Anda di halaman 1dari 3

DEFINISI

Dermatofitosis adalah penyakit pada jaring- an yang mengandung zat tanduk, misalnya stra- tum
korneum pada epidermis, rambut, dan kuku, yang disebabkan golongan jamur dermatofita . Jamur ini
dapat menginvasi seluruh lapisan stratum korneum dan menghasilkan gejala melalui aktivasi respons
imun pejamu.
SINONIM
Tinea, ringworm, kurap, teigne, herpes sirsinata .
ETIOLOGI
Dermatofita ialah golongan jamur yang me- nyebabkan dermatofitosis . Golongan jamur ini mempunyai
sifat mencemakan keratin. Dermato- fita termasuk kelas Fungi imperfecti, yang terbagi dalam 3 genus,
yaitu Microsporum, Trichophyton,
dan Epidemophyton. Selain sifat keratofilik masih banyak sifat yang sama di antara dermatofita,
misalnya sifat faali, taksonomis , antigenik, kebutuhan zat makanan untuk pertumbuhannya, dan
penyebab penyakit.
Hingga kini dikenal sekitar 41 spesies derma- tofita, masing-masing 2 spesies Epidermophyton, 17
spesies Microsporum, dan 21 spesies Tricho- phyton. Telah juga ditemukan bentuk sempurna (perfect
stage) pada spesies dermatofita ter- sebut. Adanya bentuk sempurna yang terbentuk oleh dua koloni
yang berlainan "jenis kelaminnya" ini menyebabkan dermatofita dapat dimasukkan ke dalam famili
Gymnoascaceae. Dari beberapa spesies dermatofita, misalnya genus Nannizzia dan Arthroderma
masing-masing dihubungkan dengan genus Microsporum dan Trichophyton.
Untuk kepentingan klinis dan epidemiologis, dermatofita yang menginfeksi manusia dibagi berdasarkan
tempat hidupnya,yaitu geofilik untuk jamur yang berasal dari tanah antara lain M. Gypseum; golongan
zoofilik berasal dari hewan, misalnya M. Canis; antropofilik khusus untuk jamur yang bersumber dari
manusia contohnya
T rubrum.
Selain 6 bentuk tinea masih dikenal istilah yang mempunyai arti khusus, yaitu:
- tinea imbrikata: dermatofitosis dengan susunan
skuama yang konsentris dan disebabkan Tricho-
phyton concentricum
- tinea favosa atau favus: dermatofitosis yang terutama disebabkan Trichophyton schoenleini: secara
klinis antara lain terbentuk skutula dan berbagai seperti tikus (mousy odor).
- tinea fasialis, tinea aksilaris, yang juga menunjuk- kan daerah kelainan.
- tinea sirsinata , arkuata yang merupakan pe namaan deskriptif morfologis.

Tinea korporis (tinea sirsinata, tinea glabrosa, Scherende Flechte, kurap, herpes sircine trichophytique)
linea korporis merupakan dermatofitosis pada kulit tubuh tidak berambut (glabrous skin) .
1. Kelainan yang dilihat dalam klinik merupa-
kan lesi bulat atau lonjong, berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama, kadang- kadang dengan vesikel
dan papul di tepi. Daerah tengahnya biasanya lebih tenang. Kadang-kadang terlihat erosi dan krusta
akibat garukan. Lesi-lesi pada umumnya merupakan bercak-bercak terpisah satu dengan yang lain.
Kelainan kulit dapat pula terlihat sebagai lesi-lesi dengan pinggir yang polisiklik, karena beberapa lesi
kulit yang menjadi satu. Bentuk dengan tanda radang yang lebih nyata, lebih sering dilihat pada anak-
anak daripada orang dewasa karena umumnya mereka mendapat infeksi baru pertama kali.
2. Pada tinea korporis yang menahun, tanda radang akut biasanya tidak terlihat lagi . Kelainan ini dapat
terjadi pada tiap bagian tubuh dan bersama-sama dengan kelainan pada sela paha. Dalam hal ini disebut
tinea corporis et cruris atau sebaliknya tinea cruris et corporis. Bentuk menahun yang disebabkan oleh
Trichophyton rubrum biasanya dilihat bersama-sama dengan tinea unguium.
3. Bentuk khas tinea korporis yang disebab- kan oleh Trichophyton concentricum disebut tinea
imbrikata. Penyakit ini terdapat di ber- bagai daerah tertentu di Indonesia , misalnya Kalimantan ,
Sulawesi , Papua , Kepulauan Aru dan Kei, dan Sulawesi Tengah . l i n e a imbrikata mulai dengan bentuk
papul ber- wama coklat, yang perlahan-lahan menjadi besar. Stratum komeum bagian tengah ini
terlepas dari dasamya dan melebar. Proses ini setelah beberapa waktu mulai lagi dari bagian tenga,
sehingga terbentuk lingkaran- lingkaran skuama yang konsentris . Bila dengan jari tangan kita meraba
dari bagian tengah ke arah luar, akan terasa jelas skuama yang menghadap ke dalam. Lingkaran-
lingkaran skuama konsentris bila menjadi besar dapat bertemu dengan lingkaran-lingkaran di
sebelahnya sehingga membentuk pinggir yang polisiklik. Pada permulaan infeksi penderita dapat merasa
sangat gatal , akan tetapi kelainan yang menahun tidak menimbulkan keluhan pada penderita. Pada
kasus menahun, lesi kulit kadang-kadang dapat menyerupai iktiosis. Kulit kepala penderita dapat
terserang , akan tetapi rambut biasanya tidak.
4. Bentuk lain tinea korporis yang disertai kelainan pada rambut adalah tinea favosa atau favus. Penyakit
ini biasanya dimulai di kepala sebagai titik kecil di bawah kulit yang berwama merah kuning dan ber-
kembang menjadi krusta berbentuk cawan (skutula) dengan berbagai ukuran. Krusta tersebut biasanya
ditembus oleh satu atau dua rambut dan bila krusta diangkat ter- lihat dasar yang cekung merah dan
membasah. Rambut kemudian tidak berkilat lagi dan akhirnya terlepas. Bila tidak di- obati , penyakit in i
meluas ke seluruh kepala dan meninggalkan parut dan botak. Berlainan dengan tinea korporis, yang
disebabkan oleh jamur lain, favus tidak menyembuh pada usia akil balik . Biasanya dapat tercium bau
tikus (mousy odor) pada para penderita favus. Kadang- kadang penyakit ini dapat menyerupai dermatitis
seboroika. Tinea favosa pada kulit dapat dilihat sebagai kelainan kulit papulovesikel dan
papuloskuamosa , disertai kelainan kulit berbentuk cawan yang khas , yang kemudian menjadi jaringan
parut. Favus pada kuku tidak dapat dibedakan dengan tinea unguium pada umumnya, yang disebabkan
oleh spesies dermatofita yang lain. l i g a spesies dermatofita dapat menyebabkan favus , yaitu
Trichophyton schoenleini, Trichophyton violaceum, dan Microsporum gypseum. Berat ringan bentuk
klinis yang tampak, tidak bergantung pada spesies jamur penyebab, akan tetapi lebih banyak
dipengaruhi oleh tingkat kebersihan, umur, dan ketahanan penderita sendiri.

PENUNJANG DIAGNOSIS
Pemeriksaan mikologik untuk membantu menegakkan diagnosis terdiri atas pemeriksaan langsung
sediaan basah dan biakan . Pemeriksaan lain, misalnya pemeriksaan histopatologik, per- cobaan
binatang, dan imunologik tidak diperlukan.
Pada pemeriksaan mikologik untuk men- dapatkan jamur diperlukan bahan klinis, yang dapat berupa
kerokan kulit, rambut, dan kuku. Bahan untuk pemeriksaan mikologik diambil dan dikumpulkan sebagai
berikut: terlebih dahulu tempat kelainan dibersihkan dengan spiritus 70%, kemudian untuk:
1. Kulit tidak berambut (glabrous skin)
Dari bagian tepi kelainan sampai dengan bagian sedikit di luas kelainan sisik kulit dan
kulit dikerok dengan pisau tumpul steril;
2. Kulit berambut
Rambut dicabut pada bagian kulit
yang mengalami kelainan. Kulit di daerah tersebut dikerok untuk mengumpulkan sisik kulit. Pemeriksaan
dengan lampu Wood dilakukan sebelum pengumpulan bahan untuk mengetahui lebih jelas daerah yang
terkena infeksi dengan kemungkinan adanya fluoresensi pada kasus-kasus tinea kapitis tertentu;
3. Kuku
Bahan diambil dari bagian kuku yang
sakit dan diambil sedalam-dalamnya sehingga mengenai seluruh tebal kuku, bahan di bawah kuku
diambil pula.
Pemeriksaan langsung sediaan basah dilaku- kan dengan mikroskop, mula-mula dengan pem- besaran
10x10, kemudian dengan pembesaran 1Ox45. Pemeriksaan dengan pembesaran 1Ox100 biasanya tidak
diperlukan.
Sediaan basah dibuat dengan meletakkan bahan di atas gelas alas, kemudian ditambah 1-2 tetes larutan
KOH. Konsentrasi larutan KOH untuk sediaan rambut adalah 10% dan untuk kulit dan kuku 20%. Setelah
sediaan dicampur dengan larutan KOH, ditunggu 15-20 menit hal ini diperlukan untuk melarutkan
jaringan. Untuk mempercepat proses pelarutan dapat dilakukan pemanasan sediaan basah di atas api
kecil. Pada saat mulai ke luar uap dari sediaan tersebut, pemanasan sudah cukup. Bila terjadi
penguapan, maka akan terbentuk kristal KOH, sehingga tujuan yang diinginkan tidak tercapai. Untuk
melihat elemen jamur lebih nyata dapat ditambahkan zat warna pada sediaan KOH, misalnya tinta
Parker superchroom blue black.
Pada sediaan kulit dan kuku yang terlihat adalah hifa, sebagai dua garis sejajar, terbagi oleh sekat, dan
bercabang , maupun spora berderet (artrospora) pada kelainan kulit lama dan/atau sudah diobati. Pada
sediaan rambut yang dilihat adalah spora kecil (mikrospora) atau besar (makrospora). Spora dapat
tersusun di luar rambut (ektotriks) atau di dalam rambut (endotriks). Kadang-kadang dapat terlihat juga
hifa pada sediaan rambut.
Pemeriksaan dengan pembiakan diperlukan untuk menyokong pemeriksaan langsung sediaan basah dan
untuk menentukan spesies jamur. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menanamkan bahan klinis pada
media buatan. Yang dianggap paling baik pada waktu ini adalah medium agar dekstrosa Sabouraud.
Pada agar Sabouraud dapat ditambahkan antibiotik saja (kloramfenikol) atau ditambah pula
klorheksimid . Kedua zat tersebut diperlukan untuk menghindarkan kontaminasi bakterial maupun
jamur kontaminan .

Dd
Tidaklah begitu sukar untuk menentukan diagnosis tinea korporis pada umumnya, namun ada beberapa
penyakit kulit yang dapat mericuh- kan diagnosis itu , misalnya dermatitis seboroika , psoriasis, dan
pitiriasis rosea. Kelainan kulit pada dermatitis seboroika selain dapat menyerupai tinea korporis,
biasanya dapat terlihat pada tempat- tempat predileksi, misalnya di kulit kepala (scalp), lipatan-lipatan
kulit, misalnya belakang telinga, daerah nasolabial, dan sebagainya.
Psoriasis dapat dikenal dari kelainan kulit pada tempat predileksi, yaitu daerah ekstensor, misalnya lutut,
siku, dan punggung. Kulit kepala berambut juga sering terkena pada penyakit ini. Adanya lekukan-
lekukan pada kuku dapat pula menolong untuk menentukan diagnosis. Pitiriasis rosea, yang distribusi
kelainan kulitnya simetris dan terbatas pada tubuh dan bagian proksimal anggota badan, sukar
dibedakan dengan tinea korporis tanpa herald patch yang dapat membedakan penyakit ini dengan tinea
korporis. Pemeriksaan laboratorium yang dapat memastikan diagnosisnya. Tinea korporis kadang-
kadang sukar dibedakan dengan dermatitis seboroika pada sela paha . Lesi-lesi di tempat-tempat
predileksi sangat menolong menentukan diagnosis.

Anda mungkin juga menyukai