Indikasi:
eksaserbasi bronkitis kronis, bruselosis (lihat juga keterangan di atas), klamidia, mikoplasma dan
riketsia, efusi pleura karena keganasan atau sirosis, akne vulgaris.
Peringatan:
gangguan fungsi hati (hindari pemberian secara intravena), gangguan fungsi ginjal (lihat
Lampiran 3), kadang-kadang menimbulkan fotosensitivitas.
Interaksi:
Efek Samping:
mual, muntah, diare, eritema (hentikan pengobatan), sakit kepala dan gangguan penglihatan
dapat merupakan petunjuk peningkatan tekanan intrakranial, hepatotoksisitas, pankreatitis dan
kolitis.
Dosis:
oral: 250 mg tiap 6 jam. Pada infeksi berat dapat ditingkatkan sampai 500 mg tiap 6-8 jam.Sifilis
primer, sekunder dan laten: 500 mg tiap 6-8 jam selama 15 hari.Uretritis non gonokokus: 500 mg
tiap 6 jam selama 7-14 hari (21 hari bila pengobatan pertama gagal atau bila kambuh).
Catatan:
tablet atau kapsul harus ditelan bersama air yang cukup, dalam posisi duduk atau berdiri.
Untuk efusi pleura: infus intrapleural 500 mg dalam 30-50 mL NaCl fisiologis.
Pemberian : berikan sbelum makan yaitu satu jam sebelum atau 2 jam sesudah
Amoxicillin :
Indikasi : infeksi sal. Napas, sal genitor, kulit dan jaringan lunak yang disebabkan organism
Pemberian : bersamaan dengan makanan agar diabsorpsi lebih baik atau mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI
Dosis : dws. 250-500 mg tiap 8 jam, anak 20mg/kg/BB/hari terbagi tiap 8 jam.
Ki : hipersensitif thd penisisilin.
paracetamol :
Indikasi:
nyeri ringan sampai sedang, nyeri sesudah operasi cabut gigi, pireksia.
Peringatan:
gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal (lampiran 3), ketergantungan alkohol.
Interaksi:
lihat lampiran 1, peningkatan risiko kerusakan fungsi hati pada pengunaan bersama alkohol.
Kontraindikasi:
Efek Samping:
jarang terjadi efek samping, tetapi dilaporkan terjadi reaksi hipersensitivitas, ruam kulit, kelainan
darah (termasuk trombositopenia, leukopenia, neutropenia), hipotensi juga dilaporkan pada infus,
PENTING: Penggunaan jangka panjang dan dosis berlebihan atau overdosis dapat menyebabkan
kerusakan hati, lihat pengobatan pada keadaan darurat karena keracunan.
Dosis:
oral 0,51 gram setiap 46 jam hingga maksimum 4 gram per hari; anakanak umur 2 bulan 60
mg untuk pasca imunisasi pireksia, sebaliknya di bawah umur 3 bulan (hanya dengan saran
dokter) 10 mg/kg bb (5 mg/kg bb jika jaundice), 3 bulan1 tahun 60 mg120 mg, 1-5 tahun 120
250 mg, 612 tahun 250 500 mg, dosis ini dapat diulangi setiap 46 jam jika diperlukan
(maksimum 4 kali dosisdalam 24 jam), infus intravena lebih dari 15 menit, dewasa dan anak
anak dengan berat badan lebih dari 50 kg, 1 gram setiap 46 jam, maksimum 4 gram per hari,
dewasa dan anakanak dengan berat badan 10 -50 kg, 15 mg/kg bb setiap 46 jam, maksimum
60 mg/kg bb per hari.
Natrium diklofenak
DOSIS
Natrium diclofenac memiliki 2 sediaan tablet yaitu 25 mg dan 50 mg. Tablet harus ditelan
seluruhnya dengan cairan, lebih baik jika diminum sebelum makan, dan tidak boleh dibagi atau
dikunyah.
Dosis dewasa :
Dosis harian yang direkomendasikan berkisar antara 100 150 mg. Pada kasus yang
lebih ringan dan juga pada kasus yang membutuhkan terapi jangka panjang, dosis 75
100 mg per hari biasanya cukup.
Pada kasus dismenorrhea (nyeri menstruasi yang berat), dosis harian harus disesuaikan
dengan kisaran dosis 50 150 mg (biasanya 100 mg) sebagai dosis awal, dilanjutkan
dengan 50 mg, 3 kali sehari.
Pada kasus migraine, dosis 50 mg biasa dipakai. Sebaiknya obat ini diminum dengan air
putih dan tidak dengan cairan lain.
Dosis anak :
Dosis pada anak dan dewasa muda biasanya 0,5 2 mg/kg/hari dibagi menjadi 2 3 kali
pemberian tergantung pada beratnya penyakit. Untuk kasus radang sendi rheumatoid
yang menyerang anak usia muda, dosis harian dapat mencapai 3 mg/kg/hari.
Dosis maksimal 150 mg tidak boleh dilampaui. Karena kekuatan dosis pada sediaan 50
mg, sediaan ini tidak direkomendasikan untuk digunakan pada anak dan dewasa muda
dibawah 14 tahun. Tablet sediaan 25 mg dapat digunakan pada kelompok umur ini.
Kasus 2 :
Seorang pasien dewasa, Mr X,membawa resep dari dokter gigi Tono dan diberikan pada petugas Apotek,
dan resep itu seperti di bawah. Apakah obat di bawah rasional untuk Mr. X?
S. prn. Tab. I
S. prn. Tabl. I
S. tdd kapl. I
S. tdd. Caps I
Dispensing
1. Diclofenak Na
Indikasi : penatalaksanaan nyeri dan dismenore primer
Keamanan dan kesesuain penggunaan : dosis pemberiam diklofenak Na yaitu 100-150 mg/hr dalam
2-3 dosis terbagi, dengan dosis maksimum untuk penatalaksanaan nyeri yaitu 150 mg/hr. jadi
sediaan aman dan sesuai dengan yang bersangkutan
Perhitungan :
Cara pembuatan : masukkan 15 tablet dicklofenak Na dalam plastic embalase dan beri etiket serta
label
Etiket : warna putih
Label : dapat mewarnai gigi dan jauhkan dari jangkauan anak-anak
Konseling : minumlah sebelum makan dan larutkan tablet dalam segelas air sebelum diminum,
serta tidak boleh dikunyah, dan juga obat dikclofenak diminumnya hanya jika giginya terasa sakit.
2. Parasetamol
Indikasi : nyeri ringan sampai sedang, nyeri sesudah operasi cabut gigi, pireksia.
Keamanan dan kesesuaian penggunaan : dosis pemberian paracetamol 500gr 1 gr setiap 4-
6 jam, dengan dosis maksimum 4 gr/hr. jadi sedian aman dan sesuai dengan yang
bersangkutan
Perhitungan :
Cara pembuatan : masukkan 15 tablet Paracetamol dalam plastic embalase dan beri etiket serta
label
Etiket : warna putih
Label : dapat menyebabkan kantuk dan jauhkan dari jangkauan anak-anak
Konseling : dapat diminum sebelum makan maupun sesudah makan, dan diminunya hanya jika
mengalami demam.
3. Amoxicillin
Indikasi : infeksi saluran napas, saluran genitor, kulit dan jaringan lunak yang disebabkan
organisme
Keamanan dan kesesuain obat : dosis pemberian untuk amoxicillin yaitu 250-500 mg tiap 8 jam, jadi
sediaan aman dan sesuai dengan yang bersangkutan
Perhitungan :
Cara pembuatan : masukkan 15 kapsul amoxicillin dalam plastic embalase dan beri etiket serta label
Etiket : warna putih
Label : dapat menyebabkan kantuk, jauhkan dari jangkauan anak-anak
Konseling : minumlah setelah makan tiap 8 jam sekali satu kapsul dan harus dihabiskan seluruh
obat walaupun sudah meras baikan.
4. Tetrasiklin
Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh riketsia, klamidia, mikloplasma pneumonia
Keamanan dan kesesuain obat : dosis pemberian untuk tetrasiklin yaitu 250 mg tiap 6 jam, jadi
sediaan aman dan sesuai dengan yang bersangkutan.
Perhitungan :
Cara pembuatan : masukkan 15 kapsul tetasiklin dalam plastic embalase dan beri etiket serta
label
Etiket : warna putih
Label : dapat menyebabkan kantuk dan jauhkan dari jangkauan anak-anak
Konseling : : minumlah saat perut kosong yaitu 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan
dengan segelas air dan harus dihabiskan seluruh obat walaupun sudah meras baikan.
Kasus 3
COTIMAKSAZOL
KOMPOSISI
FARMAKOLOGI
INDIKASI
Infeksi saluran kemih dan kelamin yang disebabkan oleh E. coli. Klebsiella sp, Enterobacter sp,
Morganella morganii, Proteus mirabilis, Proteus vulgaris.
Otitis media akut yang disebabkan Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae.
Infeksi saluran pernafasan bagian atas dan bronchitis kronis yang disebabkan Streptococcus
pneumoniae, Haemophilus influenzae.
Enteritis yang disebabkan Shigella flexneri, Shigella sonnei.
Pneumonia yang disebabkan Pneumocystis carinii.
Diare yang disebabkan oleh E. coli.
KONTRAINDIKASI
Penderita dengan gangguan fungsi hati yang parah, insufisiensi ginjal, wanita hamil, wanita
menyusui, bayi prematur atau bayi berusia dibawah 2 bulan.
Penderita anemia megaloblastik yang terjadi karena kekurangan folat.
Penderita yang hipersensitif/alergi terhadap trimetoprim dan obat-obat golongan sulfonamida.
EFEK SAMPING
Efek samping jarang terjadi pada umumnya ringan, seperti reaksi hipersensitif/alergi, ruam kulit,
sakit kepala dan gangguan pencernaan misalnya mual, muntah dan diare.
Leukopenia, trombositopenia, agranulositosis, anemia aplastik, diskrasia darah.
Walaupun sifatnya jarang dapat terjadi reaksi hipersensitivitas yang fatal pada kulit atau darah
seperti sindrom Steven Johnson, toxic epidermal, necrosis fulminant, hepatic necrosis dan
diskrasia darah lainnya.
Pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal, dosis harus dikurangi untuk mencegah terjadinya
akumulasi obat.
Selama pengobatan dianjurkan untuk banyak minum (minimal 1,5 liter sehari) untuk mencegah
kristaluria.
Pada penggunaan jangka panjang sebaiknya dilakukan pemeriksaan darah secara periodik
karena kemungkinan terjadi diskrasia darah.
Hentikan penggunaan Cotrimoxazole bila sejak awal penggunaan ditemukan ruam kulit atau
tanda-tanda efek samping lain yang serius.
INTERAKSI OBAT
Kotrimoksazol dapat menambah efek dari antikoagulan dan memperpanjang waktu paruh
Fenitoin juga dapat mempengaruhi besarnya dosis obat-obat hipoglikemia.
Pernah dilaporkan adanya megaloblastik anemia apabila kotrimoksazol diberikan bersama-sama
dengan obat yang dapat menghambat pembentukan folat misalnya Pirimetamin.
Pemberian kotrimoksazol bersama dengan diuretik terutama Tiazid dapat meningkatkan
kemungkinan terjadinya trobositopenia.
REFERENSI LAIN
Dosis Cotrimoxazole
15 20 mg / kg / hari (trimethoprim ) secara oral atau intravena dibagi dalam 3 4 dosis setiap
6 8 jam, selama 14 21 hari
1. Cotrimoxazole (trimethoprim / sulfamethoxazole 160 mg/800 mg) secara oral setiap 12 jam
selama 10 14 hari.
2. Infeksi berat: 8 10 mg / kg / hari (trimethoprim ) intravena dibagi dalam 2 4 dosis setiap 6, 8,
atau 12 jam selama 14 hari. Dosis maksimum (trimethoprim ) adalah 960 mg / hari
Kasus 4
Tetrasanbe :
Indikasi : infeksi sal. Napas, GI, sal. Kemih, kulit dan jaringan lunak
Pemberian : berikan pada saat perut kosong, yaitu satu jam sebelum makan atau 2 jam
setelah makan.
Antasida :
Indikasi : Obat ini digunakan untuk mengobati gejala akibat tingginya kadar asam lambung seperti
sakit perut (uluhati), mulas, dan gangguan pencernaan. Antasida doen juga digunakan untuk
meredakan gejala gas yang berlebihan dalam saluran pencernaan seperti bersendawa, kembung, dan
rasa penuh pada perut.
Bersumber dari: Antasida Doen - Mediskus
Syrup :
- Anak-anak 6-12 tahun : sehari 3-4 kali 1/2 sendok teh
- Dewasa : sehari 3-4 kali 1-2 sendok teh. Diminum 1 - 2 jam setelah makan dan menjelang tidur.
Waktu minum : Satu jam sebelum makan, atau dua jam setelah makan, dan sebelum tidur. Hentikan
apabila gejala sudah sembuh.
Bersumber dari: Antasida Doen - Mediskus
Pemberian bersama Simetidin atau Tetrasiklin dapat mengurangi absorpsi obat tersebut.
EFEK SAMPING :
Efek samping yang umum adalah sembelit, diare, mual, muntah dan gejala-gejala tersebut akan hilang
bila pemakaian obat dihentikan.
PERINGATAN DAN PERHATIAN :
- Jangan diberikan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal yang berat karena dapat
menimbulkan hipermagnesia.
- Tidak dianjurkan digunakan terus menerus lebih dari 2 minggu kecuali atas petunjuk dokter.
- Bila sedang menggunakan obat tukak lambung lain seperti Simetidin atau antibiotika Tetrasiklin harap
diberikan dengan selang waktu 1-2 jam.
- Tidak dianjurkan pemberian pada anak-anak di bawah 6 tahun kecuali atas petunjuk dokter karena
biasanya kurang jelas penyebabnya.
- Hati-hati pemberian pada penderita diet fosforrendah dan pemakaian lama karena dapat mengurangi
kadar fosfor dalam darah.
Kasus 5
Poncodryl DMP
Indikasi : meredakan gejala batuk, pilek dan hidung tersumbat yang berhubungan dengan flu
Komp : per 5 ml diphendydramine HCl 5 mg, dextromethorphan HBr 7,5 mg, phenylephrine
HCl 5mg, ammon Cl 62,5 mg.