Anda di halaman 1dari 40

Pengkajian Resep Obat

dan Dispensing
Analisis DRPs dan Copy Resep
Disusun Oleh: Kelompok 2C

Dosen Pengampu: apt. Rizki Oktarini, M.Farm


KELOMPOK 2C

Irma Nurwahyuni M. Ihsan Ramadhan


200106 200106

Maulana Hasan M. Fadhlur Rahman


200106 200106

Mayarani Putri Moja Amanda P


200106 200106

Mutiara Destrianti
200106
PENGKAJIAN RESEP
PENGKAJIAN RESEP
Telaah Resep

No Aspek Telaah v/x

1 Kejelasan tulisan 

2 Benar pasien 

3 Benar nama obat 

4 Benar dosis

5 Benar waktu & frekuensi pemberian

6 Benar rute dan cara pemberian

7 Ada tidaknya alergi obat x

8 Ada tidaknya duplikasi 

9 Interaksi obat yang mungkin terjadi

10 Hal lain yang merupakan masalah ygberkaitan dengan obat


KAJIAN ADMINISTRATIF

Nama Pasien Tn.Y


Umur Pasien 51
Jenis kelamin Laki-laki
Berat Badan -

Nama dokter Dr. Y,Sp.PD. Sp. JP


Nomor Surat Izin Praktik (SIP) xxx.x/xxx/Dinkes/xxxx
Alamat Kota Cxxx
Nomor telepon Telp. (022) 665xxxx Line
1xx (24 Jam), 1xx
(poliklinik), 2xx (Ged. D),
0XX (Ka. Inst. Farmasi
Paraf -

Tanggal Penulisan Resep 15/03/2021


KAJIAN KESESUAIAN FARMASETIK
BENTUK DAN KEKUATAN SEDIAAN

Bentuk Sediaan
Tablet, Delayed release
tablet, Chewable,
Suppository, Intravenous

R/ Aptor tab 100 mg


Kekuatan Sediaan ʃ 1 dd 1 (m)
Rentang dosis 50-100
mg/d Pengencer darah
(Anti-platelet) dengan
dosis yang efektifnya
berada pada 100 mg
KAJIAN KESESUAIAN FARMASETIK
BENTUK DAN KEKUATAN SEDIAAN

Bentuk Sediaan
Tablet salut selaput

R/ Simvastatin tab
Kekuatan Sediaan 20 mg
5 - 40 mg / hari. ʃ 1 dd 1 (m)
Dosis awal : 10 atau
20 mg / hari di
malam hari
KAJIAN KESESUAIAN FARMASETIK

STABILITAS
Stabil dalam pelarut air maupun
organik seperti etanol, diklorometana,
dan campuran air-organik selama
penyimpanan

KOMPATIBILITAS (KETERCAMPURAN OBAT) R/ Simvastatin tab


Simvastatin tidak boleh digunakan
20 mg
bersama asam fusidat. Interaksi ʃ 1 dd 1 (m)
keduanya dapat meningkatkan risiko
rabdomiolisis (kerusakan otot) yang
serius.
KAJIAN KESESUAIAN FARMASETIK
BENTUK DAN KEKUATAN SEDIAAN

Bentuk Sediaan
Kapsul dan serbuk
injeksi

R/ Lansoprazol tab
Kekuatan Sediaan 2,5 mg
ʃ 1 dd 1 (p)
2,5 mg
KAJIAN KESESUAIAN FARMASETIK
STABILITAS
Inhibitor pompa proton sensitif terhadap
lingkungan asam, cahaya, suhu, kondisi
oksidatif, dan adanya garam lainnya. Seperti
disebutkan sebelumnya, pompa proton
inhibitor adalah senyawa tidak aktif yang
harus diaktivasi melalui protonasi dalam
suasana asam lingkungan sel parietal. Oleh R/ Lansoprazol tab
karena itu, setelah pemberian oral, PPI harus
2,5 mg
dilindungi melawan aktivasi dini di perut.
Mereka relatif stabil pada pH = 7,0, tapi cepat ʃ 1 dd 1 (p)
terurai dalam larutan asam. Terjadi degradasi
omeprazol pada pH rendah dalam waktu 24
jam sementara itu paling stabil pada pH =
11,0. Ditemukan bahwa dalam larutan dengan
pH di atas 7,8 degradasi PPI ini mengikuti
kinetika orde pertama
KAJIAN KESESUAIAN FARMASETIK

KOMPATIBILITAS (KETERCAMPURAN OBAT)


Lansoprazole aman dan efektif ketika
R/ Lansoprazol tab
dikombinasikan dengan obat 2,5 mg
analgesik/antipiretik seperti parasetamol, ʃ 1 dd 1 (p)
ibuprofen dan diklofenak
KAJIAN KESESUAIAN FARMASETIK
BENTUK DAN KEKUATAN SEDIAAN

Bentuk Sediaan
Oral tablet dan
Injeksi Intravena

R/ Lasix tab 40 mg
Kekuatan Sediaan ʃ 1 dd 1 (p)
20 mg, 40 mg
KAJIAN KESESUAIAN FARMASETIK

STABILITAS
Furosemide stabil bila disimpan pada
suhu 25°C dan terlindung dari cahaya

KOMPATIBILITAS (KETERCAMPURAN OBAT)


R/ Lasix tab 40 mg
Furosemida secara fisik kompatibel dengan
bikarbonat, heparin, insulin, morfin, ʃ 1 dd 1 (p)
nitrogliserin, nimodipine dan tidak kompatibel
dengan amiodarone, tidak kompatibel dengan
amiodarona, cistracurio, haloperidol,
midazolam, dan urapidil
KAJIAN KESESUAIAN FARMASETIK
BENTUK DAN KEKUATAN SEDIAAN

Bentuk Sediaan
Tablet dan topikal

R/ Spironolacton tab
Kekuatan Sediaan 25 mg
25mg, 50mg, dan ʃ 1 dd 1 (p)
100 mg
KAJIAN KESESUAIAN FARMASETIK
BENTUK DAN KEKUATAN SEDIAAN

Bentuk Sediaan
Oral tablet dan
Kaplet

R/ Ramipril tab 1,25


Kekuatan Sediaan mg
2,5 mg, 5 mg, dan ʃ 1 dd 1 (m)
10 mg
KAJIAN KESESUAIAN FARMASETIK

KOMPATIBILITAS (KETERCAMPURAN OBAT)


kompatible dengan Ramipir sehingga R/ Ramipril tab 1,25
dapat digunakan bersamaan dengan mg
makan untuk meminimalisir mual, ʃ 1 dd 1 (m)
muntah
KAJIAN KLINIS
Aptor tab 100 mg
KETETAPAN INDIKASI DAN DOSIS OBAT
Indikasi : mencegah pembentukan bekuan darah,
mengurangi risiko serangan jantung, atau stroke pada
individu dengan risiko kardiovaskular tinggi
Dosis : 100 mg

ATURAN, CARA DAN LAMA PENGGUNAAN OBAT


Aturan penggunaan:
- Penggunaan aspirin sebagai pengencer darah sering kali dianjurkan
pada waktu yang sama setiap hari.
- Jika diminum untuk mencegah serangan jantung atau stroke, dosis
mungkin diberikan satu kali sehari.
Cara Penggunaan:
- Aspirin dapat diminum dengan atau tanpa makanan.
- Sebaiknya diminum dengan segelas air untuk membantu penyerapan.
KAJIAN KLINIS
Aptor tab 100 mg
DUPLIKASI DAN/ATAU POLIFARMASI
Monitor Interaksi Obat:
Beberapa obat, seperti antikoagulan lain atau obat
antiinflamasi nonsteroid (OAINS), dapat berinteraksi dengan
aspirin. Dokter akan memantau potensi interaksi ini.
Perhatikan Efek Samping Bersamaan:
Pantau efek samping yang mungkin muncul akibat
penggunaan bersama dengan obat lain.
Jika ada gejala yang tidak biasa, konsultasikan dengan
dokter.

REAKSI OBAT YANG TIDAK DIINGINKAN (ALERGI,


EFEK SAMPING OBAT, MANIFESTASI KLINIS LAIN)
Hipersensitivitas, Reye sindrom, Pendarahan otak (Arif, et al., 2023)
KAJIAN KLINIS
Aptor tab 100 mg
KONTRAINDIKASI
- Orang dengan alergi ibuprofen
- Pasien yang memiliki kelainan koagulopati
-Pasien yang memiliki defisiensi glukosa-6-fosfat
dehydrogenase
-Anak-anak yang sedang mengalami infeksi virus untuk
mencegah sindrom Reye

INTERAKSI OBAT
MAYOR : MINOR :
spironolactone - ramipril furosemide aspirin
MODERATE : aspirin spironolactone
furosemide – ramipril aspirin lansoprazole
aspirin – ramipril
furosemide – lansoprazole
simvastatin - lansoprazole
KAJIAN KLINIS
Simvastatin tab 20 mg
KETETAPAN INDIKASI DAN DOSIS OBAT
Indikasi : Pencegahan penyakit kardiovaskular pada pasien
risiko tinggi
Dosis : 20-40 mg sekali sehari pada malam hari

ATURAN, CARA DAN LAMA PENGGUNAAN OBAT


Waktu pemberian Simvastatin sebaiknya diminum pada malam hari,
dengan atau tanpa makan. Pemberian malam hari lebih efektif dalam
menurunkan kadar kolesterol LDL
KAJIAN KLINIS
Simvastatin tab 20 mg

KONTRAINDIKASI
Kehamilan dan menyusui
Simvastatin dikontraindikasikan pada wanita hamil dan
menyusui karena berpotensi teratogenik pada janin dan ada
risiko eksresi ke ASI

INTERAKSI OBAT
Kombinasi dengan siklosporin, gemfibrozil, dan obat antijamur azol
dikontraindikasikan karena sangat berisiko menyebabkan miopati dan
rabdomiolisis
KAJIAN KLINIS
Lansoprazol tab 2,5 mg

KETETAPAN INDIKASI DAN DOSIS OBAT


Indikasi : Penyakit refluks gastroesofageal (GERD),Tukak
peptic,Infeksi H. pylori, Dispepsia non-ulcer, Gastritis erosif
dan noduler
Dosis :
Penyakit refluks gastroesofageal: 30 mg per hari selama 4
minggu. Dosis pemeliharaan 15 mg per hari.
Gastritis erosif: 30 mg 2 kali sehari selama 8 minggu
Tukak peptik: 30 mg per hari selama 4-8 minggu
KAJIAN KLINIS
Lansoprazol tab 2,5 mg

ATURAN, CARA DAN LAMA PENGGUNAAN OBAT


• Hindari kombinasi dengan obat yang dapat menurunkan efektivitas
lansoprazole Obat seperti rifampisin dan obat antasida yang
mengandung magnesium atau aluminium dapat mengganggu
absorpsi lansoprazole.
• Pemberian bersama makanan atau obat lain Lansoprazole
sebaiknya diberikan 15-60 menit sebelum makan pagi. Jika
digunakan dengan obat lain yang memerlukan kondisi lambung
asam seperti itrakonazol atau ketoconazole, beri obat antijamur 1
jam sebelum lansoprazole.
• Perhatikan potensi interaksi obat, beri lansoprazole dengan hati-hati
pada pasien yang menggunakan obat metabolisme CYP2C19 dan
CYP3A4 seperti teofilin, takrolimus, dll. Potensi interaksi perlu
dipantau.
KAJIAN KLINIS
Lansoprazol tab 2,5 mg

REAKSI OBAT YANG TIDAK DIINGINKAN (ALERGI,


EFEK SAMPING OBAT, MANIFESTASI KLINIS LAIN)
• Efek samping lansopraz sakit perut yang parah, diare yang encer
atau berdarah;
• Nyeri baru atau tidak biasa di pergelangan tangan, punggung,
pinggul, atau paha;
• Kejang (kejang);
• Masalah ginjal - demam, mual, sedikit atau tidak buang air kecil,
darah dalam urin, bengkak, penambahan berat badan yang cepat;
• Magnesium rendah - pusing, detak jantung cepat atau tidak teratur,
tremor (gemetar) atau gerakan otot menyentak, perasaan gelisah,
kram otot, kejang otot di tangan dan kaki, batuk atau perasaan
tersedak; atau
• Gejala lupus yang baru atau memburuk - nyeri sendi, dan ruam kulit
di pipi atau lengan yang memburuk jika terkena sinar matahari
KAJIAN KLINIS
Lansoprazol tab 2,5 mg

KONTRAINDIKASI
Hipersensitivitas Pasien dengan riwayat hipersensitivitas
terhadap lansoprazole atau komponen lain dalam formulasi
obat tidak boleh menggunakan lansoprazole

INTERAKSI OBAT
Antasida Antasida yang mengandung aluminium dan magnesium dapat
menurunkan absorpsi lansoprazole hingga 40%. Hindari pemberian
bersamaan.
KAJIAN KLINIS
Lasix tab 40 mg

KETETAPAN INDIKASI DAN DOSIS OBAT


Indikasi : kondisi kelebihan volume dan edema akibat
eksaserbasi gagal jantung kongestif, gagal hati, atau gagal
ginjal, termasuk sindrom nefrotik
Dosis : 40 mg / hari, Dosis Awal : 20-80 mg, Dosis
Pemeliharaan : 20-40 mg /6-8 jam
ATURAN, CARA DAN LAMA PENGGUNAAN OBAT
Aturan penggunaan:
1 x sehari 1 tablet pagi hari, pemantauan efek samping dan monitoring
interaksi
Lama pernggunaan
Pemberian furosemid 40 mg oral diberikan pada pasien yang
mengalami perbaikan kondisi setelah edema.
KAJIAN KLINIS
Lasix tab 40 mg

REAKSI OBAT YANG TIDAK DIINGINKAN (ALERGI,


EFEK SAMPING OBAT, MANIFESTASI KLINIS LAIN)
Reaksi terhadap sistem pencernaan, Reaksi hipersensivitas sistemik,
Reaksi sistem syaraf pusat, Reaksi hematologi, Reaksi Dermatologis-
hipersensitivitas, Sistem kardiovaskular, Gangguan
Ginjal, Gangguan Metabolik
KAJIAN KLINIS
Lasix tab 40 mg

KONTRAINDIKASI
• Reaksi terhadap sistem pencernaan,
• Reaksi hipersensivitas sistemik,
• Reaksi sistem syaraf pusat, Reaksi hematologi,
• Reaksi Dermatologis-hipersensitivitas,
• Sistem kardiovaskular,
• Gangguan Ginjal, Gangguan Metabolik
INTERAKSI OBAT
• Furosemid – Parasetamol : Penurunan ekskresi prostaglandin ginjal
dan aktifitas plasma renin.
• Furosemid – Kaptopril : Inhibisi produksi angiotensin II oleh ACE
inhibitor mengakibatkan Penurunan efek loop diuretik
• Aspirin – Furosemid : Respon diuretik terhadap furosemid
terganggu
KAJIAN KLINIS
Spironolacton tab 25 mg

KETETAPAN INDIKASI DAN DOSIS OBAT


Indikasi : Ascites dan edema perifer, gagal jantung
kongestif, sindrom nefrotik, hiperaldosteronisme primer,
dan hipertensi
Dosis : 25-100 mg

ATURAN, CARA DAN LAMA PENGGUNAAN OBAT


1 x sehari 1 tablet pagi hari bersamaan dengan makan mengurangi
risiko efek samping seperti mual, muntah, dan sakit perut. mengurangi
risiko hiperkalemia, yaitu kondisi di mana kadar kalium dalam darah
terlalu tinggi
KAJIAN KLINIS
Spironolacton tab 25 mg

REAKSI OBAT YANG TIDAK DIINGINKAN (ALERGI,


EFEK SAMPING OBAT, MANIFESTASI KLINIS LAIN)
Gangguan elektrolit, dehidrasi, kegagalan ginjal, hipotensi (Wells, et al.,
2015) Diperlukan pemantauan Elektrolit serum (terutama kalium),
kreatinin serum (SCr), nitrogen urea darah, Tujuan tekanan darah:
pengeluaran natrium >78 mmol/hari

KONTRAINDIKASI
Hipertensi, penyakit Addison, anuria, gangguan ginjal berat,
penggunaan bersamaan dengan suplemen kalium atau
diuretik yang menahan kalium
KAJIAN KLINIS
Spironolacton tab 25 mg

INTERAKSI OBAT
• Interaksi serius, terutama hiperkalemia dengan suplemen kalium
(hindari penggunaan bersamaan), pengganti garam meja
(mengandung kalium dan natrium klorida), diuretik yang menahan
kalium, inhibitor ACE, antagonis reseptor angiotensin II, beberapa
antibiotik (trimetoprim, nitrofurantoin), siklosporin, LMWH, dan
takrolimus, terutama jika faktor risiko lain juga ada, misalnya usia
lanjut, gangguan ginjal, diabetes.
• Spironolakton dapat menyebabkan hiponatremia, terutama jika
digunakan dengan diuretik lain. Efek natriuretik ini dikurangi oleh
aspirin, indometasin, dan mungkin NSAID lainnya.
• Spironolakton meningkatkan konsentrasi plasma digoksin hingga
25% dan dapat mengganggu hasil pengukuran konsentrasi plasma
digoksin.
KAJIAN KLINIS
Spironolacton tab 25 mg

INTERAKSI OBAT
• Spironolacton + aspirin minor
• Spironolacton + simvastatin aman
• Spironolacton + lansoprazole aman
• Spironolacton + Lasix aman
• Spironolacton + Ramipir Major Sipronolacton meningkatkan
kadar kalium darah (hiperkalemia)
KAJIAN KLINIS
Ramipril tab 1,25 mg

KETETAPAN INDIKASI DAN DOSIS OBAT


Indikasi : Gagal jantung, hipertensi
Dosis : Rekomendasi dosis awal 1,25-2,5mg 1x sehari tidak
lebih dari 10 mg sehari

ATURAN, CARA DAN LAMA PENGGUNAAN OBAT


Aturan penggunaan:
1 x sehari 1 tablet malam hari, pemantauan efek samping dan
monitoring interaksi
Lama pernggunaan
Pada kasus yang tidak kompleks, terapi dapat dimulai dengan 1 tablet
1,25 mg, diikuti oleh 1 tablet 1,25 mg dua kali sehari selama 2-7 hari
KAJIAN KLINIS
Ramipril tab 1,25 mg

REAKSI OBAT YANG TIDAK DIINGINKAN (ALERGI,


EFEK SAMPING OBAT, MANIFESTASI KLINIS LAIN)
Efek samping ramifrin mungkin dapat terjadi:
• Batuk kering: Batuk kering terjadi ketika ramipril menghambat
degradasi bradikinin, substrat ACE, di jaringan paru-paru,
menyebabkan peningkatan kadar bradikinin dalam tubuh
• Hipertensi postural meningkatkan resiko jatuh cedera,dan patah
tulang
• Hiperkalemia
• Kecemasan pada sebagain orang
KAJIAN KLINIS
Ramipril tab 1,25 mg

KONTRAINDIKASI
Hipersensitivitas (hindari), angioedema, aliskiren atau
inhibitor neprilisin (sakubitril) dikontraindikasikan

INTERAKSI OBAT
• Moderate dengan aspirin → tidak di berikan bersamaan/ dengan
interval waktu
• Simvastatin → tidak
• Lansoprazol → tidak
• Lasix → moderate → menurunkan tekanan darah
• Major Sipronolacton → meningkatkan kadar kalium darah
(hiperkalemia)
SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF
Subjektif
Data pasien → Nama : Tn. Y

1 2 TTL : 01/10/1970
No. RM : 921xxx
Alamat : Kota Cxxx

Objektif
3 4 Pasien datang ke klinik poli jantung, tidak memiliki riwayat
alergi obat, dan dokter meresepkan obat aptor tab 100 mg,
simvastatin tab 20 mg, lansoprazole tab 2,5 mg, Lasix tab
40 mg, sipronolacton tab 25 mg, ramipril tab 1 25 mg
PLAN
Mengedukasi pasien untuk
Memberikan edukasi terkait
menyesuaikan aktivitas dengan
penggunaan obat yang tepat
merubah gaya hidup (diet sehat,
dan sesuai agar dapat
berhenti merokok, olahraga
memperoleh efektivitas obat
teratur) untuk mencegah
yang optimal
perburukan penyakit

Melakukan monitoring
berlanjut terhadap kondisi
Memantau faktor risiko
klinis pasien dengan melihat
(memonitor tekanan darah,
ada tidaknya efek samping
kolesterol, gula darah)
yang merugikan terkait
pemberian terapi pengobatan
DAFTAR PUSTAKA
Arguello, D., & , Kali S. Thomas, P. D. H. B. L. M. M. G. E.-L. M. (2017). Stability of Furosemide and
Chlorothiazide. Physiology & Behavior, 176(1), 139–148.
https://doi.org/10.2146/ajhp150023.Stability
Berardesca E, Gabba P, Ucci G, et al. Topical spironolactone inhibits dihydrotestosterone receptors
in human sebaceous glands: an autoradiographic study in subjects with acne vulgaris. Int J
Tissue React, 1988;10(2):115-9
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Daftar Obat Formularium Nasional.
2017.http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.01_.07-MENKES-659-
2017_ttg_Formularium_Nasional_.pdf
http://www.who.int/medicines/services/essmedicines_def/en/.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519032/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3278069
Kurniawati, F., Yasin, N. M., Dina, A., Atana, S., & Hakim, S. N. (2021). Kajian Adverse Drug Reactions
Terkait Interaksi Obat di Bangsal Rawat Inap Rumah Sakit Akademik UGM. JURNAL
MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice),
10(4), 297–308. https://doi.org/10.22146/jmpf.60228
DAFTAR PUSTAKA
M.Khan, T., Patel, R. & Siddiqui, A. H., 2023. FUROSEMIDE. s.l.:Pulau Harta Karun (FL): Penerbitan
StatPearls.
Makani, M., & Setyaningrum, N. (2017). Pola penggunaan furosemid dan perubahan elektrolit pasien
gagal jantung di Rumah Sakit X Yogyakarta. Jurnal Ilmiah Farmasi, 13(2), 57–68.
https://doi.org/10.20885/jif.vol13.iss2.art3
Pérez Juan, E., Maqueda Palau, M., Arévalo Rubert, M., Ribas Nicolau, B., & Amorós Cerdá, S. M.
(2015). Compatibilidad visual y fysica de la furosemida en mezclas intravenosas para
perfusion continua. Enfermeria Intensiva, 21(3), 96–103.
https://doi.org/10.1016/j.enfi.2010.01.004
Srebro, J., Brniak, W., & Mendyk, A. (2022). Formulation of Dosage Forms with Proton Pump
Inhibitors: State of the Art, Challenges and Future Perspectives. Pharmaceutics, 14(10).
https://doi.org/10.3390/pharmaceutics14102043
WHO. Essential medicines. 2020.
Zodda, D., Giammona, R., & Schifilliti, S. (2018). Treatment Strategy for Dyslipidemia in
Cardiovascular Disease Prevention: Focus on Old and New Drugs. Pharmacy, 6(1), 10.
https://doi.org/10.3390/pharmacy6010010
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai