Anda di halaman 1dari 7

MATA KULIAH INTERAKSI OBAT

“ Kasus dan Penjelasan Dangerouz Drug Combination”

Disusun oleh kelompok 1 :

1. Agnesia Hutahaean (2015210007)


2. Fayyadh Hukama (2017210082)
3. Istadini Aini Qolbi (2017210111)
4. Brigita Grace Simon (2018210048)
5. Rodhi Hana Sakinah (2018210054)
6. Elvira Safitri (2018210057)
7. Yulia Putri Utami (2018210066)
Kelas : A

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2021
SOAL NO. 1
Manakah dari obat berikut yang menghasilkan interaksi paling signifikan pada pasien yang
memakai St John's wort?

a. Metoprolol
b. Sertraline
c. Albuterol
d. Aspirin

Jawaban : b. Sertraline

Penjelasan :

Sertraline adalah obat untuk menangani depresi, OCD (obsessive compulsive


disorder), gangguan panik, gangguan kecemasan sosial, PTSD (post traumatic stress disorder),
serta premenstrual dysphoric disorder. Sertraline merupakan obat antidepresan
golongan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRIs)..

Mekanisme kerja dari SSRI adalah menghambat pengambilan 5-HT ke dalam neuron
presinaptik. Sering digunakan sebagai lini pertama karena efek samping yang cenderung aman
(Santarsieri and Schwartz, 2015). Obat jenis ini memiliki afinitas tinggi terhadap reseptor
monoamine tetapi tidak memiliki afinitas terhadap adrenoreseptor α, histamin,muskarinik atau
asetilkolin yang terdapat juga pada obat antidepresan trisikli

berdasarkan pertanyaan yang di ajukan maka penggunaan obat yang menghasilkan interaksi
paling signifikan pada pasien yang memakai St John's wort adalah sertraline
Pada kasus penggunaan tanaman obat St. John’s wort, penggunaan bersamaan dari obat-obat
yang merupakan zat CYP3A4 dengan tanaman ini akan menyebabkan penurunan kadar obat-obat
ini dalam plasma karena tanaman St. John’s wort merupakan penginduksi sitokrom P450 yang
sangat kuat. Selain dari itu, tanaman ini dapat menginduksi sindrom serotonin, yang
mengakibatkan peningkatan penghambatan reuptake ,serotonin (5-HT), jika diberikan bersama-
sama dengan obat-obat inhibitor 5-HT reuptake.  Reaksi-reaksi yang umum terjadi adalah reaksi
yang gangguan sistem saraf pusat dan perifer dan gangguan kejiwaan.yaitu sindroma serotonin
akibat penggunaan yang bersamaan dengan sertralin (inhibitor 5-HT reuptake).
SOAL NO. 2
Manakah dari obat berikut yang menghasilkan interaksi obat paling signifikan pada pasien yang
memakai rosuvastatin?
a. Adalimumab 0%
b. Oxycodone 0%
c. KLARITROMISIN 0%
d. Rivaroxaban 0%
Jawaban : C. Klaritromisin 0%
Penjelasan :
ROSUVASTATIN adalah obat untuk menurunkan kadar kolesterol LDL (low density
lipoprotein) dan TGL (trigliserida), serta meningkatkan kadar kolesterol HDL dalam darah.
Hasilnya, risiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah akan berkurang.
Interaksi obat golongan statin dan antibiotik klaritromisin dapat menimbulkan potensi
peningkatan efek toksisitas dari statin yang menyebabkan rhabdomyolysis. Klaritromisin
menghambat proses CYP3A4 secara time-dependent dan berujung pada gangguan metabolisme
statin.
Secara umum, penggunaan clarithromycin bersama dengan substrat CYP3A4 lainnya dapat
meningkatkan risiko toksisitas dari substrat tersebut (misalnya colchicine, statin, disopyramide,
dan penghambat kanal kalsium). Hal ini berkaitan dengan sifat clarithromycin yang merupakan
inhibitor CYP3A4. Risiko yang dimaksud termasuk peningkatan risiko toksisitas colchicine,
rhabdomiolisis pada simvastatin, lovastatin, dan atorvastatin, hipoglikemia pada disopyramide,
dan hipotensi serta gagal ginjal akut pada penggunaan penghambat kanal kalsium bersama
clarithromycin. Oleh sebab itu, clarithromycin perlu digunakan secara hati-hati bersama obat lain
yang dimetabolisme di sitokrom CYP3A4.

SOAL NO. 3
Manakah dari obat berikut yang menghasilkan interaksi obat paling signifikan pada pasien yang
memakai trimetoprim-sulfametoksazole (TMP-SMX)?

A. Valsartan
B. Aripiprazole
C. Esomeprazole
D. Rituximab
Jawaban : A. Valsartan
Penjelasan :
Trimetoprim – Sulfametoksazol (TMP-SMX) merupakan kombinasi antibiotik yang umum
digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri yang resisten terhadap metisilin. Mekanisme kerja
sulfametoksazol adalah dengan cara mengganggu sintesis asam folat bakteri dan pertumbuhan
melalui penghambatan asam dihidrofolat dari asam p-aminobenzoat, sedangkan mekanisme kerja
trimetoprim adalah dengan cara menghambat reduksi asam dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat.
(Tjay dan Rahardja, 2007).

Penggunaan kombinasi Trimetoprim dan Sulfametoksazol sering digunakan karena


keefektifannya dalam pemberian efek terapi, dosis yang mudah digunakan dan biaya yang relatif
rendah, namun seringkali tidak disadari bahwa penggunaan TMP-SMX dapat menyebabkan
resiko efek samping terjadinya hiperkalemia, seperti pada pasien dengan penyakit AIDS, pasien
lanjut usia, ataupun pasien dengan penyakit ginjal yang tengah menerima pengobatan dengan
obat-obat penghambat reseptor angiotensin seperti Valsartan atau ACE Inhibitor. Sebagai
contoh, Penggunaan TMP-SMX bersamaan dengan valsatran sebagai Angiotensin Receptor
Blocker dapat meningkatkan serum kalium pada tingkat yang lebih tinggi sehingga menyebabkan
hiperkalemia yang dapat mengancam jiwa (M.A. Raebel, 2011).

Efek Valsartan sebagai Angiotensin Receptor Blocker pada Regulasi Kalium

Pada regulasi kalium, natrium, keseimbangan cairan dan tekanan darah diatur oleh sistem renin-
angiotensin-aldosteron, dimana renin akan diproduksi pada arteriol aferen ginjal oleh sel
jukstaglomerular. Secara umum renin bekerja pada angiotensinogen dalam darah dan
mengubahnya menjadi angiotensin I. Angiotensin I akan diubah oleh angiotensin converting
enzyme menjadi bentuk aktifnya angiotensin II. Angiotensin II kemudian akan berikatan pada
reseptor korteks adrenal dan menstimulasi pelepasan hormon aldosteron. Hormon aldosteron
akan mengatur adanya proses sektresi kalium ke duktus kolektifus ginjal dan berikatan dengan
reseptor di sel duktus kolektifus sehingga terjadi reabsorbsi natrium yang akan memicu ekskresi
kalium. Penggunaan Valsartan sebagai Angiotensin Receptor Blocker akan menghambat
angiotensin II untuk berikatan dengan reseptor pada kelenjar adrenal menyebabkan menurunnya
pelepasan aldosteron, sehingga ekskresi kalium akan terhambat dan terjadi peningkatan resiko
hiperkalemia.
Berdasarkan pertanyaan yang diajukan, maka penggunaan obat yang yang menghasilkan
interaksi obat paling signifikan pada pasien yang memakai trimethoprim-sulfamethoxazole
(TMP-SMX) adalah Valsartan, dan penggunaan kombinasi obat TMP-SMX dengan obat
golongan ARB seperti Valsartan sebaiknya dihindari penggunaannya secara bersamaan. Untuk
mengatasi hal ini obat dapat diganti dengan antibiotik lain sebagai alternatif terapi pada pasien
yang menggunakan obat golongan penghambat sistem renin-angiotensin.

SOAL NO. 4
Manakah dari obat berikut yang menghasilkan interaksi obat paling signifikan pada pasien yang
memakai warfarin ?

A. Trastuzumab

B. Asetaminofen

C. Memantine

D. Buprenorfin

Jawaban : B. Asetaminofen
Penjelasan :
Acetaminophen (APAP) dapat mempotensiasi efek hipoprotrombinemik dari warfarin. Hal ini
disebabkan karena metabolit toksik asetaminofen dianggap dapat menghambat enzim dalam
siklus pembentukan vitamin K, tetapi mekanisme ini hanya diteliti secara in vitro. Semua studi
acak dan terkontrol menunjukkan interaksi antara asetaminofen + warfarin menghasilkan efek
yang kecil hingga sedang (misalnya terjadi peningkatan rata-rata warfarin 1,04 dalam suatu
studi). Interaksi umum nya terjadi akibat konsumsi asetaminofen yang relatif tinggi dalam waktu
lama (lebih dari 1,3 g / hari terus menerus selama lebih dari 1 minggu) tetapi tidak terjadi saat
paparan dosis rata-rata yang singkat dan terputus-putus. Namun, studi lain melaporkan tidak ada
efek asetaminofen 4 g/hari selama 2 minggu pada farmakokinetik warfarin dosis tunggal dan
farmakodinamik dalam relawan sehat. Kejadian interaksi asetaminofen dengan warfarin sangat
jarang terjadi, mengingat penggunaan parasetamol secara luas, dan adanya fakta yang
menganggap aman ketika asteminofen digunakan dengan warfarin.
Interaksi antara warfarin dan acetaminophen sering kali juga tidak dikenali, terutama karena
pasien yang menggunakan warfarin sering diinstruksikan untuk menggunakan asetaminofen.
Namun, kehati-hatian diperlukan selama terapi kombinasi obat tersebut, terutama jika dosis
tinggi asteminofen digunakan terus menerus selama lebih dari beberapa hari, atau pada pasien
dengan faktor risiko seperti konsumsi alkohol, usia tua, dan malnutrisi. Sesekali, pasien yang
meminum obat asetaminofen setiap hari bersama dengan warfarin harus dipantau secara ketat.
Pasien harus disarankan untuk segera melaporkan setiap tanda-tanda perdarahan kepada dokter

SOAL NO. 5
Manakah dari obat berikut yang menghasilkan interaksi obat paling signifikan pada pasien yang
secara rutin mengonsumsi naproxen?
A. Aripiprazole
B. Simvastatin
C. Sildenafil
D. Benazepril
Jawaban : B. Benazepril
Penjelasan :
Naproxen merupakanobat Antiinflamasi Nonsteroid (AINS). Mekanisme kerja Naproxen adalah
menghambat produksi prostaglandin. Naproxen merupakan salah satu obat pilihan pertama
karena khasiatnya yang memadai sekaligus efek sampingnya yang relative rendah.

Berdasarkan pertanyaan yang diajukan, maka penggunaan obat yang yang menghasilkan
interaksi obat paling signifikan pada pasien yang memakai Naprioxen adalah Benazepril, karena
jika kedua obat ini dikonsumsi akan timbul efek antagonis farmakodinamik, keduanya saling
meningkatakan toksisitas menyebabkan penurunasn fungsi ginjal yang signifikan. Dan
menurunkan efek antihipertensi inhibitor ACE hal ini terkait dengan kemampuan NSAID untuk
mengurangi sintesis prostaglandin ginjal vasodilatasi.
DAFTAR PUSTAKA
1 https://www.pom.go.id/new/view/more/berita/80/Obat-Bahan-Alam-dan-Interaksinya-
dengan-Obat-Kimiawi.html
2 http://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/download/17522/pdf
3 M.A. Raebel, Cardiovascular Therapeutics, 2011, 00, 1-11.
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1755-5922.2010.00258.x/epdf
4 Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja, 2007, Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan
Efek-Efek Sampingnya, Edisi Keenam, 262, 269-271, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta
5 Baxter, Karen. 2008. Stockley’s Drug Interactions Eight edition. Pharmaceutical Press
6 https://reference.medscape.com/drug-interactionchecker
7 http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-2-sistem-kardiovaskuler-0/23-antihipertensi/235-
penghambat-ace
8 http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-10-otot-skelet-dan-sendi/101-obat-reumatik-dan-
gout/1011-antiinflamasi-nonsteroid-ains
9 https://www.medscape.com
10 https://www.drugs.com
11 https://whitecoathunter.com/interaksi-obat-yang-berbahaya/

Anda mungkin juga menyukai