Anda di halaman 1dari 5

Lesi hipopigmentasi tercatat pada 83 pasien (44,38%) dari penelitian.

Lesi hiperpigmentasi pada


59 pasien (31,55%) dan tipe campuran terlihat pada 45 pasien (24,06%) [Tabel 4]. Penyakit
komorbiditas tercatat pada 34/187 (18,18%) pasien dari penelitian ini. Di antara mereka, 12/34
adalah penderita diabetes mellitus (35,29%), gangguan ginjal sebanyak 8/34 (23,52%), pasien
pengguna steroid untuk berbagai penyakit sistemik sebanyak 7 (20,58%), pasien dengan
keganasan sebanyak 3 (08,82%) dan penyakit imunosupresif sebanyak 4 (11,76%) [Tabel 5].

DISKUSI
Penelitian ini adalah studi prospektif berbasis rumah sakit dengan pasien dari semua lapisan
masyarakat dan profesi termasuk siswa. Para buruh dan tani adalah dari desa tetangga.
Kelompok usia 20-40 tahun adalah yang paling sering terkena yaitu 42,24% pasien. Secara
keseluruhan usia rata-rata yang diamati adalah 31,65 ± 5,25. Ini diikuti oleh kelompok usia 40-
60 tahun. Kaur dkk. dalam studi mereka juga mengamati temuan serupa dengan usia rata-rata
30,25 ± 1,85, tidak seperti Krishnan dan Thapa yang menemukan usia 15-29 tahun menjadi
kelompok usia paling umum yang menunjukkan puncak infeksi berkaitan dengan produksi
sebum dan pengaruh hormonal. Durasi rata-rata penyakit di penelitian ini adalah 4,30 ± 1,20
tahun. Banerjee telah melaporkan bahwa durasi penyakit pada 28,75% dari pasien adalah antara
1 dan 20 tahun. Dalam penelitian ini, pasien pria lebih banyak dari pada pasien wanita. Ini sama
dengan pengamatan yang dilakukan oleh Ghosh et al. Krishnan dan Thapa dan Rao et al. yang
menjelaskan keterlibatan laki-laki dalam kegiatan di luar ruang dengan paparan suhu tinggi
yang maksimal dan kelembaban. Namun, Kaur dkk. mengamati dalam studi mereka bahwa
predileksi untuk pityriasis versicolor pada kedua jenis kelamin adalah sama. Sementara Nikpoor
dan Leppard menunjukkan kejadian infeksi ini lebih tinggi pada wanita. Penelitian ini
menunjukkan lesi hipopigmentasi sebanyak 83 (48,34%) lebih umum dari pada lesi
hiperpigmentasi sebanyak 59 (31,55%); lesi campuran diamati pada 45 (24,06%) pasien. Temuan
serupa diamati oleh Shah et al. Dimana lesi hipopigmentasi terlihat pada 84,17%,
hiperpigmentasi pada 8,63%, dan lesi campuran pada 07,19%. Krishnan dan Thapa mengamati
lesi hipopigmentasi pada 84%, lesi hiperpigmentasi pada 9%, dan campuran pada 6% dari
pasien mereka. Kabbin dkk. mengamati lesi hipopigmentasi pada 67%, hiperpigmentasi pada
31%, dan campuran pada 2% dari pasien mereka. Rao et al. mengamati lesi campuran pada
16,60%, lesi hiperpigmentasi pada 08.30%.
Variasi gambaran morfologi ini dapat dijelaskan oleh perbedaan kondisi iklim dan warna kulit
pada populasi penelitian yang berbeda dari populasi penduduk asli. Dalam penelitian ini,
dinding dada adalah predileksi lesi yang paling umum dengan 56 (29,94%), diikuti oleh perut 46
(24,59%) dan kemudian leher 37 (19,78%). Krishnan dan Thapa, Rao et al. dan Kabbin et al.
menemukan pada pasien mereka lesi yang umum terjadi di badan, leher, dan punggung.
Distribusi lesi tergantung pada distribusi dan tempat kelenjar sebasea terbanyak di wilayah
tertentu. Riwayat keluarga terlihat pada 34,22% dari pasien dalam penelitian ini sedangkan
Ghosh et al. dan Rao et al. mengamati pada 25% pasien mereka.

Tabel 1 merangkum pekerjaan yang berbeda dan status sosial pasien dalam studi ini, dan diamati
bahwa tidak ada korelasi antara pekerjaan mereka dan prevalensi pityriasis versicolor. Demikian
pula, tidak ada korelasi antara penyakit dan kebersihan pribadi. Telah didokumentasikan bahwa
personil militer, atlet, dan mereka yang melakukan pekerjaan berat yang biasanya berhubungan
dengan berkeringat lebih rentan terhadap pityriasis versicolor. Lebih dari 72% pasien datang ke
poliklinik untuk mencari obat untuk alasan kosmetik dari pada gatal atau peradangan. Lebih dari
48% dari pasien yang terdaftar di bulan April hingga Juli di studi ini. Tabel 2 berkorelasi dengan
sifat panas, kelembaban cuaca selama bulan-bulan tersebutdi bagian Kerala. Rao et al. dan
Ghosh dkk. menunjukkan prevalensi di bulan-bulan Agustus hingga September dalam studi
mereka.

Tingkat kekambuhan dalam penelitian ini 36,89% yang menyerupai penelitian oleh Ghosh dkk.
dengan 48,18%; tapi Rao dkk. mengamati hanya dalam 1,60%, yang mungkin dikaitkan dengan
sifat dari kondisi idiosinkratik, faktor lokal seperti kelembaban, suhu tinggi yang tetap tidak
berubah yang membantu berkontribusi terhadap berbagai tingkat kekambuhan ragi bahkan
setelah pengobatan. Kondisi komorbid dalam penelitian ini tercatat 34/187 (18,18%) dari pasien.
Di antara mereka, 12/34 menderita diabetes mellitus (35,29%), gangguan ginjal pada 08/34
(23,52%), pasien menggunakan steroid untuk berbagai penyakit sistemik 7 (20,58%), pasien
dengan keganasan 3 (08,82%), dan dengan penyakit imunosupresif 4 (11,76%). Ghosh dkk. telah
melaporkan bahwa adanya penyakit sistemik seperti diabetes mellitus, keganasan
limfoproliferatif , dan penggunaan imunosupresif dan steroid sistemik pada 2,73%, 1%, dan
2,73%, masing-masing. Didapatkan hasil KOH positif dalam 80% kasus dalam penelitian kami ,
seperti studi lainnya oleh Kindo dkk. Chaudary dkk. , sementara Rao dkk. memiliki laporan data
yang relatif lebih tinggi yaitu 46,60%.
KESIMPULAN

Pityriasis versicolor adalah penyakit kulit yang umum pada praktek dermatologi dari setiap
wilayah geografis. Kelompok usia yang paling dipengaruhi oleh pityriasis versicolor adalah 20-
40 tahun. Jenis kelamin pria umumnya berpengaruh. Tidak ada hubungan yang signifikan antara
prevalensi dan usia, jenis kelamin, profesi, kebersihan pribadi, riwayat keluarga. Insiden puncak
pityriasis versicolor diamati pada bulan April hingga Juli. Dada merupakan tempat yang paling
umum dari presentasi lesi diikuti oleh perut dan leher. Lesi hipopigmentasi lebih banyak
ditemukan. Penyakit komorbid terkait ada sebanyak 18,18% dari total pasien.

Anda mungkin juga menyukai