Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI 1

INTERAKSI OBAT

Teori 5

Etika Sekar Mayang Sari (23175236A)

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA

2020
I. Interaksi farmakokinetik
A. Interaksi dalam absorbsi GI (Gastro Intestinal)
1. Interaksi langsung
Digoksin + antibiotika
Mekanisme : Peningkatan absropsi digoksin atau penurunan absropsi estrogen
dalam kontrasepsi oral yang digunakan secara bersamaan dengan antibiotika. Ini
terjadi karena adanya interaksi fisika atau kimia antar obat dlm lumen GI sebelum
absorbsi dapat mengganggu proses penyerapan obat (Umumnya abs obat akan
menurun) namun hal Ini dpt diatasi dgn mengatur jarak pemberian ke dua obat.
2. Interaksi pH
basa-basa lemah (ketokonazol, itrakonazol), asam lemah (glibenklamid, glipizid,
tolbutamid) + antasida, penghambat-H2, penghambat pompaproton
Mekanisme : Perubahan pH cairan gastrointestinal, misalnya peningkatan pH
karena adanya antasida, penghambat-H2, ataupun penghambat pompaproton akan
menurunkan absorpsi basa-basa lemah (ex: ketokonazol, itrakonazol) dan akan
meningkatkan absorpsi obat-obat asam lemah (ex: glibenklamid, glipizid,
tolbutamid). Peningkatan pH cairan gastrointestinal akan menurunkan absorpsi
antibiotika golongan selafosporin.
3. Perubahan waktu pengosongan lambung dan transit usus
Metoklopramid + paracetamol
Mekanisme : Metoklopramid yang mempercepat absropsi paracetamol, dimana
metokloopramid meningkatkan pengosongan usus, sehingga absorbs obat lain
meningkat.
4. Efek toksik pada saluran GI
asam mefanamat, neomisin, kolkhisin
Mekanisme : Terapi kronik dengan asam mefanamat, neomisin, kolkhisin
menimbulkan sindrom malabsorbsi yang menyebabkan absorbs obat lain terganggu
karena adanya interaksi secara fisika atau kimia antara obat dalam lumen saluran
cerna sebelum diabsropsi sehingga menganggu proses absropsi.
5. Mekanisme tidak diketahui
Fenobarbital + griseofulvin
Mekanisme : Ada beberapa obat mengurangi jumlah absorbs obat lain dengan
mekanisme yang tidak diketahui. Misalnya fenobarbital yang dapat menguranmgi
absorbs griseofulvin dalam saluran cerna
B. Interaksi absorpsi
penisilamin + antasida yang mengandung Al3+, Mg2+ dan preparat besi
Mekanisme : Interaksi penisilamin dan antasida yang mengandung Al3+, Mg2+ dan
preparat besi akan menyebabkan kurangnya absorbsi penisilamin karna adanya Interaksi
penisilamin dan antasida yang mengandung Al3+, Mg2+ dan preparat besi yang akan
menyebabkan pembentukan khelat peneislamin yang kurang larut yang nantinya akan
menyebabkan berkurangnya absorbsi penisilamin
C. Interaksi dalam distribusi
fenitoin + fenilbutazon
Mekanisme : Interaksi antara fenitoin dan fenilbutazon akan menyebabkan interaksi
obat berupa efek pendarahan. Ini terjadi karena adannya kompetisi obat untuk berikatan
dengan protein yang sama karena jumlah protein darah terbatas maka tergantung pada
kadar dan afinitas obat, kemudian ikatan obat fenitoin dengan protein dapat digeser oleh
obat fenilbutazon sehingga efek/toksisitas obat fenitoin naik. Jadi dapat dikatakan ikatan
obat dengan protein plasma tergantung dari sifat keasaman atau kebasaan obat tersebut.
D. Interaksi dalam metabolisme
nifedipin + jus buah anggur
Mekanisme : Interaksi nifedipin dan jus buah anggur akan menyebabkan kadar
nifedipine dalam darah tetap tinggi dan efeknya jauh lebih lama. Ini terjadi karena jus
buah anggur dapat menyebabkan terhambatnya kerja enzym sehingga kadar nifedipine
dalam darah tetap tinggi dan efeknya jauh lebih lama.
E. Interaksi dalam eksresi
fenilbutazon + indometasin
Mekanisme : fenilbutazon dan indometasin menghambat sekresi ke tubuli ginjal obat-
obat diuretik tiazid dan furosemid, sehingga efek diuretiknya menurun. Ini terjadi karena
Penghambatan sekresi ditubuli ginjal akibat kompetisi antara obat dan metabolit obat
untuk sistem transport yang sama, terutama system transport untuk obat bersifat asam
dan metabolit yang juga bersifat asam.
II. Interaksi farmakodinamik
A. Interaksi pada tingkat reseptor (antagonis pada reseptor)
β-bloker + agonis-β2
Mekanisme : interaksi antara β-bloker dengan agonis-β2 pada penderita asma, interaksi
antara penghambat reseptor dopamine (haloperidol, metoclo-pramid) dengan levodopa
pada pasien Parkinson.
B. Interaksi fisiologis (antagonis fisiologis) bekerja pada organ yang sama, reseptor
berbeda
sulfunilurea + β-bloker
Mekanisme : Interaksi antara obat anti diabetik contohnya sulfunilurea dengan β-bloker
akan menyebabkan efek kenaikan obat anti diabetik, karena Sulfunilurea merupakan
golongan obat antidiabetik oral yang dapat menurunkan kadar glukosa darah pada 85-
90% pasien diabetes melitus tipe-2, tetapi hanya efektif apabila sel-sel ß Langerhans
pankreas masih dapat memproduksi insulin.

C. Interaksi yang menyebabkan efek aditif


sedative, hypnotic dan opioid + ethanol
Mekanisme : interaksi antara pemberian sedative, hypnotic dan opioid, bersama dengan
konsumsi ethanol yang akan menyebabkan efek depresi SSP aditif . Interaksi aditif
adalah jumlah efek 2 obat. Kedua obat tersebut bisa bekerja pada reseptor yang sama atau
reseptor yang berbeda.
D. Interaksi yang menyebabkan sinergistik
sulfonamide + dihydrofolic acid
Mekanisme : Interaksi kombinasi antibiotik sulfonamide dengan dihydrofolic acid
reductase inhibitor berupa trimethoprim. efek Interaksi supra-aditif (sinergistik) terjadi
karena hasil interaksi lebih besar daripada jumlah kedua obat.
III.Interaksi obat dan makanan
1. Antibiotika
INH + keju dan berbagai jenis ikan (tuna, makarel, salmon) yang tidak segar
Mekanisme : Interaksi antara INH bersama makanan seperti keju dan berbagai jenis ikan
(tuna, makarel, salmon) yang tidak segar resiko toksisitas histamin (sakit kepala hebat,
gatal & kemerahan pada kulit, nyeri abdomen, takikardi, mata kabur, sesak nafas, diare,
muntah , dsb). Hal ini dapat terjadi karena makanan di atas kaya akan histidin, pada
penyimpanan diubah menjadi histamin oleh bakteri. Pada kondisi normal histamin
diuraikan di tubuh oleh histaminase, tapi pada peminum INH (suatu inhibitor enzim)
kemudian aktivitas enzim dihambat mengakibatkan kadar histamin tinggi
2. Antidepresan
Litium + diet rendah garam
Mekanisme : Interaksi antidepresan (ex : Litium) dengan diet rendah garam
meningkatkan resiko toksisitas Litium. Konsumsi garam berlebih mengurangi efektivitas
obat. MAO Inhibitor makanan kaya tiramin (keju tua, daging olahan, anggur, bir, dll)
menyebabkan resiko krisis hipertensi. Trisiklik pada beberapa makanan terutama daging,
ikan dan makanan kaya vit C akan menurunkan absorpsi obat.
3. Obat kardiovaskular
Digitalis + susu dan makanan berserat tinggi
Mekanisme : Interaksi obat kardiovaskular (ex : Digitalis) dan susu dan makanan
berserat tinggi. Ini harus dihindari diminum bersama susu dan makanan berserat tinggi
karena akan mengurangi absorpsi obat & meningkatkan terbuangnya K.
4. Obat asma
Pseudoefedrin kafein
Mekanisme : Obat asma (ex : Pseudoefedrin) dan kafein. Pada saat penggunaan obat
asma harus menghindari kafein karena akan meningkatkan cemas dan nervous.

5. Penghilang rasa sakit (analgesik)


Aspirin, NSAID + konsumsi sesudah makan makanan
Mekanisme : Interaksi aspirin dan Obat NSAID karena konsumsi makanan terlebih
dahulu untuk mencegah iritasi saluran cerna. Hindari alcohol karena dapat meningkatkan
resiko pendarahan. Penggunaan yang sering dari obat golongan ini dapat menurunkan
absorbsi folat dan vit C
6. Anti koagulan
Tetrasiklin + vitamin K (brokoli, kobis, kacang hijau, selada, hati sapi, bayam, dsb)
Mekanisme : Interaksi Tetrasiklin dengan makanan yang kaya vitamin K (brokoli, kobis,
kacang hijau, selada, hati sapi, bayam, dsb) karena antikoagulan oral berkompetisi
dengan suplai normal vit.K untuk mengurangi sintesis faktor pembekuan darah oleh hati.
Jika asupan vit K tinggi menjadi sintesis faktor pembekuan normal, penurunan efek
antikoagulan dengan meningkatkan dosis antikoagulan atau kurangi asupan vit K
7. Hormon
Kontrasepsi oral + makanan asin
Mekanisme : Interaksi kontrasepsi oral dengan Makanan asin karna dapat meningkatkan
retensi cairan tubuh. Obat ini mengurangi absorpsi asam folat, vit. B6 dan zat gizi lain.
Konsumsi makanan dengan kadar zat-zat ini yang cukup tinggi untuk menghindari
defisiensi.

Daftar Pustaka

https://reference.medscape.com/drug-interactionchecker

Stockley's Drug Interactions. Claire L. 2016

Anda mungkin juga menyukai