Anda di halaman 1dari 26

Cardiogeni

c
Shock Dosen Pengampu :
Ns Hendar Sutisna.,M.Kep
Kelompo
k3 Nurmala Dewi Puti
Miftah Nurul Hikmah
( 2100001011 ) ( 2100001014 )

Wildan Rifky Trisni Oktaviani


Sonjaya ( 2100001021 )
( 2100001023 )
Pengertian
Syok
Syok kardiogenik didefinisikan sebagai adanya tanda-
Kardiogenik
tanda hipoperfusi jaringan yang diakibatkan oleh gagal
jantung rendah preload dikoreksi. Tidak ada definisi yang
jelas dari parameter hemodinamik, akan tetapi syok
kardiogenik biasanya ditandai dengan penurunan tekanan
darah (sistolik kurang dari 90 mmHg, atau berkurangnya
tekanan arteri rata-rata lebih dari 30 mmHg) dan atau
penurunan pengeluaran urin (kurang dari 0,5 ml/kg/jam)
dengan laju nadi lebih dari 60 kali per menit dengan atau
tanpa adanya kongesti organ. Tidak ada batas yang jelas
antara sindrom curah jantung rendah dengan syok
kerdiogenik.
Pengertian
Syok
Kardiogenik
Syok kardiogenik merupakan keadaan gawat
darurat jantung yang disebabkan oleh kegagalan
fungsi pompa jantung yang mengakibatkan curah
jantung menjadi berkurang atau berhenti sama
sekali. Syok ini dapat timbul akibat infak miokard
akut (IMA) yang luas menimbulkan iskemik, injuri
sampai infaks dengan gangguan irama jantung,
atau sebagai fase terminal dari beberapa
penyakit jantung lainnya.
Patofisiolog
Syok kardiogenik merupakani kondisi yang terjadi sebagai
serangan jantung pada fase terminal dari berbagai penyakit
jantung. Berkurangnya ke aliran darah koroner berdampak
pada supply 02 kejaringan khususnya pada otot jantung yang
semakin bkurang, hal ini akan menyababkan iscemik miokard
pada fase awal, namun bila berkelanjutan akan menimbulkan
injuri sampai infark miokard. Bila kondisi tersebut tidak
tertangani dengan baik akan menyebabkan kondisi yang
dinamakan syok kardiogenik.
Pathway
Tanda dan Gejala
Timbulnya kardiogenik syok dalam hubungannya
dengan IMA dapat dikategorikan dalam :
• Timbulnya tiba-tiba dalam waktu 4-6 jam setelah infark
akibat gangguan miokard masih atau ruptur dinding
bebas ventrikel kiri
2. Timbulnya secara perlahan dalam beberapa hari sebagai akibat
infark berulang
3. Timbul tiba-tiba 2 hingga 10 hari setelah infark miokard
disertai timbulnya bising mitral sistolik, ruptur septum atau
disosiasi elektromekanik. Episode ini dapat disertai atau tanpa
nyeri dada, tetapi sering disertai dengan sesak nafas akut.
Lanjutan...
Keluhan nyeri dada pada infark miokard akut
biasanya di daerah substernal, rasa seperti
ditekan, diperas, seperti diikat, rasa dicekik dan
disertai rasa takut.Rasa nyeri menjalar ke leher,
rahang, lengan dan punggung. Nyeri biasanya
hebat, berlangsung lebih dari 2 jam, tidak
menghilang dengan obat-obatan nitrat. Syok
kardiogenik yang berasal dari penyakit jantung
lainnya, keluhan sesuai dengan penyakit dasarnya.
Pemeriksaan Penunjang
1. EKG; mengetahui hipertrofi atrial atau ventrikuler,
penyimpanan aksis, iskemia dan kerusakan pola.
2. ECG; mengetahui adanya sinus takikardi, iskemi,
infark/fibrilasi atrium, ventrikel hipertrofi, disfungsi penyakit
katub jantung.
3. Rontgen dada; Menunjukkan pembesaran jantung. Bayangan
mencerminkan dilatasi atau hipertrofi bilik atau perubahan
dalam pembuluh darah atau peningkatan tekanan pulmonal.
4. Scan Jantung: Tindakan penyuntikan fraksi dan
memperkirakan gerakan jantung.
Lanjutan...
5. Kateterisasi jantung; Tekanan abnormal menunjukkan indikasi dan
membantu membedakan gagal jantung sisi kanan dan kiri, stenosis
katub atau insufisiensi serta mengkaji potensi arteri koroner.
6. Elektrolit; mungkin berubah karena perpindahan cairan atau
penurunan fungsi ginjal, terapi diuretic.
7. Oksimetri nadi; Saturasi Oksigen mungkin rendah terutama jika CHF
memperburuk PPOM.
8. AGD; Gagal ventrikel kiri ditandai alkalosis respiratorik ringan atau
hipoksemia dengan peningkatan tekanan karbondioksida.
9. Enzim jantung; meningkat bila terjadi kerusakan jaringan-jaringan
jantung.misalnya infark miokard (Kreatinin fosfokinase/CPK, isoenzim
CPK dan Dehidrogenase Laktat/LDH, isoenzim LDH).
Penatalaksanaan Medis
• Pastikan jalan nafas tetap adekuat, bila tidak sadar sebaiknya
dilakukan intubasi.
• Berikan oksigen 8 15 liter/menit dengan menggunakan masker
untuk mempertahankan PO2 70 - 120 mmHg.
• Rasa nyeri akibat infark akut yang dapat memperbesar syok
yang ada harus diatasi dengan pemberian morfin.
• Koreksi hipoksia, gangguan elektrolit, dan keseimbangan asam
basa yang terjadi.
• Bila mungkin pasang CVP.
• Pemasangan kateter Swans Ganz untuk meneliti hemodinamik.
Asuhan Keperawatan
• Pengkajian
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data
secara lengkap dan sistematis untuk dikaji dan
dianalisis sehingga masalah kesehatan dan
Asuhan
keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik,
Keperawatan mental, sosial maupun spiritual dapat
ditentukan.tahap ini mencakup tiga kegiatan,yaitu
Pengumpulan Data, Analisis Data dan Penentuan
Masalah kesehatan serta keperawatan.
Lanjutan...
Adapun data dasar pengkajian pasien dengan syok
kardiogenik, dengan data fokus pada:
• Aktifitas
a. Gejala : kelemahan,kelelahan
b. Tanda : takikardia, dispnea pada istirahat atau
aktivitas,perubahan warna kulit kelembaban, kelemahan umum
2. Sirkulasi
Asuhan a. Gejala : riwayat AMI sebelumnya, penyakit arteri koroner,
GJK, masalah TD, diabetes mellitus.
Keperawatan b. Tanda : tekanan darah turun <90 mmhg atau dibawah,
perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk berdiri, nadi
cepat tidak kuat atau lemah, tidak teratur, BJ ekstra S3 atau S4
mungkin menunjukan gagal jantung atau penurun an
kontraktilitas ventrikel, Gejala hipoperfusi jaringan kulit ;
dioforesis (Kulit Lembab ), pucat, akral dingin, sianosis, vena -
vena pada punggung tangan dan kaki kolaps
3. Eliminasi
a. Gejala: Produksi urine < 30 ml/jam
b. Tanda: oliguri
4. Nyeri atau ketidaknyamanan
a. Gejala : nyeri dada yang timbulnya mendadak dan sangat
hebat, tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin, lokasi
tipikal pada dada anterio substernal, prekordial, dapat menyebar
ketangan, rahang, wajah, tidak tentu lokasinya seperti
Asuhan
epigastrium, siku, rahang,abdomen,punggung, leher, dengan
Keperawatan kualitas chorusing, menyempit, berat,tertekan, dengan skala
biasanya 10 pada skala 1- 10, mungkin dirasakan pengalaman
nyeri paling buruk yang pernah dialami.
b.Tanda : wajah meringis, perubahan postur tubuh, meregang,
mengeliat, menarik diri, kehilangan kontak mata,perubahan
frekuensi atau irama jantung, TD,pernafasan, warna
kulit/kelembaban,bahkan penurunan kesadaran.
5. Pernafasan
a. Gejala : dysnepnea dengan atau tanpa kerja,dispnea
nocturnal,batuk dengan atau tanpa produksi sputum,
penggunaan bantuan pernafasan oksigen atau
medikasi,riwayat, merokok, penyakit pernafasan kronis
b. Tanda : takipnea, nafas dangkal, pernafasan laboret ;
Asuhan penggunaan ototaksesori pernafasan, nasal flaring, batuk;
kering/ nyaring/nonprodoktik/ batuk terus -
Keperawatan
menerus,dengan / tanpa pembentukan sputum: mungkin
bersemu darah, merah muda/ berbuih (edema pulmonal ).
Bunyi nafas; mungkin tidak terdengar dengan crakles dari
basilar dan mengi peningkatan frekuensi nafas, nafas
sesak atau kuat, warna kulit: pucat atau sianosis, akral
dingin.
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah respon aktual
atau potensial klien terhadap masalah kesehatan
yang perawat mempunyai izin dan berkompeten
untuk mengatasinya. Respon aktual dan
Asuhan potensial klien didapatkan dari data dasar
Keperawatan pengkajian, tinjauan literatur yang berkaitan,
catatan medis klien masa lalu, dan konsultasi
dengan profesional lain, yang kesemuanya
dikumpulkan selama pengkajian sehingga
perawat dapat mengetahui diagnosa penyakit
yang dialami oleh klien.
Diagnosa keperawatan
• Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
gangguan pertukaran gas ditandai dengan sesak
nafas, peningkatan frekuensi pernafasan, batuk
batuk.
• Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
Asuhan berhubungan dengan gangguan aliran darah
sekunder akibat gangguan vaskuler ditandai dengan
Keperawatan nyeri, cardiac out put menurun, sianosis, edema
(vena).
• Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
trauma jaringan dan spasme reflek otot sekunder
akibat gangguan viseral jantung ditandai dengan
nyeri dada, dispnea, gelisah, meringis.
3.Intervensi (Perencanaan)
Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan
klien. Rencana perawatan terorganisasi sehingga
setiap perawat dapat dengan cepat
mengidentifikasi tindakan perawatan yang
Asuhan diberikan. Rencana asuhan keperawatan yang di
Keperawatan rumuskan dengan tepat memfasilitasi
konyinuitas asuhan perawatan dari satu perawat
ke perawat lainnya. Sebagai hasil, semua
perawat mempunyai kesempatan untuk
memberikan asuhan yang berkualitas tinggi dan
konsisten.
Asuhan
Keperawatan
Asuhan
Keperawatan
Asuhan
Keperawatan
Asuhan
Keperawatan
4. Implementasi
Pelaksanaan adalah pengobatan dan
perwujudan dari rencana keperawatan yang
meliputi tindakan yang direncanakan oleh
perawat, melaksanakan anjuran dokter dan
Asuhan menjalankan ketentuan dari rumah sakit.
Keperawatan Sebelum pelaksanaan terlebih dahulu harus
mengecek kembali data yang ada, karena
kemungkinan ada perubahan data bila terjadi
demikian kemungkinan rencana harus direvisi
sesuai kebutuhan pasien.
5. Evaluasi
Evaluasi memuat criteria keberhasilan proses
dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan
membandingkan antara proses dengan
Asuhan pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan
Keperawatan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan antara tingkat kemandirian
pasien dalam kehidupan sehari-hari dan
tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan
tujuan yang telah di rumuskan sebelumnya.
Implementasi dan Evaluasi

Asuhan
Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai