Anda di halaman 1dari 39

Self manajemen

Coronary Artery
Deasiasis

By Ady Waluya
CAD/CHD

Coronary Hearth Disease (CHD)


Menggambarkan penyakit jantung sehubungan dengan
adanya gangguan aliran darah koroner, biasanya akibat
aterosklerosis (Porth, 2008)
CADistilah yg meliputi angina pektoris stabil dan SKA.
CAD mempengaruhi arteri dalam menyediakan darah,
oksigen dan nutrisi ke miokardium. Ketika aliran darah
arteri koronaria tersumbat sebagian atau seluruhnya akan
menyebabkan terjadinya iskemik dan infark miokardium.

2
Patofisiologi PJK
Lesi aterosklerotik

Plak tidak stabil intima

Plak stabil

Obstruksi aliran darah Ruptur plak

Platelet agregrasi Adhesi platelet dan


Stable angina
vasokontriksi pembentukan trombus

UAP NSTEMI STEMI

↓ daya kontraksi, gerakan dinding abnormal, perubahan kompliance


dinding ventrikel, ↓ stroke volume, ↓ fraksi ejeksi, ↑ volume akhir
sistolik dan diastolik ventrikel, ↑ tekanan akhir diastolik3 ventrikel
kiri.SKA=CAD=Suplai dan Diman (kebutuhan )=patique=komlisi=ali=
Anatomi kerja jantung dan Pembuluh Darah Koroner

4
Faktor resiko CAD (Price&Wilson, 1995).

Tidak dpt diubah Dapat diubah


 Hyperlipidemia
 Usia  Hipertensi
 Merokok
 Jenis kelamin  Gangguan toleransi glukosa
 Riwayat keluarga/faktor keturuna  Diet banyak lemak jenuh, kolesterol
dan kalori
 Gaya hidup
 Stress
 Kepribadian

5
Asuhan keperawatan CAD,

Psikososial
 Denial, takut, cemas dan marah (reaksi umum pasien atau keluarga)

Diagnostik Test
Lab : Troponin T, CK-MB (+) atau meningkat Menunjukan infark miokard.
EKG :
 ST depresi, T inverted menunjukan episode angina.
 ST elevasi, T inverted dan Q patologis  terjadi infark.
Stress test : perubahan gel ST dan T  iskemia miokard
Kateterisasi jantung, angiografi : mengetahui adanya lesi pada a. coronaria.

6
Asuhan keperawatan CAD,
Unstabil angina pectoris (uap)

Pemeriksaan Fisik

 Catat adanya ketidaknyamanan di dada, epigatrik,


rahang, punggung dan lengan.
 Skala nyeri : 0 – 10, seperti terbakar atau tertekan.
 Tanyakan karakteristik ketidaknyamanan: onset,
lokasi, radiation, intensity, duration, precipitating,
and relieving factor.
 Kaji adanya gejala yang berhubungan: mual,
muntah, diaporesis, pusing, lemah, palpitasi dan
sesak nafas
7
Asuhan keperawatan CAD,
Unstabil angina pectoris (uap)

Pemeriksaan kardiovaskular
 Kaji segera TD, HR, irama jantung: identifikasi disritmia, sinus
takikardi, PVC.
 Kaji nadi perifer, suhu kulit : dingin, berkeringat, nadi
melemah, tidak ada.
 Auskultasi : S3 galop (+), RR meningkat, cracles, wheezes (+) 
HF.
S4 (+) jika pernah MI sebelumnya atau hipertensi.
 Temperatur meningkat (paska infak)

8
Asuhan keperawatan CAD,
Unstabil angina pectoris (uap)

Psikososial
 Denial, takut, cemas dan marah (reaksi umum pasien atau keluarga)

Diagnostik Test
Lab : Troponin T, CK-MB (+) atau meningkat Menunjukan infark miokard.
EKG :
 ST depresi, T inverted menunjukan episode angina.
 ST elevasi, T inverted dan Q patologis  terjadi infark.
Stress test : perubahan gel ST dan T  iskemia miokard
Kateterisasi jantung, angiografi : mengetahui adanya lesi pada a. coronaria.
9
Asuhan keperawatan CAD,
Unstabil angina pectoris (uap)

Nursing diagnosis dan intervensi:


1. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen.
Hasil yg diharapkan : dalam 30 menit awitan nyeri tidak ada, skala nyeri
menurun, tidak menunjukan kesakitan, diaporesis (-)

 Kaji lokasi, karakteristik, durasi dan intesitas nyeri. Dan gejala terkait:
mual, diaporesis.
 Kaji TD dan HR
 Berikan obat nyeri sesuai program (morfin sulfat), observasi efektifitasnya
 Tenangkan pasien selama episode nyeri
 Observasi adanya efek samping obat (hipotensi, bradikardi
 Berikan oksigen sesui program (2 – 4 l / mnt)
10
Asuhan keperawatan CAD,
Unstabil angina pectoris (uap)

Nursing diagnosis dan intervensi:

2. Penurunan CO b.d. penurunan kontraktilitas jantung sekunder terhadap


iskemik dan infark

Kriteria hasil : dalam 1 jam setelah tindakan, CO adekuat ditandai dgn


sitolik ≥ 90 mmHg, HR < 100 x/mnt, urin output ≥ 30 ml/jam, RR 12 – 20
x/mnt, eupnea, krekels (-) edema < +1.

 Kaji adanya indikator CO menurun : penurunan kesadaran, S3 (+),


sistolik < 90 mmHg, FJ > 100 x/mnt
 Obeservasi adanya edema paru : dispnea, krekels
 Obasevasi adany urine output < 30 ml/jam, peningkatan BJ urin
 Kaji adanya edema perifer
 Pertahankan infus IV
 Berikan obat sesuai program : penekat beta dan vasodilator
 Siapkan pasien untuk di rawat di ICCU. 11
Asuhan keperawatan CAD,
Nursing diagnosis dan intervensi: Unstabil angina pectoris (uap)

3. Cemas berhubungan dengan nyeri dada, prognosis dan


ancaman terhadap kesehatan.

Kriteria hasil : cemas tidak ada, ditandai mengatakan cemas


berkurang, TTV dalam batas normal, tidak gelisah, dapat
beritirahat.

 Jelaskan kepada pasien dan keluarga perlunya dirawat,


pem. Diagnostic, dan pemberian terapi.
 Anjurkan pasien untuk mengungkapkan ketakutannya
berkaitan dengan sakitnya
12
 Dengarkan dan jawab pertanyaan pasien dengan singkat.
Asuhan keperawatan CAD,
Unstabil angina pectoris (uap)
Nursing diagnosis dan intervensi:

4. Intoleransi aktivitas b.d. ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan O2


sekunder thd penurunan kontraktilitas jantung dan CO

Kriteria hasil : selama aktivitas jantung menunjukan toleransi thdp


aktivitas : sistolik < 20 mmHg sistolik saat istirahat, RR ≤ 20 x/mnt, HR ≤
120 x/mnt

 Monitor terhadap intoleransi aktivitas


 Amati adanya gejala penurunan CO
 Observasi TTV, nadi perifer.
 Berikan O2 sesuai program
 Bed rest selama fase akut adanya penurunan CO
 Bantu pemenuhan ADLsesuai kebutuhan
 Ajarkan teknik pengukuran nadi untuk mengukur toleransi latihan.
13
Tanda Gejala Fisik

 Secara fisik penderita akan merasakan sesak, mudah


lelah, mengalami gangguan seksual, serta nyeri dada
(Rosidawati, Ibrahim, & Nuraeni, 2015)
Psikososiospritual

 psikososial seperti cemas dan depresi juga sering


dialami oleh pasien (Lane, Carroll, & Lip, 2003; Gustad,
Laugsand, Janszky, Dalen, & Bjerkeset, 2014) ditambah
distres spiritual yang dapat terjadi pada pasien-pasien
dengan penyakit terminal seperti kanker (Mako, Galek,
& Poppito, 2006)
 stress, depresi, rendahnya dukungan sosial dan spiritual
dapat meningkatkan perburukan kondisi penyakit pada
pasien dengan CAD (Aldana et al., 2006; Fukuoka,
Lindgren, Rankin, Cooper)
Kaitan QOL dan Self
manajemen
 Stres, cemas maupun depresi secara langsung dapat
memengaruhi jantung. Berawal dari stimulasi sistem
saraf simpatis kemudian akan meningkatkan heart rate
(HR), kecepatan konduksi melalui AV node, dan
kekuatan kontraksi atrial dan ventrikel jantung serta
vasokonstriksi pembuluh darah yang akan mengaktifkan
sistem renin angiotensin.
Masalah Utama

 pasien dengan CAD memiliki gangguan dalam aliran


darah koroner dengan kata lain kebutuhan oksigen yang
meningkat tersebut sulit untuk terpenuhi
 Efek yang muncul akibat dari gangguan pemenuhan
oksigenasi dapat berupa nyeri dada, sesak, intoleransi
aktivitas dan meningkatkan pula stress ataupun
kecemasan yang sudah dialami sebelumn
Perburukan CAD

 Depresi dapat meningkatkan reaksi inflamasi dimana


reaksi ini merupakan bagian intrinsik dari timbulnya
atherosclerosis dan berhubungan dengan pelepasan
sitokin (C-reactive protein dan IL-1 dan IL-6)
Self Manajmen & Prognosis-

 Kegagalan Self Manajemen dapat memperburuk


penyakit dan gejala yang dialami sehingga
memungkinkan timbulnya persepsi yang buruk terhadap
penyakit, dan rendahnya kepuasaan terhadap
pengobatan
Kecemasan Vs QOL

 Kecemasan menurut Videbeck (2014) adalah perasaan


tidak nyaman atau takut dan mungkin memiliki firasat
akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti
mengapa emosi tersebut terjadi. Kecemasan dalam
batas-batas tertentu dianggap sebagai hal positif
sebagai peringatan terhadap adanya ancaman, sehingga
individu dapat mempersiapkan proses penyesuaian diri
yang lebih efektif (Sadock, Kaplan, & Sadock, 2007). S
Depresi VS QOL

 depresi disebut juga sebagai mood disorder menurut


Videbeck (2014) merupakan perubahan dalam emosi
yang dimanifestasikan dengan depresi, mania atau
keduanya. Hal ini memengaruhi kehidupan seseorang,
dengan kesedihan yang sangat mendalam dalam jangka
waktu yang panjang, agitasi ataupun kegembiraan,
menyertai keraguan diri, rasa bersalah, dan kemarahan
dan mengubah kehidupan terutama berkaitan dengan
harga diri, pekerjaan dan hubungan sosial
Pengaruh Buruk Depresi

 Depresi memiliki pengaruh negatif yang lebih besar


terhadap seseorang dibandingkan dengan kecemasan,
sehingga efeknya pun terhadap kualitas hidup pasien
dengan CAD akan jauh lebih berat, apalagi depresi
terjadi dalam jangka waktu yang lama
Kimiawi Depresi Vs QOL
 Di dalam neuron keberadaan serotonin yang berikatan
dengan reseptor serotonin dapat mengaktivasi sinyal
kimiawi yang dipercaya dapat memengaruhi fungsi
psikologis seseorang.
 CAD sangat erat kaitannya dengan injuri vaskuler, dan
platelet akan melakukan agregasi dalam merespon hal
ini termasuk didalamnya serotonin yang tersimpan
dalam platelet (platelet serotonin). Platelet serotonin
ini menstimulasi agregasi platelet lebih lanjut pada
tempat injury tersebut dan berkontribusi terhadap
perkembangan thrombosis
 Thrombosis yang terbentuk dapat menyebabkan
sumbatan baru pada arteri koroner dan menimbulkan
serangan baru.
Revaskularisasi VS QOL
 Revaskularisasi adalah suatu tindakan membuka
sumbatan yang terjadi pada pasien dengan CAD.
Tindakannya dapat berupa terapi trombolitik,
percutaneous coronary intervension (PCI) dan coronary
artery by pass graft (CABG)
 Revaskularisasi merupakan faktor yang memengaruhi
positif yang mampu meningkatkan kualitas hidup pasien
CAD
 terbukanya kembali aliran darah koroner hal ini dapat
meningkatkan perfusi pada otot jantung sehingga dapat
meningkatkan kembali cardiac output (CO).Peningkatan
CO dapat meningkatkan aliran darah yang membawa
oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh meningkatkan
kemampuan fisik pasien, menurunkan frekuensi angina,
meningkatkan persepsi yang baik terhadap penyakit,
serta meningatkatkan kepuasaan terhadap pengobatan
Revaskularisasi VS Self Manajemen

 sumbatan dapat kembali terjadi pada pasien yang sudah


menjalani terapi revaskularisasi jantung terutama pada
pasien yang tidak menjalankan pola hidup sehat
termasuk didalamnya ketidakmampuan dalam
mencegah timbulnya cemas dan depresi.
Fokus Paliatif Care VS CAD

 Paliatif Care pasein CAD pada aspek fisik, diet dan gaya
hidup. program manajemen stress, cemas dan depresi
terutama di dalam program rehabilitasi jantung. faktor-
faktor yang memengaruhi depresi pada pasien CAD
untuk melihat lebih jauh lagi penyebab depresi yang
terjadi sehingga kedepan intervensi yang diberikan
dapat lebih tepat mengatasi penyebab
Yang Harus Dikontrol

 Edukasi faktor Resiko


 Ggl jatung dan serangan jantung
 Klostrol makanan
 SF 36 = Fungsi Fisik, Rasa Nyeri, Kesehatan
umum,Vitalitas,Fungsi sosial,peranan emosi,kesehatan
mental
Pengertian :
 pendekatan yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien baik itu
pasien dewasa maupun anak-anak serta keluarganya dalam menghadapi
penyakit yang mengancam jiwa, dengan cara meringankan penderitaan
rasa sakit melalui identifikasi dini, pengkajian yang sempurna, dan
penatalaksanaan nyeri serta masalah lainnya baik fisik, psikologis,
sosial atau spiritual

28
Tujuan dari Perawatan
Palliative
Tujuan utamanya yaitu meningkatkan kualitas kehidupan baik bagi pasien
dan juga keluarganya. Perawatan paliatif merupakan kolaborasi dari tim
yang terdiri dari dokter, perawat dan tenaga ahli lainnya untuk
menyediakan dukungan.
Target Perawtan

 Perawatan paliatif dilakukan pada pasien dengan


penyakit yang dapat membatasi hidup mereka atau
penyakit terminal dimana penyakit ini sudah tidak lagi
merespon terhadap pengobatan yang dapat
memperpanjang hidup
Fokus Perawatan Palitatif

 Perawatan paliatif berfokus pada pasien dan keluarga


dalam mengoptimalkan kualitas hidup dengan
mengantisipasi, mencegah, dan menghilangkan
penderitaan.
Prinsip Perawatan Paliatif

 Meyakini bahwa setiap orang


mempunyai hak diobati, meninggal
secara bermartabat, mengurangi rasa
nyeri dan pemenuhan kebutuhan bio-
psiko-sosio dan spiritual

32
Inti perawatan Palitatif

Pengurangan Rasa Nyeri


Kematian Adalah normal
Meninggal dengan tenang
Prinsip-prinsip penting yang harus
diperhatikan :

 Gejala yang ditimbulkan


 Dukungan moril
 Kerjasama dari lingkungan
 Saran-saran yang harus dipertimbangkan
 Memberikan harapan untuk mencapai tujuan yang
realistis
 Meningkatkan kualitas hidup menganggap kematian merupakan proses
yang normal
 Tidak mempercepat atau menunda kematian
 Menghilangkan rasa nyeri dan gejala yang mengganggu
 Menjaga kesemibangan psikologis dan spriritual
 Tetap aktif sampai akhir hayatnya
 Membantu suasana duka cita keluarga
Fokus Palitatif

 Perawatan paliatif yang paripurna mencakup berbagai


setting mulai rumah sakit, perawatan komunitas yang
dikelola Puskesmas, dan perawatan di rumah (home
care) selama ini hanya perawatan paliatif berbasis
rumah sakit yang berkembang.
Permasalahan pasien lanjut

 Masalah fisik–nyeri, sulit bernapas


 Masalah sosial –Keuangan,isolasi sosial
 Masalah emosi–sedih, marah, khawatir, cemas
 Masalah batin–agama dl
Pengkajian Gejala
 Dari beberapa gejala yang dialami, gejala mana yang paling mengganggu
pasien?
 Bagaimana gejala tersebut mempengaruhi pasien?
 Menurut pasien, apa arti gejala yang dialami?
 Apakah gejala tersebut membuat pasien cemas mengenai
kesehatan/penyakitnya?
 Apa kekhawatiran pasien?
 Bagaimana gejala tersebut mempengaruhi keluarga dan teman pasien?

Anda mungkin juga menyukai