Anda di halaman 1dari 5

PEMBERIAN ANTIBIOTIK

No. Dok
No. Revisi
SOP
Tgl. Terbit
Halaman
PUSKESMAS
TEMPEH

1. Pengertian SOP Pemberian antibiotik adalah prosedur atau cara pemberian anti
bakteri (bakteriostatik maupun bakterisid) yang sesuai dengan
kemungkinan jenis bakteri penyebab penyakit.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah petugas dalam
memberikan antibiotik yang rasional
3. Kebijakan
4. Referensi 1. Permenkes No. 75 Thn 2014 Tentang Puskesmas
2. Permenkes No.27/menkes//2017 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
5. Langkah- Antibiotik diberikan sesuai dengan Drug of Choice dari tiap-tiap jenis
penyakit (sesuai diagnosa).
langkah
Golongan Peniccilin dan derivatnya
 Diberikan dalam dosis terbagi tiap 8 jam selama 5 hari (kecuali
belum sembuh/ada kasus baru).
Kotrimoxksazol diberikan dalam dosis terbagi tiap 12 jam minimal 5
hari. Kloramfenikol diberikan dalam dosis terbagi tiap 6 – 8 jam
selama 10 – 14 hari.
Metronidazole diberikan dalam dosis terbagi tiap 8 jam selama 5 hari.
Golongan Quinolon
 Ciprofloxacin diberikan dalam dosis terbagi tiap 12 jam selama 5
hari.
Amoxicillin
Indikasi :
 Infeksi telinga, hidung dan tenggorok seperti otitis media yang
disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae, Stafilokokus yang
tidak memproduksi penisilinase dan Haemophillus Influenza.
 Infeksi saluran kencing yang disebabkan oleh Escherichia coli,
Proteus mirabilis dan Streptococcus faecalis.
 Infeksi kulit dan jaringan lunak yang disebabkan oleh
Streptokokus, Stafilokokus dan Escherichia coli.
 Infeksi saluran napas dan bronchitis kronis yang disebabkan
oleh Streptococcus pneumoniae, Stafilokokus yang tidak
memproduksi penisilinase dan Haemophillus Influenzae.
 Gonorhea, infeksi akut saluran kencing yang disebabkan oleh
Neisseria gonorrhoeae.
 Infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh Shigella,
Salmonella (termasuk S. typhosa).
 Profilaksis terhadap infeksi pada tindakan pencabutan gigi,
contoh: endokarditis.
Dosis :
1. Oral
 Dewasa : 250 – 500 mg tiap 8 jam
 Bayi BB < 6 kg : 25 – 50 mg tiap 8 jam.
 Bayi BB 6 – 8 kg : 50 – 100 mg tiap 8 jam.
 Anak BB < 20 kg : 20 – 40 mg/kg/hari dalam dosis terbagi
tiap 8 jam.
 Anak BB > 20 kg : sama dengan dewasa.
2. Suntikan IM :
 Dewasa : 500mg tiap 8 jam
 Anak : 50 – 100 mg/kg/hari
3. Suntikan IV atau infus :
 Dewasa : 1 gr tiap 6 jam
 Anak : 50 – 100 mg/kg/hari
Cara Pemberian :
 Lama Pengobatan : pengobatan diteruskan paling sedikit 48 –
72 jam setelah gejala hilang atau setelah bakteri terberantas.
Untuk infeksi betastreptokokus haemolitik perlu diobati paling
sedikit 10 hari untuk mencegah demam rematik dan
glomerulonefritis.
 Amoxicillin cukup aman diberikan pada wanita hamil atau
menyusui.

Phenoximethyl Penicillin
Indikasi :
 Faringitis, Skarlatina.
 Demam reumatik.
 Profilaksis sebelum tonsilektomi atau ekstraksi gigi pada kasus
demam reumatik.
 Otitis media akut dan mastoiditis.
 Endokarditis : yang disebabkan Streptococcus viridans yang
sensitif terhadap penisillin.
 Fuso – Spirochaeta : infeksi ringan, misalnya gingivo stomatitis.
 Profilaksi terhadap infeksi karena Streptococcus pyogenes
group A.
 Profilaksis terhadap kambuhnya demam reumatik.
 Profilaksis terhadap pembedahan pada pasien dengan kelainan
katup jantung.
cth. Terhadap tindakan pencabutan gigi → pencegahan
komplikasi endokaeditis bacterial subakut karena bakteremia
selintas.
Dosis :
1. Oral
 Dewasa : 250 – 500 mg tiap 6-8 jam, dosis dapat
dinaikkan sampai 750 mg tiap 6-8
jam pada infeksi berat.
 Anak sampai 1 tahun : 62,5 mg tiap 6-8 jam
 Anak 1 – 5 tahun : 125 mg tiap 6-8 jam
 Anak 6 – 12 tahun : 250 mg tiap 6-8 jam

Chloramfenicol
Indikasi :
 Infeksi akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi
 Infeksi berat yang disebabkan oleh Salmonella, Haemophilus
influenzae (terutama infeksi meningeal)
 Infeksi mata konjungtivitis bacterial.

Dosis :
 50 mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam.
 Bayi (<2 minggu) : 25 mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 6
jam

Cara Pemberian :
 Bayi dan anak dengan gangguan proses metabolic : kurangi
dosis oral dan IV sampai 25 mg/kg/hari, diikuti dengan
pemeriksaan kadar kloramfenikol dalam darah. Kadar
terapeutik : 15 – 25 µg/ml.
 Infeksi mata superficial yang mengenai konjungtifa dan /atau
kornea : oleskan sedikit salep mata pada konjungtifa bagian
bawah, lebih sering bila perlu, teruskan pengobatan siang dan
malam dalam 24 jam pertama, sesudah itu interval pemberian
dapat dijarangkan. Pengobatan diteruskan paling sedikit 48
jam setelah mata tampak normal.
 Keamanan pada wanita hamil belum terbukti dan hati – hati
bila diberikan pada ibu menyusui.

Ciprofloxacin
Ciprofloxasin merupakan anti infeksi yang efektif terhadap bakteri
yang resisten terhadap antibiotika lain misalnya Aminoglikosida,
Penisilina, Sefalosporin dan Tetrasiklina, serta efektif terhadap
bakteri gram negative dan gram positif.
Indikasi :
 Infeksi saluran kemih termasuk prostatitis.
 Infeksi saluran pernafasan kecuali pneumonia oleh
Streptococcus
 Infeksi kulit dan jaringan lunak
 Infeksi tulang dan sendi
 Infeksi saluran pencernaan termasuk demam tifoid dan
paratifoid.
 Uretritis dan servisitis gonoroe.

Dosis dan Cara Pemberian :


 Infeksi ringan/sedang saluran kemih : sehari 2 X 250 mg
 Infeksi berat saluran kemih : sehari 2 X 500 mg
 Infeksi ringan / sedang saluran nafas : sehari 2 X 500 mg
 Infeksi berat saluran nafas : sehari 2 X 750 mg
 Infeksi saluran pencernaan : sehari 2 X 500 mg
 Pada gonoroe akut, cukup pemberian dosis tunggal sehari 250
mg.
 Dosis untuk pasien dengan fungsi ginjal yang terganggu bila
Creatinine Clearance kurang dari 20 ml/menit maka dosis
normal yang dianjurkan harus diberikan sehari sekali atau
dikurangi separuh bila diberikan sehari 2X

Cotrimoxazole
Indikasi :
 Infeksi saluran pernafasan, saluran kemih dan ginjal,saluran
pencernaan dan jaringan kulit serta jaringan lunak yang
disebabkan oleh Streptokokus, Stafilokokus, Pneumokokus,
Haemophillus Influenzae, Neisseriae, Eschericia coli, Proteus
mirabilis, P. vulgaris, Bordetella, Salmonella, Klebsiela-
Aerobacter, Shigella, Vibrio cholerae, Brucella, Pseudomonas
pseudomallei, P.cepacia, Serratia marcescens, Pneumocystis
carinii, Yersinia dan Nocardia
 Uretritis gonorkokal
 Tipus dan paratipus, serta keadaan karier
 Disentri basiler
 Kolera (sebagai pengobatan tambahan terhadap perbaikan
cairan dan elektrolit)
 Osteomielitis akut dan kronik
 “South American” blastomycosis

Dosis :
1. Oral
 Dewasa : 160 mg Trimethoprim + 800 mg Sulfamethoxazole, 2
X sehari ( pagi dan sore ), pada kasus yang lebih berat dosis
dapat dinaikkan 50% lebih tinggi
 Anak (6 – 12 tahun) : 80 mg Trimethoprim + 400 mg
Sulfamethoxazole, 2 X sehari ( pagi
dan sore )
 Anak (6 bulan – 5 tahun) : 40 mg Trimethoprim + 200 mg
Sulfamethoxazole, 2 X sehari ( pagi
dan sore )
 Bayi ( 2 – 6 bulan) : 20 mg Trimethoprim + 100 mg
Sulfamethoxazole

Cara Pemberian dan penyesuaian dosis


 Dosis anak – anak tersebut setara dengan dosis Trimethoprim 6
mg dan Sulfamethoxazole 30 mg/kg BB.
 Pada infeksi yang berat pada anak-anak, dosis dapat dinaikkan
50% lebih tinggi.
 Pada infeksi akut, Kotrimoksazol harus diberikan sekurang-
kurangnya 5 hari atau sampai penderita 2 hari bebas gejala.
 Kontraindikasi untuk ibu hamil dan menyusui.

Metronidazole
Indikasi :
 Trichomoniasis simptomatik, setelah trichomonas dipastikan
oleh pemeriksaan laboratorium
 Trichomoniasis asimptomatik, disertai endoservisitis, servisitis
atau erosi servikal.
 Pengobatan untuk pasangan (asimptomayik) dari penderita
yang sedang diobati.
 Amoebiasis dan giardiasis intestinal.
 Abses hati amebic.

Dosis :
1. Oral
 Untuk kasus Trichomoniasis simptomatik dan asimptomatik
:
Dewasa : 250 mg 3X sehari selama 7 hari.
Bila penderita tidak hamil 2 gr dosis tunggal, atau
terbagi dalam 2 dosis dari masing – masing 1 gr,
selama 1 hari
 Untuk amoebiasis intestinal dan abses hati :
Dewasa : 750 mg 3X sehari selama 8 – 10 hari.
Anak : 30 – 50 mg/kg/24 jam , dalam dosis terbagi 3
selama 10 hari
 Untuk giardiasis intestinal :
Dewasa dan anak 15 mg/kg BB/24 jam dalam dosis terbagi
selama 5 hari.

Cara Pemberian :
 Pengobatan ulang : tunggu sampai 4 – 6 minggu dan
pastikan kembali diagnosis dengan pembiakan sebelum
pengobatan ulang diberikan.
Kontra indikasi untuk ibu hamil dan menyusui.

6. Unit Terkait - Poli umum


- UGD
- KIA KB
- Poli Gigi
- Ruang Farmasi
7. Dokumen
Terkait

8. Rekaman historis perubahan


No Yang dirubah Tgl.mulai diberlakukan
1. Perubahan Konsiderans Kebijakan
2. Penambahan referensi
3. Perubahan langkah - langkah
4. Penambahan dokumen terkait

Anda mungkin juga menyukai