DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 8
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang karena atas karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah
Farmakologi yang berjudul “Interaksi Antara Obat dan Makanan” ini dengan lancar.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Devieka Rhama Dhanny, M.K.M.
selaku dosen mata kuliah Farmakologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan.
Kami menyadari, bahwa selama proses pembuatan Makalah ini masih jauh dari
kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih
baik lagi di masa mendatang. Semoga Makalah Farmakologi ini bisa menambah
wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu
pengetahuan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Permasalahan ........................................................... 1
1.3 Tujuan....................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 2
A. Pengertian .................................................................... 2
B. Mekanisme Interaksi Obat ...................................................... 2
a. Interaksi Secara Farmakokinetik .......................................... 3
b. Interaksi Secara Farmakodinamik ....................................... 5
C. Faktor-faktor Yang Mempengarui Tingkat Interaksi Obat .......... 5
D. Fase-fase Dalam Interaksi Obat dan Makanan ............................ 5
E. Interaksi Yang Menurunkan Sistem Pencernaan ......................... 7
BAB III PENUTUP…………………............................................................ 9
5.1 Kesimpulan ……...................................................................... 9
5.2 Saran ……… ………………………………………………. 9
DAFTAR PUSTAKA …………………......................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Interaksi obat adalah salah satu tipe dari permasalahan yang terkait dengan
obat (Alfiar, 2016). Interaksi obat merupakan suatu kejadian dimana efek terapi dari
suatu obat dapat dipengaruhi oleh obat lain, sediaan herbal, makanan, minuman, atau
perubahan kimia fisika dari lingkungan (Baxter, 2008). Secara umum interkasi obat
ini harus dihindari karena kemungkinan hasil yang buruk atau tidak terduga. Interaksi
obat tidak hanya terjadi antar obat, namun bisa terjadi anatar makanan tetapi banyak
orang yang meremehkan terhadap hal ini, padahal hal ini harus diperhatikan karna ada
beberapa makanan yang mampu meningkatkan kinerja obat, namun ada juga yang
dapat menurunkan kerja obat dalam tubuh bahkan dapat meningkatkan toksisitas
dalam tubuh. Interaksi obat dan makanan adalah interaksi dari hubungan fisik, kimia,
fisiologi, atau patofisiologi antara obat dengan nutrien, bermacam-macam nutrien,
makanan secara umum, atau status nutrisi (Boulatta, 2010). Interaksi tersebut
dikatakan bermakna secara klinis jika interaksi tersebut menyebabkan perubahan
respon farmakoterapi atau memengaruhi status nutrisi. Konsekuensi klinis dari
interaksi tersebut berhubungan dengan perubahan dalam disposisi dan efek obat atau
nutrien. Disposisi yang dimaksudkan adalah absorpsi, distribusi, dan eliminasi obat
atau nutrien yang melibatkan transporter fisiologis dan enzim metabolisme. Oleh
karna itu sangat perlu diketahui dan dipahami dengan benar hal tentang interkasi obat
dengan makanan agar dapat keserasian antara obat dan makanan serta dapat
meningkatkan Kesehatan masyarakat kedepannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang dibuat adalah sebagai
berikut:
1. Apa itu interaksi obat?
2. Apa itu interaksi obat dengan makanan?
3. Bagaimana mekanisme interaksi obat – makanan?
4. Fase apa saja yang terjadi dalam interaksi obat dengan makanan?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang diambl adalah sebgai berikut:
1. Mengetahui dan memahami interaksi obat?
2. Mengetahui dan memahami interaksi obat dengan makanan?
3. Mengetahui dan memahami mekanisme interaksi obat – makanan?
4. Mengetahui Fase yang terjadi dalam interaksi obat dengan makanan?
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Interkasi adalah Tindakan yang terjadi apabila dua objek atau lebih berakis
atau memberikan efek satu sama lain (Amellita et al., 2019). Interaksi obat adalah
salah satu tipe dari permasalahan yang terkait dengan obat (Alfiar, 2016). Interaksi
obat merupakan suatu kejadian dimana efek terapi dari suatu obat dapat dipengaruhi
oleh obat lain, sediaan herbal, makanan, minuman, atau perubahan kimia fisika dari
lingkungan (Baxter, 2008).
Interaksi obat secara klinis sangat penting bila berakibat peninggkatan
toksisitas/pengurangan efektifitas obat. Jadi perlu diperhatikan terutama bila
mnyangukut obat dengan batas kemanan yang sempit, misalnya glikosida jantung,
antikoagulan, dan obat-obat sitostatik.
Interaksi obat dengan makanan adalah adanya efek toksik atau efek yang tidak
diinginkan dari suatu obat atau penurunan efektivitas obat karena adanya
percampuran dengan zat yang ada dalam makanan (Nuryati, 2017). Nutrien dan obat-
obatan memiliki beberapa karakteristik yang serupa, misalnya memiliki tempat yang
serupa untuk absorbsinya di usus halus, memiliki kemampuan untuk mengubah proses
fisiologis dan kapasitas untuk menyebabkan toksisitas pada dosis tinggi.
Perlu di ingat tidak semua obat berinteraksi dengan makanan. Namun, banyak
obat-obatan yang dipengaruhi oleh makanan tertentu dan waktu Anda memakannya.
Berikut adalah beberapa contohnya.
1) Jus jeruk menghambat enzim yang terlibat dalam metabolisme obat sehingga
mengintensifkan pengaruh obat-obatan tertentu. Peningkatan pengaruh obat
mungkin kelihatannya baik, padahal tidak. Jika obat diserap lebih dari yang
diharapkan, obat tersebut akan memiliki efek berlebihan. Misalnya, obat untuk
membantu mengurangi tekanan darah bisa menurunkan tekanan darah terlalu
jauh. Konsumsi jus jeruk pada saat yang sama dengan obat penurun kolesterol
juga meningkatkan penyerapan bahan aktifnya dan menyebabkan kerusakan
otot yang parah. Jeruk yang dimakan secara bersamaan dengan obat anti-
inflamasi atau aspirin juga dapat memicu rasa panas dan asam di perut.
2) Kalsium atau makanan yang mengandung kalsium, seperti susu dan produk
susu lainnya dapat mengurangi penyerapan tetrasiklin. Farmakologi 106
3) Makanan yang kaya vitamin K (kubis, brokoli, bayam, alpukat, selada) harus
dibatasi konsumsinya jika sedang mendapatkan terapi antikoagulan (misalnya
warfarin), untuk mengencerkan darah. Sayuran itu mengurangi efektivitas
pengobatan dan meningkatkan risiko trombosis (pembekuan darah).
4) Kafein meningkatkan risiko overdosis antibiotik tertentu (enoxacin,
ciprofloxacin, norfloksasin). Untuk menghindari keluhan palpitasi, tremor,
berkeringat atau halusinasi, yang terbaik adalah menghindari minum kopi, teh
atau soda pada masa pengobatan.
B. Mekanisme Interaksi obat
Tipe interaksi antara obat dan makanan ada dua yaitu interaksi makanan
terhadap obat dan interaksi obat terhadap makanan. Interaksi makanan dengan obat
terjadi jika makanan berada bersama dengan obat dalam saluran pencernaan sehingga
memberikan pengaruh terhadap bioavailabilitas, farmakokinetik, farmakodinamik,
serta efikasi terapi obat yang digunakan. Sedangkan Interaksi obat terhadap makanan
terjadi karena penggunaan obat berpengaruh secara signifikan pada metabolisme dan
bioavailabilitas makanan atau nutrisi dalam tubuh dan mengubah persepsi rasa
2
3
1. Fase Farmasetik
Fase farmasetik merupakan fase pertama dari kerja obat. Dalam saluran
gastrointestinal, obat-obat perlu dilarutkan agar dapat diabsorbsi. Obat dalam
bentuk kecil supaya dapat larut ke dalam cairan. Oleh karena itu, untuk melihat
adanya efek bentuk padat (tablet atau pil) harus didisintegrasi menjadi partikel-
partikel kecil supaya dapat larut ke dalam cairan. Oleh karena itu, untuk melihat
adanya efek toksik atau efek yang tidak diinginkan dari suatu obat atau
penurunan efektivitas obat karena adanya percampuran dengan zat yang ada
dalam makanan. Contoh: Saquinavir yaitu inhibitor protease pada pengobatan
HIV dipengaruhi oleh pH lambung. Bioavailibilitasnya meningkat akibat
solubilisasi yang di induksi oleh perubahan pH lambung. Maka, Keasaman
makanan dapat mengubah efektifitas dan solubilitas obat tertentu (Nuryati, 2017).
2. Fase Farmakokinetik
Farmakokinetik adalah proses pergerakan obat untuk mencapai kerja obat. Fase
ini meliputi: Absorpsi, distribusi, metabolisme (atau biotransformasi), dan
ekskresi (atau eliminasi). Interaksi obat dan makanan banyak terjadi di tahap
Absopsi, karena beberapa makanan mengandung zat gizi tertentu yang dapat
meningkatkan atau menurunkan penyerapan obat serta mengubah bioavailibilitas
obat. Kecepatan pengosongan lambung dapat mengubah bioavailibilitas obat.
Makanan yang mengandung serat dan lemak tinggi diketahui dapat menunda
waktu pengosongan lambung (Nuryati, 2017).
Berikut contoh Interaksi obat dan makanan:
Jenis Obat Aturan minum Mekanisme
Obat Analgesik dan Obat ini baik diberikan Karena makanan akan memperlambat
Obat anti alergi seperi dalam keadaan perut penyerapan obat. Jangan minum alkohol
(Cetiridin, loratadin, kosong. Penyerapan dan bila sedang mengkonsumsi obat ini karena
CTM) efeknya juga dapat dapat berdampak terhadap kerusakan hati
diperlambat oleh atau pendarahan pada saluran cerna
pemberian bersamaan
dengan pectin.
NSAID (Ibuprofen, Sebaiknya dikonsumsi Karena obat tersebut dapat menyebabkan
naproxen, ketoprofen dengan makanan atau susu iritasi pada lambung.
dll)
3. Fase Farmakodinamik
Fase farmakodinamik merupakan respon fisiologis dan psikologis terhadap obat.
Obat dapat memproduksi efek yang diinginkan dan tidak diinginkan. Contoh: Aspirin
dapat menyebabkan defisiensi asam folat jika diberikan dalam jangka waktu lama.
Obat diminum bersamaan dengan makanan atau tanpa makanan dapat
menyebabkan interaksi yang bermacam-macam dan obat dapat terikat pada komponen
makanan, sehingga makanan akan mempengaruhi waktu transit obat pada usus dan
makanan dapat meningkatkan aliran empedu yang mampu meningkatkan absorbs
beberapa obat yang larut lemak (Nuryati, 2017).
E. Interaksi Obat dan makanan yang dapat menurunkan kinerja system
pencernaan.
Interaksi obat dan makanan dapat meliputi interaksi obat yang menyebabkan
penurunan nafsu makanan, menganggu pengecapan dan mengganggu saluran
pencernaan.
10
1.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Interaksi obat dengan makanan adalah adanya efek toksik atau efek yang tidak
diinginkan dari suatu obat atau penurunan efektivitas obat karena adanya
percampuran dengan zat yang ada dalam makanan (Nuryati, 2017). Nutrien
dan obat-obatan memiliki beberapa karakteristik yang serupa, misalnya
memiliki tempat yang serupa untuk absorbsinya di usus halus, memiliki
kemampuan untuk mengubah proses fisiologis dan kapasitas untuk
menyebabkan toksisitas pada dosis tinggi. Obat diminum bersamaan dengan
makanan atau tanpa makanan dapat menyebabkan interaksi yang bermacam-
macam dan obat dapat terikat pada komponen makanan, sehingga makanan
akan mempengaruhi waktu transit obat pada usus dan makanan dapat
meningkatkan aliran empedu yang mampu meningkatkan absorbs beberapa
obat yang larut lemak.
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, dan diperlukan penelitian lebih lanjut. Maka dari itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun untuk
hasil yang lebih baik dari makalah ini
DAFTAR PUSTAKA
Alfiar, I. (2016). View of Gambaran Potensi Interaksi Obat dengan Makanan pada Pasien
Hepar yang Dirawat di Sebuah Rumah Sakit di Kota Tasikmalaya. View of Gambaran
Potensi Interaksi Obat Dengan Makanan Pada Pasien Hepar Yang Dirawat Di Sebuah
Rumah Sakit Di Kota Tasikmalaya, 2(interaksi obat dan makanan), 47.
Amellita, D. W. I. S., Kedokteran, P. S., Kedokteran, F., Islam, U., & Syarif, N. (2019).
Jalan Di Puskesmas Rengas Kota Tangerang Selatan Pada Bulan Januari – Maret
2019.
Baxter, K. (2008). Stockley ’ s Drug Interactions. In Of, A. (n.d.). No Title.
Boulatta, J. (2010). HANDBOOK OF DRUG-NUTRIENT INTERACTIONS.
Fajarwati, Y., Profesi, P., Fakultas, A., & Universitas, F. (n.d.). Interaksi obat dengan
makanan. Interaksi Obat Dengan Makanan.
Nuryati. (2017). FARMAKOLOGI-RMIK_FINAL_SC_26_10_2017.
13