PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
1
Kortikosteroid (glukokortikoid) adalah salah satu antiemetik paling sering
Digunakan dan sering diberikan bersama dengan5-HT 3 antagonis reseptor
(Navari, 2007).Deksametason (kortikosteroid) diberikan bersama dengan
antagonis reseptor 5-HT3 yang digunakan pada kemoterapi. Terdapat beberapa
alasan mengapa kombinasi ini efektif dalam pengontrolan mual muntah akibat
kemoterapi. Pertama, kortikosteroid mengurangi level 5-hidroksitriptofan pada
jaringan syaraf dengan menekan prekusor triptofan. Kedua, efek antiinflamasi
dari kortikosteroid meghambat pelepasan serotoinin pada saluran cerna. Ketiga,
deksametason meningkatkan potensi dari efek antiemetik obat lain secara
farmakologis dengan meningkatkan sensitifitas reseptor. Dengan demikian
kombinasi penggunaan deksametason dengan antagonis reseptor 5 - HT3 menjadi
sangat logis untuk mengontrol mual muntah akibat kemoterapi (Henzi, 2000)
Regimen kemoterapi kanker yang banyak menggunakan kortikosteroid adalah
pada pengobatan mieloma multipel dan li mpoma . Kemoterapi kanker biasanya
menggunakan kombinasi agen kemoterapi dengan kortikosteroid (deksametason).
Salah satu contoh terapi mengguna kan steroid adalah kombinasi b ortezomib–d
oksorubis in-deksametason, bortezomib-deksametason, lenalidomid-
deksametason, fludarabin – mitoksantrondeksametason-rituzima, 3 siklofosfamid
–vincristin–doksorubisin-deksametason, dan lain-lain (Lexicomp, 2013.
2
akan terjadi setelah beberapa hari menggunakan oral kortikosteroid dan akan
berubah tergantung waktu, dosis dan tipe kortikosteroid yang digunakan (Territary
Organitations of Diabetes Australia, 2009).
3
diikuti dengan penanganan yang baik akan memperparah kondisi pasien.Oleh
karena itu diperlukan suatu penelitian yang dapat memberikan gambaran
bagaimana gambarankadar glukosa darah pasien dengan DM tipe 2 jika
mendapatkan glukokortikoid dalam regimen kemoterapinya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Glukokortikoid
5
yang kecil sehingga kedua sifat ini sesuai untuk kondisi yang memerlukan supresi
sekresi kortikotropin (hiperplasia adrenal kongenital). Beberapa bentuk ester
betametason dan beklometason bila diberikan mempunyai efek topikal (pada kulit
dan paru-paru) yang lebih nyata daripada bila diberikan secara oral, sehingga sifat
ini dimanfaatkan dengan menggunakan ester tersebut secara topikal agar
kemungkinan efek samping sistemik minimal (untuk pemakaian pada kulit dan
inhalasi untuk asma).
Dapat terjadi gangguan mental yang serius; paranoid atau depresi dengan
risiko bunuh diri, terutama pada pasien dengan riwayat gangguan mental. Sering
terjadi euphoria. Dapat terjadi hilang massa otot (proximal myopathy). Terapi
kortikosteroid mempunyai hubungan dengan timbulnya tukak peptik meskipun
lemah. (tidak jelas manfaat sediaan yang diatur kelarutannya atau salut enterik
untuk mengurangi risiko ini).
6
Kortikosteroid dosis tinggi dapat menyebabkan sindrom Cushing dengan
gejala-gejala moon face, striae dan acne yang dapat pulih (reversibel) bila terapi
dihentikan, tetapi cara menghentikan terapi harus dengan menurunkan dosis
secara bertahap (tappering-off) untuk menghindari terjadinya insufisiensi adrenal
akut.
Supresi Adrenal
Selama terapi jangka panjang dengan kortikosteroid, dapat terjadi atropi adrenal
yang kemungkinan masih menetap selama beberapa tahun setelah pengobatan
dihentikan. Penghentian obat secara tiba-tiba setelah penggunaan yang lama dapat
menyebabkan insufisiensi adrenal akut, hipotensi, bahkan kematian. Penghentian
kortikosteroid tiba-tiba juga dapat menyebabkan demam, mialgia, artralgia, rinitis,
konjungtivis, nodul nyeri dan gatal pada kulit, dan penurunan berat badan. Untuk
mengkompensasi berkurangnya respon adrenal korteks (yang disebabkan oleh
penggunaan kortikosteroid jangka panjang, penyakit kronis yangberulang
kembali, trauma, atau prosedur pembedahan) diperlukan peningkatan sementara
dosis kortikosteroid, atau jika kortikosteroid sudah dihentikan diperlukan
pemberian kembali sementara kortikosteroid. Sebelum dilakukan anestesi, harus
diketahui apakah pasien sedang menggunakan kortikosteroid atau telah
menggunakan kortikosteroid, untuk menghindari penurunan tekanan darah secara
drastis selama anastesi atau segera setelah operasi.
7
Pemberian kortikosteroid yang dianjurkan pada pasien yang menggunakan
lebih dari 10 mg prednisolon perhari (atau yang setara) dalam masa 3 bulan
sebelum operasi adalah sebagai berikut:
Infeksi
Penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu yang panjang dapat meningkatkan
kerentanan terhadap infeksi dan memperparah atau memberatkan infeksi yang
terjadi. Gejala klinis infeksi menjadi tidak jelas. Infeksi berat seperti septikemia
dan tuberkulosis dapat berkembang sampai tahap lanjut atau berat sebelum
terdeteksi. Amubiasis atau strongyloidiasis kemungkinan dapat kambuh dan dapat
menjadi bertambah buruk (pastikan penyakit ini tidak ada sebelum mulai
pemberian obat dan jangan diberikan pada pasien dengan risiko atau gejala yang
mengarah ke penyakit tersebut). Infeksi mata karena jamur dan virus juga akan
menjadi berat.
Cacar air, Kecuali pasien sudah pernah menderita cacar air, pemberian
kortikosteroid secara oral atau parenteral untuk tujuan lain selain sebagai
pengganti kortikosteroid akan meningkatkan risiko terkena cacar air yang berat.
8
Manifestasi klinik berat seperti timbulnya penyakit pneumonia, hepatitis dan DIC
(disseminated intravascular coagulation), rash mungkin tidak muncul.
Measles/Campak
Pasien yang sedang mendapat kortikosteroid sebaiknya menghindari sumber
penularan campak dan bila terpapar secepatnya harus ke dokter. Mungkin
diperlukan pencegahan/ profilaksis dengan pemberian immunoglobulin secara
intramuskular.
Penggunaan Kortikosteroid
9
Bila pengobatan yang lebih aman tidak berhasil maka kortikosteroid secara
topikal boleh digunakan untuk kondisi inflamasi pada kulit. Penggunaan
kortikosteroid pada psoriasis sedapat mungkin dihindarkan atau digunakan hanya
di bawah pengawasan dari dokter spesialis.
10
Kortikosteroid dapat digunakan untuk penanganan kasus peningkatan
tekanan intrakranial atau serebral odema akibat keganasan, umumnya digunakan
betametason dan deksametason dosis tinggi. Namun demikian, kortikosteroid
sebaiknya tidak digunakan untuk penanganan luka kepala atau stroke karena
mungkin tidak memberi manfaat dan bahkan dapat membahayakan.
Biasanya untuk memulai terapi pada kondisi ini adalah dengan dosis tinggi seperti
40-60 mg prednisolon per hari dan kemudian dosis dikurangi sampai dosis yang
paling rendah yang tetap dapat mengendalikan penyakit.
11
Kehamilan dan Menyusui
12
Pemberian
Bilamana memungkinkan pengobatan lokal dengan krim, injeksi intraartikular,
inhalasi, tetes mata atau secara enema lebih baik digunakan daripada pengobatan
sistemik. Aksi supresif kortikosteroid terhadap sekresi kortisol paling kecil bila
obat diberikan sebagai dosis tunggal pada pagi hari. Untuk mengurangi
supresi pituitary-adrenal lebih lanjut, dapat diusahakan dengan memberikan total
dosis untuk 2 hari dalam bentuk dosis tunggal dan diberikan setiap 2 hari, tetapi
cara pemberian tersebut tidak efektif untuk penanganan asma.
Supresi pituitary–adrenal dapat juga dikurangi dengan cara pemberian selang hari
pada terapi jangka pendek. Pada beberapa kondisi mungkin untuk mengurangi
dosis kortikosteroid dengan penambahan dosis kecil obat imunosupresan.
13
Selama penghentian kortikosteroid, dosis dapat dikurangi dengan cepat
sampai mencapai dosis fisiologis (setara dengan prednisolon 7,5 mg sehari) dan
kemudian dikurangi secara lebih perlahan. Pengamatan penyakit diperlukan
selama proses penghentian pengobatan untuk memastikan bahwa penyakit tidak
kambuh.
Monografi:
BETAMETASON
Indikasi:
Peringatan:
Kontraindikasi:
Efek Samping:
Dosis:
Oral, umum 0,5 - 5 mg/hari; lihat pemberian dosis di atas. Ulserasi oral,
(penggunaan tidak dianjurkan), dewasa dan anak di atas 12 tahun, 500 mcg
dilarutkan dalam 20 mL air dan dibilas sekitar mulut 4 kali sehari, tidak ditelan.
Injeksi intramuskular atau injeksi intravena lambat atau infus, 4 - 20mg, diulangi
14
sampai 4 kali dalam 24 jam; anak melalui injeksi intravena lambat, sampai umur 1
tahun 1 mg, umur 1-5 tahun 2 mg, umur 6-12 tahun 4 mg, diulangi sampai 4 kali
dalam 24 jam disesuaikan dengan respon.
DEKSAMETASON
Indikasi:
Peringatan:
Kontraindikasi:
Efek Samping:
lihat keterangan di atas dan di bawah prednisolon; iritasi perineal dapat diikuti
dengan pemberian injeksi intravena ester fosfat.
Dosis:
Oral, umum 0,5 - 10 mg/hari; anak 10 - 100 mcg/kg bb/hari; lihat juga pemberian
dosis di atas. Injeksi intramuskular atau injeksi intravena lambat atau infus
(sebagai deksametason fosfat), awal 0,5 - 24 mg; anak 200 - 400 mcg/kg bb/hari.
Udema serebral yang berhubungan dengan kehamilan (sebagai deksametason
fosfat), melalui injeksi intravena, awal 10 mg, kemudian 4 mg melalui injeksi
intramuskular tiap 6 jam selama 2-4 hari kemudian secara bertahap dikurangi dan
15
dihentikan setelah 5-7 hari. Pengobatan pendukung bakteri meningitis, (dimulai
sebelum atau dengan dosis pertama pengobatan antibakteri, sebagai deksametason
fosfat) (tanpa indikasi), dengan injeksi intravena 10 mg tiap 6 jam selama 4 hari;
anak 150 mcg/kg bb tiap 6 jam selama 4 hari. Catatan: Deksametason 1 mg
sebanding dengan deksametason fosfat 1,2 mg sebanding dengan deksametason
natrium fosfat 1,3 mg.
FLUDROKORTISON ASETAT
Indikasi:
Peringatan:
Interaksi:
Lampiran 1 (kortikosteroid).
Kontraindikasi:
Efek Samping:
Dosis:
16
FLUOKORTOLON
Indikasi:
Peringatan:
Kontraindikasi:
Efek Samping:
Dosis:
oral: DEWASA 20-60 mg/hari, kadang-kadang perlu sampai 100 mg. Setelah ada
perbaikan dosis diturunkan bertahap sebesar 2,5-5 mg/hari setiap 2-4 hari; ANAK
mula-mula 1-2 mg/kg bb/hari, dan diturunkan bertahap 2,5 mg sampai dicapai
dosis penunjang
17
HIDROKORTISON
Indikasi:
Peringatan:
Kontraindikasi:
Efek Samping:
Dosis:
Oral, terapi pengganti 20 - 30 mg/hari dalam dosis terbagi lihat bagian 6.3.1; anak
10 - 30 mg. Injeksi intramuskular atau injeksi intravena lambat atau infus 100 -
500 mg, 3-3 kali dosis terbagi dalam 24 jam atau sesuai kebutuhan; anak dengan
injeksi intravena sampai dengan umur 1 tahun 25 mg, umur 1-5 tahun 50 mg,
umur 6-12 tahun 100 mg.
18
KORTISON ASETAT
Indikasi:
lihat di bawah dosis tetapi sekarang digantikan, lihat juga keterangan di atas.
Peringatan:
Kontraindikasi:
Efek Samping:
Dosis:
METILPREDNISOLON
Indikasi:
Peringatan:
lihat keterangan di atas dan di bawah prednisolon; pemberian dosis besar secara
intravena cepat dihubungkan dengan kolaps jantung.
Kontraindikasi:
19
lihat keterangan di atas dan di bawah prednisolon.
Efek Samping:
lihat keterangan di atas dan di bawah prednisolon; iritasi perineal dapat diikuti
dengan pemberian injeksi intravena ester fosfat.
Dosis:
Oral, umum 2-40 mg/hari; lihat juga pemberian dosis di atas. Injeksi
intramuskular atau injeksi intravena lambat atau infus, awal 10-500 mg; reaksi
penolakan pencangkokan sampai 1 g/hari melalui infus intravena selama 3 hari.
PREDNISOLON
Indikasi:
supresi inflamasi dan gangguan alergi; lihat keterangan di atas; inflamasi usus
besar, bagian 1.5; asma, bagian 3.2; supresi inflamsi bagian 8.2.2; rematik, bagian
10.1.2.
Peringatan:
supresi adrenal dan infeksi (lihat keterangan di atas), anak dan remaja (gangguan
pertumbuhan kemungkinan tidak reversible), lanjut usia (memerlukan supervise
ketat terutama pengobatan jangaka panjang); diperlukan pengawasan terus
menerus jika ada sejarah tuberkulosis (atau perubahan X-ray), hipertensi, infark
miokard (dilaporkan rupture), gagal jantung kongestif, gagal hati (Lampiran 2),
gangguan ginjal, diabetes melitus termasuk riwayat keluarga, osteoporosis (wanita
pascamenopouse yang risiko terkena), glaukoma (termasuk riwayat keluarga),
perforasi kornea, gangguan berat (terutama jika riwayat psikosissteroid-induced),
epilepsi, tukak lambung, hipotiroid, riwayat steroid miopati, kehamilan (Lampiran
4) dan menyusui (Lampiran 5) (lihat keterangan di atas).
20
Interaksi:
Lampiran 1 (kortikosteroid).
Kontraindikasi:
Efek Samping:
Dosis:
21
Oral, awal 10-20 mg/hari (penyakit berat sampai 60 mg/hari), sebaiknya diberikan
pagi setelah sarapan pagi, dosis dapat diturunkan dalam beberapa hari tetapi
dilanjutkan selama beberapa minggu atau bulan. Pemeliharaan, 2,5-15 mg/hari,
tetapi dapat ditingkatkan bila diperlukan, efek samping meningkat pada dosis di
atas 7,5 mg/hari. Injeksi intramuscular, prednisolon asetat (bagian 10.1.2), 25-
100mg sekali atau dua kali seminggu.
PREDNISON
Indikasi:
Peringatan:
Kontraindikasi:
Efek Samping:
Dosis:
22
TRIAMSINOLON
Indikasi:
supresi inflamasi dan gangguan alergi; lihat keterangan di atas; penyakit rematik
(bagian 10.1.2); mulut (bagian 12.3.1), kulit (bagian 13.4).
Peringatan:
Kontraindikasi:
Efek Samping:
Dosis:
23
DAFTAR PUSTAKA
24