Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DALAM


ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. X DENGAN KASUS
INFARK MIOKARD AKUT (IMA)
PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN 31

OLEH :
NAMA : ADI CHANDRA PRASETIAWAN
NIM : 071201082
KELOMPOK : 1 (SATU)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2021
Kasus Pemicu 2 (Infark Miokard) :

Seorang laki-laki berusia 56 tahun diantar ke rumah sakit dengan keluhan nyeri
dada yang t erasa seperti tertekan benda dan menjalar ke bahu dan lengan kiri.
Nyeri dirasakan sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan
berlangsung 20 menit dan tidak berkurang dengan istirahat dan mengkonsumsi
nitrat. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan : TD 140/90 mmHg, frekuensi nadi 106
kali/menit, frekuensi napas 26 kali/menit, suhu 36.8 °C, TB 168 cm, BB 82 kg.
Pasien tampak gelisah, tegang dan sulit tidur. Keluarga menangis dan bertanya
tentang kondisi pasien.
Pasien berasal dari suku Jawa, menikah dan mempunyai 5 orang anak. Pekerjaan
sopir angkutan kota. Pasien memiliki riwayat merokok sejak SMP, hipertensi
sejak 10 tahun yang lalu dan DM sejak 5 tahun yang lalu. Pasien telah beberapa
kali berobat, dan mendapat obat anti hipertensi ACE inhibitor, namun pasien tidak
selalu meminumnya dan tidak berobat secara rutin. Pasien juga mendapatkan obat
diabetes yang diminumnya hanya saat badan pasien terasa tidak enak.
Hasil pemeriksaan EKG terjadi perubahan ST elevasi pada lead I, aVL,V5 dan
V6, serta pemeriksaan diagnostik didapatkan peningkatan enzim jantung
CK/CKMB dan Troponin T dan I. Pasien diistirahatkan total, diberikan oksigen via
kanula binasal 4 L/menit.
1. Buat pathway dan penyebab sampai munculnya masalah keperawatan
pada kasus tersebut!
Faktor resiko : obesitas, HT, Endapan lipoprotein Cedera endotel : interaksi antara
perokok, ras, umur > 40 thn, ditunika intima fibrin & platelet proliferasi otot
jenis kelamin laki-laki tunika media

Lesi komplikata Flaque fibrosa Invasi dan akumulasi dari lipid

Penyempitan/obstruksi Penurunan suplai darah


Arterosklerosis
arteri koroner ke miokard

MK : Perfusi Tidak seimbang antara


perifer tidak efektif Iskemia
kebutuhan dan suplai oksigen

Penurunan Infark miokardium Metabolisme anaerob


kontraktilitas miokard meningkat

Komplikasi :
Kelemahan miokard 1. Gagal jantung kongesti Asam laktat meningkat
2. Syok kardiogenik
3. Pericarditis
4. Rupture jantung
5. Aneurisma jantung Nyeri dada
Vol. akhir diastolik 6. Defek septum ventrikel
ventrikel kiri meningkat 7. Disfungsi otot kapilaris
8. Tromboembolisme

Tekanan atrium kiri


meningkat
MK : Nyeri akut Kurang informasi

Tekanan vena (Sumber : Huda, 2013)


pulmonalis meningkat Tidak tahu kondisi dan
pengobatan (klien dan
keluarga bertanya)

Hipertensi kapiler paru Odema paru

MK : Penurunan MK : Gangguan MK : Defisit MK : Ansietas


curah jantung pertukaran gas pengetahuan

Suplai darah ke MK : Intoleransi


jaringan tidak adekuat Kelemahan fisik aktivitas
2. Apakah pengkajian yang harus dilengkapi pada kasus tersebut?

Masalah
No Data Pengkajian Tambahan
Keperawatan
1 DS : Gejala dan tanda mayor : Nyeri akut
- Pasien mengeluh Subjektif :
nyeri dada yang terasa - Pengkajian nyeri
seperti tertekan benda komprehensif :
dan menjalar ke bahu P : Nyeri setelah
dan lengan kiri beraktivitas, saat istirahat
- P : Nyeri tidak atau ketika berubah
berkurang dengan posisi?
istirahat dan S : Pasien ditanya
mengonsumsi nitrat menggunakan rentang 0-
Q : Nyeri seperti 10 (visual analogue scale-
tertekan benda VAS), biasanya skala
R : Nyeri menjalar ke nyeri berkisar antara 7-9
bahu dan lengan kiri (nyeri berat)
T : Onset (4 jam Objektif :
SMRS) dan durasi (20 - Bersikap protektif
menit) (mis.waspada, posisi
DO : menghindari nyeri)?
- Pasien tampak gelisah Gejala dan tanda minor :
- Pasien tampak sulit Subjektif :
tidur -
- TTV : Objektif :
TD : 140/90 mmHg - Pola napas berubah?
ND : 106 x/m - Nafsu makan berubah?
SB : 36,8 Oc - Proses berpikir terganggu?
RR : 26 x/m - Menarik diri?
Kondisi klinis terkait : - Berfokus pada diri sendiri?
- Sindrom koroner akut - Diafroresis?
2 DS : Gejala dan tanda mayor : Penurunan curah
- Pasien mengeluh Perubahan afterload jantung
nyeri tidak berkurang Subjektif :
dengan istirahat -
DO : Objektif :
- TTV : - Nadi perifer teraba lemah?
TD : 140/90 mmHg - Capillary refill time >3
ND : 106 x/m detik?
SB : 36,8 Oc - Oliguria?
- RR : 26 x/m - Warna kulit pucat dan/atau
- Hasil pemeriksaan sianosis?
EKG : ST elevasi Gejala dan tanda minor :
pada lead I, Avl, V5 Perubahan afterload
dan V6 Subjektif :
- Pemeriksaan -
Diagnostik : Objektif :
peningkatan enzim - Pulmonary vascular
jantung CK/CKMB resistance (PVR) meningkat
dan Troponin T dan I Rumus menghitung PVR :
PVR = 80 x (Mean PAP-
PAOP)/CO
PVR = 80 x (16,6-6)/4L/m
= 80 x (10,6)/4
= 212 dynes/sec/cm5
(meningkat)
Nilai normal : 120-200
dynes/sec/cm5
- Systemic vascular resistance
(SVR) meningkat/menurun
Rumus menghitung SVR :
SVR = 80 x (MAP-CVP)/CO
= 80 x (106,6-5)/4
= 80 x 25,4
= 2.032 dynes/sec/cm 5
(meningkat)
Nilai normal : 700-1.500
dynes/sec/cm5
 Rumus MAP :
 MAP = 1/3 (Sistolic Blood
Pressure - Diastolic Blood
Pressure) + Diastolic Blood
Pressure
MAP = 1/3 (140-90) + 90
= 1/3 (50) + 90
= 16,6 + 90
= 106,6
 CVP normal : 5-10 cm H2O
 PAOP : 6
3 DS : Gejala dan tanda mayor : Gangguan
- Subjektif : pertukaran gas
DO : - Dispnea?
- Pasien tampak gelisah Objektif :
- TTV - PCO2 meningkat/menurun?
TD : 140/90 mmHg - PO2 menurun?
ND : 106 x/m - Ph arteri
SB : 36,8 Oc meningkat/menurun?
RR : 26 x/m - Bunyi napas tambahan?
Kondisi klinis terkait : Gejala dan tanda minor :
- Persistent pulmonary Subjektif :
hypertension of - Pusing?
newborn (PPHN) - Penglihatan kabur?
Objektif :
- Sianosis?
- Diaforesis?
- Napas cuping hidung?
- Pola napas abnormal
(cepat/lambat, reguler/
ireguler, dalam/dangkal)?
- Warna kulit abnormal
(mis.pucat, kebiruan)?
- Kesadaran menurun?
4 DS : Gejala dan tanda mayor : Intoleransi
- Subjektif : aktivitas
DO : - Mengeluh lelah?
- Pasien diistirahatkan Objektif :
total - Frekuensi jantung
Kondisi klinis terkait : meningkat>20% dari kondisi
- Penyakit jantung istirahat?
koroner Gejala dan tanda minor :
- Gangguan metabolik Subjektif :
(HT dan DM) - Dispnea saat/setelah
aktivitas?
- Merasa tidak nyaman setelah
aktivitas?
- Merasa lemah?
Objektif :
- Tekanan darah berubah
>20% dari kondisi istirahat
- Gambaran EKG
menunjukkan aritmis
saat/setelah aktivitas?
- Gambaran EKG
menunjukkan iskemia?
- Sianosis?
5 DS : Gejala dan tanda mayor : Defisit
- Kelurga menangis dan Subjektif : pengetahuan
bertanya tentang -
kondisi pasien Objektif :
DO : -
- Pasien memiliki -
riwayat merokok Gejala dan tanda minor :
sejak SMP Subjektif :
- Pasien mendapat obat -
anti hipertensi ACE Objektif :
inhibitor namun -
pasien tidak selalu - Menunjukkan perilaku
meminumnya berlebihan (mis.apatis,
- Pasien mendapat obat bermusuhan, agitasi,
diabetes yang histeria)?
diminum hanya saat
pasien terasa tidak
enak
- Pasien tidak berobat
secara rutin
Kondisi klinis terkait :
- Penyakit kronis (HT
sejak 10 tahun yang
lalu dan DM 5 tahun
yang lalu)

3. Rumuskan masalah keperawatan pada kasus tersebut berdasarkan


rumusan SDKI dan ditulis berdasarkan prioritas!

Diagnosa
No Data Kemungkinan penyebab
Keperawatan
1 DS : Iskemia (D.0077) Nyeri
- Pasien mengeluh ↓ akut b.d agen
nyeri dada yang Metabolisme anaerob pencedera
terasa seperti tertekan meningkat fisiologis
benda dan menjalar ↓ (iskemia)
ke bahu dan lengan Asam laktat meningkat
kiri ↓
- P : Nyeri tidak Nyeri dada
berkurang dengan ↓
istirahat dan Nyeri akut
mengonsumsi nitrat
Q : Nyeri seperti
tertekan benda
R : Nyeri menjalar ke
bahu dan lengan kiri
T : Onset (4 jam
SMRS) dan durasi
(20 menit)
DO :
- Pasien tampak
gelisah
- Pasien tampak sulit
tidur
- TTV :
TD : 140/90 mmHg
ND : 106 x/m
SB : 36,8 Oc
RR : 26 x/m
Kondisi klinis terkait :
- Sindrom koroner akut
2 DS : Iskemia (D.0008)
- Pasien mengeluh ↓ Penurunan curah
nyeri dada yang Penurunan kontraktilitas jantung b.d
terasa seperti tertekan miokard perubahan
benda dan menjalar ↓ afterload
ke bahu dan lengan Kelemahan miokard
kiri ↓
DO : Vol. akhir diastolik ventrikel
- Hasil pemeriksaan kiri meningkat
EKG : ST elevasi ↓
pada lead I, Avl, V5 Tekanan atrium kiri meningkat
dan V6 ↓
- Pemeriksaan Tekanan vena pulmonalis
Diagnostik : meningkat
peningkatan enzim ↓
jantung CK/CKMB Hipertensi kapiler paru
dan Troponin T dan I ↓
- TTV : Penurunan curah jantung
TD : 140/90 mmHg
ND : 106 x/m
SB : 36,8 Oc
RR : 26 x/m
3 DS : Iskemia (D.0003)
- ↓ Gangguan
DO : Penurunan kontraktilitas pertukaran gas b.d
- Pasien tampak miokard perubahan
gelisah ↓ membran alveolus-
- TTV Kelemahan miokard kapiler
TD : 140/90 mmHg ↓
ND : 106 x/m Vol. akhir diastolik ventrikel
SB : 36,8 Oc kiri meningkat
RR : 26 x/m ↓
Kondisi klinis terkait : Tekanan atrium kiri meningkat
- Persistent pulmonary ↓
hypertension of Tekanan vena pulmonalis
newborn (PPHN) meningkat

Hipertensi kapiler paru

Odema paru

Gangguan pertukaran gas
4 DS : Iskemia (D.0056)
- ↓ Intoleransi
DO : Penurunan kontraktilitas aktivitas b.d
- Pasien diistirahatkan miokard ketidakseimbangan
total ↓ antara suplai dan
Kondisi klinis terkait : Kelemahan miokard kebutuhan oksigen
- Penyakit jantung ↓
koroner Suplai darah ke jaringan tidak
- Gangguan metabolik adekuat
(HT dan DM) ↓
Kelemahan fisik

Intoleransi aktivitas
5 - Kelurga menangis Iskemia (D.0111) Defisit
dan bertanya tentang ↓ pengetahuan
kondisi pasien Metabolisme anaerob tentang
DO : meningkat (manajemen
- Pasien memiliki ↓ penyakit jantung)
riwayat merokok Asam laktat meningkat b.d kurang
sejak SMP ↓ terpapar informasi
- Pasien mendapat obat Nyeri dada
anti hipertensi ACE ↓
inhibitor namun Kurang informasi
pasien tidak selalu ↓
meminumnya Tidak tahu kondisi dan
- Pasien mendapat obat pengobatan (klien dan keluarga
diabetes yang bertanya)
diminum hanya saat ↓
pasien terasa tidak Defisit pengetahuan
enak
- Pasien tidak berobat
secara rutin
Kondisi klinis terkait :
- Penyakit kronis (HT
sejak 10 tahun yang
lalu dan DM 5 tahun
yang lalu)

DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


1) Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (iskemia) (Kategori : Fisiologis,
Subkategori : Nyeri dan Kenyamanan, Kode Diagnosis : D.0077).
2) Penurunan curah jantung b.d perubahan afterload (Kategori : Fisiologis,
Subkategori : Sirkulasi, Kode Diagnosis : D.0008).
3) Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolus-kapiler
(Kategori : Fisiologis, Subkategori : Respirasi, Kode Diagnosis : D.0003).
4) Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen (Kategori : Fisiologis, Subkategori : Aktivitas/ Istirahat, Kode
Diagnosis : D.0056).
5) Defisit pengetahuan (manajemen penyakit jantung) b.d kurang terpapar
informasi (Kategori : Perilaku, Subkategori : Penyuluhan dan Pembelajaran,
Kode Diagnosis : D.0111).

4. Buatlah kriteria hasil yang tepat pada kasus diatas sesuai SLKI!

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI)


(SDKI)
1 (D.0077) Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x
agen pencedera fisiologis 24 jam, diharapkan nyeri akut teratasi.
(L.08066 Tingkat nyeri) :
Ekspetasi : menurun
Kriteria hasil :
 Keluhan nyeri, skala 1 (meningkat) ke skala 5
(menurun)
 Meringis, skala 3 (sedang) ke skala 5
(menurun)
 Sikap protektif, skala 3 (sedang) ke skala 5
(menurun)
 Gelisah, skala 3 (sedang) ke skala 5 (menurun)
 Kesulitan tidur, skala 3 (sedang) ke skala 5
(menurun)
 Frekuensi nadi, skala 3 (sedang) ke skala 5
(membaik)
 Tekanan darah, skala 3 (sedang) ke skala 5
(membaik)
2 (D.0008) Penurunan curah Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x
jantung b.d perubahan 24 jam, diharapkan penurunan curah jantung
afterload teratasi.
(L.02008 Curah jantung) :
Ekspetasi : meningkat
Kriteria hasil :
 Dispnea, skala 3 (sedang) ke skala 5 (menurun)
 Oliguria, skala 3 (sedang) ke skala 5
(menurun)
 Pucat/sianosis, skala 3 (sedang) ke skala 5
(menurun)
 Pulmonary vascular resistance (PVR) skala 2
(cukup meningkat) ke skala 5 (menurun)
 Systemic vascular resistance (SVR), skala 2
(cukup meningkat) ke skala 5 (menurun)
 Tekanan darah, skala 3 (sedang) ke skala 5
(membaik)
 Capillary refill time (CPT), dari skala 3
(sedang) ke skala 5 (membaik)
3 (D.0003) Gangguan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x
pertukaran gas b.d 24 jam, diharapkan gangguan pertukaran gas
perubahan membran teratasi.
alveolus-kapiler (L.01003 Pertukaran gas) :
Ekspetasi : meningkat
Kriteria hasil :
 Dispnea, skala 3 (sedang) ke skala 5 (menurun)
 Gelisah, skala 3 (sedang) ke skala 5 (menurun)
 Gelisah, skala 3 (sedang) ke skala 5 (menurun)
 PCO2, skala 3 (sedang) ke skala 5 (membaik)
 PO2, skala 3 (sedang) ke skala 5 (membaik)
 Takikardia, skala 3 (sedang) ke skala 5
(membaik)
 Ph arteri, skala 3 (sedang) ke skala 5
(membaik)
4 (D.0056) Intoleransi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x
aktivitas b.d 24 jam, diharapkan intoleransi aktivitas teratasi.
ketidakseimbangan antara (L.05047 Toleransi aktivitas) :
suplai dan kebutuhan Ekspetasi : meningkat
oksigen Kriteria hasil :
 Frekuensi nadi, skala 3 (sedang) ke skala 1
(menurun)
 Keluhan lelah, skala 3 (sedang) ke skala 5
(menurun)
 Dispnea setelah aktivitas, skala 3 (sedang) ke
skala 5 (menurun)
 Tekanan darah, skala 3 (sedang) ke skala 5
(membaik)
 Ekg iskemia, skala 3 (sedang) ke skala 5
(membaik)
5 (D.0111) Defisit Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x
pengetahuan tentang 24 jam, diharapkan defisit pengetahuan teratasi.
(manajemen penyakit (L.12111 Tingkat pengetahuan) :
jantung) b.d kurang Ekspetasi : membaik
terpapar informasi Kriteria hasil :
 Perilaku sesuai anjuran, skala 2 (cukup
menurun) ke skala 5 (meningkat)
 Kemampuan menjelaskan suatu topik, skala 2
(cukup menurun) ke skala 5 (meningkat)
 Perilaku sesuai dengan pengetahuan, skala 2
(cukup menurun) ke skala 5 (meningkat)
 Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi,
skala 2 (cukup meningkat) ke skala 5
(menurun)
 Persepsi yang keliru terhadap masalah, skala 2
(cukup meningkat) ke skala 5 (menurun)
 Perilaku, skala 2 (cukup memburuk) ke skala 5
(membaik)
5. Buatlah perencanaan yang tepat sesuai kasus diatas, dengan mengacu pada SIKI dan hasil-hasil penelitian!

Diagnosa
Hari
No Keperawatan Rencana Tindakan (SIKI) Rasional
Tanggal
(SDKI)
1 Rabu, 14 (D.0077) Nyeri akut (I.08238) Manajemen nyeri :
Juli 2021 b.d agen pencedera Observasi :
fisiologis  Identifikasi skala nyeri  Mengetahui skala nyeri yang
 Identifikasi respon nyeri non verbal dirasakan pasien
 Identifikasi faktor yang  Mengetahui respon nyeri non verbal
memperberat dan memperingan  Mengetahui faktor yang memperberat
nyeri dan memperingan nyeri
 Identifikasi pengetahuan dan  Mengetahui persepsi pasien terhadap
keyakinan tentang nyeri nyeri
 Identifikasi pengaruh budaya  Budaya mempengaruhi respon
terhadap respon nyeri terhadap nyeri
 Monitor keberhasilan terapi  Mengetahui keberhasilan tindakan
komplementer yang sudah diberikan  Penggunaan analgetik dapat
 Monitor efek samping penggunaan menyebabkan mual, muntah, urin
analgetik berwarna gelap dll.
Terapeutik :  Mengurangi nyeri, meningkatkan
 Berikan teknik nonfarmakologis kenyamanan dan memperlancar
untuk mengurangi rasa nyeri (terapi peredaran darah
pijat : hand massage)  Mengurangi faktor eksternal yang
 Kontrol lingkungan yang dapat meningkatkan nyeri
memperberat rasa nyeri (mis.suhu  Nyeri dapat mengganggu istirahat dan
ruangan, pencahayaan, kebisingan) tidur pasien
 Fasilitasi istirahat dan tidur  Menambah informasi dan
Edukasi : pengetahuan
 Jelaskan penyebab, periode dan  Menambah informasi dan
pemicu nyeri pengetahuan
 Jelaskan strategi meredakan nyeri  Memandirikan pasien untuk menilai
 Anjurkan memonitor nyeri secara nyeri yang dirasakan
mandiri  Menambah informasi dan
 Ajarkan teknik nonfarmakologis memandirikan pasien
untuk mengurangi rasa nyeri  Membantu mengurangi nyeri
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
2 Rabu, 14 (D.0008) Penurunan (I.02075 Perawatan jantung) :
Juli 2021 curah jantung b.d Observasi :  Peningkatan tekanan darah termasuk
perubahan afterload  Monitor tekanan darah (termasuk tanda dan gejala penyakit
tekanan darah ortostatik, jika perlu) kardiovaskuler
 Monitor intake dan output cairan  Mengetahui balance cairan pasien
 Monitor berat badan setiap hari pada  Mengetahui adanya peningkatan/
waktu yang sama penurunan BB
 Monitor saturasi oksigen  Menilai kecukupan oksigen dalam
 Monitor keluhan nyeri dada (mis. tubuh
Intensitas, lokasi, radiasi, durasi,  Mengetahui dan menilai nyeri
presivitasi yang mengurangi nyeri)  Mengetahui adanya kelainan jantung
 Monitor EKG 12 sadapan secara kompleks
 Monitor nilai laboratorium jantung  Mengetahui ketidakseimbangan
(mis. Elektrolit, enzim jantung, jantung
BNP, Ntpro-BNP)  Peningkatan tekanan darah sebelum
 Periksa tekanan darah dan frekwensi dan sesudah aktivitas menandakan
nadi sebelum dan sesudah aktifitas masalah kardiovaskuler lebih lanjut
 Periksa tekanan darah dan frekwensi  Mengetahui kontaraindikasi sebelum
nadi sebelum pemberian obat (mis. pemberian obat
Betablocker, ACE inhibitor, calcium  Memaksimalkan ekspansi paru
channel blocker, digoksin)  Mencukupi kebutuhan oksigen untuk
Terapeutik : metabolisme tubuh
 Posisikan pasien semi-fowler atau  Menambah informasi dan
fowler dengan kaki kebawah atau memandirikan keluarga
posisi nyaman  Obat antiaritmia digunakan untuk
 Berikan oksigen untuk mengatasi gangguan irama jantung
memepertahankan saturasi oksigen
>94%
Edukasi :
 Ajarkan pasien dan keluarga
mengukur intake dan output cairan
harian
Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian antiaritmia,
jika perlu
3 Rabu, 14 (D.0003) Gangguan (I.01014 Pemantauan respirasi) :
Juli 2021 pertukaran gas b.d Observasi :
perubahan membran  Monitor frekuensi, irama,  Mengetahui abnormalitas pernapasan
alveolus-kapiler kedalaman, dan upaya napas  Mengetahui pola napas dan adanya
 Monitor pola napas (seperti abnormalitas
bradipnea, takipnea, hiperventilasi,  Ketidaksimetrisan ekspansi paru
Kussmaul, Cheyne-Stokes, Biot, menandakan adanya penumpukan
ataksik) cairan dalam rongga paru
 Palpasi kesimetrisan ekspansi paru  Mengetahui abnormalitas bunyi napas
 Auskultasi bunyi napas  Mengetahui kecukupan oksigen untuk
 Monitor saturasi oksigen metabolisme tubuh
 Monitor nilai AGD  Mengetahui abnormalitas AGD
 Monitor hasil x-ray toraks  Mengetahui adanya abnormalitas
Terapeutik : melalui x-ray toraks
 Atur interval waktu pemantauan  Memaksimalkan istirahat pasien
respirasi sesuai kondisi pasien  Mengetahui abnormalitas hasil
 Dokumentasikan hasil pemantauan pemantauan sekarang dan sebelumnya
Edukasi :  Menambah informasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
 Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu

(I.01026 Terapi oksigen) :  Kecepatan aliran oksigen yang tinggi


Observasi : menandakan keparahan
 Monitor kecepatan aliran oksigen  Posisi alat terapi oksigen yang salah
 Monitor posisi alat terapi oksigen dapat menurunkan efektifitas oksigen
 Monitor aliran oksigen secara yang masuk
periodic dan pastikan fraksi yang  Mengetahui kecukupan oksigen yang
diberikan cukup diberikan
 Monitor efektifitas terapi oksigen  Mengetahui efektifitas terapi oksigen
(mis. oksimetri, analisa gas darah),  Penggunaan oksigen saat makan akan
jika perlu menimbulkan ketidaknyamanan
 Monitor kemampuan melepaskan  Mengetahui efek samping
oksigen saat makan penggunaan oksigen
 Monitor tanda-tanda hipoventilasi  Mengetahui efek samping
 Monitor tanda dan gejala toksikasi penggunaan oksigen
oksigen dan atelektasis  Kecemasan yang berlebihan akan
 Monitor tingkat kecemasan akibat meningkatkan kebutuhan oksigen
terapi oksigen tubuh
 Monitor integritas mukosa hidung  Mengetahui efek samping
akibat pemasangan oksigen penggunaan oksigen
Terapeutik :  Mengurangi penyebab
 Bersihkan secret pada mulut, hidung ketidakmaksimalan oksigen yang
dan trachea, jika perlu masuk
 Pertahankan kepatenan jalan nafas  Jalan napas yang tidak paten
 Berikan oksigen tambahan, jika mempengaruhi pemberian terapi
perlu oksigen
 Tetap berikan oksigen saat pasien  Mencukupi kebutuhan oksigen tubuh
ditransportasi  Mengurangi risiko asidosis/
 Gunakan perangkat oksigen yang kekurangan oksigen
sesuai dengat tingkat mobilisasi  Penggunaan perangkat oksigen yang
pasien tidak tepat dapat mempengaruhi
Edukasi : kebutuhan oksigen tubuh
 Ajarkan pasien dan keluarga cara  Menambah informasi dan
menggunakan oksigen dirumah memandirikan pasien
Kolaborasi :  Mengetahui dosis oksigen yang
 Kolaborasi penentuan dosis oksigen dibutuhkan
 Kolaborasi penggunaan oksigen saat  Mengurangi risiko kekurangan
aktivitas dan/atau tidur oksigen saat aktivitas, tidur dan
istirahat
4 Rabu, 14 (D.0056) Intoleransi (I.05178 Manajemen energi) :
Juli 2021 aktivitas b.d Observasi :
ketidakseimbangan  Monitor kelelahan fisik dan  Mengetahui tanda dan gejala mayor
antara suplai dan emosional minor intoleransi aktivitas
kebutuhan oksigen  Monitor pola dan jam tidur  Perubahan pola dan jam tidur
 Monitor lokasi dan ketidaknyamanan mempengaruhi ketidakseimbangan
selama melakukan aktivitas energi
Terapeutik :  Mengetahui lokasi ketidaknyamanan
 Sediakan lingkungan nyaman dan  Meningkatkan energi dan
rendah stimulus (mis.cahaya, suara, kenyamanan secara eksternal
kunjungan)  Mencegah kekakuan otot dan sendi
 Lakukan rentang gerak pasif  Mencegah risiko cedera
dan/atau aktif  Memaksimalkan proses penyembuhan
 Fasilitas duduk di sisi tempat tidur,  Aktivitas yang berlebihan
jika tidak dapat berpindah atau meningkatkan terjadinya cedera
berjalan  Mengetahui tindakan selanjutnya
Edukasi :  Menambah informasi dan
 Anjurkan tirah baring pengetahuan pasien
 Anjurkan melakukan aktivitas secara  Membantu meningkatkan energi
bertahap melalui asupan makanan
 Anjurkan menghubungi perawat jika
tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
 Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi :
 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan
5 Rabu, 14 (D.0111) Defisit (I.12446 Edukasi rehabilitasi
Juli 2021 pengetahuan tentang jantung):
(manajemen penyakit Observasi :
jantung) b.d kurang  Identifikasi kesiapan dan  Mengetahui kesiapan dan kemampuan
terpapar informasi kemampuan menerima informasi pasien sebelum menerima informasi
Terapeutik :  Materi dan media pendidikan
 Sediakan materi dan media kesehatan merupakan sarana dalam
pendidikan kesehatan memberikan pendidikan kesehatan
 Jadwalkan pendidikan kesehatan  Waktu pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan merupakan salah satu kunci
 Berikan kesempatan untuk bertanya keberhasilan dan menghargai hak
Edukasi : pasien
 Informasikan pasien dan keluarga  Memberikan kesempatan mengenai
mengenai askses layanan darurat materi atau informasi yang belum
yang tersedia di komunitas jelas
 Anjurkan mempertahankan jadwal  Menambah informasi dan
ambulansi, sesuai toleransi pengetahuan
 Anjurkan pasien dan keluarga  Menambah informasi dan
mengikuti seluruh rangkaian pengetahuan serta mencegah risiko
program rehabilitasi cedera
 Ajarkan memonitor toleransi  Menambah informasi dan
aktivitas pengetahuan
 Ajarkan pasien dan keluarga  Menambah informasi dan
modifikasi faktor risiko jantung pengetahuan serta memandirikan
(mis.penghentian merokok, diet dan pasien
olahraga), jika perlu  Menambah informasi dan
pengetahuan
6. Pilihlah satu tindakan untuk mengatasi masalah pada kasus diatas dan
buat video berdasarkan SOP yang benar!
Analisis jurnal 5 W + 1 H
1. What
a. Jurnal pertama
Jurnal ini meneliti tentang Efektivitas foot and hand massage terhadap
respon fisiologis dan intensitas nyeri pasien infark miokard akut (IMA).
b. Jurnal kedua
Jurnal ini meneliti tentang Efektivitas massage therapy pada pasien
relatif terhadap tanda-tanda vital pasien dengan acute coronary syndrom
(ACS) dan acute myocardial infarction (AMI).
2. When
a. Jurnal pertama
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 23 Desember 2013 sampai dengan
28 Februari 2014.
b. Jurnal kedua
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 5 Juni 2012.
3. Where
a. Jurnal pertama
Penelitian ini dilakukan di ruang ICCU RSUD Dr. Iskak Tulungagung.
b. Jurnal kedua
Penelitian ini dilakukan di ruang corronary care units (CCU) Rumah
Sakit Shahid Beheshti Khansas, Iran.
4. Who
a. Jurnal pertama
- Peneliti
Awan Hariyanto, Suharyo Hadisaputro dan Supriyadi.
- Responden
Populasi studi pada penelitian ini adalah seluruh pasien infark miokard
akut yang berumur lebih dari 40 tahun yang berjumlah 36 responden,
yang dibagi menjadi 18 responden kelompok kontrol dan 18 responden
kelompok perlakuan.
b. Jurnal kedua
- Peneliti
Mohsen Adib-Hajbaghery, Ali Abasi, Rahman Rajabi-Beheshtabad dan
Ismail Azizi-Fini.
- Responden
Responden penelitian berjumlah 23 orang untuk setiap kelompok, tetapi
30 pasien dipilih secara kelompok untuk kepastian lebih. Dengan
kriteria:
 Kriteria inklusi :
Berjenis kelamin laki-laki, dirawat di CCU, memiliki diagnosis medis
: ACS atau AMI, melek huruf, waspada, lama tinggal lebih banyak
dari dua hari, bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian, dan tidak
mengalami dispnea berat, demam, alat pacu jantung, denyut nadi
frekuensi kurang dari 60/menit, riwayat luka bakar derajat dua dan
perubahan tanda vital seperti hipertensi dan lebih dari 25% permukaan
tubuh, gangguan jiwa yang diketahui, penyakit menular yang
diketahui atau hepatitis dan penyakit kuning, anggota badan yang
diamputasi, diketahui gangguan kelenjar adrenal, diketahui masalah
kulit, didiagnosis deep vein thrombosis, dialysis fistula dan riwayat
patah tulang dalam 2 bulan terakhir dan riwayat terapi pijat
sebelumnya.
 Kriteria ekslusi :
kehilangan kesadaran, menerima warfarin dan mengalami henti
jantung selama 72 jam terakhir.
5. Why
a. Jurnal pertama
Tujuan penelitian ini untuk membuktikan pengaruh foot hand massage
terhadap respon fisiologis dan intensitas nyeri pada pasien infark miokard
akut.
b. Jurnal kedua
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek massage therapy terhadap
pasien relatif pada tanda-tanda vital pasien dengan ACS dan AMI.
6. How
a. Jurnal pertama
- Metode penelitian :
Desain penelitian menggunakan randomized pretest-postest control
group design. Pengambilan sampel dengan simple random sampling
yang dibagi menjadi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Analisis data secara univariat dengan tabel distribusi frekuensi dan
analisis bivariat dengan paired t-test, wilcoxon untuk kelompok
berpasangan dan untuk kelompok tidak berpasangan menggunakan
independent t-test, mann-whitney dengan taraf signifikansi ≤ 0,05.
- Hasil penelitian :
Foot and hand massage berpengaruh terhadap respon fisiologis-nyeri
(kelompok berpasangan) p-value : tekanan darah sistol 0,001, diastol
0,004, nadi 0,004, respirasi 0,001, suhu 0,059, leukosit 0,001 dan
intensitas nyeri 0,001. Kelompok tidak berpasangan sesudah perlakuan
p-value : tekanan darah sistol 0,034, diastol 0,010, nadi 0,001, respirasi
0,024, suhu 0,557, leukosit 0,019 dan intensitas nyeri 0,001.
b. Jurnal kedua
- Metode penelitian :
Desain penelitian menggunakan randomized controlled, dilakukan pada
60 pasien laki-laki di ruang rawat inap coronary care units (CCU)
rumah sakit. Dikelompok intervensi, dilakukan message therapy dulu
dan dilakukan oleh salah satu kerabat laki-laki pasien pada hari ketiga
penerimaan. Kelompok kontrol hanya menerima perawatan rutin.
Tanda-tanda vital dicatat sebelum dan sesudah sesi massage therapy.
Perangkat lunak SPSS 11.5 digunakan untuk menganalisis data
menggunakan qui-square, Fischer exact test, uji t-independen, uji t-
berpasangan dan statistik deskriptif.
- Hasil penelitian :
Rata-rata tekanan darah sistolik pra intervensi kelompok perlakuan
adalah 126,36 ± 16,80 dan berubah menjadi 121,70 ± 13,31 setelah sesi
terapi pijat (P = 0,021). Rata-rata denyut nadi kelompok perlakuan
adalah 79,46 ± 10,41 dan mencapai 69,30 ± 9,47 setelah intervensi (P =
0,001). Rata-rata laju respirasi dari kelompok perlakuan juga menurun
setelah pemijatan (P = 0,001). Tidak ada perubahan signifikan yang
diamati tekanan darah diastolik dan suhu kelompok perlakuan. Tidak
ada perubahan signifikan yang diamati pada tanda-tanda vital baik dari
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Tetapi berdasarkan hasil,
terdapat adanya perubahan pada tanda-tanda vital pasien.

Anda mungkin juga menyukai