TENTANG
HIPERTENSI
DISUSUN OLEH
ISMARDANI SAFITRI
DI BIMBING OLEH
SUMARYATI, S.Farm
AKADEMI KEPERAWATAN
DHARMA HUSADA
PEKANBARU
T.A 2013
i
Kata Pengantar
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang
HIPERTENSI.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,
semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................1
Latar belakang........................................................................1
Tujuan penulisan....................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORITIS..................................................3
Pengertian hipertensi..............................................................3
Anatomi dan fisiologi.............................................................3
Klasifikasi..............................................................................6
Etiologi...................................................................................7
Manifestasi klinis...................................................................8
Patofisiologi...........................................................................8
BAB III PENUTUP......................................................................10
Kesimpulan............................................................................10
Saran.......................................................................................10
DAFTAR PUSATAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini masyarakat sudah
tidak asing lagi mendengar kata
Hipertensi. Hipertensi merupakan salah
satu penyakit yang umum dijumpai di
masyarakat, dan merupakan penyakit
yang terkait dengan sistem
kardiovaskuler. Hipertensi memang
bukan penyakit menular, namun kita
juga tidak bisa menganggapnya sepele,
selayaknya kita harus senantiasa
waspada.
Tekanan Darah tinggi atau
Hipertesi dan arterosclerosis
(pengerasan arteri) adalah dua kondisi
pokok yang mendasari banyak bentuk
penyakit kardiovaskuler. Lebih jauh,
tidak jarang tekanan darah tinggi juga
menyebabkan gangguan ginjal. Sampai
saat ini, usaha-usaha baik untuk
mencegah maupun mengobati penyakit
hipertensi belum berhasil sepenuhnya,
hal ini dikarenakan banyak faktor
penghambat yang mempengaruhi seperti
kurang pengetahuan tentang hipertensi
(pengertian, klasifikasi, tanda dan
gejala, sebab akibat, komplikasi) dan
juga perawatannya.
Saat ini, angka kematian karena
hipertensi di Indonesia sangat tinggi.
Hipertensi merupakan penyebab
kematian nomor 3 setelah stroke dan
1 iv
tuberkulosis, jumlah itu, 60% penderita hipertensi
yakni mencapai berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya
6,7% dari pada jantung, gagal ginjal, dan
populasi kebutaan. Sementara di dunia Barat,
kematian pada hipertensi justru banyak menimbulkan
semua umur di gagal ginjal, oleh karena perlu diadakan
Indonesia. upaya-upaya untuk menekan angka
Hipertensi peyakit hipertensi terlebih bagi
merupakan penderita hipertensi perlu diberikan
gangguan sistem perawatan dan pengobatan yang tepat
peredaran darah agar tidak menimbukan komplikasi
yang yang semakin parah. Selain itu
menyebabkan pentingnya pemberian asuhan
kenaikan keperawatan pada pasien hipertensi juga
tekanan darah di sangat diperlukan untuk melakukan
atas normal, implementasi yang benar pada pasien
yaitu 140/90 hipertensi.
mmHg. Hasil
Riset Kesehatan
Dasar
(Riskesdas)
Balitbangkes
tahun 2007
menunjukan
prevalensi
hipertensi secara
nasional
mencapai 31,7%
(Kementerian
Kesehatan
Republik
Indonesia).
Dari
1 iv
2
v
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi didefinisikan oleh Joint
National Commitee on Detection,
Evaluation and Treatment of High Blood
Pressure (JNC) sebagai tekanan yang lebih
tinggi dari 140/90 mmHg dan
diklasifikasikan sesuai derajat
keparahannya, mempunyai rentang dari
tekanan darah (TD) normal tinggi sampai
hipertensi maligna. Keadaan ini
dikategorikan sebagai primer/esensial
(hampir 90 % dari semua kasus) atau
sekunder, terjadi sebagai akibat dari
kondisi patologi yang dapat dikenali,
sering kali dapat diperbaiki (Marilynn
E. Doenges, dkk, 1999).
Hipertensi merupakan keadaan ketika
tekanan darah sistolik lebih dari 120
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80
mmHg. Hipertensi sering menyebabkan
perubahan pada pembuluh darah yang
dapat mengakibatkan semakin tingginya
tekanan darah (Arif Muttaqin, 2009).
Menurut Bruner dan Suddarth (2001)
hipertensi dapat didefinisikan sebagai
tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan
diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada
populasi manula, hipertensi didefinisikan
sebagai tekanan sistolik di atas 160 mmHg
dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
hipertensi adalah meningkatnya tekanan
sistolik sedikitnya 140 mmHg dan diastolik
sedikitnya 90 pada linea midclavikula.
mmHg. Hubungan jantung adalah:
B. Anatomi dan a) atas: pembuluh darah besar
Fisiologi Hipertensi
b) bawah: diafragma
a. Anatomi
c) setiap sisi: paru-paru
1. Jantung
Beruk
uran vi
3
sekita
r satu
kepal
an
tanga
n dan
terleta
k di
dalam
dada,
batas
kanan
nya
terdap
at
pada
sternu
m
kanan
dan
apeks
nya
pada
ruang
interc
osta
kelim
a kiri
3
vii
4
ix
6
pusat
d. nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus
e. edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan
kapiler
(Elizabeth J. Corwin, 2000).
F. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula pada sistem saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis
dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang
bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons
pembuluh darah terhadap rangsangan vasokonstriktor. Individu dengan
hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui
dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi. Kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal
mensekresi epineprin, yang menyebabkan vasokonstriksi.
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan streroid lainnya, yang dapat
memperkuat respons vasokonstriksi pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan
renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah
menjadi angiotensin II, suatu vasokonstrikstriktor kuat. Yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. hormon ini menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan keadaan
hipertensi.
8
A. Kesimpulan
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan sistolik sedikitnya 140
mmHg dan diastolik sedikitnya 90 mmHg.
Hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Faktor genetik,
Usia, keadaan emosi seseorang, konsumsi Na terlalu tinggi, Obat, Hormonal,
Neurologik ,dll.
Orang yang sugah terkena hipertensi dapat juga mengalami banyak
komplikasi yang diderita, diantaranya Stroke, kebutaan, angina pectoris, CHF,
gagal ginjal, infark miokard, dll.
B. Saran
Untuk menghindari terjadinya hipertensi, maka sebaiknya kita selaku
petugas medis sebaiknya memberi contoh masyarakat untuk menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat, dan juga tidak mengkonsumsi makanan
sembarangan yang belum teruji kesehatannya.
9 xiii
DAFTAR PUSTAKA
Bruner dan Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8 vol.2.
Jakarta: EGC.
Copstead C., Lee-Ellen dan Jacquelyn L. Banasik. 2005. Pathophysiology Vol. 1.
Elsevier :St. Louis Missouri 63146.
Diklat PJT–RSCM. 2008. Buku Ajar Keperawatan Kardiologi Dasar Edisi 4.
Jakarta: RSCM.
Doenges, Marilynn E., dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk
Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Gangguan
Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.
Sofyan, Andy. 2012. Hipertensi. Kudus.
Corwin, J Elizabeth. 2000. Patofisiologi. Jakarta: EGC.
xiv