Anda di halaman 1dari 5

Terapi PUD dan H pylori

Berikut ini adalah obat-obat yang digunakan untuk


eradikasi bakteriH.pylori dan mengobati tukak :
ANTIBIOTIK. H.pylori sensitif dengan antibiotik tertentu
misalnyaamoxicillin (Amoxillin(R)-Pharos, kapsul 500 mg)(1) dan
antibiotik golongan makrolida
misalnya clarithromycin (Comtro(R)-Combiphar, tablet salut
selaput 250 mg) (1). Antibiotik lini kedua yang digunakan yaitu
tetrasiklin (Tetrin(R)-Interbat, kapsul 250 mg dan 500 mg) (1),
metronidazole (Farizol(R)-Ifars, kaplet 250 mg dan 500
mg) (1), dan ciprofloxacin (Cetafloxo(R)-Soho, kapsul 250 mg dan
kaplet 500 mg) (1). Salah satu indikasi semua obat golongan ini
adalah untuk mengeradikasi bakteri H.pylori di saluran cerna.
Kontraindikasi : pasien yang mengalami hipersensitivitas
terhadap antibiotik, ibu hamil dan menyusui (tetrasikiln) (5). Efek
samping yang paling umum terjadi dari penggunaan antibiotik
adalah permasalahan di saluran pencernaan misalnya mual,
muntah dan diare(5). Reaksi alergi dapat terjadi dengan semua
antibiotik tetapi yang paling sering terjadi adalah alergi antibiotik
golongan penisilin atau sulfa. Reaksi alergi yang terjadi mulai dari
bercak merah pada kulit, biasanya jarang, namun parah dan
mengancam jiwa karena menyebabkan shock anafilaksis(5).

TAMBAHAN :

Tata Laksana Terkini Infeksi H. pylori


Tata laksana awal yang paling sering digunakan yaitu
triple therapy yang terdiri dari PPI, amoksisilin dan
klaritromisin yang diberikan 2 kali sehari selama 7-14
hari. Metronidazol dapat digunakan untuk
menggantikan
amoksisilin pada pasien yang alergi terhadap penisilin.
Variasi dalam lamanya terapi bergantung pada pola
resistensi H. pylori yang berbeda di setiap daerah.
Untuk wilayah Eropa dan Asia Pasifik dianjurkan lama
eradikasi ini 7 hari sementara American College of
Gastroenterology (ACG) menganjurkan lama eradikasi
14 hari.Dosis yang digunakan adalah amoksisilin
2x1g/hari, klaritromisin 2x500 mg/hari. dan omeprazol
2x20 mg/hari.Ada pula yang menggunakan
pantoprazol karena pantoprazol memiliki
kemungkinan interaksi obat yang lebih kecil
dibandingkan
dengan PPI lainnya.7 Studi HYPER menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna
antara efektivitas regimen triple therapy 7 hari
dengan regimen triple therapy 14 hari .
Tata Laksana Lini Kedua untuk Kegagalan Lini
Pertama

Kegagalan tata laksana dengan lini pertama merupakan tanda


adanya resistensi H. pylori terhadap salah satu antibiotik yang
digunakan. Resistensi terhadap klaritromisin
merupakan yang paling sering walaupun tidak
tertutup kemungkinan adanya resistensi terhadap
antibiotic yang lain. Ketika tata laksana dengan lini
pertama gagal, maka digunakan lini kedua yang sering
disebut dengan quadruple therapy. Quadruple therapy
terdiri dari kombinasi PPI, bismuth subsalisilat,
metronidazol, dan tetrasiklin. Efektivitas regimen
quadruple therapy mencapai 93%, sementara
efektivitas regimen triple therapy sekitar 77%. Dosis
regimen quadruple therapy ini adalah omeprazol 2x20
mg/hari, bismuth subsalisilat 4x525 mg/hari,
metronidazol 4x250 mg/hari, dan tetrasiklin 4x500
mg/hari selama 10-14 hari. Permasalahan utama pada
regimen quadruple therapy ini adalah jadwal konsumsi
obat yang rumit dan insiden efek samping yang lebih
besar. Bila masih terdapat kegagalan dalam eradikasi
H. pylori dengan regimen quadruple therapy, maka
dianjurkan untuk menggunakan regimen lini ketiga
yaitu kombinasi levofloksasin, amoksisilin, dan PPI
selama 10 hari. Kegagalan eradikasi dengan lini kedua
dapat mencapai 20%. Penggunaan kultur untuk
mengetahui resistensi dalam praktik sehari-hari masih
kontroversial karena selain prosedurnya rumit, juga
makan waktu dan biaya. Dosis yang digunakan untuk
levofloksasin adalah 2x500 mg/hari, amoksisilin 2x1

g/hari, dan omeprazol 2x20 mg/hari.3 Levofloxacinebased triple therapy (levofloksasin, amoksisilin, dan
PPI) seringkali disebut sebagai regimen lini ketiga.
Gisbert et al membandingkan levofloxacine-based
triple therapy (levofloksasin 2x500 mg/hari,
amoksisilin 2x1 g/hari, dan omeprazol 2x20 mg/hari)
dengan rifabutin 2x150 mg/hari, amoksisilin 2x1
g/hari, dan omeprazol 2x20 mg/hari pada masingmasing 20 pasien dengan riwayat gagal eradikasi H.
pylori dengan lini pertama dan kedua, dan terlihat
bahwa nilai eradikasi dengan levofloksasin lebih tinggi
dibandingkan dengan rifabutin (85% vs. 45%).
Sementara itu, Gatta et al juga memperlihatkan
keberhasilan eradikasi levofloxacine-based triple
therapy mencapai 92% pada 151 pasien dengan
infeksi H. pylori yang persisten dengan lini pertama
dan kedua.10
OBAT PENEKAN JUMLAH ASAM LAMBUNG. Obat-obat
golongan ini meliputi penghambat pompa proton (PPI/ proton
pump inhibitor); antagonis reseptor H2 (H2RA/ H2 reseptor
antagonist); dan antasid. PPI (Proton Pump Inhibitor) bekerja
dengan cara menghambat atau memblok langsung tempat yang
menghasilkan asam(3). Beberapa macam obat ini yaitu
omeprazole (OMZ(R)-Ferron, kapsul 20 mg)(1), esomeprazole
(Nexium(R)-AstraZeneca, tablet salut selaput 20 dan 40 mg)(1),
lansoprazole (Nufaprazol(R)-Nufarindo, kapsul 30 mg)(1),

rabeprazole (Pariet(R)-Eisai, tablet salut enterik 10 mg dan 20

Berikut ini adalah terapi kombinasi beserta dosis obat

mg)(1), dan pantoprazole (Pantozol(R)-Pharos, tablet 20 dan 40

yang direkomendasikan dan telah disetujui oleh Food And Drugs

mg)(1). Efek samping obat golongan ini jarang, meliputi sakit

Association (FDA) untuk melawan bakteri H.pylori dan menjaga

kepala, diare, konstipasi, muntah, dan ruam merah pada kulit(3).

agar tidak terjadi sekresi asam berlebih yang dapat

Ibu hamil dan menyusui sebaiknya menghindari penggunaan

memperparah tukak (4):

PPI. Antagonis Reseptor H2 mengurangi sekresi asam


lambung dengan cara berkompetisi dengan histamin untuk

PPIAC. Kombinasi ini terdiri dari PPI, amoksisilin,

berikatan dengan reseptor H2 pada sel parietal lambung. Bila

dan clarithromycin yang mempunyai keefektifan 90-95% dalam

histamin berikatan dengan reseptor H2, maka akan dihasilkan

eradikasi H.pylori. Ketika menggunakan terapi ini, PPI diminum

asam(3). Dengan diblokirnya tempat ikatan antara histamin dan

dua kali sehari sebelum makan selama 14 hari; amoksisilin 1000

reseptor, digantikan dengan obat-obat ini, maka asam tidak akan

mg dua kali sehari bersama dengan makanan selama 14 hari;

dihasilkan. Beberapa macam obat ini yaitu cimetidine

dan clarithromycin 500 mg dua kali sehari diminum bersama

(Corsamet(R)-Corsa, tablet 200 mg dan 400 mg) (1), famotidine

dengan makanan selama 14 hari. FDA sudah membuktikan

(Ifamul(R)-Guardian Pharmatama, tablet 20 mg)(1), ranitidine

bahwa terapi selama 10 hari juga sudah efektif. Terapi 7 hari

(Tricker(R)-Meprofarm, tablet salut selaput 150 mg)(1), dan

tidak disarankan oleh FDA karena kurang efektif dibandingkan

nizatidine (Axid(R)-Eli Lily, kapsul 150 mg)(1). Efek samping obat

terapi selama 10-14 hari. Antagonis reseptor H2 sebaiknya tidak

golongan ini yaitu diare, sakit kepala, kantuk, lesu, sakit pada

ditambahkan pada kombinasi yang menggunakan PPI.

otot, dan konstipasi.


PPIMC. Kombinasi ini terdiri dari PPI, metronidazole,
BISMUT. Bismut biasanya dikombinasikan dengan obat

danclarithromycin. Metronidazole 500 mg dapat digunakan

penekan jumlah asam pada terapi tukak yang disertai infeksi

sebagai pengganti amoksisilin karena memiliki daya eradikasi

bakteri H.pylori. Bismut aktif melawan H.pylori dengan

yang sama. Efektivitas kombinasi ini yaitu antara 88-95% untuk

konsentrasi hambat minimal yaitu 16 mg/ml (4). Beberapa

memeberantas bakteri H.pylori.

macam obat yang mengandung bismut yaitu Diotame(R) dan


Pepto-Bismol(R), keduanya dalam bentuk tablet kunyah 262

BMT-H2. Kombinasi ini terdiri dari bismut, metronidazole,

mg (5). Bismut dikontraindikasikan untuk pasien yang

danterasiklin, ditambah dengan antagonis reseptor H2. Terapi ini

hipersensitif terhadap bismut.

agak rumit karena menggunakan empat macam obat yang


diberikan empat kali sehari selama dua minggu dan masih

dilanjutkan terapi dengan obat antagonis reseptor H2 selama 16

Bakteri ini banyak ditemukan di negara-negara berkembang, dan

hari. Bismut yang diberikan adalah bismuth salisilat 262 mg, dua

angka kejadian tukak karena infeksi bakteri ini sangat tinggi di

tablet empat kali sehari dengan cara dikunyah selama 14 hari

negara berkembang yang padat penduduknya, ekonomi lemah

diminum bersama makanan dan sebelum tidur. Metronidazole

dan sanitasi lingkungannya yang buruk. Kita tinggal di Indonesia,

250 mg diminum empat kali sehari selama dua minggu diminum

negara yang sanitasi lingkungannya cukup amburadul. Dengan

bersama makanan dan sebelum tidur. Tetrasiklin 500 mg

kata lain, kita pun akan mudah terserang infeksi bakteri ini. Satu-

diberikan empat kali sehari selama 14 hari diminum bersama

satunya cara adalah dengan tetap menjaga kebersihan

makanan dan sebelum tidur. Antagonis reseptor H2 diberikan

lingkungan dan perubahan gaya hidup dan pola makan Anda.

selama 30 hari untuk meningkatkan kesembuhan. PPI yang

Jangan abaikan rasa nyeri di dalam tubuh Anda sebelum terjadi

diminum dua kali sehari dapat digunakan untuk mengganti

sesuatu yang lebih parah dalam tubuh Anda. Jangan sampai

antagonis reseptor H2.

masa tua Anda menjadi sengsara karena serangan asam


lambung yang berlebihan dan ulah jahat bakteri H.pylori yang

RBC-C. Kombinasi ini terdiri dari ranitidine, bismut citrat,

tinggal dengan enaknya, membentuk keluarga bakteri yang

danclarithromycin. Ranitidine 150 mg ditambah bismut sitrat 240

hidup dengan nyaman di dalam saluran cerna Anda. Bukan

mg diminum dua kali sehari selama empat minggu

bermaksud menakut-nakuti, tetapi harga yang harus dibayar di

dikombinasikan dengan clarithromycin 500 mg diminum tiga kali

waktu kemudian bisa tak terhingga mahalnya jika semuanya

sehari untuk dua minggu pertama. Kombinasi ini kurang efektif

sudah terlambat untuk diatasi. Obati sebelum terlambat!

dibanding kombinasi lainnya di atas. Selain itu, waktu


pemberiannya juga agak merepotkan, durasinya lama (empat
minggu), ditambah lagi hanya satu antibiotik yang digunakan.
RBC merupakan pilihan untuk pasien yang alergi terhadap

PUSTAKA

penisilin.
1). Anonim, 2006, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi
2006/2007, Edisi 6, Info Master, Jakarta.
Terapi kombinasi tersebut akan mampu membunuh

2). DiPiro, T.J., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G.,

bakteri H.pyloriyang menyebabkan tukak dan memperparah

Pasey, l.M., 2005, Pharmacotherapy : A Pathophysiological

tukak. Mengapa kita harus waspada terhadap bakteri H.pylori?

Approach, 6th Ed., The McGraw-Hill Inc., USA.

3). Hardman, J.G., Limbird, L.E., Molinof, P.B., Ruddon, R.w.,


2006, The Pharmacological Basic of Therapeutics, 9th Ed.,

Clinical Use of Drugs, 8th Ed., Lippincot Williams & Wilkins,


USA.

The McGraw-Hill Companies Inc., USA.


5). Lacy, C.F., Armstrong, L.L., Goldman, M.P., dan Lance,
4). Kimble, M.A., Young, L.E., Kradjan, W.A., Guglielmo, B.J.,
Alldredge, B.K., Corelli, R.L., 2005, Applied Therapeutics : The

L.L., Drug Information Handbook, 14th Ed., Lexicomp Inc.,


USA.

Anda mungkin juga menyukai