OLEH :
NAMA : ERVIN ZULIANTI
NIM : 071201005
D. Perbedaan Suhu
USIA SUHU
3 bulan 37.5
6 bulan 37.7
1 tahun 37.7
3 tahun 37.2
5 tahun 37.0
7 tahun 36.8
9 tahun 36.7
11 tahun 36.7
13 tahun 36.6
Dewasa 36.4
>70 tahun 36.0
J. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian pada pasien yang mengalami demam
a. Identitas diri :
Umur, jenis kelamin, pekerjaan
b. Status kesehatan :
keluhan utama : panas
c. Riwayat penyakit sekarang :
1) hipertermi : Pola Demam
a. Terus menerus : tingginya menetap >24 jam, bervariasi (1-2)oC.
b. Intermitten : demam memuncak berseling dengan suhu normal.
c. Remitten : demam memuncak dan turun tanpa kembali ke
tingkat suhu normal.
d. Relaps : periode episode demam diselingi dengan tingkat
suhu normal, episode demam dengan
normotermia dapat memanjang lebih dari 24
jam. Mulai timbulnya panas, berapa lama,
waktu, upaya untuk mengurangi.
2) hipotermi : Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berangsur dan
tidak diketahui selama beberapa jam. Ketika suhu tubuh turun menjadi
35 ºC, klien mengalami gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan,
depresi, dan tidak mampu menelan. Jika suhu tubuh turun di bawah
34,4 ºC, frekuensi jantung, pernafasan, dan tekanan darah turun. kulit
menjadi sianotik.
d. Riwayat kesehatan lalu
1) Hipertermi : sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala lain yang
menyertai demam (misalnya: mual, muntah, nafsu makn, eliminasi, nyeri
otot dan sendi dll), apakah menggigil, gelisah.
2) Hipotermi : tanyakan suhu pasien sebelumnya, sejak kapan timbul gejala
gemetar, hilang ingatan, depresi dan gangguan menelan.
e. Riwayat penyakit keluarga.
(riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh
anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik atau tidak)
f. Riwayat psikologis.
g. Pemeriksaan fisik :
1) hitung TTV ketika panas terus menerus dan sesuai perintah (2/4 jam)
2) inspeksi dan palpasi kulit, ceg turgor (dingin, kering, kemerahan, hangat,
turgor menurun).
3) tanda-tanda dehidrasi
4) perubahan tingkah laku : bingung, disorientasi, gelisah, disertai dengan
sakit kepala, nyeri otot, nousea, photopobia, lemah, letih, dll.
2. Diagnosa
a. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan hipertermia
b. Hipertermia berhubungan dengan penyakit
c. Hipotermia berhubungan dengan penuaan
3. Intervensi
a. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan hipertermia
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam suhu
tubuh dalam rentang normal.
Kriteria hasil :
1) Suhu tubuh dalam rentang normal 36,5 – 37,5 0C
2) Kulit tidak teraba hangat
Intervensi :
1. Evaluasi lingkungan rumah tentang faktor – faktor yan dapat
mengganggu suhu tubuh.
2. Kaji tanda dan gejal hipertermia
3. Anjurkan pasien atau keluarga untuk minum secara adekuat
4. Instruksikan keluarga unutk mengenali tanda dan gejala awal hipertermia
: kulit kering, sakit kepala, penignkatan suhu, iritabilitas, suhu diatas
37,8 0C, dan kelemahan.
5. Kolaborasi dalam pemberian antipiretik sesuai kebutuhan
6. Sesuaikan suhu lingkungan sesuai dengan kebutuhan pasien.
b. Hipertermia berhubungan dengan penyakit
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam suhu
tubuh dalam rentang normal.
Kriteria hasil :
1. Suhu tubuh dalam rentang normal 36,5 – 37,5 0C
2. Kulit tidak teraba hangat
3. Nadi dan pernafasan dalam rentang normal yaitu :
Nadi : 60 -100 x/ menit, RR : 16 – 24 x / menit, sistole : 90 – 140 mmHg,
diastole : 60 – 90 mmHg.
Intervensi :
1. Pantau hidrasi ( turgor kulit, kelembapan membran mukosa )
2. Pantau TTV dan warna kulit
3. Ajarkan pasien atau keluarga dala mebgukur suhu untuk mencegah dan
mengenali secara dini hipertermia.
4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antipiretik sesuai dengan
kebutuhan.
5. Kompres dengan air dingin atau hangat
6. Anjurkan asupan cairan oral
7. Lepaskan pakaian yang berlebihan