Sonjaya ( 2100001021 ) ( 2100001023 ) Pengertian Syok Syok kardiogenik didefinisikan sebagai adanya tanda- Kardiogenik tanda hipoperfusi jaringan yang diakibatkan oleh gagal jantung rendah preload dikoreksi. Tidak ada definisi yang jelas dari parameter hemodinamik, akan tetapi syok kardiogenik biasanya ditandai dengan penurunan tekanan darah (sistolik kurang dari 90 mmHg, atau berkurangnya tekanan arteri rata-rata lebih dari 30 mmHg) dan atau penurunan pengeluaran urin (kurang dari 0,5 ml/kg/jam) dengan laju nadi lebih dari 60 kali per menit dengan atau tanpa adanya kongesti organ. Tidak ada batas yang jelas antara sindrom curah jantung rendah dengan syok kerdiogenik. Pengertian Syok Kardiogenik Syok kardiogenik merupakan keadaan gawat darurat jantung yang disebabkan oleh kegagalan fungsi pompa jantung yang mengakibatkan curah jantung menjadi berkurang atau berhenti sama sekali. Syok ini dapat timbul akibat infak miokard akut (IMA) yang luas menimbulkan iskemik, injuri sampai infaks dengan gangguan irama jantung, atau sebagai fase terminal dari beberapa penyakit jantung lainnya. Patofisiolog Syok kardiogenik merupakani kondisi yang terjadi sebagai serangan jantung pada fase terminal dari berbagai penyakit jantung. Berkurangnya ke aliran darah koroner berdampak pada supply 02 kejaringan khususnya pada otot jantung yang semakin bkurang, hal ini akan menyababkan iscemik miokard pada fase awal, namun bila berkelanjutan akan menimbulkan injuri sampai infark miokard. Bila kondisi tersebut tidak tertangani dengan baik akan menyebabkan kondisi yang dinamakan syok kardiogenik. Pathway Tanda dan Gejala Timbulnya kardiogenik syok dalam hubungannya dengan IMA dapat dikategorikan dalam : • Timbulnya tiba-tiba dalam waktu 4-6 jam setelah infark akibat gangguan miokard masih atau ruptur dinding bebas ventrikel kiri 2. Timbulnya secara perlahan dalam beberapa hari sebagai akibat infark berulang 3. Timbul tiba-tiba 2 hingga 10 hari setelah infark miokard disertai timbulnya bising mitral sistolik, ruptur septum atau disosiasi elektromekanik. Episode ini dapat disertai atau tanpa nyeri dada, tetapi sering disertai dengan sesak nafas akut. Lanjutan... Keluhan nyeri dada pada infark miokard akut biasanya di daerah substernal, rasa seperti ditekan, diperas, seperti diikat, rasa dicekik dan disertai rasa takut.Rasa nyeri menjalar ke leher, rahang, lengan dan punggung. Nyeri biasanya hebat, berlangsung lebih dari 2 jam, tidak menghilang dengan obat-obatan nitrat. Syok kardiogenik yang berasal dari penyakit jantung lainnya, keluhan sesuai dengan penyakit dasarnya. Pemeriksaan Penunjang 1. EKG; mengetahui hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpanan aksis, iskemia dan kerusakan pola. 2. ECG; mengetahui adanya sinus takikardi, iskemi, infark/fibrilasi atrium, ventrikel hipertrofi, disfungsi penyakit katub jantung. 3. Rontgen dada; Menunjukkan pembesaran jantung. Bayangan mencerminkan dilatasi atau hipertrofi bilik atau perubahan dalam pembuluh darah atau peningkatan tekanan pulmonal. 4. Scan Jantung: Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan jantung. Lanjutan... 5. Kateterisasi jantung; Tekanan abnormal menunjukkan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung sisi kanan dan kiri, stenosis katub atau insufisiensi serta mengkaji potensi arteri koroner. 6. Elektrolit; mungkin berubah karena perpindahan cairan atau penurunan fungsi ginjal, terapi diuretic. 7. Oksimetri nadi; Saturasi Oksigen mungkin rendah terutama jika CHF memperburuk PPOM. 8. AGD; Gagal ventrikel kiri ditandai alkalosis respiratorik ringan atau hipoksemia dengan peningkatan tekanan karbondioksida. 9. Enzim jantung; meningkat bila terjadi kerusakan jaringan-jaringan jantung.misalnya infark miokard (Kreatinin fosfokinase/CPK, isoenzim CPK dan Dehidrogenase Laktat/LDH, isoenzim LDH). Penatalaksanaan Medis • Pastikan jalan nafas tetap adekuat, bila tidak sadar sebaiknya dilakukan intubasi. • Berikan oksigen 8 15 liter/menit dengan menggunakan masker untuk mempertahankan PO2 70 - 120 mmHg. • Rasa nyeri akibat infark akut yang dapat memperbesar syok yang ada harus diatasi dengan pemberian morfin. • Koreksi hipoksia, gangguan elektrolit, dan keseimbangan asam basa yang terjadi. • Bila mungkin pasang CVP. • Pemasangan kateter Swans Ganz untuk meneliti hemodinamik. Asuhan Keperawatan • Pengkajian Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan Asuhan keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik, Keperawatan mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan.tahap ini mencakup tiga kegiatan,yaitu Pengumpulan Data, Analisis Data dan Penentuan Masalah kesehatan serta keperawatan. Lanjutan... Adapun data dasar pengkajian pasien dengan syok kardiogenik, dengan data fokus pada: • Aktifitas a. Gejala : kelemahan,kelelahan b. Tanda : takikardia, dispnea pada istirahat atau aktivitas,perubahan warna kulit kelembaban, kelemahan umum 2. Sirkulasi Asuhan a. Gejala : riwayat AMI sebelumnya, penyakit arteri koroner, GJK, masalah TD, diabetes mellitus. Keperawatan b. Tanda : tekanan darah turun <90 mmhg atau dibawah, perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk berdiri, nadi cepat tidak kuat atau lemah, tidak teratur, BJ ekstra S3 atau S4 mungkin menunjukan gagal jantung atau penurun an kontraktilitas ventrikel, Gejala hipoperfusi jaringan kulit ; dioforesis (Kulit Lembab ), pucat, akral dingin, sianosis, vena - vena pada punggung tangan dan kaki kolaps 3. Eliminasi a. Gejala: Produksi urine < 30 ml/jam b. Tanda: oliguri 4. Nyeri atau ketidaknyamanan a. Gejala : nyeri dada yang timbulnya mendadak dan sangat hebat, tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin, lokasi tipikal pada dada anterio substernal, prekordial, dapat menyebar ketangan, rahang, wajah, tidak tentu lokasinya seperti Asuhan epigastrium, siku, rahang,abdomen,punggung, leher, dengan Keperawatan kualitas chorusing, menyempit, berat,tertekan, dengan skala biasanya 10 pada skala 1- 10, mungkin dirasakan pengalaman nyeri paling buruk yang pernah dialami. b.Tanda : wajah meringis, perubahan postur tubuh, meregang, mengeliat, menarik diri, kehilangan kontak mata,perubahan frekuensi atau irama jantung, TD,pernafasan, warna kulit/kelembaban,bahkan penurunan kesadaran. 5. Pernafasan a. Gejala : dysnepnea dengan atau tanpa kerja,dispnea nocturnal,batuk dengan atau tanpa produksi sputum, penggunaan bantuan pernafasan oksigen atau medikasi,riwayat, merokok, penyakit pernafasan kronis b. Tanda : takipnea, nafas dangkal, pernafasan laboret ; Asuhan penggunaan ototaksesori pernafasan, nasal flaring, batuk; kering/ nyaring/nonprodoktik/ batuk terus - Keperawatan menerus,dengan / tanpa pembentukan sputum: mungkin bersemu darah, merah muda/ berbuih (edema pulmonal ). Bunyi nafas; mungkin tidak terdengar dengan crakles dari basilar dan mengi peningkatan frekuensi nafas, nafas sesak atau kuat, warna kulit: pucat atau sianosis, akral dingin. 2. Diagnosa Diagnosa keperawatan adalah respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin dan berkompeten untuk mengatasinya. Respon aktual dan Asuhan potensial klien didapatkan dari data dasar Keperawatan pengkajian, tinjauan literatur yang berkaitan, catatan medis klien masa lalu, dan konsultasi dengan profesional lain, yang kesemuanya dikumpulkan selama pengkajian sehingga perawat dapat mengetahui diagnosa penyakit yang dialami oleh klien. Diagnosa keperawatan • Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan gangguan pertukaran gas ditandai dengan sesak nafas, peningkatan frekuensi pernafasan, batuk batuk. • Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer Asuhan berhubungan dengan gangguan aliran darah sekunder akibat gangguan vaskuler ditandai dengan Keperawatan nyeri, cardiac out put menurun, sianosis, edema (vena). • Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma jaringan dan spasme reflek otot sekunder akibat gangguan viseral jantung ditandai dengan nyeri dada, dispnea, gelisah, meringis. 3.Intervensi (Perencanaan) Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana perawatan terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan perawatan yang Asuhan diberikan. Rencana asuhan keperawatan yang di Keperawatan rumuskan dengan tepat memfasilitasi konyinuitas asuhan perawatan dari satu perawat ke perawat lainnya. Sebagai hasil, semua perawat mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan yang berkualitas tinggi dan konsisten. Asuhan Keperawatan Asuhan Keperawatan Asuhan Keperawatan Asuhan Keperawatan 4. Implementasi Pelaksanaan adalah pengobatan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang meliputi tindakan yang direncanakan oleh perawat, melaksanakan anjuran dokter dan Asuhan menjalankan ketentuan dari rumah sakit. Keperawatan Sebelum pelaksanaan terlebih dahulu harus mengecek kembali data yang ada, karena kemungkinan ada perubahan data bila terjadi demikian kemungkinan rencana harus direvisi sesuai kebutuhan pasien. 5. Evaluasi Evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dengan Asuhan pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan Keperawatan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan sebelumnya. Implementasi dan Evaluasi