akibatnya penyerapan besi meningkat.
3. Vit D dengan fenitoin (dilantin), akibatnya efek vit D
berkurang.
4. Vit E dengan besi, akibatnya aktivitas vit E
menurun.(Harkness, 1989)
e. Mineral
Mineral merupakan unsur logam dan bukan logam dalam
makanan untuk menjaga kesehatan yang baik. Unsur – unsure
yang telah terbukti mempengaruhi metabolisme obat ialah: besi,
kalium, kalsium, magnesium, zink, tembaga, selenium, dan
iodium. Makanan yang tidak mengandung magnesium juga secara
nyata mengurangi kandungan lisofosfatidilkolin, suatu efek yang
juga berhubungan dengan berkurangnya kapasitas memetabolisme
hati. Besi yang berlebih dalam makanan dapat juga menghambat
metabolisme obat. Kelebihan tembaga mempunyai efek yang sama
seperti defisiensi tembaga, yakni berkurangnya kemampuan untuk
memetabolisme obat dalam beberapa hal. Jadi ada level optimum
dalam tembaga yang ada pada makanan untuk memelihara
metabolism obat dalam tubuh (Gibson, 1991).
f. Ketersediaan Hayati
Penggunaan obat bersama makanan tidak hanya dapat
menyebabkan perlambatan absorpsi tetapi dapat pula
mempengaruhi jumlah yang diabsorpsi (ketersediaan hayati obat
bersangkutan). Penisilamin yang digunakan sebagai basis
terapeutika dalam menangani reumatik, jika digunakan segera
setelah makan, ketersediaan hayatinya jauh lebih kecil
dibandingkan jika tablet tersebut digunakan dalam keadaan
lambung kosong. Ini akibat adanya pengaruh laju pengosongan
lambung terhadap absorpsi obat (Gibson, 1991).

2.3 Efek samping obat dan pengaruhnya terhadap zat gizi


Pengaruh pada
Nama Obat Kelas dan Aksi Efek Samping
Zat Gizi
Atenolol Beta-blocker, diare, konstipasi, Awasi kadar
anti-adrenergic, mual, muntah, glukosa darah
Tenormin antiarrhythm hipoglikemia Waspadai tanda-
tanda
hipoglikemia,
penggantian
cairan dan
elektrolit dan
muntah
Bumetanide Diuretik Glinkobiloba Makanlah
dapat makanan tinggi k
Bumex Loop diuretic meningkatkan dan Mg.
tekanan darah, Hindari konsumsi
licolice licorice.
meningkatkan Waspda dengan
resiko suplemen Ca
hipokalamia.
Dapat
meningkatkan
glukosa darah,
asam urat,
kolesterol, LDL.
Ca dan trigliserida
dapat menurunkan
ekskresi ca urin
dan meningkatkan
ekskresi Mg, Na
dan K
Bupropion Antidepresan Mulut kering, Awasi berat
gangguan perut, badan, gunakan
Wellbutrin, Serotoin dan muntah, es atau permen
Zyban norepineprin kehilangan berat karet untuk mulut
reuptake inhibitor badan, konstipasi kering
Hindari alkohol
Calcitriol Vitamin D Meningkatkan Hindari
kadar Al, pengunaan
Calcijex, hiperkalsemia, antacide, hanya
Rocaltrol kolesterol, P dan bekerja jika
kadar Mg. asupan Ca cukup
Gangguan perut, Gunakan diet
muntah, mulut rendah phospat
kering, kostipasi, untuk pasien
rasa metal, haus, dialisis
menurunkan nafsu
makan, kehlangan
bert badan, feses
berminyak.
Captopril Antihipertensi Meningkatkan Hindari makanan
ACE inhibitor serum K, tinggi kalium,
menurunkan garam,
serum Na, mual, perhatikan
pusing, rasa metal hidrasi yang
dan luka dimulut cukup.
Cholestyramine Nile acid Menurunkan Campurkan
sequestrant serum K dan Ca, dengan 3 sampai
Questran, mengikat vitamin 6 oz cairan
Prevalite larut lemak, asam seperti jus, susu,
folat, betakaroten. dan air untuk
Konstipasi, mual, serbuk.
pusing, nyeri Mengiritasi
perut, indigestin, saluran
diare pencernaan.
Diminum
sebelum makan.
Minum vitamin
larut lemak
dalam bentuk
water miscible
atau suplemen
sebelum minum
obat ini.
Awasi zat-zat
gizi untuk
penggunaan
jangka panjang.
Diet tinggi serat
untuk konstipasi.
Ciprofloxacin Antibacterial Gangguan perut, Minum dengan 8
muntah, nyeri oz air. Pastikan
perut, indigen, asupan cairan
inflamasi yang yang cukup.
menyebabkan Asupan minum
diare. Al, Mg, Ca, dan elektrolit
FeSO dan Zn untuk muntah
diperkirakan akan dan diare.
membentuk Tidak diminum
komplek yang dengan susu dan
menghambat ciran lain yang
absorpsi obat mengandung Ca,
tetapi tidak perlu
menghindari
makanan yang
mengandung zat
tersebut
Citalopram Antidepresan Mual, muntah, Penambahan
diare, anorexia, asupan cairan dan
Celexa Selective mulut kering, elektrolit untuk
serotonin dispepsi. diare dan
reuptake Dapat muntah.
inhibitor meningkatkan Gunakan es atau
serum Na permen kret
untuk mulut
kering.
Hindari alkohol.
Clopidogrel Anti- platelet Gangguan perut, Posi makan kecil
nyeri perut, diare, tapi sering untuk
Plavix konstipasi. mencegah
Jahe dapat anorexia.
meningkatkan Tambah asupan
kemungkinan cairandan
pendarahan. elektrolit untuk
diare.
Penggunaan
jangka panjang
diperhatikan
untuk kepadatan
tulang.
Nifedipine Calcium channel Gangguan Hindari minum
blocker lambung, rasa jus angur atau
Adalat, panas dada, mual, makan anggur 1
nifedical, dan kostipasi jam sebelum atau
Procardia 2 jam setelah
minum obat
Orlistat Lipase inhibitor Sering kentut, Efek samping
feses berlemak, sementara. Awasi
Xenical mual, diare. kadar zat gizi.
Menurunkan
absorpsi vitamin
K dan E
Penicillin Antibiotik Gangguan saluran Seharusnya
pencernaan dimakan 1 jam
Membunuh atau termasuk diare sebelum atau 2
mencegah ringan, mual, dan jam setelah
pertumbuhan muntah. makan untuk
bakteria Beberapa memudahkan
mungkin absorpsi.
mengandung Na Penggantian
dan K tinggi cairan dan
elektrolit untuk
diare.
Waspadai jika
diet rendah Na.
Kelebihan
Amoxilin
mungkin
mengandung
fenilalanin.

Referensi : helmyati, Siti dkk. 2014. Interaksi Obat dan Makanan.


Yogyakarta : GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Suatu interaksi obat terjadi jika suatu obat mengubah efek obat yang
lainnya, termasuk di dalamnya adalah makanan. Makanan dan obat dapat
berinteraksi dalam banyak cara yang berbeda. Zat tertentu di dalam makanan
dapat memberikan efek berupa enzim. Salah satu cara yang paling umum
makanan mempengaruhi efek obat adalah dengan memetabolisme banyak
obat. Akibatnya kebutuhan akan zat gizi tertentu di dalam tubuh dapat
berubah dari kebutuhan biasanya agar mampu menstabilkan kondisi
seseorang.
Beberapa tipe individu mempunyai resiko terhadap interaksi obat dan
makanan. Individu – individu ini adalah orang dengan pemasukan gizi yang
tidak cukup atau terbatas, orang dengan kebutuhan gizi yang meningkat
akibat penyakit katabolic (contoh: kanker), baru dioperasi atau infeksi,
mereka yang mengalami gangguan kemampuan untuk mengabsorpsi,
memetabolisme atau mengekskresikan obat dan zat – zat gizi (contohnya
individu dengan penyakit gagal ginjal kronis, atau penyakit saluran
pencernaan, lanjut usia) dan individu yang memerlukan pengobatan jangka
panjang (contohnya individu dengan transplantasi organ, hipertensi, atau
artritis rheumatoid). (Moore, 1997).
DAFTAR PUSTAKA

DIREKTORAT BINA FARMASI KOMUNITAS DAN KLINIK DIREKTORAT


JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
DEPARTEMEN KESEHATAN RI.2005. Pharmaceutical Care Untuk
Penyakit Tuberkulosis

Masrizal.2007.Studi Literatur Anemia Zat Besi. Staf Pengajar Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat FK Unand

Moore, CM. 1994. Terapi Diet dan Nutrisi Edisi II. Perpustakaan Nasional :
Katalog Dalam Terbitan (KDT) : Jakarta.

Muttschler,Ernest, 1999, Dinamika Obat : Farmakologi dan Toksikologi, Penerbit


ITB: Bandung.

Wanamaker ,Boyce P., Kathy, Lockett Massey. (2009). Applied Pharmacology


for Veterinary Technicians, 4th Edition. Canada,USA: Saunders Elsevier.

Harkness Richard, diterjemahkan oleh Goeswin Agoes dan Mathilda


B.Widianto.(1989.).Interaksi obat. Bandung: Penerbit ITB.

Helmyati, Siti dkk. 2014. Interaksi Obat dan Makanan. Yogyakarta : GADJAH
MADA UNIVERSITY PRESS

Anda mungkin juga menyukai