Anda di halaman 1dari 19

PENGKAJIAN RESEP

Berikut adalah resep di Puskesmas Sukamanah


Dengan diagnosis scabies
1. Proses pengkajian resep dimulai dari :
a. Persyaratan administrative
b. Persyaratan farmasetika
c. Persyaratan klinis
PENGKAJIAN RESEP
Persyaratan Administrasi

Persyaratan Farmasetik

Persyaratan Klinis
Persyaratan Administrasi Riwayat alergi Obat:
Tidak

Berdasarkan PMK 74 tahun 2016


Kelengkapan Administratif Keterangan

Kejalasan tulisan Jelas

Nama Dokter Ada

SIP dan Paraf dokter Ada

Alamat Dokter Ada

Tanggal Penulisan resep Ada

Klinik/ unit asal order dokter Ada

Nama Pasien Ada

No. Rekam Medik Ada

Alamat Pasien Ada

Umur Pasien Ada

Jenis Kelamin Pasien Ada

Berat Badan Pasien (Anak) Ada


Persyaratan Administrasi
Kelengkapan Keterangan
Nama Dokter Ada
SIP Dokter Ada
Alamat Dokter Ada
Tanggal Penulisan Resep Ada
TTD/Paraf Dokter Ada
Nama Pasien Ada
Alamat Pasien Ada
Umur Pasien Ada
Jenis Kelamin Pasien Ada
Berat Badan Pasien Ada
Nama Obat Ada
PERSYARATAN FARMASETIK
Kelengkapan Ada/ Tidak Keterangan
Nama Obat dan bentuk sediaan Ada

Potensi Ada

Dosis dan Jumlah yang diminta Ada

Cara Pemberian yang jelas Ada

Aturan Pakai Tidak tidak terdapat aturan pakai yang jelas untuk
penggunaan antibiotik sirup kering
PERSYARATAN FARMASETIK LAINNYA
Stabilitas
- sirup kering antibiotik maks. penggunaan selama 7 hari
- disimpan di tempat kering dan tidak terkena sinar matahari
- disimpan pada suhu 15-20oC
Inkompatibilitas
karena obat tidak diracik/dalam bentuk puyer, sehingga tidak ada
inkompatibilitas secara fisika dan kimia

Cara Penggunaan
- sirup kering amoksisilin dilarutkan dengan 50 ml air matang
- dihabiskan
Lama Pemakaian
Tidak memenuhi penatalaksanaan lama pengobatan scabies

Ketersediaan Perbekalan Farmasi


Pemberian obat tidak lengkap
Persyaratan Klinik
masing-masing obat
NAMA OBAT PERTAMA

Komposisi Klorfeniramin Maleat / CTM 4 mg


Golongan Antihistamin Generasi I
Indikasi Anti Alergi / Antihistamin
Dewasa : 4 mg maks. 24 mg/hari, 3-4 kali sehari; Anak : 2-6 tahun 1 mg maks. 6 mg/hari,
Dosis
3-4 kali sehari
Cara Pemberian Oral, dapat diberikan setelah makan

Klorfeniramin bekerja menghambat pengeluaran Histamin dengan cara berikatan dengan


Mekanisme Kerja
reseptor histamin H1 sehingga menyebabkan penurunan gejala sakibat histamin

Efek samping umum dari Klorfeniramin yaitu mual, mengantuk atau pusing, sulit
Efek Samping
berkonsentrasi, mulut kering, sakit kepala, atau penglihatan kabur
Sensitif terhadap Klorfeniramin atau senyawa yang terkandung dalam obat, riwayat
Kontraindikasi
penyakit galukoma, penyempitan usus, pembesaran prostat, atau serangan asma akut

Interaksi Obat -

Efek alergi -

-
Duplikasi
NAMA OBAT KEDUA

Komposisi N-Asetil Sistein 200 mg


Golongan Agen Mukolitik

Indikasi Pengencer Dahak, Sekresi Mukus

Dosis Dewasa : 200 mg, 2-3 kali sehari; Anak 2-6 tahun 100 mg, 2-4 kali sehari

Cara Pemberian Oral, dapat diberikan bersamaan dengan makanan atau setelah makan

Asetilsistein bekerja dengan cara mengurangi protein pada dahak sehingga dahak
Mekanisme Kerja
menjadi lebih encer dan lebih mudah dikeluarkan saat batuk

Efek Samping Efek samping yang jarang terjadi yaitu mual, muntah, nyeri ulu hati, Demam, ruang kulit
Kontraindikasi Asma akut, riwayat hipersensitif terhadap asetilsistein

Peningkatan resiko penumpukan dahak jika digunakan bersama obat antitusif seperti
Interaksi Obat
Kodein

Efek alergi -

Duplikasi -
NAMA OBAT KETIGA

Komposisi Prednisone 5 mg
Golongan Kortikosteroid

Indikasi Mengurangi peradangan

Anak: 0,5 - 2 mg/kgBB dalam dosis tunggal ataupun terbagi dalam 12 jam, maksimal 60
Dosis
mg/hari

Cara Pemberian Diberikan sesudah makan

Mekanisme Kerja Menekan reaksi sistem kekebalan tubuh sehingga dapat mengurangi peradangan

Mual, muntah, diare, konstipasi, keringat berlebih, jerawat, sulit tidur, hilang nafsu
Efek Samping
makan
Penderita penyakit tuberculosis aktif, infeksi akut, infeksi jamur, herpes simpleks mata,
Kontraindikasi ulkus peptikum, hipertensi mengalami osteoporosis mengalami psikosis maupun
psikoneurosis berat, serta sedang menerima vaksin hidup.
● Peningkatkan risiko terjadinya perdarahan di lambung jika dikonsumsi bersama
obat antiinflamasi nonsteroid
● Peningkatan tekanan di dalam bola mata jika digunakan bersama obat golongan antikolinergik,
seperti atropine
● Peningkatan efektivitas prednison jika digunakan bersama preparat hormon estrogen (misalnya
pil KB)
Interaksi Obat ● Penurunan efektivitas prednison jika digunakan bersama rifampicin, phenobarbital, primidone,
atau carbamazepine
● Peningkatkan risiko terjadinya aritmia jika digunakan dengan glikosida digitalis, seperti digoxin
● Penurunan penyerapan dan kadar prednison dalam darah jika digunakan bersama antasida yang
mengandung aluminum dan magnesium
● Penurunan efektivitas obat antidiabetes, seperti glimepiride, metformin, atau insulin
Efek alergi -

Duplikasi -
NAMA OBAT KEEMPAT

Komposisi Amoxicillin 125 mg/5 ml


Golongan Antibiotik penisilin

Indikasi Mengatasi infeksi bakteri

Dewasa dan Anak 20 mg/kgBB/hr : 250-500 mg. Anak dengan BB <20 kg : 20-40
Dosis mg/kgBB dalam 2 dosis terbagi tiap 8 jam. Infeksi berat Dosis ganda. GO akut 2-3 g
dosis tunggal.

Cara Pemberian Diberikan sesudah makan

Menghambat pembentukan dinding sel bakteri sehingga bakteri penyebab infeksi akan
Mekanisme Kerja
mati.
Kejang (dosis tinggi), kristaluria (dosis parenteral tinggi), waktu protrombin memanjang.
Efek Samping Gangguan sistem darah dan limfatik: Jarang, trombositopenia, leukopenia. Gangguan
gastrointestinal: Mual, diare, muntah
Hipersensitivitas atau riwayat reaksi alergi berat (misalnya anafilaksis, sindrom
Stevens-Johnson) terhadap amoksisilin atau -laktam lainnya (misalnya penisilin,
Kontraindikasi
sefalosporin, karbapenem, monobaktam). Mononukleosis menular (dicurigai atau
dikonfirmasi).

● Penurunan efektivitas pil KB


● Penurunan efektivitas vaksin hidup, seperti vaksin tifoid atau vaksin BCG
● Peningkatan risiko terjadinya reaksi alergi jika digunakan dengan allopurinol
Interaksi Obat ● Penurunan efektivitas amoxicillin jika digunakan dengan chloramphenicol,
antibiotik golongan makrolid, sulfonamida, atau tetracycline
● Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan dengan
obat pengencer darah, seperti warfarin

Efek alergi -

Duplikasi -
Kesesuaian Dosis

Dosis pada resep Dosis pada Literatur Kesimpulan


Nama obat sesuai/tidak sesuai

Sesuai, namun dengan


1x pakai : 4mg 1x pakai : 1mg catatan perlu perhatian.
CTM Tab
1 hari : 4mg 1 hari : maks. 6mg Karena satu harinya
tidak lebih dari 6mg

1x pakai: 200mg 100mg 2-4x sehari


N - Acetylsistein Kaps Sesuai
1 hari : 400mg

0,5 - 2 mg/kgBB dalam


1x pakai : 5mg dosis tunggal ataupun tidak sesuai
Prednison Tab
1hari : 5mg terbagi dalam 12 jam underdose
maksimal 60 mg/hari

1x pakai : 125mg 20 - 40 mg/kgBB dalam


Amoxicillin Sirup Sesuai
1hari : 375mg 3 dosis terbagi
DRUG RELATED PROBLEM
DAN SOLUSI
Jenis DRP Penilaian Keterangan
Butuh obat (indikasi tidak
Tidak ada terapi Permentrin Krim atau Salep 2-4 Diagnosa Scabies
diobati)
Obat tidak perlu
(penggunaan obat tanpa Ada terapi untuk N-Acetil Sistein Tidak terdapat diagnosa Batuk
indikasi)
Dosis rendah Minimal dosis 0,5 mg/kgBB/hari jadi
Dosis Prednison underdose hanya 5 mg/hari
seharusnya diberikan 8 mg/hari
Dosis tinggi - -

Efek samping/ Reaksi Obat


merugikan - -

Interaksi obat - -
Bentuk kapsul dan aroma tidak sedap dari N-
Ketidakpatuhan pengobatan Sediaan N-Asetil Sistein menurunkan kepatuhan Asetil Sistein tidak nyaman dikonsumsi oleh
penggunaan obat pada anak-anak anak-anak.

Pemilihan obat yang tidak


tepat Penggunaan Antibiotik Amoxicillin tidak tepat Tidak ada indikasi infeksi bakteri

Obat dengan indikasi


yang sama
- -
Solusi DRP

Pemberian intervensi pada dokter penulis resep terkait :


1. Terapi Scabies. dapat diresepkan Permetrin Krim atau Salep 2-4.
Jika ketersediaannya kosong dapat diberikan Copy Resep.
2. Pemberian terapi batuk yaitu N-Acetil Sistein 200 mg tidak
berkaitan dengan diagnosa Scabies

3. Pemberian Dosis Prednison perlu ditingkatkan untuk mendapatkan


dosis minimal dalam sehari yaitu 8 mg untuk pasien dengan BB 16 kg
(dapat diberikan dosis tunggal atau 2 - 3 dosis terbagi)
4. Pemberian sediaan N-Asetil Sistein perlu modifikasi dalam sediaan
kapsul yang sesuai dengan pasien.

Anda mungkin juga menyukai