Anda di halaman 1dari 12

INTERAKSI

OBAT
Normalia Sari
SF21228
RESEP
SKRINNING RESEP
Nama Pasien : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 52 Tahun

Poli Penyakit Dalan (Jantung)


Obat yang diterima pasien:
 Furosemide 40mg
 Spironolacton 25mg
 Clopidogrel 75mg
 Digoxin 0,25mg
 Lansoprazole 30mg
 ISDN 5mg

Note:
1. Terjadinya interaksi obat antara digoxin 0,25mg dengan furosemide 40mg jika dikonsumsi secara bersamaan.
2. Terjadinya interaksi obat antara digoxin 0,25mg dengan spironolactone 25mg jika dikonsumsi secara bersamaan.
3. Terjadinya interaksi obat antara clopidogrel 75mg dengan lansoprazole 30mg jika dikonsumsi secara bersamaan.
INTERAKSI ANTARA OBAT DIGOKSIN DENGAN
FUROSEMID
 Furosemid bila diberikan bersama dengan digoksin dapat menyebabkan hipokalemia yang
mengakibatkan toksisitas digoksin (Stockley’s Drug Interactions, Ninth Edition).

 Furosemid menyebabkan gangguan elektrolit, sehingga mempengaruhi digoksin menginduksi


terjadinya aritmia, interaksi tersebut termasuk interaksi farmakodinamik dengan onset lambat. Ukur
kadar plasma kalium dan magnesium pada saat penggunaan kombinasi obat ini (Tatro,2007).

 Tingkat keparahan interaksi obat yang terjadi yaitu moderat terjadi pada kombinasi obat digoksin
dengan furosemid. Interaksi obat moderat adalah apabila secara klinik interaksi yang terjadi
memiliki signifikan dengan rentang sedang dibandingkan dengan interaksi obat mayor.
PENANGANAN JIKA TERJADI INTERAKSI OBAT DIGOXIN
DENGAN FUROSEMID

Tingkat kalium harus dipantau secara rutin ketika diuretik diberikan dan mungkin
bijaksana untuk memeriksa ulang kadarnya jika pasien mengembangkan gejala
01 toksisitas digitalis (Stockley’s Drug Interactions, Ninth Edition).
 

Adanya interaksi tersebut dapat diatasi dengan penggunaan kalium dan magnesium
dalam darah. Di samping itu juga dapat dilakukan pemberian suplemen pada pasien
02 dengan kadar kalsium dan magnesium yang rendah. Pencegahan kehilangan kalium
dan magnesium dengan penggantian diuretik hemat kalium juga bermanfaat (Tatro,
2007).
INTERAKSI ANTARA OBAT DIGOKSIN DENGAN
SPIRONOLACTON
 Kombinasi ini dapat merugikan jantung. Diuretika menghilangkan kelebihan cairan tubuh. Umumnya diuretika
mengurangi kadar kalium tubuh. Kurangnya kalium menyebabkan jantung menjadi amat peka terhadap digitalis dan
risiko keracunan terhadap digitalis meningkat dengan gejala mual, bingung, gangguan penglihatan, sakit kepala,
kurang penglihatan, tidak ada nafsu makan, bradikardia, takhikardia, dan aritmia jantung. Gejala yang perlu
diwaspadai adalah menurunnya kadar kalium seperti lemah otot atau kejang, pengeluaran urin banyak, pusing dan
pingsan (Harkness, 1984).

 Interaksi obat digoksin dan spironolakton dengan tingkat keparahan minor, spironolakton dapat berinteraksi dengan
obat digoksin yang menyebabkan meningkatnya konsentrasi digoksin toksisitas digoxin.

 Interaksi obat minor terjadi pada kombinasi obat digoksin dan spironolakton. Interaksi obat minor sendiri adalah
apabila secara klinik interaksi yang terjadi signifikasinya adalah rendah dan tidak memerlukan perhatian khusus
dalam penanganannya.

 Interaksi secara farmakodinamik yaitu antara spironolakton dan digoksin dapat mengganggu beberapa penetapan
kadar digoksin, tetapi dapat juga meningkatkan kadar digoksin dalam darah secara langsung.
PENANGANAN JIKA TERJADI
INTERAKSI OBAT DIGOXIN DENGAN
SPIRONOLACTON
Pencegahannya adalah pemberian dosis digoksin disesuaikan
selama pengobatan berlangsung. Interaksi secara
farmakokinetik yaitu antara bisoprolol dengan digoksin dapat
menghambat ekskresi digoksin sehingga menurunkan efek
hipotensi, selama pengobatan pemberian waktu tenggang
sangat penting untuk mencegah terjadinya interaksi tersebut.
INTERAKSI ANTARA OBAT DIGOKSIN +
FUROSEMID + SPIRONOLACTON
 Diuretik menghilangkan kelebihan cairan tubuh, mengurangi kadar kalium tubuh. Kurangnya
kalium menyebabkan jantung menjadi sangat peka terhadap digitalis dan risiko keracunan dengan
meningkatnya gejala mual, sakit kepala, tidak nafsu makan, gangguan penglihatan.

 Tingkat keparahan moderat terjadi pada kombinasi obat digoksin, furosemid dan digoksin
furosemid spironolakton. Interaksi obat moderat adalah apabila secara klinik interaksi yang terjadi
memiliki signifikan dengan rentang sedang dibandingkan dengan interaksi obat mayor.

 Interaksi obat digoksin spironolakton dan furosemid dengan tingkat keparahan moderat,
furosemid sendiri bila diberikan bersama dengan digoksin dapat menyebabkan hipokalemia yang
mengakibatkan toksisitas digoksin meningkat.
PENANGANAN JIKA TERJADI
INTERAKSI OBAT DIGOXIN +
FUROSEMID +
SPIRONOLACTON

Dapat dilakukan dengan pemberian


suplemen pada pasien dengan kadar
kalsium dan magnesium yang rendah.
Pencegahan kehilangan kalium dan
magnesium dengan penggantian diuretic
hemat kalium juga bermanfaat.
INTERAKSI ANTARA OBAT
CLOPIDOGREL DENGAN
LANSOPRAZOLE
Lansoprazole menurunkan efek clopidogrel dengan mempengaruhi metabolisme
enzim CYP2C19 hati. Gunakan Perhatian / Monitor. Mean AUC dari metabolit
aktif clopidogrel berkurang sebesar ~ 14% ketika lansoprazole diberikan
bersamaan dibandingkan dengan pemberian clopidogrel sendiri pada subjek sehat
yang merupakan metabolisis ekstensif CYP2C19. Keampuhan Clopidogrel dapat
dikurangi dengan obat yang menghambat CYP2C19. Penghambatan agregasi
trombosit oleh clopidogrel sepenuhnya karena metabolit clopidogrel aktif.
Clopidogrel dimetabolisme sebagian oleh CYP2C19. Kombinasi kedua obat ini
dapat mengurangi efek clopidogrel dalam mencegah serangan jantung atau stroke.
Interaksi yang terjadi termasuk interaksi farmakokinetik. Lansoprazole akan
menghambat metabolisme clopidogrel dengan cara menghambat enzim CYP450
2C19 sehingga mengurangi pembentukan metabolit aktif clopidogrel (Tatro,
2010).
PENANGANAN JIKA TERJADI INTERAKSI OBAT
CLOPIDOGREL DENGAN LANSOPRAZOLE
Semua obat golongan PPI secara farmakokinetik dan
A farmakodinamik berinteraksi dengan klopidogrel
dimediasi oleh isoenzim di hati CYP P450
(CYP2C19dan CYP3A4), namun pantoprazol (hanya
dimetabolisme sedikit oleh CYP) dan rabeprazole
(tidak dimetabolisme oleh CYP) dapat digunakan
sebagai alternatif untuk terapi dengan
omeprazole(Tantry et al., 2011).

Strategi lain yang dapat dilakukan adalah


B mensubstitusi klopidogrel dengan golongan
nonthienopyridine yang tidak dikonversi secara
metabolik oleh enzim CYP P450di hati seperti
ticagrelor (Ray et al., 2011). Obat-obat pengganti
golongan PPI seperti golongan H2 Blocker maupun
antasida dapat dipertimbangkan (Sasambo Journal of
Pharmacy).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai