Anda di halaman 1dari 8

(TUGAS 2 Farmasi Komunitas dan Klinis)

Nama : Suswita Dasma Sari


NIM : 1904122
Kls : 5C

RESEP

Penjabaran :

R/ Clopidogrel
Bisoprolol 2.5
Lansoprazol
Braxidin
Maxtoten

1. Clopidogrel
Clopidogrel berguna untuk mencegah serangan jantung dan stroke pada
penderita penyakit jantung atau gangguan pembekuan darah. Clopidogrel berada
dalam kelas obat antiplatelet. Obat ini bekerja dengan mencegah trombosit saling
menempel dan membentuh gumpalan darah. Trombosit atau platelet adalah sel
darah yang membantu membekukan darah secara normal.
Golongan :
Kelas terapi : Antikoagulan, antiplatelet, dan fibrinolitik.
Klasifikasi Obat : Thienopyridine.
Efek samping : Diare, Sakit perut, Gangguan pencernaan, Pendarahan yg
lebih dari biasanya, Reaksi alergi obat, Kelelahan, Sembelit,
Pingsan, jantung berdebar-debar, Kram pada kaki.

Kontraindikasi :
a. Perdarahan aktif patologis, seperti memiliki luka di lambung atau maag
dan adanya pendarahan di dalam tengkorak (perdarahan intrakarnial).
b. Alergi terhadap clopidogrel atau komponen obat ini.
c. Penurunan tekanan darah yang berat (hipotensi) berat.
d. Penyumbatan (obstruksi) saluran keluar ventrikel kiri dan gagal jantung
setelah serangan jantung akut.
e. Gangguan jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh (syok
kardiogenik).

Perhatian Khusus :
a. Gangguan hati dan ginjal.
b. Lanjut usia dan Anak-anak 18 tahun ke bawah.
c. Penggunaan bersama NSAID, heparin, penghambat glikoprotein IIB/IIA,
atau trombolitik. Gangguan pengenceran darah dan serangan jantung
d. Risiko peningkatan pendarahan akibat trauma, operasi, atau kondisi
patologis lainnya dan kehamilan dan menyusui
e. Perdarahan di saluran cerna (gastrointestinal) dan penderita tekanan pada
bola mata (intraokular) dan Diatesis pendarahan.

Interaksi Obat :
a. carbamazepine, dan efavirenz.
Pengunaan bersama clopidogrel dapat menurunkan efek pengencer
darah (antiplatelet).
b. Repaglidine dan paclitaxel.
Pengunaan bersama clopidogrel dapat meningkatkan konsentrasi obat
di atas.
c. Morfin.
Pengunaan bersama clopidogrel dapat menunda dan menurunkan
aktivitas penyerapan morfin.
d. Aspirin, obat yang mencegah penggumpalan darah (antikoagulan),
pengencer darah (antiplatelet), dan Non-Steroidal Anti-Inflammatory
Drugs (NSAID).
Pengunaan obat di atas bersama klopidogrel meningkatkan risiko
perdarahan.

2. Bisoprolol
Bisoprolol adalah obat untuk mengobati hipertensi atau tekanan darah tinggi,
angina pektoris, aritmia, dan gagal jantung. Bisoprolol termasuk ke dalam
golongan obat penghambat beta (,beta blockers). Bisoprolol bekerja dengan cara
memperlambat detak jantung dan tekanan otot jantung saat berkontraksi,
sehingga beban jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh dapat
berkurang. Dengan turunnya tekanan darah, maka stroke , serangan jantung, dan
gangguan ginjal, juga dapat dicegah.

Dosis :
Bisoprolol untuk pasien dewasa, dosis awal bisoprolol berkisar antara 1,25–
10 mg, sekali sehari. Dokter dapat memberikan dosis maksimum hingga 20
mg per hari jika diperlukan. Lebih baik diminum pada pagi hari.

Efek Samping :
Pusing, Mual, Muntah, Kelelahan, Denyut jantung lambat, Konstipasi,
diare, Jari tangan dan kaki terasa dingin., Pingsan, Jari tangan dan kaki
berwarna kebiruan, Bradikardia berat, Sesak napas, Perubahan suasana hati,
Kebingungan, dan depresi.
Interaksi Obat :
a. Peningkatan efek obat bisoprolol jika dikonsumsi bersama obat golongan
antiaritmia kelas I, seperti lidocaine dan phenytoin
b. Peningkatan aktivitas saraf simpatik, seperti jantung berdebar jika
dikonsumsi bersama obat reserpine dan guanethidine
c. Peningkatan risiko terjadinya bradikardia (denyut jantung lambat) jika
dikonsumsi bersama digoxin
d. Peningkatan risiko terjadinya hipotensi berat dan atrioventrikular block
(terhambatnya aliran impuls listrik ke jantung) jika digunakan
bersama obat antagonis kalsium, seperti diltiazem dan verapamil
e. Peningkatan risiko bertambah parahnya kondisi gagal jantung jika
digunakan bersama obat metildopa atau klonidin
f. Penurunan efektivitas bisoprolol jika digunakan bersama obat
golongan obat antiinflamasi nonsteroid dan rifampicin

Perhatian Khusus :
a. Jangan mengonsumsi bisoprolol jika Anda memiliki riwayat alergi
terhadap obat ini.
b. Beri tahu dokter jika Anda memiliki riwayat asma atau gangguan
pernapasan, bradikardia, gagal jantung, syok kardiogenik, diabetes,
tekanan darah rendah, hipertiroidisme, gangguan
hati, pheochromocytoma. gangguan ginjal, myasthenia gravis,
psoriasis, dan penyakit arteri perifer berat.
c. Hindari mengonsumsi alkohol selama menjalani pengobatan dengan
bisoprolol karena akan meningkatkan efek penurunan tekanan darah
yang menyebabkan pusing.
d. Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan lain,
termasuk obat herbal dan suplemen, untuk menghindari interaksi obat
yang tidak diinginkan.
e. Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat ini sebelum
melakukan tindakan medis apa pun, termasuk operasi dan perawatan
gigi.
f. Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah menggunakan bisoprolol,
segera temui dokter.

3. Lansoprazole
Lanzoprazole adalah obat yang bermanfaat untuk mengatasi gangguan pada
lambung, seperti tukak lambung, GERD (gastro esophageal reflux disease), dan
sindrom Zollinger-Ellison. Cara kerjanya adalah dengan menurunkan produksi
asam lambung. Obat ini tersedia dalam bentuk kapsul, tablet, dan injeksi.

Golongan :
Penghambat pompa proton.

Dosis :
a. Kondisi: Penyakit refluks gastro esofagus (GERD)
b. Dewasa: 15-30 mg, 1 kali sehari selama 4-8 minggu., Anak-anak: 15-30
mg/kgBB, 1 kali sehari selama 8-12 minggu.
c. Kondisi: Tukak Lambung
d. Dewasa: 15-30 mg, 1 kali sehari selama 4-8 minggu., Anak-anak: Dosis
akan ditentukan oleh dokter sesuai kondisi pasien.

Efek Samping :
Diare, Sakit perut, Mual, Kembung, Sembelit, Sakit kepala dan pusing,
Defisiensi (kekurangan) vitamin B12 dalam darah, Penurunan kadar
magnesium dalam darah, Perubahan warna kulit dan sklera (bagian putih
mata) menjadi kuning, dan Nyeri sendi.

Interaksi Obat :
a. Peningkatan risiko terjadinya efek samping yang serius, jika digunakan
bersama dengan obat- obat HIV, karena bisa menurunkan kadar obat
dalam tubuh.
b. Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari warfarin, digoxin,
methrotrexate, tacrolimus, serta obat diuretik.
c. Penurunan efektivitas lansoprazole jika digunakan bersama
dengan antasida,, dan sukralfat.
Perhatian Khusus :
a. Jangan menggunakan lansoprazole jika Anda memiliki riwayat alergi
dengan obat ini, atau dengan obat golongan penghambat pompa proton
lainnya.
b. Beri tahu dokter jika Anda memiliki gangguan hati, lupus,
osteroporosis, hipomagnesemia, dan fenilketonuria.
c. Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau
obat herbal tertentu sebelum mengonsumsi lansoprazole.
d. Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan
kehamilan sebelum mengonsumsi lansoprazole.
e. Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau overdosis
setelah mengonsumsi lansoprazole.

4. Braxidin
Braxidin adalah obat yang mengandung chlordiazepoxide dan clinidium
bromide. Obat ini digunakan untuk mengatasi gejala yang timbul akibat gangguan
kecemasan, serta menangani diare, irritable bowel syndrome, kolitis, tukak
lambung, dismenore. Obat Braxidin berfungsi sebagai antispasmodik, yang
bekerja dengan cara melemaskan otot-otot pada saluran cerna dan saluran kemih.

Kegunaan :
Terapi gangguan saraf otonom dan somatik karena kecemasan. Mengatasi
gejala tukak lambung dan tukak usus dua belas jari. Menangani iritasi dan
kejang usus, irritable bowel syndrome, kolitis, diare, dan dismenore.

Dosis :
Dewasa: 3-4 tablet per hari.
Lansia dan pasien yang kondisinya lemah: dosis awal 1-2 tablet per hari,
dapat ditingkatkan secara bertahap sampai dengan dosis efektif.

Efek Samping :
Mulut kering, Kebingungan, Mengantuk, Sembelit, Penglihatan kabur, dan
Ataksia (gangguan saraf).
Interaksi Obat :
Sebaiknya obat ini tidak digunakan bersamaan dengan alkohol, cimetidine,
dan depresan sistem saraf pusat lainnya.

Kontraindikasi :
a. Riwayat hipersensitif terhadap komposisi dari Braxidin.
b. Hipertrofi prostat dan glaukoma.

5. Maxtoten
Maxtoten adalah suplemen berbentuk kapsul yang mengandung Nattokinase
dan Koenzim Q10. Maxtoten diproduksi oleh Simex Pharmaceutical. Maxtoten
digunakan sebagai antioksidan yang bermanfaat untuk melindungi sel dari
keruskan akibat radikal bebas.

Kegunaan :
Maxtoten digunakan sebagai antioksidan dan agen fibrinolitik (mencegah
pembentukan gumpalan atau pembekuan darah).

Dosis :
Dewasa: 1 kapsul, diminum 2 kali sehari. Penggunaan Maxtoten diminum
sesudah atau sebelum makan.

Kontraindikasi :
Hindari penggunaan Maxtoten pada pasien dengan kondisi:
a. Penderita gangguan darah.
b. Wanita hamil dan menyusui.

Perhatian Khusus :
Pasien yang menjalani terapi dengan warfarin.
DIALOG :
P : Pasien
A : Apoteker

Situasi : apotek di RSU Bunda.


A : “ Selamat datang Pak, ada yang bisa kami bantu ?”
P : “ Terima kasih, saya ingin menebus Resep ini.”
A : “ Tunggu sebentar ya pak, silahkan duduk di kursi tunggu terlebih dahulu. Nanti
akan saya panggil jika obatnya sudah selesai.”
(setelah beberapa saat)
A : “ Bapak Arnobel”
P : “ Iya, saya”
A : “ Ini obatnya ya pak, disini ada 5 macam obat.-,
-Yang pertama ada obat clopidogrel, obat ini menyebabkan efek samping yang sedikit
tidak nyaman, misalnya mual dan diare. Jika itu terjadi, bapak tidak usah panik dan
beristirahat dengan cukup saja. Tetapi jika efek ini terasa berlebihan, Bapak bisa
kembali menemui dokter ya Pak.
Lalu ada bisoprolol mencegah serangan jantung, sebaiknya bapak meminumnya
dipagi hari, dan tidak berkendara setelah meminum ini.
Lalu, Lansoprazol untuk obat lambung, diminum setelah makan ya pak. Dan 2
suplemant lainnya.
Aturan pakainya sudah saya terakan di kemasan yaitu 1x sehari ya pak.”
P : “Apa efek samping dari obat itu memang berbahaya Bu ?”
A : “Efek samping obat pada setiap orang biasanya berbeda-beda pak. Tapi itu hal
yang biasa, bapak bisa kembali berkonsultasi ke dokter, jika bapak merasa tidak
nyaman dengan hal itu.”
P : “ Baiklah, terimakasih banyak ya Bu”
A : “ Kasih kembali Bapak, semoga cepat sembuh dan bugar kembali Pak.”

Anda mungkin juga menyukai