Anda di halaman 1dari 5

NAMA GENERIK PARACETAMOL

INDIKASI Nyeri ringan sampai sedang, nyeri sesudah operasi cabut


gigi, pireksia

MEKANISME KERJA Mengurangi produksi prostaglandin dengan mengganggu


enzim cyclooksigenase (COX)

DOSIS Oral 0,5–1 gram setiap 4–6 jam hingga maksimum 4 gram
per hari; anak–anak umur 2 bulan 60 mg untuk pasca
imunisasi pireksia, sebaliknya di bawah umur 3 bulan
(hanya dengan saran dokter) 10 mg/kg bb (5 mg/kg bb jika
jaundice), 3 bulan–1 tahun 60 mg–120 mg, 1-5 tahun 120–
250 mg, 6–12 tahun 250– 500 mg, dosis ini dapat diulangi
setiap 4–6 jam jika diperlukan (maksimum 4 kali
dosisdalam 24 jam), infus intravena lebih dari 15 menit,
dewasa dan anak–anak dengan berat badan lebih dari 50 kg,
1 gram setiap 4–6 jam, maksimum 4 gram per hari, dewasa
dan anak–anak dengan berat badan 10 -50 kg, 15 mg/kg bb
setiap 4–6 jam, maksimum 60 mg/kg bb per hari

GOLONGAN Obat Bebas

STATUS KEHAMILAN Obat minum dan suppositoria


(FDA)
Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak
memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum
ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Infus dan suntik
Kategori C: Studi pada binatang percobaan
memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi
belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang
diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Paracetamol dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang
menyusui, lebih baik berkonsultasi dengan dokter terlebih
dahulu

KONTRA INDIKASI Gangguan fungsi hati berat, hipersensitivitas.

 Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika


INTERAKSI DLL digunakandengan warfarin
 Penurunan kadar paracetamol dalam darah jika
digunakan dengan carbamazepine, colestiramine,
phenobarbital, phenytoin, atau primidone
 Peningkatan risiko terjadinya efek samping obat
busulfan
 Peningkatan penyerapan paracetamol jika digunakan
dengan metoclopramide,domperidone,
chloramphenicol, atau probenecid
 Peningkatan risiko terjadinya kerusakan hati jika
digunakan dengan isoniazid
 Jika paracetamol digunakan bersama alkohol maka
bisa meningkatkan risiko terjadinya kerusakan hati

NAMA GENERIK KETOPROFEN

INDIKASI Nyeri dan radang pada penyakit reumatik yang ringan dan
gangguan otot skelet lainnya, dan setelah pembedahan
ortopedik; gout akut; dismenorea.

MEKANISME KERJA Menghambat enzim cyclooxygenase (COX), yang bertugas


memproduksi prostaglandin. Prostaglandin adalah zat kimia
yang terbentuk saat terjadi cedera. Zat ini menyebabkan rasa
sakit dan peradangan. Oleh karena itu, berkurangnya jumlah
prostaglandin dapat mengurangi nyeri dan radang.

DOSIS Oral, penyakit reumatik, 100-200 mg sehari dalam 2-4 dosis


terbagi bersama makan; ANAK: tidak dianjurkan Nyeri dan
dismenorea, 50 mg sampai 3 kali sehari; ANAK: tidak
dianjurkan. Rektal dalam bentuk supositoria, penyakit
reumatik, 100 mg sebelum tidur; ANAK: tidak dianjurkan.
Penggabungan pengobatan oral dan rektal, dosis total
maksimum sehari 200 mg. Injeksi intramuskular dalam ke
otot panggul, 50-100 mg setiap 4 jam (maksmum 200 mg
dalam 24 jam) selama 3 hari; ANAK: tidak dianjurkan

GOLONGAN Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)

STATUS KEHAMILAN Kategori C untuk masa kehamilan ≤30 minggu: Studi


(FDA) pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek
samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol
pada wanita hamil.
Obat hanya boleh digunakan dalam dosis terendah dan jika
dokter menilai besarnya manfaat yang diharapkan melebihi
besarnya risiko terhadap janin.
Kategori D untuk masa kehamilan >30 minggu: Ada
bukti bahwa kandungan obat berisiko terhadap janin
manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin
lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi
situasi yang mengancam nyawa.
Belum diketahui ketoprofen dapat terserap ke dalam ASI
atau tidak. Bila Anda sedang menyusui, jangan
menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter.

KONTRA INDIKASI Riwayat reaksi hipersensitivitas terhadap komponen obat


ketoprofen

INTERAKSI DLL  Penurunan efektivitas obat antihipertensi


 Peningkatan risiko terjadinya efek samping
ketoprofen jika digunakan dengan probenecid
 Peningkatan risiko terjadinya efek samping obat
lithium atau methotrexate
 Peningkatan risiko terjadinya perdarahan pada
saluran pencernaan jika digunakan bersama OAINS
lain, kortikosteroid, antidepresan jenis SSRI, atau
antikoagulan, seperti warfarin dan heparin
 Peningkatan risiko terjadinya gagal jantung jika
digunakan dengan obat glikosida jantung, seperti
digoxin
 Peningkatan risiko terjadinya hiperkalemia dan
gagal ginjal jika digunakan dengan ACE inhibitor,
diuretik, ciclosporin, tacrolimus, ARB, atau
trimethoprim

NAMA GENERIK BUPRENORPHIN

INDIKASI Terapi pengganti untuk ketergantungan opioid, dalam


kerangka terapi psikologi, sosial dan medis.

MEKANISME KERJA Membantu mengurangi gejala putus obat saat seseorang


menjalani penurunan dosis obat opioid.

DOSIS Kondisi: Nyeri sedang hingga berat


 Dewasa: 200–400 mcg, tiap 6–8 jam atau sesuai
kebutuhan.
 Anak-anak usia 6–12 tahun dengan berat badan
16–25 kg: 100 mcg, tiap 6–8 jam.
 Anak-anak usia 6–12 tahun dengan berat badan
>25–37,5 kg: 100–200 mcg, tiap 6–8 jam.
 Anak-anak usia 6–12 tahun dengan berat badan
>37,5–50 kg: 200–300 mcg, tiap 6–8 jam.
Kondisi: Ketergantungan opioid
 Dewasa: Dosis awal 0,8–4 mg, 1 kali sehari. Dosis
pemeliharaan tidak lebih dari 32 mg tiap hari.
Setelah pasien stabil, dosis dapat dikurangi secara
bertahap dan dokter dapat menghentikan
pengobatan.
Kondisi: Premedikasi sebelum anestesi
 Dewasa: 400 mcg.

GOLONGAN Obat Resep (Obat antinyeri golongan opioid)

STATUS KEHAMILAN Kategori C: Studi pada binatang percobaan


(FDA) memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi
belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang
diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Buprenorphine dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda
sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa
berkonsultasi dengan dokter.

KONTRA INDIKASI Hipersensitif pada buprenorfin atau komponen produk, anak


usia di bawah 16 tahun, insufisiensi pernafasan berat,
insufisiensi hati berat, delirium atau alkoholism akut,
menyusui.

INTERAKSI DLL  Peningkatan risiko terjadinya efek samping yang


fatal, seperti gangguan pernapasan, pingsan, koma,
atau hipotensi, jika digunakan dengan
obat monoamine oxidase inhibitors (MAOI), seperti
isocarboxacid
 Peningkatan risiko terjadinya gangguan irama
jantung (aritmia) jika digunakan dengan klorokuin,
cisapride, moxifloxacin, atau dolasetron
 Peningkatan risiko efek samping yang fatal jika
digunakan bersama obat bius, antihistamin, obat
pelemas otot, atau obat golongan benzodiazepine,
seperti diazepam
 Penurunan efek samping buprenopherine jika
digunakan dengan naloxone
 Peningkatan risiko terjadinya hiperkalemia dan
gagal ginjal jika digunakan dengan ACE inhibitor,
diuretik, ciclosporin, tacrolimus, ARB, atau
trimethoprim

Anda mungkin juga menyukai