Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KASUS

WANITA BERUSIA 53 TAHUN DENGAN HEART FAILURE STAGE C


FUNGSIONAL IV DAN CAD

Diana Putri Lestari Agung presetyo


I4061191019 I4061192005

Pembimbing : dr. Eldi Jimmy Saragih, Sp. JP FIHA

1
IDENTITAS

– Nama : Ny. M
– RM : 188205
– Jenis Kelamin : Perempuan
– Tanggal Lahir/ Umur : 04-05-1967/ 53 tahun
– Agama : Islam
– Alamat : Parit Rintis Baru, RT 060/RW 019, Punggur Kecil, Sungai Kakap, Kubu
– Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
– Pembiayaan : BPJS
– Tanggal Masuk RS`: 15 Januari 2021
– Tanggal keluar : 20 Januari 2021
Keluhan Utama
Sesak napas

Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang ke IGD RSKH dengan keluhan sesak. Sesak dirasakan seperti tertekan beban berat.
Sesak mulai dirasakan sejak 1 bulan yang lalu, memberat sejak 12 jam yang lalu sebelum masuk
rumah sakit. Sesak muncul secara tiba tiba saat istirahat. Sebelumnya sesak nafas yang dirasakan
dipengaruhi aktivitas fisik ringan dan perubahan posisi. Saat pasien berbaring terlentang sesak
akan muncul dan membaik dengan posisi duduk atau berbaring miring. Keluhan lain berupa
bengkak pada kedua kaki, perut tersasa kembung. Bengkak pada kaki sejak 1 minggu yang lalu.
Keluhan nyeri dada, batuk, dan pilek disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Hipertensi (-)
• Asma (-)
• Diabetes Melitus (+) sudah hampir 3 tahun,menggunakan suntik
insulin dan rutin kontrol

Riwayat penyakit keluarga


• Hipertensi (-)
• Asma (-)
• Penyakit jantung (+) ayah pasien
• Diabets Melitus (-)

Riwayat Kebiasaan

• Riwayat merokok (-)


• Riwayat minum minuman beralkohol
(-)
Balance Cairan

15 Januari 2021 18 Januari 2021


Total Cairan ​: 1200/24jam Total cairan​: 1.200cc/24jam
Urin output​: 3.100cc/24jam Urin output​: 2.400cc /24jam
Balance cairan​: 1.200cc-3.100cc = -1.900cc/jam Balance cairan​: 1.200-2.400= -1.200cc/jam

16 Januari 2021
Total Cairan​: 1.200 cc/24 jam 19 Januari 2021
Urin output​: 3000 cc/24 jam Total Cairan​: 1.200cc/24jam
Balance cairan​: 1.200 cc-3000cc = -1.800cc /jam Urin output​: 2.000 /24jam
Balance cairan ​: 1.200cc -2000cc = -800cc/jam
17 Januari 2021
Total Cairan​: 1.200 cc/24 jam
Urin output​ : 2.400cc/24jam
Balance cairan​: 1.200cc -2.400 = -1.200 /jam
Pemeriksaan Penunjang
Foto thorax
Interpretasi :
 Corakan bronkovaskular dalam batas normal
 Tidak tampak infiltrat
 Cor : membesar, sinuses dan diafragma berselubung
 Tampak perselubungan opak homogen di hemithorax
kanan dan kiri.
 Skeletal dan soft tissue tidak tampak kelainan
Kesan :
- Kardiomegali
- Efusi Pleura Bilateral
Ekokardiografi

1) Ruang Jantung : Giant LA dan LV dilatasi


2) Katup-katup :
- Mitral : Penebalan Katup Mitral, MR Severe, MS Mild
- Aorta : Normal
- Trikuspid : TR Severe
- Pulmonal : Normal
1) Fungsi Sisolik LV : Menurun (EF by Teichz : 34,58%)
Fungsi Diastolik LV : Terganggu
Fungsi Sistolik RV : Menurun (TAPSE : 1,25 cm)
Analisa Segmental LV : Global Hipokinetik
2) Lain-lain :
Thrombus (-), SEC (+), Hipertensi Pulmonal (-), Efusi Perikard (+)
3) RWT: 0,39, LV mass 218 gr, Eccentric Hyperthrophy
4) Kesimpulan: Sesuai gambaran CAD, RV Faillure, Diastolic
Dysfunction
5) Saran : KIE DCA adhock, Optimal medikamentosa
Diagnosis Prognosis

– Heart Failure Stage C NYHA FC IV – Ad vitam : dubia ad bonam


– CAD – Ad functionam : dubia ad bonam
– Efusi Pleura bilateral – Ad sanationam : dubia ad bonam
– T2 DM
Heart Failure/
Gagal Jantung Etiologi
Definisi Etiologi gagal jantung pada umumnya disebabkan kelainan otot jantung,
penyakit jantung koroner, hipertensi, toxin dan penyakit jantung bawaan.
Gagal jantung adalah sindrom klinis
kompleks yang diakibatkan oleh
gangguan jantung fungsional atau • Kerusakan Kontraktilitas : coronary artery disease (miokard infark),
chronic volume overload (mitral dan aorta regurgitasi), dan
struktural, yang mengganggu
cardimyopathies.
pengisian ventrikel atau pengeluaran
• Peningkatan Afterload : stenosis aorta, mitral regurgitasi,
darah ke sirkulasi sistemik untuk
hipervolemia, ventrikel septal defek, paten duktus arterious dan tidak
memenuhi kebutuhan sistemik. terkontrolnya hipertensi berat.
• Gangguan Fase Diastolik : hipertropfi ventrikel kiri, restrictive
cardiomyopathy, fibrosis miokard, atau tamponade.

Lilly, Leonard S. Pathophysiology of heart disease. Lippincots William & Wilkins, Inc. 2011
Black, J. M & Hawks, J. H. Medikal surgical nursing, Edisi 8.Philadelpia: WB Saunders Company. 2009.
.
Patofisiologi

CO menururn

Kompensasi Renal Perfusi

Simpatis Renin Aldosteron

HR dan + Vasokonstiksi (Vena Retensi garam


inotripic RAAS
dan Arteriol ) dan air

CO meningkat Angiotensin II
Remodelling (Dilatasi,
Hipertrofi ventrikel)

Braunwald E, Ross J Jr, Sonnenblick EH. Mechanisms of Contraction of the Normal and Failing Heart. 2nd ed. Boston: Little Brown & Co; 1976.
Greyson CR. Pathophysiology of right ventricular failure. Crit Care Med. 2008 Jan. 36 (1 suppl):S57-65. [Medline].
Haddad F, Doyle R, Murphy DJ, Hunt SA. Right ventricular function in cardiovascular disease, part II: pathophysiology, clinical importance, and management of right ventricular failure. Circulation. 2008 Apr 1. 117
(13):1717-31. [Medline].
Onwuanyi A, Taylor M. Acute decompensated heart failure: pathophysiology and treatment. Am J Cardiol. 2007 Mar 26. 99 (6B):25D-30D. [Medline].
Mann, D.L., 2012, Braunwalds Heart Disease a textbook of Cardiovascular Medicine (9thed), 487-489
Klasifikasi Faktor Resiko
– Berdasarkan AHA (American Heart – Faktor resiko mayor meliputi usia, jenis kelamin,
Association)
hipertensi, hipertrofi pada LV, infark miokard, obesitas, diabetes.
– Stage A
– Faktor resiko minor meliputi merokok, dislipidemia, gagal ginjal
– Stage B
kronik, albuminuria, anemia, stress, lifestyle yang buruk.
– Stage C
– Sistem imun, yaitu adanya hipersensitifitas.
– Stage D
– Infeksi yang disebabkan oleh virus, parasit, bakteri.
– Berdasarkan NYHA (New York Heart
Association) – Toksik yang disebabkan karena pemberian agen
– Kelas I kemoterapi (antrasiklin, siklofosfamid, 5 FU), terapi target kanker
– Kelas II
(transtuzumab, tyrosine kinase inhibitor), NSAID, kokain,
alkohol.
– Kelas III
– Faktor genetik seperti riwayat dari keluarga.
– Kelas IV

Ford, I., Robertson, M., Komadja et, al., Top ten risk factors for
Ford, I., Robertson, M., Komadja et, al., Top ten risk factors for morbidity and mortality in patients with chronicsystolic
morbidity and mortality in patients with chronicsystolic heart failure heart failure and elevated heart rate: The SHIFT Risk Model, IJC.2015; 184, 163-169
and elevated heart rate: The SHIFT Risk Model, IJC.2015; 184, 163-
169
Manifestasi klinis
Gejala Tanda
Tipikal 11 Spesifik 11
- Sesak nafas - Peningkatan JVP
- Ortopneu - Refluks hepatojugular
- Paroxysmal nocturnal dyspnoe - Suara jantung S3 (gallop)
- Toleransi aktifitas yang - Apex jantung bergeser ke lateral
berkurang - Bising jantung
- Cepat lelah
- Begkak di pergelangan
kaki
Kurang tipikal 11 Kurang tipikal 11
- Batuk di malam / dini hari - Edema perifer
- Mengi - Krepitasi pulmonal
- Beratbadan bertambah > 2 - Sura pekak di basal paru pada perkusi
kg/minggu - Takikardia
- Berat badan turun (gagal - Nadi ireguler
jantung stadium lanjut) - Nafas cepat
- Perasaan kembung/ begah - Heaptomegali
- Nafsu makan menurun - Asites
- Perasaan bingung (terutama - Kaheksia
pasien usia lanjut)
- Depresi
- Berdebar
- Pingsan

PERKI. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. Indonesia. 2015.


Diagnosis

Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik


– 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor – Kriteria minor
– Kriteria mayor – 1. Edema ekstremitas
– 1. Edema paru akut – 2. Batuk malam hari 
– 2. Kardiomegali – 3. Dispneu d’effort
– 3. Ronki paru – 4. Hepatomegali
– 4. Hepatojugular refluks
– 5. Efusi pleura
– 5. Paroximal nocturnal dispneu
– 6. Penurunan Vital Capacity 1/3 dari normal
– 6. Gallop S3
– 7. Takikardi (>120/menit)
– 7. Distensi vena leher
– 8. Peninggian vena jugularis

Panggabean MM. Gagal Jantung. Dalam Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, SimadibrataM, Setiati S, editor. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2010:
1583 – 1584.
Pemeriksaan Penunjang
– EKG dan Echocardiografi – FOTO RONTGEN DADA

Ekokardiografi memberikan informasi mengenai volume ruang – Pemeriksaan ini dapat menunjukkan kongesti vena
jantung, fungsi sistolik dan diastolik ventrikel, ketebalan dinding atau edema paru dan kardiomegali pada pasien
jantung dan fungsi katup jantung.  gagal jantung.
Abnormalitas pada EKG antaralain sinus takikardi, sinus – TROPONIN I DAN T
bradikardi, atrial takikardi/fibrilasi/luter, aritmia ventrikel, – Pemeriksaan troponin dilakukan pada penderita
iskemia/ indark, gelombang Q, Hipertrofi ventrikel kiri, blok
gagal jantung jika gambaran klinisnya disertai
atrioventrikular, mikrovoltase, dan QRS > 0,12 detik.
dugaan sindroma koroner akut.
– PEPTIDA NATRIURETIK

Peptida natriuretik adalah hormon yang sekresinya akan


melonjak ketika terdapat penyakit pada jantung atau
meningkatnya beban pada ruang jantung. Jenis peptida
natriuretik yaitu BNP (Peptida Natriuretik tipe B) dan NT-
proBNP (Terminal N pro Peptida Natriuretik tipe B).

Ioana Dumitru, MD. Heart failure. Medscape. 2018


Penatalaksanaan

Pencegahan Terapi Farmakologi Bedah


1) Diuretik ICD (Implantable cardioverter-
1. mencegah timbulnya kerusakan defibrillator) dan CRT ( Cardiac
2) ACEI
miokard resynchronization therapy)
3) Beta Bloker
2. perburukan kerusakan miokard 3) ARB merupakan alat yang
4) MRA direkomendasikan pada gagal
3. remodelling miokard jantung lanjut ( advanced heart
5) Digoksin
4. timbul kembali gejala dan 6) Nitrat failure ) simtomatik, yang sudah
akumulasi cairan mendapatkan terapi farmakologis
gagal jantung secara optimal.
5. mencegah kejadian rawat inap.

McMurray JJ V, Adamopoulos S, Anker SD, et al. ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure 2012: The Task Force for the Diagnosis and Treatment of
Acute and Chronic Heart Failure 2012 of the European Society of Cardiology. Developed in collaboration with the Heart. Eur Heart J [Internet] 2013;32:e1–641 – e61. Available
from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22611136
McMurray JJ V, Adamopoulos S, Anker SD, et al. ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure 2012: The Task Force for the Diagnosis and Treatment of Acute and Chronic Heart
Failure 2012 of the European Society of Cardiology. Developed in collaboration with the Heart. Eur Heart J [Internet] 2013;32:e1–641 – e61. Available from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22611136
Pembahasan
– Pasien mengalami Heart Failure stage C derajat fungsional kelas IV
– Diagnosis HF ditegakkan berdasarkan kriteria Framingham 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor
– Kriteria mayor :kardiomegali ,ronkhi bilateral dan peningkatan JVP
– Kriteria minor :dispnea d’effort (sesak yang dipengaruhi aktivitas), efusi pleura, dan edem ekstremitas.
– Pada pasien ini terdapat kelainan fungsional dan struktural jantung berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan
fisik, echokardiografi, dan gambaran Ekg. Kelainan struktural : kardiomegali. kelainan fungsional dinilai dari
tanda dan gejala (Stage C).
– Keluhan sesak muncul secara tiba tiba saat istirahat sehingga derajat fungsional (kelas IV).
– Diagnosis Kronis CAD Berdasarkan hasil Echocardiografi
Tatalaksana
• Diuretik (furosemid dan spironolakton)
• mengurangi retensi air dan garam sehingga meningkatkan produksi urin, mengurangi kongesti paru dan edem
ekstremitas.
• spironolakton juga berfungsi mencegah remodelling jantung
• ACEI (captopril)
• vasodilator yang dapat mengurangi beban kerja jantung dan menurunkan tekanan darah . Mencegah remodelling
jantung serta retensi air dan garam.16
• ISDN
• vasodilator utama dan menurunkan beban jantung membuat kerja jantung menjadi ringan.
• VIP albumin
• Albumin merupakan protein yang dapat meningkatkan tekanan osmotik yang penting untuk mempertahankan
cairan vaskular. Penurunan kadar albumin serum dpat menyebabkan cairan berpindah dari dalam pembuluh darah
menuju jaringan sehingga menjadi edem.
• KSR (kalium)
• Penurunan kalium mungkin diakibatkan efek diuretik furosemid dsois tinggi. Furosemid merupakan golongan
diuretik loop. Diuretik loop bekerja dengan menurunkan penyerapan kalium, klorida, dan natrium pada loop
(lengkung) Henle di dalam ginjal.

• Aspilet dan Simvastatin untuk mencegah terjadinya sumbatan di koroner yang dapat menyebabkan aliran darah
berkurang hingga berujung menjadi gagal jantung.
• Simvastatin membantu menurunkan produksi kolesterol dan mengurangi komplikasi akibat dislipidemia.
• Aspilet anti trombotik menurunkan agregasi platelet
Kesimpulan

Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang


telah dilakukan pada pasien, pasien di diagnosis dengan Heart Failure Stage C
Functional Class IV. Terapi yang telah diberikan berupa Furosemid ,
Spironolakton, Vip Albumin, Captopril, ISDN, KSR, Digoxin, Simvastatin,
Tromboaspilet, dan Allupurinol dengan cara pemberian dan dosis yang telah
disesuakan pada perkembangan kondisi pasien.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai