Anda di halaman 1dari 3

Interaksi obat adalah peristiwa dimana kerja obat dipengaruhi oleh obat lain yang diberikan

bersamaan atau hampir bersamaan. Efek obat dapat bertambah kuat atau berkurang karena
interaksi ini. Akibat yang tidak dikehendaki dari peristiwa interaksi ini ada dua kemungkinan
yakni meningkatnya efek toksik atau efek samping obat atau berkurangnya efek klinis yang
diharapkan. Mekanisme interaksi dapat dibagi menjadi 3, yaitu :
1) Interaksi farmasetik, terjadi jika antara dua obat yang diberikan bersamaan tersebut
terjadi inkompabilitas atau terjadi reaksi langsung, yang umumnya di luar tubuh dan
berakibat berubahnya atau hilangnya efek farmakologis obat yang diberikan.
2) Interaksi farmakokinetik, terjadi jika perubahan efek obat terjadi dalam proses
absorpsi, distribusi obat dalam tubuh, metabolisme, atau dalam proses ekskresi di
ginjal. Interaksi dalam proses absorpsi terjadi jika absorpsi suatu obat dipenagruhi
oleh obat lain. Misalnya, absorpsi tetrasiklin berkurang bila diberikan bersamaan
dengan logam berat seperti kalsium, besi, magnesium atau aluminium, karena terjadi
ikatan langsung antara molekul tetrasiklin dan logam-logam tersebut sehingga tidak
dapat diabsorpsi. Interaksi dalam proses distribusi terjadi terutama bila obat-obat
dengan ikatan protein yang lebih kuat menggusur obat-obat lain dengan ikatan protein
yang lebih lemah dari tempat ikatannya pada protein plasma. Akibatnya kadar obat
bebas yang tergusur ini akan lebih tinggi pada darah dengan segala konsekuensinya,
terutama terjadinya peningkatan efek toksik. Interaksi dalam
proses metabolisme terjadi kalau metabolisme suatu obat dipacu atau dihambat oleh
obat lain. Ini akan mengakibatkan menurunnya atau meningkatnya kadar obat, dengan
segala akibatnya. Obat-obat yang dikenal luas, sebagai pemacu metabolisme (enzyme
inducer) termasuk rifampisin dan obat-obat antiepilepsi. Sedangkan obat yang dikenal
sebagai penghambat metabolisme (enzyme inhibitor) misalnya simetidin, INH dan
eritromisin. Obat-obat yang mengalami metabolisme di hati dapat dipengaruhi oleh
obat-obat ini. Kasus kegagalan kotrasepsi sering dilaporkan pada pasien-pasien yang
menggunakan kontrasepsi steroid dan pada saat bersamaan menjalani pengobatan
dengan rifampisin, oleh karena menurunnya kadar steroid dalam darah. Interaksi
dalam proses ekskresi terjadi kalau ekskresi suatu obat (melalui ginjal) dipengaruhi
oleh obat lain. Contoh yang populer adalah penghambatan ekskresi penisilin oleh
probenesid, berakibat meningkatnya kadar antibiotik dalam darah. Interaksi ini justru
dimanfaatkan untuk meningkatkan kadar penisilin dalam darah.
3) Interaksi farmakodinamik terjadi di tingkat reseptor dan mengakibatkan berubahnya
efek salah satu obat, yang bersifat sinergis bila efeknya menguatkan, atau antagonis
bila efeknya saling mengurangi. Sebagai contoh adalah meningkatnya efek toksik
glikosida jantung pada keadaan hipokalemia. Dokter harus selalu waspada terhadap
kemungkinan interaksi jika memberikan dua obat atau lebih bersamaan apapun
mekanismenya.10
Interaksi obat dapat dideteksi dengan melihat kandungan dari setiap obat tersebut. Pyronal
mengandung komposisi aktif dari Metamizole Sodium. Metamizol merupakan suatu obat anti
inflamasi non steroid (OAINS) yang umum digunakan diberbagai negara sebagai pengurang
nyeri dan demam, khususnya untuk nyeri perut dan nyeri kolik karena efek spasmolitiknya.
Metamizol merupakan suatu garam sulfonat dari aminopirin dan memiliki sifat yang mirip
dengan OAINS lainnya.1 Obat yang kedua adalah Epexol. Epexol sendiri merupakan obat
yang mengandung Ambroxol2 Obat selanjutnya adalah Nalgestan. Nalgestan mengandung 15
mg phenylpropanolamine HCL dan 2 mg chlorpheniramine maleate (CTM). Obat ini dapat
meredakan gejala flu dan pilek3 Untuk Inolin sendiri mengandung Trimetoquinol/Tretoquinol
HCl4 dan Inclarin merupakan obat dengan kandungan Loratadine.5
Interaksi antar obat diatas :
1. Diduga penggunaan obat Metamizol dan juga tretoquinol HCL secara bersamaan dapat
meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan resiko dari hipertensi.6,7,8
2. Diduga penggunaan obat Metamizol dan juga phenylporpanolaimine secara bersamaan
dapat meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan resiko dari hipertensi.6,7,8
3. Tretoquinol HCL dan phenylporpanolaimine termasuk kandungan obat simpatomimetik
yang dapat bekerja melalui mekanisme untuk merangsang sistem saraf simpatis. Mereka
membawa banyak kegunaan terapeutik, termasuk pengobatan hipotensi, anafilaksis, dan
hidung tersumbat. Diduga penggunaan antara tretoquinol dan phenylpropanolamine secara
bersamaan dapat mengakibatkan interaksi farmakodinamik sinergis dimana insiden dan
keparahan efek samping dari simpatomimetik(misal tremor, takikardia, kegelisahan,
insomnia, kecemasan, hioertensi dll) dipotensiasi.9 Penggunaan obat secara bersamaan yang
diketahui dapat meningkatkan tekanan darah diperkirakan akan meningkatkan risiko
hipertensi terlentang. Pantau pasien dengan cermat untuk peningkatan tekanan darah
(termasuk dalam posisi terlentang dan kepala ditinggikan) dan untuk setiap bukti toksisitas.
SUMBER :

1) Kurniawati, M., Ikawati, Z., & Raharjo, B. THE EVALUATION OF METAMIZOLE


USE IN SOME PLACES OF PHARMACY SERVICE IN CILACAP COUNTY.
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management
and Pharmacy Practice), 2(1), 50-55.
2) Sumber: Darmawan, R. (2014). Analisis Kelengkapan Administrasi Dan Potensial
Interaksi Pada Resep Racikan Di Lima Apotek Kota Surakarta Tahun 2012 (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
3) Mufarrohah, M. (2020). PROFIL PELAYANAN SWAMEDiKASI OBAT BATUK
PILEK DI APOTEK MIDA FARMA GRESIK (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Gresik).
4) OHKUBO, T., & SUGAWARA, K. (1992). The Mechanism for Discoloration of
Admixture of Alimezine, Inolin and Leftose Syrup. Japanese Journal of Hospital
Pharmacy, 18(1), 59-65.
5) Adhim, L. F. (2021). LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) DI
APOTEK KIMIA FARMA 164.
6) Kremens D, Lew M, Claassen D, Goodman BP: Adding droxidopa to fludrocortisone
or midodrine in a patient with neurogenic orthostatic hypotension and Parkinson
disease. Clin Auton Res. 2017 Jul;27(Suppl 1):29-31. doi: 10.1007/s10286-017-0434-
6. Epub 2017 Jul 3
7) Droxidopa - Drug Summary - Prescribers Digital Reference - Drug Interactions
8) Droxidopa FDA Label
9) Brunton LL, Hilal-Dandan R, Knollmann BC. eds (2018). Goodman & Gilman's: The
Pharmacological Basis of Therapeutics (13th ed.). McGraw-Hill Education.
10) Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia, 2009, Informatorium Obat
Nasional Indonesia, 1, 5-7, 10-11, 13-14, 16, 224-234, CV Sagung Seto, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai