Anda di halaman 1dari 29

“PENCEGAHAN INTERAKSI OBAT MAKANAN

DAN PEMBERIAN KIE”

Nurul Hayatul Hasnah 1805025279


Cut Meutia Meuraxa 1805025284
Rifki Khoerotul Laili 1805025079
01
Interaksi obat dan
makanan
DEFINISI Interaksi obat
Interaksi obat adalah kejadian di mana suatu zat yang
mempengaruhi aktivitas obat. Efek-efeknya dapat meningkatkan atau
mengurangi aktivitas, atau menghasilkan efek baru yang tidak dimiliki
sebelumnya. Biasanya yang terpikir oleh kita adalah antara satu obat
dengan obat yang lainnya.
Tetapi, interaksi bisa saja terjadi antara obat dengan makanan,
obat dengan herbal, obat dengan mikronutrien, dan obat injeksi dengan
kandungan infus. Interaksi obat dapat ditimbulkan oleh berbagai proses,
antara lain perubahan dalam farmakokinetika obat tersebut, seperti
absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eksresi (ADME) obat.
DEFINISI Makanan
Makanan adalah bahan, yang biasanya berasal dari hewan atau
tumbuhan, dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan
nutrisi. Cairan dipakai untuk maksud ini sering disebut minuman, tetapi
kata ‘makanan’ juga bisa dipakai. Istilah ini kadang-kadang dipakai
dengan kiasan, seperti “makanan untuk pemikiran”.
Kecukupan makanan dapat dinilai dengan status gizi secara
antropometri. Makanan yang dibutuhkan manusia biasanya dibuat
melalui bertani, berkebun ataupun beternak yang meliputi sumber hewan
dan tumbuhan. Beberapa orang menolak untuk memakan makanan dari
hewan seperti, daging, telur dan lain-lain. Mereka yang tidak suka
memakan daging dan sejenisnya disebut vegetarian yaitu orang yang
hanya memakan sayuran sebagai makanan pokok mereka
DEFInisi interaksi obat dan makanan

Interaksi antara obat dengan kebutuhan gizi dapat berdampak pada berbagai macam hal.
Misalnya penggunaan obat tertentu, maka akan mengurangi nutrisi dalam tubuh
sehingga regulasi tubuh akan menurun, atau dengan mengkonsumsi nutrisi tertentu akan
meningkatkan efek suatu obat lain sehingga dapat menimbulkan efek yang berbahaya
(Sinergisme). Pemberian obat-obatan merupakan bagian dari terapi medis terhadap
pasien. Ketika dikonsumsi, obat dapat mempengaruhi status gizi seseorang dengan
mempengaruhi makanan yang masuk (interaksi obat-makanan). Hal sebaliknya juga
dapat terjadi, makanan yang masuk juga dapat mempengaruhi kerja beberapa obat-
obatan (interaksi obat-makanan).
Interaksi obat
Dua atau lebih obat yang diberikan pada waktu bersamaan
dapat memberikan efek masing-masing atau saling berinteraksi.
Interaksi tersebut dapat bersifat potensiasi atau antagonis satu obat oleh
obat lainnya, atau kadang dapat memberikan efek yang lain. Interaksi
obat yang merugikan sebaiknya dilaporkan kepada Badan/Balai/Balai
Besar POM seperti halnya dengan reaksi obat merugikan lainnya.
Interaksi obat dapat bersifat farmakodinamik atau farmakokinetik.
Interaksi Farmakodinamik

Interaksi farmakodinamik adalah interaksi antara obat-obat yang mempunyai efek


farmakologi atau efek samping yang serupa atau yang berlawanan. Interaksi ini
dapat disebabkan karena kompetisi pada reseptor yang sama, atau terjadi antara
obat-obat yang bekerja pada sistem fisiologik yang sama. Interaksi ini biasanya
dapat diperkirakan berdasarkan sifat farmakologi obat-obat yang berinteraksi.
Pada umumnya, interaksi yang terjadi dengan suatu obat akan terjadi juga dengan
obat sejenisnya. Interaksi ini terjadi dengan intensitas yang berbeda pada
kebanyakan pasien yang mendapat obat-obat yang saling berinteraksi.
Interaksi Farmakokinetik

Yaitu interaksi yang terjadi apabila satu obat mengubah absorpsi,


distribusi, metabolisme, atau ekskresi obat lain. Dengan demikian interaksi ini
meningkatkan atau mengurangi jumlah obat yang tersedia (dalam tubuh) untuk
dapat menimbulkan efek farmakologinya. Tidak mudah untuk memperkirakan
interaksi jenis ini dan banyak diantaranya hanya mempengaruhi pada sebagian
kecil pasien yang mendapat kombinasi obat-obat tersebut. Interaksi
farmakokinetik yang terjadi pada satu obat belum tentu akan terjadi pula dengan
obat lain yang satu jenis, kecuali jika memiliki sifat-sifat farmakokinetik yang
sama.
Interaksi farmakokinetik dapat digolongkan menjadi beberapa
kelompok :

Mempengaruhi Mempengaruhi
Absorpsi metabolisme

1 2 3 4

Menyebabkan Mempengaruhi
perubahan pada ikatan ekskresi ginjal
protein
Risiko bahaya interaksi obat

Banyak interaksi obat tidak berbahaya tetapi banyak juga interaksi yang
potensial berbahaya hanya terjadi pada sebagian kecil pasien. Terlebih, derajat
keparahan suatu interaksi bervariasi dari satu pasien ke pasien lain. Obat-obat
dengan indeks terapi sempit (misalnya fenitoin) dan obat-obat yang memerlukan
kontrol dosis yang ketat (antikoagulan, antihipertensi dan antidiabetes) adalah obat-
obat yang paling sering terlibat. Pasien dengan peningkatan risiko mengalami
interaksi obat adalah lansia dan orang-orang dengan gagal ginjal atau hati.
Penyebab terjadinya interaksi obat dan makanan

1 2 3
Perubahan motilitas lambung dan usus, Perubahan pH, sekresi asam Perubahan suplai darah di daerah
terutama kecepatan pengosongan serta produksi empedu splanchnicus dan di mukosa
lambung dari saat masuknya
saluran cerna
makanan

4 5 6

Dipengaruhinya absorpsi obat Dipengaruhinya proses Perubahan biotransformasi dan


oleh proses adsorpsi dan transport aktif obat oleh eliminasi
pembentukan kompleks makanan
Pencegahan interaksi obat dan makanan

1) Baca label dengan teliti


2) Konsultasikan dengan dokter/apoteker
3) Jangan mencampur obat dengan makanan
4) Baca semua aturan pakai, peringatan dan pencegahan interaksi obat yang tercantum dalam label
dan kemasan
5) Jangan membuka cangkang kapsul kecuali atas petunjuk dokter
6) Minum obat dengan air mineral, jangan air panas dan minuman berasa
7) Jangan konsumsi bersamaan dengan suplemen vitamin
8) Beritahukan dokter/apoteker semua jenis obat dan vitamin yang sedang dikonsumsi.
Contoh interaksi obat dan makanan

1) Paracetamol+alcohol; kerusakan hati dan perdarahan saluran 8) Antibiotik tetrasilin+susu atau jeruk; Ca dalam susu
cerna menyebabkan senyawa khealat sehingga
menghambat absorpsi efek terapetik antibiotik, dan
2) Obat asma (teofilin) dan makanan tinggi lemak; meningkatkan keasaman jeruk menurunkan efek terapetik obat.
kadar obat dalam darah (efek samping makin tinggi)
9) Antibiotik fluorokuinolon+Fe dalam bayam/daging;
3) Warfarin+bawang dan makanan vitamin E dan K; vitamin E dan menurunkan kinerja efek terapetik antibiotic.
K mencegah pembekuan darah (efek samping pengenceran darah
berlebih yang akan berakibat pada perdarahan hebat) 10) Metifenidat+kopi; meningkatkan denyut jantung,
timbul rasa cemas, dan tidur terganggu.
4) Obat statin+grapefruit; meningkatkan jumlah obat statin dalam
darah (efek samping besar) 11) Antasida+ Vit A dan B; menurunkan absorpsi
vitamin
5) Obat calcium channel bloker+grapefruit; jeruk menganggu
pemecahan obat tersebut (Tekanan darah menjadi lebih tinggi) 12) Obat mengandung Fe+teh; tannin dalam the
menghambat absorpsi obat.
6) Jeruk+antacid; meningkatkan absorpsi Alumunium 13) Obat laksatif+susu; Ph basa dalam susu
meningkatkan efek laksatif.
7) Obat digoxin+oatmeal; serat tinggi menurunkan absorpsi obat
02 KIE
(Komunikasi, Informasi dan edukasi)
DEFINISI
• Komunikasi adalah penyampaian pesan secara langsung atau tidak langsung melalui
saluran komunikasi kepada penerima pesan untuk mendapatkan tanggapan (respon)
diperoleh karena terjadi penyampaian pesan yang dimengerti oleh masing-masing pihak.

• Informasi adalah keterangan, gagasan maupun kenyataan yang perlu diketagui masyrakat
(pesan yang disamapaikan) dan dimanfaatkan seperlunya.

• Edukasi adalah suatu kegiatan yang mendorong terjadinya penambahan pengetahuan,


perubahan sikap, prilaku dan ketrampilan seseorang/kelompok secara wajar.
DEFINISI KIE
KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) adalah suatu proses diskusi antara
apoteker dan pasien/keluarga pasien yang dilakukan secara sistematis, untuk
memberikan kesempatan kepada pasien/keluarga pasien mengeksplorasikan diri
dan membantu meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran sehingga
pasien/keluarga pasien memperoleh keyakinan akan kemampuannya dalam
penggunaan obat yang benar termasuk swamedikasi. Dilihat ebih jauh layanan KIE
juga dapat diberikan dalam bentuk penyuluhan tentang obat bagi masyarakat
umum.
Tujuan KIE

1) Menambah pengetahuan dan wawasan terkait obat, mengubah sikap dan perilaku terhadap kepatuhan obat
dan penggunaan obat dengan benar.
2) Mencegah bahaya resistensi dan kemungkinan bahaya yang tidak diharapkan
3) Meningkatkan keberhasilan terapi obat dan memaksimalkan efek terapetik obat.
4) Mencegah terjadinya kesalahan dalam membaca dosis obat dan lainnya.
5) Pasien mendapatkan penjelasan tambahan mengenai penyakitnya
6) Meningkatkan hubungan/relasi kepercayaan antara apoteker dan pasien,
7) menunjukkan kepedulian terhadap pasien,
8) membantu pasien untuk mengatur dan terbiasa dengan penggunaan obat utnuk terapi penyakitnya,
Jenis-jenis kie

KIE Individu KIE Massa

1 2 3

KIE Kelompok
Penentuan prioritas pemberian KIE

1) Pasien kondisi khusus (pendiatri, geriatri, gangguan fungsi hati dan/atau ginjal, ibu hamil dan menyusui.
2) Pasien dengan terapi jangka Panjang/penyakit kronis (misalnya : TB, DM, AIDS, epilepsi).
3) Pasien yang menggunakan obat dengan instruksi khusus (penggunaan kortikosteroid dengan tappering
down/off).
4) Pasien yang menggunakan obat dengan indeks terapi sempit (digoksin, fenitoin, teofilin).
5) Pasien dengan polifarmasi : pasien memnerima beberapa obat untuk indikasi penyakit yang sama. Dalam
kelompok ini juga termasuk pemberian dari satu obat untuk penyakit yang diketahui dapat disembuhkan
dengan satu jenis obat.
6) Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah
Proses Pelaksanaan KIE

1) Saluran, Sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan KIE


2) Pesan, informasi yang disampaikan
3) Penerima, ada audiens atau kelompok masyarakat yang mendapatkan informasi
4) Gangguan, hambatan dalam penyampaian informasi/pesan
5) Pengirim, pihak yang memberikan informasi/komunkator
6) Umpan balik, ada respon atau tanggapan balik dari masyarakat tentang informasi
yang disampaikan.
Langkah-langkah KIE

1) Mempertajam analisa sasaran, difokuskan pada sasaran yang akan mendapatkan informasi (apakah kelompok anak,
kelompok orang tua, guru, masyarakat, atau aparat desa, dll)
2) Penetapan Strategi, cara yang tepat dalam penyampaian pesan
3) Memperbesar arus komunikasi, mengefektifkan semua jenis media KIE untuk memperbesar arus komunikasi ke
semua pihak
4) Penyusunan Isi Pesan, menyusun materi dan isi terkait pesan yang akan disampaikan
5) Desain Media, merancang media yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sasaran dengan memilih
penentuan gambar, cover serta memperhatikan estetika yang bisa menarik perhatian masyarakat
6) Pelaksanaan KIE, KIE yang sudah disusun dan didesain dengan tepat didistribusikan ke kelompok masyarakat
sasaran.
7) Evaluasi, melihat/mengamati, menilai kembali bahan KIE yang sudah dihasilkan dan yang sudah didistribusikan.
Sejauh mana memberi manfaat bagi masyarakat serta berdampak pada perubahan sikap dan perilaku pada
masyarakat.
Prinsip pelaksanaan KIE

JELAS LENGKAP SINGKAT/SEDERHA


NA

BENAR/TEPAT SOPAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi KIE

Faktor Faktor
penunjang penghambat
Prosedur Pelayanan Konseling obat
Tahapan Kegiatan Konseling

1) Membuka komunikasi antar apoteker dengan pasien


- Apoteker mengucapkan salam, berjabat tanan dengan pasien
- Apoteker memperkenalkan diri
- Apoteker menanyakan apakah yang datang pasien sendiri atau didampingi oleh pihak keluarga
- Apoteker menanyakan apakah pasien mempunyai waktu untuk konseling
- Apoteker mengecek identitas pasien dan obat yang diresepkan dokter
2) Menilai pemahaman pasien tentang penggunaan obat melalui three prime questions

- Apoteker menanyakan apa yang disampaikan dokter tentang obat yang diresepkan

- Apoteker menanyakan penjelasan yang disampaikan oleh dokter tentang cara pemakaian obat yang diresepkan

- Apoteker menanyakan penjelasan yang disampaikan oleh dokter tentan hasi yang diharapkan setelah menerima terapi obat
tersebut
Lanjutan..

3) Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada pasien untuk mengeksplorasi masalah pengunaan
obat.dengarkan penjelasan pasien dengan baik dan cermati

4) Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah penggunaan obat

- Apoteker menanyakan kepada pasien ada atau tidaknya alergi suatu obat.

- Apoteker menjelaskan kepada pasien nama obat,indikasi cara pemakaian.

- Apoteker menjelaskan kepada pasien tentang dosis frekuensi dan cara pemakaian

- Apoteker menyarankan jadwal minum obat yang disesuaikan dengan kegiatan harian.pasien, dan menanyakan apakah pasien
kesulitan mengikuti jadwal tersebut

- Apoteker menjelaskan tindakan yang perlu dilakukan jika lupa minum obat

- Apoteker menjelaskan kemungkinan interaksi obat, atau makanan dan cara mengatasinya.
Lanjutan..

- Apoteker menjelaskan efek samping dan cara menanggulangi efek sampingnya

- Apoteker menjelaskan hal-hal yang perlu dihindari selama minum obat

- Apoteker menjelaskan cara penyimpanan yang benar.

5) Melakukan verifikasi akhir untuk memastikan pemahaman pasien

- Memastikan pasien memahami semua informaasi yang diberikan dengan meminta pasien mengulang Kembali.

- Apoteker mendokumentasikan konseling dengan meminta tanda tangan pasien sebagai bukti bahwa pasien
memahami informasi yang diberikan dalam konseling dengan mengacu pada formulir 7 yang terlampir pada
permenkes No.73 tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di apotek.

6) Mengakhiri konseling

- Apoteker mengucapkan terima kasih kepada pasien atas waktu yang sudah diberikan untuk konseling

- Apoteker mengucapkan salam, berjabat tangan dengan pasien dan mengucapkan semoga lekas sembuh
Kesimpulan
• Interaksi antara obat dengan kebutuhan gizi dapat berdampak pada berbagai macam hal. Misalnya penggunaan obat tertentu, maka akan mengurangi nutrisi
dalam tubuh sehingga regulasi tubuh akan menurun, atau dengan mengkonsumsi nutrisi tertentu akan meningkatkan efek suatu obat lain sehingga dapat
menimbulkan efek yang berbahaya (Sinergisme). Pemberian obat-obatan merupakan bagian dari terapi medis terhadap pasien. Ketika dikonsumsi, obat
dapat mempengaruhi status gizi seseorang dengan mempengaruhi makanan yang masuk (interaksi obat-makanan). Hal sebaliknya juga dapat terjadi,
makanan yang masuk juga dapat mempengaruhi kerja beberapa obat-obatan (interaksi obat-makanan).
• KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) adalah suatu proses diskusi antara apoteker dan pasien/keluarga pasien yang dilakukan secara sistematis, untuk
memberikan kesempatan kepada pasien/keluarga pasien mengeksplorasikan diri dan membantu meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran
sehingga pasien/keluarga pasien memperoleh keyakinan akan kemampuannya dalam penggunaan obat yang benar termasuk swamedikasi. Dilihat ebih jauh
layanan KIE juga dapat diberikan dalam bentuk penyuluhan tentang obat bagi masyarakat umum.

Saran
Pengetahuan terkait ilmu farmakologi sangat penting untuk kita salah satunya mengetahui hubungan interaksi obat dan
makanan serta pemberian KIE kepada pasien. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman yang mendalam mengenai

materi sehingga mudah dimengerti yang dibahas di dalam makalah.

1.
THANK YOU !

Anda mungkin juga menyukai